Anda di halaman 1dari 25

Laporan Praktikum Perkerasan Jalan

“Pengujian Campuran Beraspal Panas Menggunakan Marshall”


Dilaboratorium Praktek Perkerasan Jalan

Disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah praktik perkerasan jalan


Yang dibina oleh Drs. Boedi Rahardjo, M.Pd., M.T.

Disusun Oleh Kelompok 4 :

;;1. MUHAMMAD HAFIZ SIDIQ (220522705098)


2. MUHAMMAD RASYID NUR W (220522710892)
3. MUHAMMAD RIJAL RIZQULLOH (220522702969)
4. MUHAMMAD RIO REVALDI R S (220522705071)
5. MUHAMMAD SILVANDRA M (220522710549)
6. NADIYAH REIZAH PUTRI (220522704203)

Program Studi D4 Teknologi Rekayasa


Dan Pemeliharaan Bangunan Sipil
Departemen Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang

April 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
memberikan banyak nikmat, terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga
proses pembuatan laporan praktikum Perkerasan Jalan “Pengujian Campuran Aspal
Panas Menggunakan Marshall” ini dapat penulis laksanakan dengan baik. Penulis
berharap laporan praktikum ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca, begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan dari Tuhan Yang
Maha Esa karuniai kepada kami sehingga laporan praktikum ini dapat kami susun
melalui beberapa sumber yakni melalui jurnal maupun melalui media
internet.Penulis menyadari banyak pihak yang membantu dan berkontribusi dalam
terselesaikannya laporan praktikum ini. Dengan demikian penulis ucapkan terima
kasih dengan ketulusan hati kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis
selama menyusun laporan praktikum ini, yakni kepada:

1. Drs. Boedi Rahardjo, M.Pd., M.T.


2. Rekan - rekan satu kelompok atas kerjasamanya dalam menyusun laporan ini.

Demikianlah laporan praktikum ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan, atau pun adanya ketidak sesuaian materi yang kami angkat pada laporan
ini, kami mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari
pembaca agar bisa memuat laporan praktikum yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.

Malang, April2023

Kelompok 4

2
A. LATAR BELAKANG
Rancangan campuran berdasarkan metode Marshall ditemukan oleh
Bruce Marshall, dan telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO
melalui beberapa modifikasi, yaitu ASTM D 1559-76, atau AASHTO T-
245-90. Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan
kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori dari campuran padat yang
terbentuk. Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan
proving ring (cincin penguji) berkapasitas 22,2 KN (5000 lbs) dan
flowmeter. Proving ring digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan
flowmeter untuk mengukur kelelehan plastis atau flow. Benda uji Marshall
berbentuk silinder berdiameter 4 inchi (10,2 cm) dan tinggi 2,5 inchi (6,35
cm). Prosedur pengujian Marshall mengikuti SNI 06-2489-1991, atau
AASHTO T-245-90 atau ASTM D 1559-76.
Secara garis besar pengujian Marshall meliputi: persiapan benda
uji, penentuan berat jenis bulk dari benda uji, pemeriksaan nilai stabilitas
dan flow, dan perhitungan sifat volumetric benda uji.
Di Indonesia, campuran beraspal panas untuk perkerasan lentur di
rancang menggunakan metode Marshall. Pada perencanaan Marshall
tersebut menetapkan untuk kondisi lalu lintas berat pemadatan benda uji
sebanyak 2x75 tumbukan dengan batas rongga campuran antara 3,5-5,5%.
Hasil pengujian pengendalian mutu menunjukkan bahwa kesesuaian
parameter kontrol di lapangan seringkali tidak terpenuhi untuk mencapai
persyaratan dalam spesifikasi. Selain itu rongga dalam campuran setelah
dilalui lalu lintas dalam beberapa tahun mencapai kurang dari 1% yang
memungkinkan terjadinya perubahan bentuk plastis. Kondisi ini sulit untuk
menjamin campuran yang tahan terhadap kerusakan berbentuk alur plastis,
sehingga kinerja perkerasan jalan tidak tercapai.

