Anda di halaman 1dari 21

MODUL 9

PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL


(AASHTO T-245-74)
(ASTM D-1559-62)

1. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan
( stabilitas ) campuran aspal yang dibuat berdasarkan perhitungan
proporsi agregat, terhadap kelelehan plastis yang bisa diketahui
dengan pengujian menggunakan Alat Marshall.
2. Dasar Teori
Ketahan (stabilitas) adalah kemampuan suatu campuran aspal
untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang
dinyatakan dalam kilogram atau pound. Sedangkan kelelehan plastis
ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi
akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam
milimeter atau 0,01 .
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan
oleh Bruce Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun
AASHTO melalui beberapa modifikasi, yaitu ASTM D 1559-76, atau
AASHTO T-245-90. Pengujian Marshall dilakukan untuk mengetahui nilai
stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisa kepadatan dan pori dari
campuran padat yang terbentuk. Dalam hal ini benda uji atau briket
beton aspal padat dibentuk dari gradasi agregat campuran tertentu,
sesuai spesifikasi campuran. Metode Marshall dikembangkan untuk
rancangan campuran aspal beton. Sebelum membuat briket campuran
aspal beton maka perkiraan kadar aspal optimum dicari dengan
menggunakan rumus pendekatan. Setelah menentukan proporsi dari
masing-masing fraksi agregat yang tersedia, selanjutnya menentukan
kadar aspal total dalam campuran. Kadar aspal total dalam campuran
beton aspal adalah kadar aspal efektif yang membungkus atau
menyelimuti butir-butir agregat, mengisi pori antara agregat, ditambah
dengan kadar aspal yang akan terserap masuk ke dalam pori masingmasing butir agregat. Setelah diketahui estimasi kadar aspalnya maka
dapat dibuat benda uji. Untuk mendapatkan kadar aspal optimum
umumnya dibuat 15 buah benda uji dengan 5 variasi kadar aspal yang
masing-masing berbeda 0,5%. Sebelum dilakukan pengujian Marshall
terhadap briket, maka dicari dulu berat jenisnya dan diukur ketebalan
dan diameternya di tiga sisi yang berbeda. Melakukan uji Marshall
untuk mendapatkan stabilitas dan kelelehan (flow) benda uji mengikuti

prosedur SNI 06-2489-1991 AASHTO T245-90. Parameter Marshall yang


dihitung antara lain: VIM, VMA, VFA, berat volume, dan parameter lain
sesuai parameter yang ada pada spesifikasi campuran. Setelah semua
parameter briket didapat, maka digambar grafik hubungan kadar aspal
dengan parameternya yang kemudian dapat ditentukan kadar aspal
optimumnya. Kadar aspal optimum adalah nilai tengah dari rentang
kadar aspal yang memenuhi Marshall test modifikasi. Modifikasi alat
Marshall ini terletak pada alat pemegang benda uji. Kalau pada uji
Marshall konvensional benda uji merupakan silinder dengan diameter
10 cm, maka pada alat Marshall modifikasi ini benda uji berupa balok
yang terbuat dari campuran beton aspal.
3. Peralatan
a. Timbangan, dengan kapasitas 0,1 kg

b. Kompor gas

c. Wajan tembaga + spatula + penjepit

d. Cawan besar

e. Cawan berukuran kecil

f.

Cetakan benda uji lengkap dengan pelat alas dan leher sambung

g. Kuas

h. Penumbuk

i.

Extruder

j.

Bak berukuran besar untuk menampung air

k. Keranjang kawat

l.

