AGREGAT
1. Analisis Saringan Agregat
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar dengan
mengggunakan saringan.
4. Keausan Agregat
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan menggunakan
mesin Los Angeles. Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat saringan no.12
terhadap berat semula.
5. Kelengketan Agregat
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kelekatan agregate terhadap aspal. Kelekatan agregat terhadap
aspal ialah prosentase luas permukaan batuan yang tertutup aspal terhadap keseluruhan luas permukaan. Benda uji
adalah agregat yang lewat saringan 9.5 mm (3/8 “) dan tertahan pada saringan 6.3 mm (1/4 “) sebanyak kira-kira 100
gram
7. Soundness Agregat
Metode pengujian ini secara umum dimaksudkan untuk mengetahui sifat kekekalan agregat terhadap proses kimiawi
sebagai akibat dari pengaruh perbedaan iklim dan cuaca, dalam hal ini simulasi dilakukan dengan menggunakan
larutan natrium silfat atau magngesium sulfat jenuh.
Untuk agregat normal menurut SNI 0052 adalah sebagai berikut:
a. Agregat halus, jika diuji dengan menggunakan Natrium Sulfat bagian yanghancur maksimum adalah 10% dan jika
dipakai Magnesium Sulfat, makabagian yang hancur maksimalnya adalah 15%.
b. Agregat kasar, jika diuji dengan menggunakan Natrium Sulfat bagain yanghancur maksimalnya adalah 12% dan jika
menggunakan MagnesiumSulfat bagian yang hancur maksimalnya adalah 18%
8. Impact Test
Percobaan impact test dilakukan untuk mengetahui kekuatan agregat terhadap beban kejut, sehingga struktur yang
direncanakan, terutama di persimpangan dan di runway nantinya dapat menahan beban kejut tersebut. Menurut SNI
03-4426-1997 syarat maksimum kekuatan agregat = 30%.
Agregat yang lolos saringan no. 3/8 dan tertahan no.4 sebanyak 500 gram
1. Marshall test
Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan (flow), serta analisis kepadatan dan pori
dari campuran padat yang terbentuk.
Lendutan maksimum adalah besarnya lendutan balik pada kedudukan di titik kontak batang Benkelman Beam setelah
beban berpindah sejauh 6 meter, Lendutan balik titik belok adalah besarnya lendutan balik pada kedudukan di titik kontak
batang benkelman beam setelah beban berpindah 0,4 meter, dan cekung lendutan adalah kurva yang menggambarkan
bentuk lendutan dari suatu segmen jalan
Kadar aspal merupakan presentase dari berat endapan dan berat sampel campuran yang dibuat dalam percobaan. Berat
sampel campuran dibuat dengan cara menumbuk benda uji yang telah di uji dengan test marshall seberat 300 gram.
Misalnya untuk sampel I diperoleh 5,5% kadar aspal, sedangkan kadar aspal rencana adalah 6% dan untuk sampel II
diperoleh 6,367% sedangkan kadar aspal rencana 7%. Seharusnya, kadar aspal hasil pengujian dan kadar aspal rencana
harus sama. Jika kadar aspal yang diperoleh lebih besar dari pada yang direncanakan, maka kemungkinan akan terjadi
bleeding. Sebaliknya, jika kadar aspal yang diperoleh lebih kecil dari yang direncanakan, maka akan berpengaruh terhadap
kemampuannya dalam menahan beban lalu-lintas, karena ikatan antar agregat kurang kuat.