3
B. TUJUAN

Tujuan Metode ini menguraikan prosedur untuk menentukan


stabilitas dan pelelehan (flow) campuran beraspal panas dengan agregat.
Hasil pengujian ini digunakan untuk menentukan kandungan aspal
(Kandungan Aspal Optimum/KAO) dimana campuran memiliki sifat-sifat
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Spesifikasi Umum
Bina Marga Divisi 6 Tahun 2010.

C. ALAT DAN BAHAN


Peralatan yang digunakan dalam pengujian campuran beraspal
panas dengan alat Marshall antara lain:
a) Cetakan benda uji yang berbentuk silinder berdiameter 4” (101,6 mm)
dan tinggi 3” (76,2 mm) yang dilengkapi dengan pelat atas dan leher.
b) Alat penumbuk yang terdiri atas batang pengarah, telapan berdiameter
98,4 mm dan permukaan dasar yang rata, serta beban yang memiliki
berat ± 4536 gram dan tinggi jatuh bebas 18” ±0,6” (457,2±15,24 mm)
c) Landasan penumbuk (pedestal) yang terdiri atas balok kayu keras,
memiliki berat isi 0,67 – 0,77 kg/cm3 , ukuran 8” x8” x 18” (304,8 x
304,8 x 457,2 mm), dilapisi pelat baja , dan dijangkarkan pada lantai
beton pada keempat sudutnya.
d) Alat pengeluar benda uji (sample extruder) dengan diameter 100 mm.
e) Alat Marshall yang dilengkapi dengan kepala penekan berbentuk
lengkung dengan jari-jari bagian dalam 2” (50,8 mm), dongkrak
pembebanan yang digerakkan secara elektrik dengan kecepatan vertikal
2”/menit (50,8 mm/menit), cincin penguji (poving ring) dengan
kapasitas 2500 kg atau 5000 kg yang dilengkapi dengan arloji pengukur
beban (ketelitian pembacaan 0,0001” atau 0,0025 mm), serta arloji
pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,1” atau 0,25 mm.
f) Penangas air (water bath) dengan kedalaman 6” (152,4 mm) yang
dilengkapi pengatur suhu air hingga 60ºC±3ºC.
g) Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg
dengan ketelitian 0,1 gram.

4
h) Termometer logam dengan kapasitas 10 sampai 204ºC dengan
ketelitian 2,8ºC.
i) Pengaduk, kompor gas, penggorengan, spatula, sarung tangan, serta
peralatan lain yang menunjang pengujian tersebut.

D. PROSEDUR PENGUJIAN
Pada pengujian kali ini menggunakan campuran aspal AC-WC
dengan kebutuhan agregat sebagai berikut :

Kebutuhan Agregat untuk Campuran Aspal


Ukuran AC-WC
Saringan %
No. Saringan NT
(mm) Spesifikasi % Berat
%
Gradasi Tertahan (gram)
Lolos
Campuran
¾” 19 100
½” 12,5 90-100 95 5 60
3/8” 9,5 77-90 83,5 11,5 138
No. 4 4,75 53-69 61 22,5 270
No. 8 2,36 33-53 43 18 216
No. 16 1,18 21-40 30,5 12,5 150
No. 30 0,600 14-30 22 8,5 102
No. 50 0,300 9-22 15,5 6,5 78
No. 100 0,150 6-15 10,5 5 60
No. 200 0,075 4-9 6,5 4 48
PAN 6,5 78
Berat Total 100 1200

