Anda di halaman 1dari 3

Laporan Pratikum Perkerasan Jalan (Aspal)

Laboratorium Teknik Sipil


Jurusan Teknik Sipil- Institut Teknologi Padang

3.1 TRIAL MIX

A. Maksud
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas)
terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran aspal. Ketahanan ialah
kemampuan dari suatu campuran aspal untuk menerima beban sampai terjadi
kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram. Kelelehan plastis ialah
keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibayt suatu
beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01.
B. Peralatan
1. cetakkan benda uji yang berdiameter 10cm dan tinggi 7,5cm, lengkap dengan
pelat alas dan leher sambung.
2. Alat pengeluar benda uji.
3. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder,
dengan berat 4,536kg dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm.
4. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu berukuran kira kira 20x20x45 cm
yang dilapisi dengan pelat baja berukuran 30x30x2,5 cm dan diikatkan pada
lantai beton dengan 4 bagian suku.
5. Silinder cetakan benda uji.
6. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanaskan sampai
(200±3) ˚C.
7. Bak perendam dilengkapi pengatur suhu minimal 20 ˚C.
8. Mesin tekan, lengkapi dengan:
a. Kepala penekan berbentuk lingkaran (breaking head) yang terletak
pada bagian atas.
b. Cincin penguji yang berkapasitas 2500kg dengan ketelitian 12,5kg
dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0.0025 cm.
c. Arloji kelelehan dengan ketelitian 0,25 mm dan perlengkapannya.
9. Termometer.
10. Timbangan.

Kelompok C-1
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan (Aspal)
Laboratorium Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil- Institut Teknologi Padang

11. Panci, sendok pengaduk, sarung tangan dan minyak pelumas, pelat pemanas
dan sumber panas.
C. Benda Uji
1. Persiapan benda uji
a. Agregat yang diambil mencukupi untuk 5 buah benda uji.
b. Aspal yang diambil berdasarkan % aspal yang diperoleh dengan metoda
luas Permukaan.
2. Persiapan campuran
Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ±1200 gram sehingga
menghasilkan tinggi benda uji sekitar ±6,36 cm. Panaskan panci
pencampur beserta agregat sampai suhu 150 ˚C, sementara itu panaskan
aspal 160˚C. Tuangkan aspal sebanyak yang dibutuhkan sesuai kadarnya
yang telah dihitung ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut.
Kemudian aduklah dengan cepat sampai agregat terlapisi merata (selama
pengadukan campuran tetap dipananskan).
3. Pemadatan benda uji
Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk
dengan minyak pelumas. Letakkan selembar kertas yang telah diolesi
minyak pelumas yang sudah digunting menurut ukuran cetakan kedalam
dasar cetakan, kemudian masukkanlah seluruh camouran kedalam cetakan.
Lakukanlah pemadatan dengan alat penumbuk sebnayak 150 kali timbal
balik (75x bagian atas dan 75x bagian bawah). Selama pemadatan tanah alat
agar sumbu palu pemadat tegak lurus pada alas cetakan. Sesudah pemadatan,
lepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji(dongkrak).
Dengan hati hati keluarkan dan letakkan benda uji diatas permukaan rata
rata, beri nomor dan diamkan sampai dingin.
D. Prosedur Kerja
1. Siapkan agregat yang sudah disiapkan
2. Panaskan agregat sampai suhu 150°c dan aspal 160°c
3. Campur agregat dengan aspal dengan kapasitas yang telah ditetapkan

Kelompok C-1
Laporan Pratikum Perkerasan Jalan (Aspal)
Laboratorium Teknik Sipil
Jurusan Teknik Sipil- Institut Teknologi Padang

4. Aduklah agregat dan aspal dengan pengaduk sampai tercampur


5. Lapisi dalam keliling cincin mould dengan oli
6. Masukkan agregat yang telah dicampur dengan aspal kedalam cincin mould
7. Lalu tumbuk dengan batang penumbuk sebanyak 150 x (75x bagian bawah
dan 75xbagian atas)
8. Keluarkan aspal yang telah ditumbuk secara hati-hati
9. Masukkan mould tersebut ke dalam air dan di putar hingga cincin mould
tersebut dingin
10. Keluarkan aspal tersebut dari cincin mould
11. Lalu rendam aspal yang telah dikeluarkan selama ± 24 jam
E. Aplikasi Lapangan
Kadar aspal optimum ini bias didapatkan setelah pemeriksaan di
laboratorium. Kadar aspaloptimum ini dapat digunakan untuk menentukan kadar
aspal terbaik dalam pelaksanaan lapisan perkersan di lapangan.

Kelompok C-1

Anda mungkin juga menyukai