Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Identifikasi Masalah Umum
Perkerasan terdiri dari beberapa jenis yaitu perkerasan lentur (flexible
pavement) merupakan perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat,
perkerasan kaku (rigid pavement) adalah perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikatnya, dan perkerasan komposit (composite
pavement) dimana lapis bawah digunakan struktur beton sedangkan lapis permukaan
menggunakan aspal.
Kerusakan pada jalan bisa terjadi karena banyak faktor kompleks, seperti
beban lalu lintas berat, cuaca ekstrem, perawatan yang tidak memadai, dan lain-lain.
Jalan yang menerima beban lalu lintas yang berlebihan cenderung mengalami
kerusakan yang lebih cepat, lalu cuaca ekstrem seperti hujan lebat terus-menerus
dapat merusak permukaan jalan. Perawatan yang kurang tepat, seperti pelapisan ulang
yang tertunda dan tidak langsung mengatasi retakan kecil, juga dapat mempercepat
kerusakan pada jalan. Kualitas konstruksi yang buruk pada tahap awal pembangunan
jalan juga meningkatkan risiko kerusakan dini. Oleh karena itu, pengelolaan dan
pemeliharaan yang baik sangat penting untuk meminimalkan kerusakan dini pada
jalan dan memastikan infrastruktur jalan yang tahan lama serta aman bagi pengguna
jalan.
Salah satu penyebab kerusakan jalan adalah karena adanya air yang
menggenangi jalan diakibatkan intensitas hujan yang tinggi dan atau drainase yang
tidak berfungsi. Genangan air tersebut dapat melonggarkan ikatan antara agregat
dengan aspal serta membahayakan pengguna jalan karena jalan menjadi licin dan
menyebabkan aquaplanning. Salah satu upaya untuk mengurangi genangan air yang
terjadi di perkerasan lentur, dengan menggunakan campuran aspal porus.
Campuran aspal porus merupakan suatu perkerasan lentur dengan gradasi
terbuka dengan presentase agregat kasar yang digunakan sekitar 70-80% dan 15-30%
untuk agregat halusnya. Dengan persentase agregat kasar yang lebih besar dari
agregat halus ini, bertujuan untuk menyediakan rongga udara yang besar yang
diharapkan dapat meloloskan atau memberi keleluasaan air yang berada di lapis
permukaan untuk dapat dialirkan ke dalam rongga aspal. Di samping itu perbandingan
agregat yang digunakan pada perkerasan campuran beraspal porus menyebabkan nilai
stabilitas campuran beraspal porus lebih rendah daripada perkerasan aspal pada
umumnya. Keunggulan dari campuran aspal porus adalah memiliki kekesatan
permukaan (skid resistance) untuk menghindari slip pada roda kendaraan dan dapat
mencegah terjadinya aquaplanning. Aquaplaning yaitu peristiwa meluncurnya
kendaraan tanpa dapat dikendalikan karena suatu lapis tipis air antar roda dan
permukaan jalan pada saat jalan basah. . Selain itu kadar rongganya yang tinggi
diharapkan dapat berfungsi sebagai drainase agar genangan air diatas permukaan jalan
yang seringkali terjadi dapat diminimalisir. Dengan memiliki permukaan yang lebih
kasar aspal porus dapat mengurangi kebisingan (noise reduction).