5
Penyiapan Benda Uji
Sebelum dilakukan pencampuran dan pengujian dengan alat
Marshall, maka dilakukan penyiapan benda uji sebagai berikut:
a) Kombinasi dan komposisi yang digunakan untuk benda uji merupakan
komposisi agregat dan aspal sebanyak 3 buah pada masing-masing
variasi.
b) Kami menggunakan 6 variasi kadar aspal untuk mengetahui hubungan
antara kandungan aspal dengan sifat-sifat campuran yang akan
dianalisa.
d) Melakukan penyaringan dan pemisahan agregat berdasarkan fraksi-
fraksi yang telah ditentukan dalam perencanaan.
e) Menimbang masing-masing fraksi agregat sehingga berat setiap benda
uji sekitar 1200 gram,
f) Menimbang wajan lalu memasukkan agregat yang sudah ditimbang
kedalam wajan yang sudah ditimbang.
g) Menghitung berapa berapa aspal yang dibutuhkan sesuai dengan variasi
kadar aspal.
h) Memanaskan aspal hingga suhu yang ditentukan. Lalu menuangkan
aspal sesuai dengan takaran yang sudah dihitung.
i) Memanaskan wajan berisi agregat dan aspal yang sudah dituangkan di
kompor.
j) Melakukan pengadukan sampai seluruh butir agregat terselimuti aspal.
k) Sembari menunggu proses pencampuran agregat dengan aspal, maka
disiapkan cetakan benda uji. Sebelum digunakan, bagian dalam cetakan
dan permukaan dasar telapak penumbuk dibersihkan.
l) Mengolesi oli pada dasar cetakan. Dan memasang cetakan
alatpencetakan dan penumbukan
m) Menuangkan campuran ke dalam cetakan yang telah dipasangi leher.
n) Menusuk bagian pinggir benda uji sebanyak 15 kali dan bagian
tengahnya sebanyak 10 kali dengan spatula.
o) Memasang leher cetakan pada permukaan campuran sesaat setelah suhu
pemadatan campuran dicapai.

6
p) Meletakkan cetakan pada pedestal dan pemegang.
q) Melakukan pemadatan sebanyak 75 kali pada permukaan benda uji
dengan batang penumbuk dipertahankan tetap tegak lurus terhadap
pelat dasar cetakan.
r) Melepaskan leher cetakan dan membalik cetakan benda uji.
s) Melakukan penumbukan pada permukaan lain benda uji sebanyak 70
kali.
t) Melepaskan pelat alas dan meletakkan cetakan dan lehernya pada alat
uji. Untuk beberapa saat benda uji didiamkan hingga dingin.
u) Setelah dingin benda uji dikeluarkan dari cetakan menggunakan alat
extruder sampel.
v) Setelah dikeluarkan Mengukur ketinggian benda uji dan menimbang
dalam kondisi kering.
w) Merendam benda uji di dalam air selama 24 jam untuk memperoleh
kondisi benda uji jenuh air. Kemudian benda uji dikeringkan
permukaannya dengan kain sehingga kondisinya kering jenuh
permukaan (SSD), lalu ditimbang.
x) Memasukkan benda uji kering jenuh permukaan ke dalam keranjang
dan memasukkan keranjang tersebut ke dalam air untuk dilakukan
penimbangan benda uji di dalam air.

Pengujian Dengan Alat Marshall


Setelah dilakukan pengukuran dan penimbangan benda uji kondisi
kering, kering jenuh permukaan dan penimbangan benda uji di dalam air,
pengujian selanjutnya adalah pengujian dengan alat Marshall yang
dilakukan menurut tahaptahap berikut ini:
a) Merendam benda uji di dalam penangas (water bath) selama 30-40
menit dengan suhu penangas 60±1ºC apabila benda uji menggunakan
aspal keras.
b) Membersihkan tiang pengarah dan bagian dalam kepala penekan alat
Marshall.

7
c) Mengangkat benda uji dari penangas air dan meletakkan pada segmen
bawah kepala penekan.
d) Meletakkan segmen atas kepala penekan pada benda uji.
e) Meletakkan kepala penekan pada alat Marshall.
f) Memasang arloji pengukur pelelahan apabila digunakan salah satu tiang
pengarah dan mengatur angka arloji tersebut pada angka nol.
g) Melakukan penekanan benda uji dengan kecepatan yang tetap yaitu 50,8
mm per menit sampai dicapai beban maksimum.
h) Mencatat beban maksimum yang ditunjukkan pada arloji atau hasil
konversi arloji pengukur beban serta mencatat pelelehan pada saat
beban maksimum dicapai.

E. PERHITUNGAN DAN PELAPORAN


Perhitungan
1. Hasil Pengujian Agregat

Berat Jenis Berat Jenis Berat Jenis Berat Jenis


% Agregat
Bulk Semu SSD Efektif

(a) (b) (c) 𝑎+𝑏 (d)