Neraca pegas

m. Lap

n. Saringan sebagai alas benda uji pada saat proses perendaman

o. Alat uji Marshal

4. Benda uji
a. Agregat halus 975 gram untuk satu cetakan
b. Agregat kasar 525 gram untuk satu cetakan
c. Aspal dengan kadar 4 %, 4,5%, dan 5 % dari berat total agregat
5. Prosedur Praktikum
a. Timbang masing-masing agregat sesuai dengan persentase yang
telah dihitung sebelumnya;
b. Panaskan aspal yang memadat dengan kompor hingga cair lalu
tuangkan ke dalam tiga cawan masing-masing dengan takaran 4%,
4,5%, 5% dari berat total agregat untuk satu cetakan (1500 gr);
c. Masukan agregat halus terlebih dahulu ke wadah yang berada tepat
di atas nyala api kompor. Panaskan agregat halus lalu aduk-aduk
dengan menggunakan spatula, setelah beberapa saat lalu
masukkan agregat kasar lalu aduk secara merata;
d. Campurkan aspal cair yang berkadar 4% dari berat agregat dengan
menuangkan ke dalam campuran aagregat tadi dengan
menuangkan 1/3 dari jumlah aspal dalam cawan dulu lalu aduk
kembali secara merata, lalu tuangkan 1/3 kembali dan aduk lagi
secara merata dan 1/3 terakhir sampai aspal habis dan tercampur
merata dengan campuran agregat;
e. Masukkan campuran tersebut ke dalam cetakan silinder yang telah
diberi alas kertas dan telah dilumasi dengan oli dibagian dalam dan
sambungannya sebanyak 1/3 dari banyaknya agregat lalu tusuk
sebanyak 25 kali dengan tongkat baja;
f. Lakukan hal yang sama saat silinder terisi 2/3 dan 3/3 dari jumlah
jumlah agregat;
g. Beri alas pada bagian permukaan campuran Kemudian tumbuk
benda uji dengan alat penumbuk sebanyak 75 kali;
h. Lepas cetakan dari alat penumbuk lalu diamkan beberapa saat,
setelah itu keluarkan aspal dari cetakan secara hati-hati
menggunakan dongkrak;
i. Lakukan prosedur a-h untuk aspal dengan kadar 4,5% dan 5% dari
berat total agregat
j. Lalu simpan cetakan ketiga campuran aspal yang tercetak selama
24 jam;
k. Setelah 24 jam ukur tinggi, diameter dan berat dari ketiga
campuran cetak;
l. Rendam di dalam air selama 30 menit;
m. Lalu timbang benda uji di dalam air dengan menggunakan
keranjang dan neraca pegas
n. Keringkan permukaan benda uji menggunakan lap kering lalu
timbang kembali beratnya;
o. Bersihkan alat marshal yang telah digunakan sebelumnya;

p. Letakkan benda uji di atas kepala penekan yang ada pada alat
marshall;
q. Atur dial agar ada pada keadaan nol;
r. Setelah itu tekan tombol up bertujuan untuk memberi pembebanan
pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50mm/menit sampai
pembebanan maksimal tercapai;
s. Apabila telah terlihat keruntuhan pada benda uji tekan tombol stop
pada alat marshall lalu catat nilai hasil pembacaan dialnya.
t.
u.

6. Pelaporan
PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL
Kelompok
Anggota

:7
: Yudi Finandra
Saeful Irman

Tanggal
: 13 Desember 2015
Asisten Laboratorium : 1. Supian
2. Zaenal

Mustopa
Fikri Febriansyah

3. Moch

IqbaTrifaisal
Rizal Prasetio
Mohammed Fatkhu Rozak
Ardhi Khulfah
Nur Amalina Rohmah
Tanti Restiyanti
Universitas : Jenderal Achmad Yani
PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL
(AASTHO T-245-74)
(AASTM D-1559-62)

Campuran Agregat yang Digunakan


Dari modul 8 didapat kesimpulan bahwa metode yang digunakan
adalah metode grafis. Serta diperoleh proporsi agregat kasar sebanyak
35% dan agregat halus sebanyak 65%, dengan total agregat yang
digunakan adalah 1500 gram. Didapat kesimpulan bahwa:
- Agregat Kasar = 35% x 1500 = 525 gram
- Agregat Halus = 65% x 1500 = 975 gram
Kadar Aspal yang Digunakan

Diambil tiga sampel dengan tiga presentase, diantaranya 4%,


4.5%, dan 5% sebagai berikut:
- 4% x 1500 = 60 gram + berat cawan = 12 gram, total berat = 72
-

gram.
4.5% x 1500 = 67.5 + berat cawan = 31 gram, total berat = 98.5

gram.
5% x 1500 = 75 gram + berat cawan = 34 gram, total berat = 109
gram.