1.1.2. Identifikasi Masalah Spesifik


Jurnal yang ditulis oleh Qurratul Ayun dan Catur Arif Prastyanto, pada tahun
2021 berjudul Analisis Pengaruh Variasi Gradasi Aspal Porus Terhadap Parameter
Marshall dan Permeabilitas. Penelitian ini menggunakan metode pengujian
laboratorium bahan penyusun aspal porus, analisis gradasi, dan pengujian
karakteristik marshall dan permeabilitas. Pengujian bahan penyusun aspal porus
meliputi pengujian agregat dan aspal pen 60/70. Analisis gradasi dilakukan untuk
menentukan proporsi agregat yang digunakan dalam pembuatan benda uji. Pengujian
karakteristik marshall dilakukan untuk mengukur stabilitas campuran aspal porus.
Pengujian permeabilitas dilakukan untuk mengukur kemampuan campuran aspal
porus dalam mengalirkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan 3
variasi gradasi dengan agregat kasar 70% (atas), agregat kasar 73% (tengah), dan 75%
(bawah) yang masuk dalam spesifikasi batas maksimal dan minimum gradasi Split
Mastic Asphalt kasar (SMA). Gradasi tengah menghasilkan nilai stabilitas, VIM yang
lebih tinggi dari gradasi atas dan gradasi bawah. Dengan nilai Stabilitas tertinggi
1.201,702 kg dan nilai VIM tertinggi 8.719%. KAO variasi gradasi atas pada kadar
aspal 5.8% dan 5.55%. Untuk gradasi tengah KAO dengan kadar aspal 5.55% dan
5.05%. Kadar Aspal Optimum (KAO) setiap variasi gradasi campuran berpengaruh
terhadap permeabilitas. Hasil pengujian permeabilitas menunjukkan bahwa yang
memiliki nilai yang paling tinggi adalah kadar aspal optimum dari variasi gradasi
agregat kasar 73% (tengah) dengan kadar aspal 5.05% dengan nilai 0.211 cm/dt dan
untuk kadar aspal 5.55% dengan nilai 0.125 cm/dt. Untuk hasil pengujian
permeabilitas lainnya adalah variasi gradasi agregat kasar 70% (atas) sebesar 0.153
cm/dt (5.55%) dan 0.062 cm/dt (5.8%). Kelemahan pada penelitian ini untuk variasi
gradasi dengan agregat kasar 75% (bawah) tidak memenuhi spesifikasi untuk
menentukan Kadar Aspal Optimum (KAO) sehingga variasi gradasi bawah tidak
menghasilkan nilai stabilitas dan permeabilitasnya.
Jurnal yang ditulis oleh Nurul Fauziah, Atmy Verani Rouly Sihombing,
Firdayanti; 2022; Pengaruh Penggunaan Agregat Batujajar Pada Campuran Beraspal
Porus Dalam Mengatasi Genangan Akibat Hujan di Permukaan Jalan menggunakan
metode kuantitatif dengan melakukan eksperimen di laboratorium berupa pembuatan
benda uji untuk pengujian aspal dengan gradasi ideal porus berdasarkan Pusatan,
2012. Pengujian material berupa aspal pen 60/70 dan agregat dari Daerah Batujajar
yang terdiri dari split, screen, dan abu batu. Dan melakukan analisa sesuai dengan
RSNI2 Campuran Aspal Porus dan SNI 15-2531-1991 serta perhitungan waktu
perembbesan air hujan. Jurnal ini menghasilkan persentase aspal yang digunakan
untuk campuran benda uji dengan nilai KAO 6%. Pada pengujian porositas
menunjukkan bahwa rongga dalam perkerasan aspal porus menggunakan agregat dari
Batujajar dengan gradasi porus ideal memiliki rongga yang besar. Campuran Aspal
porus dengan menggunakan agregat dari Batujajar menghasilkan nilai rata-rata
porositas sebesar 19.058%; stabilitas 442.596 kg; dan permeabilitas 0.105 cm/s.
Campuran aspal porus dapat diterapkan di jalan dengan volume lalu lintas ringan di
daerah Batujajar. Dengan asumsi nilai intensitas hujan di daerah Kabupaten Bandung
Barat sebesar 0.081 cm/detik, campuran aspal porus dapat menyerap air selama 2.08
menit. Dengan nilai permeabilitas yang dihasilkan dari pengujian permeabilitas
disimpulkan bahwa tidak akan terjadi genangan air dengan intensitas hujan 0.081
cm/detik. Maka dari itu penggunaan agregat Batujajar untuk campuran beraspal porus
memberikan pengaruh yang baik terhadap genangan air akibat hujan. Kelemahan pada
jurnal ini campuran aspal porus dengan modifikasi aspal belum dapa dilakukan untuk
meningkatkan stabilitas supaya perkerasan campuran aspal porus dapat dikembangkan
dengan baik dan berwawasan lingkungan.
Atmy Verani Rouly Sihombing, Nursyafril, Antonius Siswanto, Aditia
Febriansya, Reza Phalevi Sihombing membuat jurnal pada tahun 2022 dengan judul
Pengaruh Metode Penggabungan Gradasi Agregat Terhadap Porositas, Stabilitas, Dan
Permeabilitas Campuran Beraspal Porus menggunakan metode penelitian kuantitatif
dengan melakukan eksperimen langsung di Laboratorium dengan menggunakan aspal
pen 60/70 dengan lingkup pengujian yaitu penetrasi, viskositas, berat jenis dan titik
lembek berdasarkan spesifikasi umum Bina Marga tahun 2018 Rev 2, gradasi ideal
dengan menimbang agregat sesuai dengan nilai tengah spesifikasi gradasi untuk
campuran beraspal porus, yang terdiri dari 4 (empat) nomor saringan tertahan, yaitu
no. saringan 12,7 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; dan 0,075 mm. Dan gradasi gabungan,
yaitu menggunakan agregat hasil penggabungan proporsi agregat yang ada di
lapangan seperti split, screen, abu batu dan filler menggunakan metode penggabungan
agregat secara grafis untuk 3 fraksi (atau lebih) Rothluchs Tipe A, disesuaikan dengan
gradasi agregat campuran beraspal porus. Hasil yang didapatkan penggabungan
agregat dengan metode grafis Rothluchs Tipe A dapat menghasilkan gradasi agregat
yang memenuhi spesifikasi dengan campuran 33% split, 64% screen, 2% abu batu,
dan 1% filter. Gradasi agregat untuk campuran beraspal porus sudah memenuhi
spesifikasi Pusjatan 2012. Pada pengujian benda uji, dilakukan pengujian volumetrik,
permeabilitas, dan stabilitas dilakukan analisis statistik menggunakan one-way
Analysis of Variance (ANOVA) untuk melihat tingkat signifikansi penggunaan
gradasi yang berbeda terhadap campuran beraspal porus. Dengan kelemahannya jural
tidak menjelaskan secara rinci skala penelitian dapat dipilih untuk memperkecil
kesalahan dalam proses perancangan campuran beraspal porus.