2
Agregat
2,51 2,70 2,58 2,61 39
Kasar
Agregat
2,53 2,90 2,65 2,72 54,5
Halus
Filler 2,5 6,5

BJ Efektif Agregat Campuran : 2,66


BJ Bulk Agregat Campuran : 2,52

2. Pengujian Aspal
Berat Jenis Aspal : 1.035

8
3. Perhitungan Marshall Untuk Menentukan KAO

Kadar Aspal Berat Benda


Kadar
Kode Terhadap Uji di Udara
No Aspal (%)
Benda Uji Campuran (%) (Kering) (gram)
(a) (b) (c)
1 K5. 1 5 4,76 1250
2 K5. 2 5 4,76 1243
3 K5. 3 5 4,76 1256
4 Rata-Rata 5 4,76 1249,67
5 K5,5. 1 5,5 5,21 1256
6 K5,5. 2 5,5 5,21 1231
7 K5,5. 3 5,5 5,21 1277
8 Rata-Rata 5,5 5,21 1254,67
9 K6. 1 6 5,66 1213
10 K6. 2 6 5,66 1220
11 K6. 3 6 5,66 1178
12 Rata-Rata 6 5,66 1203,67
13 K6,5. 1 6,5 6,10 1261
14 K6,5. 2 6,5 6,10 1257
15 K6,5. 3 6,5 6,10 1238
16 Rata-Rata 6,5 6,10 1252,00
17 K7. 1 7 6,54 1268
18 K7. 2 7 6,54 1263
19 K7. 3 7 6,54 1273
20 Rata-Rata 7 6,54 1268,00
21 K7,5. 1 7,5 6,98 1228
22 K7,5. 2 7,5 6,98 1306
23 K7,5. 3 7,5 6,98 1307
24 Rata-Rata 7,5 6,98 1280,33

9
Berat Benda Uji
Berat Berat Isi Berat Jenis
Jenuh Kering Isi Benda
Dalam Air Campuran Max Teoritis
Permukaan Uji (gram)
(gram) (Bulk) Campuran
(gram)
(d) (e) (f) (g) (h)
1288 712 576 2,17 2,46
1286 703 583 2,13 2,46
1246 695 551 2,28 2,46
1273,33 703,33 570 2,19 2,46
1275 728 547 2,30 2,45
1250 716 534 2,31 2,45
1316 715 601 2,12 2,45
1280,33 719,67 560,67 2,24 2,45
1234 701 533 2,28 2,43
1241 708 533 2,29 2,43
1185 685 500 2,36 2,43
1220,00 698,00 522 2,31 2,43
1268 733 535 2,36 2,41
1278 736 542 2,32 2,41
1256 712 544 2,28 2,41
1267,33 727,00 540,33 2,32 2,41
1279 731 548 2,31 2,39
1268 718 550 2,30 2,39
1285 727 558 2,28 2,39
1277,33 725,33 552 2,30 2,39
1243 700 543 2,26 2,38
1315 745 570 2,29 2,38
1316 759 557 2,35 2,38
1291,33 734,67 556,67 2,30 2,38

10
%
% Jumlah % Rongga % Rongga
Volume % Volume
Kandungan Terhadap Terisi Aspal
Total Total Agregat
Rongga Agregat (VMA) (VFA)
Aspal
(i) (j) (k) (l) (m)
9,99 82,01 8,00 17,99 55,52
9,81 80,57 9,62 19,43 50,51
10,49 86,14 3,37 13,86 75,71
10,09 82,85 7,06 17,15 58,85
11,57 86,36 2,07 13,64 84,84
11,62 86,70 1,68 13,30 87,36
10,71 79,92 9,38 20,08 53,31
11,28 84,17 4,56 15,83 71,22
12,45 85,19 2,36 14,81 84,08
12,52 85,68 1,79 14,32 87,47
12,89 88,19 -1,08 11,81 109,18
12,62 86,32 1,07 13,68 92,21
13,91 87,82 -1,72 12,18 114,14
13,68 86,41 -0,09 13,59 100,66
13,43 84,79 1,79 15,21 88,26
13,67 86,33 0,00 13,67 100,00
14,63 85,81 -0,44 14,19 103,09
14,52 85,16 0,32 14,84 97,84
14,43 84,60 0,97 15,40 93,69
14,53 85,18 0,29 14,82 98,05
15,25 83,47 1,27 16,53 92,29
15,45 84,57 -0,02 15,43 100,15
15,82 86,61 -2,44 13,39 118,20
15,51 84,90 -0,41 15,10 102,69