Hasil Percobaan
Kadar
Aspal (%)

Tinggi
(cm)

Diamet
er (cm)

Berat
(gram)

4
4.5
5

9
7.8
9.2

10
10
10

1259
1108
1317

Volume
(cm3)
706.85
8
612.61
1
722.56
6

Volume:
1
V = x x D2 x t
4

4%

4.5%

5%

1
2
3
x x 10 x 9=706,858 cm
4
1
x x 102 x 7,8=612,611 cm3
4
1
2
3
x x 10 x 9,2=722, 566 cm
4

Berat Benda Uji

Kadar
Aspal (%)

Berat
Kering
(gram)

Berat
Dalam Air
(gram)

4
4.5
5

1259
1108
1317

1200
1100
1300

Berat SSD
(Kadar
Jenuh)
(gram)
1256
1129
1332

Berat
Isi
(gr/cm3
)
1,781
1,809
1,823

Berat Isi=

4%

4.%

5%

Berat Kering
Volume
1259 gram
gr
=1,781 3
3
706,858 cm
cm
1108 gram
gr
=1,809 3
3
612,611 cm
cm
1317 gram
gr
=1,823 3
3
722,566 cm
cm

Perhitungan Berat Jenis dan Rongga Campuran


a. Kadar Aspal 4%
Berat benda uji kering
1259 gram
= Berat SSDBerat dalam air = 1259 gram1200 gram =22,482
b. Kadar Aspal 4.5%
Berat benda uji kering
1108 gram
= Berat SSDBerat dalam air = 1129 gram1100 gram =38,207
c. Kadar Aspal 4%
Berat benda uji kering
1317 gram
= Berat SSDBerat dalam air = 1332 gram1300 gram =41,156
Berat Jenis Efektif Agregat
Berat jenis agregat bulk+ Berat jenis agregat semu
2
a. Agregat Kasar
1,983+2,224
=2,104
=
2
b. Agregat Halus
2+ 4,25
=3,125
=
2
Menghitung Berat Jenis Maksimum Campuran Teoritis

100
%Agregat dalam campuran
%Aspal dalam campuran
+(
)
Berat jenis efektif agregat
Berat jenis aspal

a. Persentase 4%
100

=2,420
35
65
4
+
+(
)
2,104 3,125
1,0277

b. Persentase 4.5%
100

=2,391
35
65
4,5
+
+(
)
2,104 3,125
1,0277

c. Persentase 5%

100
=2,364
35
65
5
+
+(
)
2,104 3,125
1,0277

Persentase Aspal Terhadap Campuran (%)


Persen aspal terhadapagregat
x 100
%Aspal terhadap agregat +100
a. Persentase 4%
4
= 4+100 x 100=3,846
b. Persentase 4.5%
4,5
= 4,5+100 x 100=4,306
c. Persentase 5%
5
= 5+ 100 x 100=4,762
Analisis data untuk uji Marshall
Kadar Apal
(%)
4
4.5
5

Nilai Stabilitas
3,85
4,31
4,76

Persyaratan campuran aspal (Peraturan No.025/T/B.M/1909-Departemen PU)


sifat-sifat
campuran
Penyerap aspal % berat
campuran kadar aspal
total % berat campuran
jumlah tumbukan marshall 2 x
tiap
Permukaan
rongga dalam campuran (VIM)
%

lasto
n
L
L
A
B
AUS
PON
20
1.7
sesuai dengan persyaratan yang harus
dipenuhi dalam tabel ini
latasir

Maks

min

Lataston
L
L
AUS
PON

50

75

112

mak
s

lalu lintas

rongga diantara mineral


agregat(VMA)%
rongga terisi
_10000
aspal
00 ESA

stabilitias marshall
kg

Hasil bagi marshall


kg/mm

_50000
0 ESA
_10000
00 ESA
_50000
00 ESA

6
30

18

16

Min
Min
Maks
Min
Maks

jangan

65

digunakan
untuk
lalu lintas
berat

68

Min
Maks

75

Min
Maks
Min
Maks

200
850
3

Min
Maks

80

200
_

lalu lintas

Stabilitas sisa
perendam
Min
24 jam pada suhu 60
C%
Maks
Pemadatan dengan kepadatan mutlak
Jumlah tumbukan marshall 2 x tiap
penumbukan
_10000
rongga dalam
00 ESA
Min
campuran(kepa
_50000
datan
0 ESA
MIn
_10000
mutlak) %
00 ESA
_50000
Lihat catatan 2
00 ESA
Min