1.1.3. Analisis Masalah dan Pendekatan


Pada penulisan ini, kami memfokuskan masalah pada jurnal penelitian yang
ditulis oleh Nurul Fauziah, Atmy Verani Rouly Sihombing, Firdayanti pada tahun
2022 berjudul Pengaruh Penggunaan Agregat Batujajar Pada Campuran Beraspal
Porus Dalam Mengatasi Genangan Akibat Hujan di Permukaan Jalan. Penelitian ini
membahas tentang analisis campuran aspal porus menggunakan material dari daerah
Batujajar di Kabupaten Bandung Barat. Masalah yang ingin dipecahkan dalam
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kelayakan teknologi campuran aspal
porus terhadap jalan dengan lalu lintas rendah di daerah tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan melakukan eksperimen langsung di Laboratorium Bahan Jurusan Teknik Sipil
Polban. Eksperimen yang dilakukan meliputi pengujian material berupa aspal dan
agregat dari daerah Batujajar, pembuatan sampel berbentuk silinder dengan ukuran
tertentu, dan pengujian porositas, permeabilitas, dan stabilitas. Selain itu, penelitian
ini juga menggunakan data curah hujan setempat untuk menghitung intensitas hujan
dan debitnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah campuran aspal porus
dengan menggunakan agregat dari Batujajar dapat membantu penyerapan air hujan di
daerah tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian
porositas pada campuran aspal porus. Hasil pengujian porositas menunjukkan bahwa
campuran aspal porus dengan agregat dari Batujajar memiliki porositas di atas batas
standar minimal yang ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa campuran aspal porus
ini dapat membantu penyerapan air hujan di daerah Batujajar.
Dalam analisis pendekatan, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan melakukan eksperimen langsung di laboratorium. Eksperimen ini melibatkan
pengujian material, pembuatan sampel, dan pengujian porositas, permeabilitas, dan
stabilitas. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan data yang akurat
dan dapat diandalkan untuk mengevaluasi kinerja campuran aspal porus dengan
menggunakan agregat dari Batujajar.