11
Stabilitas di
% Rongga Terhadap Stabilitas
Kalibrasi Stabilitas Flow
Campuran (VIM) dibaca Alat
Alat
(n) (o) (p) (q) (r)
11,90 19374,3 813,72 657,59 4,15
13,45 21413,7 899,38 687,65 4,30
7,46 17844,75 749,48 597,24 3,60
11,00 19544,25 820,86 644,26 4,02
6,11 30692,97 1289,10 1081,99 2,8
5,74 31406,76 1319,08 1149,25 5,2
13,12 28959,48 1216,30 936,04 4,6
8,49 30353,07 1274,83 1050,32 4,20
6,27 28959,48 1216,30 1090,61 4,4
5,73 21413,7 899,38 808,69 4,6
2,97 19374,3 813,72 824,57 3,9
5,03 23249,16 976,46 915,23 4,30
2,23 33140,25 1391,89 1244,58 3,5
3,80 31610,7 1327,65 1145,10 4,3
5,60 37728,9 1584,61 1376,63 3,2
3,88 34159,95 1434,72 1255,08 3,67
3,34 18354,6 770,89 626,67 8,4
4,07 18762,48 788,02 690,01 3,8
4,69 17334,9 728,07 664,97 6,4
4,04 18150,66 762,33 657,98 6,20
4,86 22433,4 942,20 819,13 6,4
3,60 21923,55 920,79 746,61 6,2
1,28 33650,1 1413,30 1155,97 4,2
3,24 26002,35 1092,10 904,17 5,60

12
Nilai Marshall
Tebal
Koreksi Quotient
Benda Uji
Benda Uji (MQ)
(s) (t) (u)
73,10 0,81 158,45
75,83 0,76 159,92
73,70 0,80 165,90
74,21 0,78 160,40
70,93 0,84 386,42
69,30 0,87 221,01
75,43 0,77 203,49
71,89 0,82 250,08
68,03 0,90 247,87
67,93 0,90 175,80
62,97 1,01 211,43
66,31 0,94 212,84
68,13 0,89 355,59
69,77 0,86 266,30
69,43 0,87 430,20
69,11 0,87 342,29
72,77 0,81 74,60
69,07 0,88 181,58
67,37 0,91 103,90
69,73 0,86 106,13
69,40 0,87 127,99
72,93 0,81 120,42
72,37 0,82 275,23
71,57 0,83 161,46

13
Analisis Perhitungan Marshall

1) Hasil Pengujian Agregat

Berat Berat Jenis Berat Jenis Berat Jenis


% Agregat
Jenis Bulk Semu SSD Efektif
𝑎+𝑏
(a) (b) (c) (d)
2
Agregat
2,51 2,70 2,58 2,605 39
Kasar
Agregat
2,53 2,90 2,65 2,715 54,5
Halus
Filler 2,5 6,5

BJ Efektif Agregat Campuran : 2,66

BJ Bulk Agregat Campuran : 2,52

2) Pengujian Aspal

Berat Jenis Aspal : 1,0345

3) Perhitungan Marshall untuk Menentukan KAO


Kode Benda Uji = KAO 5% (1)
a) Kadar aspal = 5%
% 𝑲𝒂𝒅𝒂𝒓 𝒂𝒔𝒑𝒂𝒍
b) Kadar aspal terhadap campuran = × 100
100+%𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
𝟓
= × 100
100+5

= 4,76 %
c) Berat benda uji di udara (kering) = 1250 gram
d) Berat benda uji jenuh kering permukaan = 1288 gram
e) Berat dalam air = 712 gram
f) Isi benda uji
= Berat benda uji jenuh kering permukaan - Berat dalam air

= 1288 gram – 712 gram = 576 gram

14
Berat benda uji di udara (kering)
g) Berat Isi Camp (bulk) = Isi benda uji
1250 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 576 𝑔𝑟𝑎𝑚

= 2,17 gram
h) Berat Jenis Max Teoritis Campuran
100
= 100−𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 (%𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑚𝑝) %𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙
+
𝐵𝑗 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑎𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑚𝑝 𝐵𝐽 𝐴𝑠𝑝𝑎𝑙

100
= 100−95 5
+
2,615 1,0345𝑙

= 2,43 gr/cm³

i) % volume total aspal

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 ×𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖 𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛


= 𝐵𝐽 𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙

4,76 ×2,17
= 1,0345

= 9,99 %

j) % Volume total agregat


(100−𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟𝑎𝑠𝑝𝑎𝑙 𝑡ℎ𝑑𝑝 𝑐𝑚𝑝)×𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑖𝑠𝑖𝑐𝑎𝑚𝑝
= 𝐵𝐽 𝐽𝑒𝑛𝑖𝑠 𝐵𝑢𝑙𝑘 𝐴𝑔𝑟𝑒𝑔𝑎𝑡 𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛

(100−4,76) ×2,17
= 2,52

= 82,01 %

k) % jumlah kandungan rongga


= 100 - %volume total aspal -% volume total agregat
= 100 – 9,99 – 82,01
= 7,99 %
l) % Rongga Terhadap Agregat (VMA)
= 100 - % volume total agregat

= 100 – 82,01

= 17,99 %

15
m) % Rongga Terisi Aspal (VFA)
(100 × % volume total aspal )
=
% Rongga Terhadap Agregat (VMA)

(100 × 9,99 )
= 17,99

= 55,58

n) % Rongga Terhadap Campuran (VIM)


(100 ×𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐼𝑠𝑖 𝐶𝑎𝑚𝑝)
= 100 − Berat Jenis Max Teoritis Campuran

(100 ×2,17)
= 100 − 2,43

= 11,89 %

o) Stabilitas dibaca alat = 190 × 101,97


= 19374,3 kg
p) Stabilitas dikalibrasi alat = baca alat × 0,04514
= 19374,3 × 0,04514
= 813,72 kg
q) Stabilitas = hasil kalibrasi × faktor
koreksi
= 813,72 × 0,81
= 657,59 kg
r) Flow = pembacaan pada alat × 0,01
= 415 × 0,01
= 4,15 mm
s) Tebal benda uji = 73,10 mm
t) Nilai koreksi benda uji = 0,81
u) Marshall Quetiont (MQ) = Stabilitas / flow
= 657,59 kg / 4,15 mm
= 158,45 kg/mm

16
Grafik

Kadar
Aspal Stabilitas Flow MQ VIM VMA VFA
(%)
(a) (b) (b) (c) (d) (e) (f)
5 657,59 4,15 158,45 11,90 17,99 55,52
5 687,65 4,30 159,92 13,45 19,43 50,51
5 597,24 3,60 165,90 7,46 13,86 75,71
5,5 1081,99 2,80 386,42 6,11 13,64 84,84
5,5 1149,25 5,20 221,01 5,74 13,30 87,36
5,5 936,04 4,60 203,49 13,12 20,08 53,31
6 1090,61 4,40 247,87 6,27 14,81 84,08
6 808,69 4,60 175,80 5,73 14,32 87,47
6 824,57 3,90 211,43 2,97 11,81 109,18
6,5 1244,58 3,50 355,59 2,23 12,18 114,14
6,5 1145,10 4,30 266,30 3,80 13,59 100,66
6,5 1376,63 3,20 430,20 5,60 15,21 88,26
7 626,67 8,40 74,60 3,34 14,19 103,09
7 690,01 3,80 181,58 4,07 14,84 97,84
7 664,97 6,40 103,90 4,69 15,40 93,69
7,5 819,13 6,40 127,99 4,86 16,53 92,29
7,5 746,61 6,20 120,42 3,60 15,43 100,15
7,5 1155,97 4,20 275,23 1,28 13,39 118,20

17
A. Stabilitas

Stabilitas
1400
1300
1200
Stabilitas (Kg)
1100
1000
900
800
700
600
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kadar Aspal (%)

B. Flow

Flow
10
9
8
7
Flow (mm)

6
5
4
3
2
1
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kadar Aspal (%)

18
C. MQ

MQ
450
400
350
MQ (Kg/mm)
300
250
200
150
100
50
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kadar Aspal (%)

D. VIM

VIM
14
12
10
8
VIM

6
4
2
0
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kadar Aspal (%)

19
E. VMA

VMA
21.0
20.0
19.0
18.0
17.0
VMA

16.0
15.0
14.0
13.0
12.0
11.0
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kadar Aspal (%)

F. VFA

VFA
130
120
110
100
90
VFA

80
70
60
50
40
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8
Kadar Aspal (%)