Perhitungan volumetric campuran

800
_

1800

75
_

Jangan
digunakan
untuk
lalu lintas
berat

400

600
3
4

Keterangan:
Vma=volume rongga di dalam agregat(VMA)
Vmb=Volume baik dari campuran padat
Vmm=Volume campuran yang tidak berongga
V+a=Volume rongga yang terisi aspal(V+B)
Va=Volume rongga didalam campuran(VIM)
Vb=Volume aspal didalam campuran
Vba=Volume aspal yang terserap kedalam agregat
Vsb=Volume agregat (untuk menghitung berat jenis bulk)
Vsa=Volume agregat(untuk menghitung berat jenis efektif)

Perkiraan Kadar Butiran Efektif

Pb

0,045 x %Agregat Halus


( 0,035 x %Agregat Kasar )+ +1

0,045 x 65
( 0,035 x 35 ) ++1

= 5,15

Berat Jenis Beton Aspal yang Belum Dipadatkan (GMM)


GMM =
100
%Agregat Kasar
%Agregat Halus
Pb
+
+
Berat Jenis Efektif Agregat Kasar Berat Jenis Efektif Agregat Halus Berat Jenis Aspal

100
35
65
5,15
+
+
2,104 3,125 1,0277

= 2,356
Berat Jenis (s)

=
(%Agregat Kasar+ %Agregat Halus)
%Agregat Kasar
%Agregat Halus
+
Berat Jenis Bulk Agregat Kasar
Berat Jenis Bulk Agregat Halus

][

(35+65)
35
65
+
1,983
2

][ ]

= 1,994

Berat Jenis Efektif (t)

(100Pb)
100
Pb
+
GMM
Berat Jenis Aspal

][

(1005,15)
100
5,15
+
2,356
1,0277

= 1,999

][

Absorpsi Aspal (v)


100 x

(Berat Jenis Efektif AgregatBerat Jenis Bulk )


x Berat Jenis Aspal
(Berat Jenis Efektif Agregat + Berat Jenis Bulk )
=

100 x

(5,2293, 983)
x 1,0277
(5,229 3, 983)

= 13,9 6,148 %
= 0,139%
Perhitungan selanjutnya menggunakan tabel
Kadar Aspal
Berat Benda Uji
Nomo
Terhadap
Dalam
r
Kering
SSD
Berat
Air
Samp
(gram) (gram)
Campuran
(gram)
el
(%)
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
1.
4%
1259
1256
1200
2.
4.5%
1108
1129
1100
3.
5%
1317
1332
1300
Berat Jenis
Campuran
Maximal
h=
100
b
(100b)/t +
v

2,05446,382
2,061612,432
2,06881483

Isi Benda
Uji (cc)

Kepadat
an (t/m3)

(f=d-e)
56
29
32

(g=c/f)
22,482
38,207
41,156

Rongga Diantara
Agregat
(VMA)

Rongga Tahapan
Campuran
(VIM)

Rongga Terisi
Aspal
(VFB)

i = 100 ((100
g
b)x s )

j = 100 ( g x
100
)
h

k = 100 x (i-j)/i

-982,383
-1729,874
-1860,792

994,3022843,82
9
- 1753,26031471,012
1889,35621557,
511

14,104
14,964
16,298

Stabilitas
Kalibra Setelah
Beban
si
dikoreks
Pada
provin
i
Alat
g
(kg)

Kelelehan
(MM)

Hasil Bagi
Marshall

Kadar Aspal Efektif


(%)

3,32
2,68
3,54

1155,9
7
1155,9
7
1155,9
7

h=lx
m
3837,82
0
3097,99
9
4092,13
4

p = n/o

q = b ((V x (100b))/100
- 1.90208
1.37134
0.84069.344
- 8.775
- 8.205

Grafik hubungan kadar aspal dengan stabilitas

4500
4000
3500

R = 1

3000
GRAFIK HUBUNGAN
KADAR ASPAL DENGAN
STABILITAS

2500

Stabilitas Setelah Dikoreksi2000


1500

Polynomial (GRAFIK
HUBUNGAN KADAR
ASPAL DENGAN
STABILITAS)

1000
500
0
46
35

Kadar Aspal %

Grafik hubungan kadar aspal dengan berat isi

45
40
35
30
25

Berat Isi t/m3 20

GRAFIK HUBUNGAN
KADAR ASPAL DENGAN
BERAT ISI

15
10
5
0
3

Kadar Aspal %

Penentuan kadar aspal optimum (optimum bitumen contant)


