Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

Campuran beraspal merupakan campuran antara agregat dengan aspal sebagai


pengikat pada komposisi dan suhu tertentu. Salah satu jenis campuran beraspal
adalah aspal porus yang merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang
dikembangkan saat ini. Menurut Diana (1995 : 1) aspal porus (porous asphalt)
merupakan campuran beraspal panas bergradasi terbuka dengan persentase agregat
kasar yang besar, persentase agregat halus yang kecil, sehingga menyediakan rongga
udara yang besar.
Campuran aspal porus merupakan campuran beraspal yang memungkinkan
air meresap ke dalam perkerasan dan mengalirkannya ke saluran samping. Selain
dapat mencegah genangan air, tipe campuran ini juga dapat mengurangi cipratan air
di belakang roda kendaraan, mengatasi slip pada waktu hujan dan menyerap cahaya
lampu kendaraan pada malam hari. Terdapat juga beberapa kelemahan dari campuran
aspal porus, yaitu rendahnya usia layan akibat tersumbatnya rongga (clogging),
pasir/debu yang lepas dari roda kendaraan dapat mengisi rongga-rongga sehingga
menurunkan permeabilitas.
Stabilitas campuran aspal porus sangat tergantung dari mutu aspal sebagai
bahan yang mengikat agregat, sehingga untuk campuran aspal porus diperlukan aspal
mutu tinggi yang merupakan aspal hasil modifikasi. Aspal modifikasi adalah aspal
yang dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu bahan tambah,
penambahan ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat-sifat fisis aspal antara lain
penetrasi, kekentalan (viskositas), dan titik lembek (Anonim, 2004 : 13). Aspal jenis
ini sulit dijumpai dan bila ada harganya sangat mahal. Salah satu alternatif
penanggulangan langkanya aspal modifikasi adalah pemanfaatan bahan-bahan lain
yang dapat dijadikan sebagai bahan tambah, diantaranya adalah penggunaan aspal
alam yang dikenal dengan asbuton. Konstribusi lainnya diharapkan asbuton butir ini
dapat menjadi bahan alternatif untuk menggantikan bahan-bahan tambah yang
selama ini dipakai guna menghasilkan aspal modifikasi. Dengan demikian, asbuton
2

yang merupakan kekayaan alam Indonesia sudah selayaknya dimanfaatkan dengan


lebih maksimal untuk konstruksi perkerasan jalan.
Salah satu teknologi penggunaan asbuton saat ini adalah digunakannya
asbuton butir yang merupakan hasil pemprosesan secara mekanis dengan ukuran
butir, kadar air, kadar bitumen dan penetrasi sesuai dengan ketentuan sebagai bahan
tambah ke dalam campuran beraspal panas, dimana aspal keras sebagian diganti
dengan bitumen asbuton, sementara mineral asbuton berfungsi menjadi agregat halus.
Substitusi aspal keras dengan asbuton butir yang mengandung bitumen berkisar 10-
40% ke dalam campuran aspal akan memperbaiki sifat-sifat teknis dan meningkatkan
viskositas aspal dalam campuran, karena asbuton memiliki bitumen yang lebih keras
dengan nilai penetrasi yang lebih rendah, titik lembek dan daya lekat yang relatif
lebih tinggi dibanding dengan aspal keras penetrasi 60/70 yang sudah umum
digunakan pada campuran beraspal panas. Sedangkan kandungan mineral yang
merupakan bagian terbesar dari asbuton butir yang akan mensubstitusikan fraksi
agregat halus dalam campuran juga akan mempengaruhi stabilitas dan permeabilitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan asbuton
butir sebagai bahan substitusi aspal keras penetrasi 60/70 terhadap nilai stabilitas,
permeabilitas dan terhadap nilai cantabro loss (CL) serta asphalt flow down (AFD).
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala Banda Aceh. Material agregat yang digunakan adalah batu pecah hasil
dari mesin pemecah batu (stone crusher) milik PT. Parapen Prima Mandiri yang
berlokasi di Seulimum Kabupaten Aceh Besar, bahan pengikat yang digunakan
adalah aspal penetrasi 60/70 produksi Pertamina dan asbuton butir yang digunakan
sebagai bahan substitusi adalah asbuton butir Tipe 5/20 produksi PT. Buton Aspal
Indonesia.
Benda uji yang akan dibuat terdiri atas dua kelompok, yaitu:
a. Benda uji campuran aspal porus dengan bahan pengikat aspal penetrasi 60/70
tanpa substitusi asbuton butir. Benda uji ini merupakan benda uji awal.
b. Benda uji campuran aspal porus dengan bahan pengikat aspal penetrasi 60/70
dengan asbuton butir sebesar 2%, 4%, 6% dan 8% terhadap berat campuran.
Gradasi mengikuti gradasi terbuka berdasarkan spesifikasi dari Australian
3

Asphalt Pavement Association dengan kadar aspal yang digunakan adalah


4,5%;5,0%; 5,5%; 6,0% dan 6,5%.
Pengujian sifat-sifat fisis material hanya dilakukan pada sifat-sifat fisis
agregat dan aspal mengikuti spesifikasi Bina Marga, sedangkan asbuton butir
menggunakan data sekunder hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan. Pada
penelitian ini untuk nilai parameter-parameter Marshall yaitu: density, stabilitas dan
flow, Marshall quoetion (MQ) dan voids in mix (VIM) diperoleh dari hasil pengujian
Marshall, dengan asumsi untuk lalu-lintas ringan sampai sedang (50 x tumbukan
pada setiap sisi). Sedangkan nilai cantabro loss dan asphalt flow down diperoleh dari
hasil pengujian cantabro loss dan asphalt flow down mengikuti prosedur dari AAPA.
Selanjutnya penentuan kadar aspal optimum (KAO) menggunakan metode Australia
dengan parameter nilai cantabro loss, asphalt flow down dan VIM. Pengujian
permeabilitas dilakukan pada kondisi KAO untuk mengetahui tingkat pelolosan air
secara vertical ke bawah.
Hasil penelitian menunjukkan nilai stabilitas campuran dengan substitusi
asbuton butir memberikan nilai yang lebih baik dibandingkan dengan campuran
tanpa asbuton butir. Nilai stabilitas tertinggi dicapai campuran dengan kadar 8%
asbuton butir dan KAO 5,94% dengan nilai stabilitas 448,50 kg. Untuk uji cantabro
loss diperoleh nilai terendah pada persentase asbuton butir 0% dan KAO 5,78%
dengan nilai cantabro loss sebesar 17,44% dan untuk uji asphalt flow down diperoleh
nilai terendah pada persentase asbuton butir 6% dan KAO 5,71% dengan nilai AFD
sebesar 0,20%. Sedangkan untuk permeabilitas menunjukkan semakin besar
persentase asbuton butir nilai koefisien permeabilitas campuran semakin meningkat
dengan kata lain tingkat permeabilitas campuran semakin baik dengan nilai koefisien
permeabilitas tertinggi diperoleh pada kadar asbuton butir 8% dan KAO 5,94%
dengan nilai 0,2685 cm/det.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan selain untuk
parameter cantabro loss, campuran aspal porus dengan menggunakan asbuton butir
sebagai bahan substitusi aspal penetrasi 60/70 lebih baik dibandingkan dengan tanpa
asubton butir. Namun demikian nilai stabilitas yang diperoleh belum memenuhi
spesifikasi yang disyaratkan AAPA untuk lalu-lintas sedang.
4

Anda mungkin juga menyukai