20
Analisis Data
Dari data diatas maka diperoleh rata - rata nilai parameter aspal
sebagai berikut :

Variasi Kadar Aspal


Spesifikasi
5 5,5 6 6,5 7 7,5
Stabilitas
647,49 1055,76 907,96 1255,44 660,55 907,23
(Kg)
Flow
4,02 4,20 4,30 3,67 6,20 5,60
(mm)
MQ
161,42 270,31 211,70 350,70 120,03 174,55
(Kg/mm)
VIM (%) 10,94 8,32 4,99 3,88 4,03 3,25
VMA (%) 17,09 15,67 13,64 13,66 14,81 15,11
VFB(%) 60,58 75,17 93,58 101,02 98,21 103,55
Dari rata-rata dapat di diketahui bahwa :

a) Nilai Stabilitas tertinggi yaitu pada kadar aspal 6,5% sebesar


1255,44 Kg, terendah pada kada aspal 5 % sebesar 647,49 Kg.
b) Nilai Flow tertinggi yaitu pada kadar aspal 7 % sebesar 6,20 mm
Kg, terendah pada kada aspal 6,5 % sebesar 3,67 mm.
c) Nilai MQ tertinggi yaitu pada kadar aspal 6,5% sebesar 350,70 %,
terendah pada kada aspal 7 % sebesar 120,03 %
d) Nilai VIM tertinggi yaitu pada kadar aspal 5% sebesar 10,94 %,
terendah pada kada aspal 7,5 % sebesar 3,25 %
e) Nilai VMA tertinggi yaitu pada kadar aspal 5% sebesar 17.09 %,
terendah pada kada aspal 6 % sebesar 13,64 %
f) Nilai VFB tertinggi yaitu pada kadar aspal 6,5% sebesar 101,02 %,
terendah pada kada aspal 5 % sebesar 60,58 %

21
Penentuan Kadar Aspal Optimum (KAO)

Variasi Kadar Aspal


Spesifikasi Spesifikasi
5 5,5 6 6,5 7 7,5
Stabilitas
≥ 800 Kg 647,49 1055,76 907,96 1255,44 660,55 907,23
(Kg)
Flow 2 s/d 4
4,02 4,20 4,30 3,67 6,20 5,60
(mm) mm
MQ ≥ 250
161,42 270,31 211,70 350,70 120,03 174,55
(Kg/mm) Kg/mm
VIM (%) 3 s/d 5 % 10,94 8,32 4,99 3,88 4,03 3,25
VMA (%) ≥ 15 % 17,09 15,67 13,64 13,66 14,81 15,11
VFB (%) ≥ 65 % 60,58 75,17 93,58 101,02 98,21 103,55

Berdasarkan tabel diatas, daerah irisan yang paling banyak


memenuhi spesifikasi berada pada rentang kadar aspal 6,5 %. Jadi dapat
disimpulkan bahwa Kadar Aspal Optimum pada pengujian ini adalah
6,5%.

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian telah kami lakukan diperoleh nilai Kadar
Aspal Optimum (KAO) sebesar 6,5 %. Nilai tersebut didapat karena kadar
aspal 6,5 % yang kesesuaian dengan spesifikasi Stabilitas, Flow, MQ ,
VIM, VMA, dan VFA paling banyak daripada yang lain.
G. SARAN
Berdasarkan Praktikum yang kelompok kami lakukan, kami
memberi saran agar alat-alat yang digunakan untuk praktikum ditambah
contohnya seperti : Timbangan, Kompor, dan wajan untuk penggorengan
aspal. Selain itu pada saat praktikum untuk lebih memperhatikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).

22
H. LAMPIRAN

(Menyiapkan Agregat) (Menuangkan Aspal keagregat)

(Menggoreng campuran aspal

dan agregat hingga suhu tertentu)

23
(Setelah di masukkan ke

cetakan dan suhu adonan

aspal turun,tumbuk sebanyak

75 kali)

(Dinginkan hasil Uji)

24
(Setelah melalui proses

pengukuran,penimbangan,

dan perendaman selama 24 jam

.Lalu benda uji direndam

di penangas sampai suhu 60±1ºC

,setelah itu benda uji siap di uji)

25

Anda mungkin juga menyukai