Stabilit
as
Berat
isi

Spesifikasi
minimal
1500

Bitumen conten (%)


minimal
maksimal
4%

4%

4.50
%

5%

5%
22,4 38,2
82 07

41,15
6

7. Catatan
a. Pada saat mencampur aspal dan agregat usahakan aspal tercampur
secara merata ke seluruh permukaan agregat.
b. Pada saat penumbukan yang 25 kali dengan tongkat baja
pemukulan dilakukan 15 kali m memutar di pinggir cetakan dan 10
kali memutar di bagian tengah.
c. Pada saat mengeluarkan benda uji dengan menggunakan dongkrak
harus dilakukan secara perlahan agar tidak mengalami keruntuhan
dan tetap utuh, serta pada saat mengangkat harus hati hati agar
tidak terjadi keruntuhan yang diakibatkan saat mengangkat.
d. Pada saat menimbang di dalam air keranjang untuk mengangkat
benda uji jangan sampai terkena permukaan dasar air.
e. Sebelum menggunakan alat marshal bersihkan terlebih dahulu
tempat menyimpan benda uji pada alat marshall.

8. Terminologi
a. Absorpsi aspal dalam kimia, adalah suatu fenomena fisik atau
kimiawi atau suatu proses sewaktu atom, molekul, atau ion aspal
memasuki suatu fase limbak (bulk) lain yang bisa berupa gas,
cairan, ataupun padatan.
b. Alat marshal adalah alat yang berfungsi untuk mengukur ketahanan
campuran beton aspal menahan beban lentur dengan cara three
point bending test. Dari tes ini sekaligus akan dapat diukur
lendungan maksimum yang bisa ditahan, serta proses penjalaran
retak sebelum benda uji mengalami keruntuhan.
c. VIM (Voids in Mineral) adalah volume pori /rongga diantara partikel
agregat yang diselimuti aspal dalam campuran yag telah
dipadatkan , yang dinyatakan dalam (%) terhadap volume total
campuran.
d. VMA (Voids in Mineral Aggregates), dalah volume pori diantara
agregat campuran yang telah dipadatkan , termasuk pori yang terisi
oleh aspal, yang dinyatakan dalam ( % ), terhadap volume total
campuran.
e. Marshall quotient adalah angka yang menyatakan tingkat
kelenturan ( flexibility) suatu campuran.
9. Kesimpulan
Tabel penentuan Kadar Aspal Optimum (Optimum Bitumen Contoh)

1800
16

Bitumen
content
(%)
Min
Ma
x
4
5
4
5

spesifikasi

Stabilitas (kg)
Min
Rongga diantara mineral min
agregat VMA( %)
Rongga dalam campuran Min
VIM(%)
Max

Kadar aspal
4
%

4.5
%

5%

Berdasarkan perhitungan dari hasil grafik maka bisa di tarik


kesimpulan bahwa ada beberapa data yang nilainya tidak rasional atau tidak
sesuai dengan keadaan di lapangan. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan
pada alat, dan proses pelaksanaan ketika praktikum ( Human Error).

Maka dari itu hanya dapat menghitung 2 grafik hubungan, yaitu grafik
antara kadar aspal dengan stabilitas dan kadar aspal dengan berat isi. Maka
dapat disimpulkan nilai kadar aspal optimum antara 0.8406%o,84 1.90208%. Hhuman error yang dimaksud adalah kesalahan dalam membaca
dialarloji dan ketelitian alat yang digunakan untuk menimbang benda uji
dalam air. Selain itu ada kekurangan dari alat yaitu alat marshall tidak
memunculkan nilai kelelehan aspal sehingga nilai kelelehan dan nilai hasil
bagi marshall itu tidak ada.

Kesalahan pada alat uji.


Tidak dapat terbuatnya grafik hubungan antara kadar aspal dan flow.
Kesalahan pengguna alat ( Human error )
Mengakibatkan tidak bisa mendapatkan nilai VIM, dan VMA.
Hasil yang didapatkan ketika uji pada alat marshall pada kadar
aspal 4% adalah sebesar 3,32 , pada kadar aspal 4,5% adalah
sebesar 2,68 , dan pada kadar aspal 5% adalah sebesar 3,54.
Terjadi penurunan di kadar aspal 4,5%, disebabkan karena proporsi
campuran agregat yang digunakan kurang proporsionaltidak
menggunakan hasil praktikum dari modul 3, 4, dan 5, sehingga bentuk
aspal yang dihasilkan tidak begitu baik, dan proses penumbukan
yang tidak stabil.

Anda mungkin juga menyukai