1.1.4. Nilai Tambah


Pada umumnya peningkatan kemampuan aspal dalam menghadapi cuaca
ekstrem merupakan satu hal yang sangat penting dalam konstruksi, terutama di daerah
yang memiliki curah hujan yang tinggi. Meningkatkan kemampuan aspal dalam
menghadapi cuaca ekstrem adalah investasa jangka panjang yang dapat mengurangi
biaya perawatan dan perbaikan jalan raya, serta meningkatkan keselamatan pengguna
jalan. Selain itu, hal ini juga membantu menjaga keberlanjutan lingkungan dengan
mengurangi linbah konsumsi sumber daya. Hal-hal yang dapat meningkatkan
kemampuan aspal menghadapi cuaca ekstrem dengan penggunaan campuran aspal
yang tepat dengan memodifikasi campuran atau komposisi aspal tersebut.
Pada peningkatan komposisi campuran agregat ini, diharapkan dapat
meningkatkan nilai permeabilitas aspal. Nilai permeabilitas aspal digunakan untuk
mengetahui kemampuan campuran beraspal porus untuk mengalirkan air. Dengan
meningkatkan nilai permeabilitas ini, diharapkan dapat memotong waktu yang
dibutuhkan aspal untuk menyerap air sehingga tidak akan terjadi genangan akibat
curah hujan yang tinggi pada permukaan perkerasan campuran.

1.2. Rumusan Masalah


Penulisan ini, mengidentifikasi permasalahan berdasarkan pada masalah umum
dan masalah spesifik diatas.
a. Ketidakmampuan aspal dalam menghadapi cuaca ekstrem
b. Kurangnya komposisi campuran agregat

1.3. Research Question


a. Bagaimana meningkatkan kemampuan aspal dalam menghadapi cuaca ekstrem ?
b. Bagaimana meningkatkan komposisi modifikasi campuran agregat ?

1.4. Tujuan Penelitian


Penulisan yang disusun berdasarkan rumusan masalah dan identifikasi masalah
yang ditetapkan, diharapkan :
a. Mengetahui faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemampuan aspal.
b. Mengetahui hal yang dapat mempengaruhi penggunaan agregat pada campuran
aspal berporus.
c. Mengetahui hubungan antara nilai permeabilitas aspal dengan daya serap air pada
aspal.

1.5. Manfaat Penelitian


a. Meningkatkan kemampuan aspal menghadapi cuaca ekstrem.
b. Meningkatkan komposisi campuran agregat.
c. Meningkatkan nilai permeabilitas aspal.
d. Mempercepat waktu perembesan genangan air di aspal.
DAFTAR PUSTAKA

Ayun, Q., & Prastyanto, C. A. (2021). Analisis Pengaruh Variasi Gradasi Aspal Porus
Terhadap Parameter Marshall dan Permeabilitas. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil, 19.
Fauziah, N., Sihombing, A. V., & Firdayanti. (2022). Pengaruh Penggunaan Agregat
Batujajar Pada Campuran Beraspal Porus Dalam Mengatasi Genangan Akibat Hujan
di Permukaan Jalan. Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National
Seminar.
Sihombing, A. V., Nursyafril, Siswanto, A., Febriansya, A., & Sihombing, R. P. (2022).
PENGARUH METODE PENGGABUNGAN GRADASI AGREGAT TERHADAP
POROSITAS, STABILITAS, DAN PERMEABILITAS CAMPURAN BERASPAL
PORUS. POCENSI, 24.

Anda mungkin juga menyukai