Anda di halaman 1dari 4

TUGAS E_LEARNING

BAHAN PERKERASAN JALAN


Dosen Pengampu: Abul Fida Ismaili, S.T., M.Sc., Sc

Disusun oleh:

1. HERU ANDRIAN (5160811213)


2. IGUN RAHAYU (5160811373)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA

YOGYAKARTA
2018
ASPAL PORUS

PENDAHULUAN

Perkerasan jalan yang sering digunakan saat ini terdiri dari dua macam perkerasan
yaitu perkerasan kaku dan perkerasan lentur. Sedangkan sebagian besar dari perkerasan
lentur yang ada terbuat dari campuran beraspal. Pada saat ini campuran perkerasan jalan
yang lazim digunakan di Indonesia adalah Hot Rolled Asphalt (HRA) dan Asphalt Concrete
(AC), tetapi pada saat musim hujan campuran ini masih menimbulkan masalah dalam hal
keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Salah satu cara yang saat ini dikembangkan
untuk mengatasi permasalahan sering terjadinya lapisan aliran air (aquaplaning) adalah
dengan menggunakan campuran aspal porus.
Aspal porus adalah jenis campuran aspal yang komposisi agegatnya menggunakan
gradasi seragam, yaitu gradasi yang memiliki prosentase agregat kasar lebih besar
dibandingkan agregat halus. Gradasi ini mempunyai rongga/ pori yang besar dan
menyebabkan ikatan antar agregat (interlocking) menjadi sangat lemah dan mudah lepas,
sehingga memiliki umur layan lebih pendek dibandingkan campuran aspal konvensional.
Aspal porus digunakan pada lapisan atas (surface course) sebagai wearing course
yang diharapkan mempunyai kekuatan yang tinggi, tetapi pada kenyataannya aspal porus
mempunyai kekuatan yang lebih rendah daripada AC. Untuk itu pada lapisan subbase course
harus lebih kuat untuk mendukung kekuatan lapisan aspal porus.
Posisi aspal porus sebagai wearing course mengakibatkan lapisan menerima beban
langsung dari kendaraan. Beban inilah yang menyebabkan terjadinya retak awal (crack
initiation) pada bagian bawah lapisan perkerasan yang kemudian akan menjalar ke
permukaan perkerasan. Beban tekan disebabkan oleh muatan kendaraan yang menimbulkan
adanya gaya vertikal, akibat adanya gaya vertikal tersebut perkerasan mengalami deformasi
sehingga terdesak kesamping dan menyebabkan adanya beban tarik. Untuk mengetahui nilai
kuat tekan dan kuat tarik diperlukan pengujian kuat tekan bebas dan kuat tarik tidak
langsung.
ISI

Karakteristik Campuran Aspal Porus


Karakteristik campuran yang harus dimiliki campuran beraspal panas adalah: stability,
durability, fleksibility, kekesatan permukaan (skid resistance), kedap air (impermeability)
diganti dengan permeability (Affan). Karakteristik yang diisyaratkan untuk campuran beraspal
adalah: kepadatan (density), stabilitas dan flow, rongga didalam campuran (voids in mixture),
marshall Quotient (MQ), dan keawetan (durability) (sofyan 2014).
Sifat Aspal Porus
Aspal porus bersifat permeabel, yaitu mampu meloloskan air pada permukaan jalan.
Hal ini akan mengurangi terjadinya aquaplaning (roda kendaraan yang selip akibat percikan
dan semburan air yang menggenang dipermukaan jalan), mengurangi kebisingan,
mengurangi percikan dan semprotan dari kendaraan serta memperkecil refleksi cahaya
lampu kendaraan terutama pada saat permukaan basah.
Selain kelebihan-kelebihan di atas, aspal porus juga memiliki kelemahan-kelemahan
sebagai berikut :
 Mempunyai kekuatan yang lebih rendah dibandingkan dengan campuran aspal
yang lain.
 Membutuhkan biaya yang lebih mahal karena membutuhkan agregat yang
memiliki daya tahan tinggi terhadap gesekan.
 Mempunyai durabilitas yang lebih rendah sehingga umurnya lebih pendek yaitu
7-10 tahun (Heystrean dan Mouraux, 1996)
Dengan adanya beberapa kelemahan pada campuran aspal porus di atas dan
mahalnya biaya pekerjaan pelapisan jalan menyebabkan perlunya alternatife dalam
membuat campuran aspal porus.

Bahan Penyusun Lapisan Asphalt Porus


Material campuran aspal porus hampir sama dengan campuran aspal konvensional.
Agrega, aspal serta bahan tambahan (binder modifier) merupakan bahan dasar dari
campuran tersebut, sehingga kualitas campuran aspal porus sangat ditentukan oleh mutu
dari kedua bahan tersebut, bahannya antara lain :
 Bahan Pengikat
Bahan pengikat yang digunakan pada perkerasan lentur adalah aspal. Aspal
didefinisikan sebagai material perekat ( cementitious ), berwarna hitam atau
coklat tua, dengan unsur utama bitumen, oleh karna itu bitumen seringkali
disebut pula sebagai aspal.
 Agregat
Agregat adalah material berbutir keras dan kompak, yang termasuk didalamnya
antara lain batu bulat, batu pecah hasil pemecahan oleh stone crusher, abu batu
dan pasir. Agregat merupakan komponen utama dan mempunyai peranan yang
sangat penting pada lapisan perkerasan jalan.
 Bahan Tambahan (Additive)
Semakin meningkatnya beban perkerasan, dituntut bahan lapis keras yang lebih
baik dalam arti lebih mampu meneruskan dan menyebarkan beban ke lapis yang
ada di bawahnya. Untuk itu salah satu usahanya adalah dengan meningkatkan
kualitas aspal dengan menambahkan additive/modifikasi binder.

Penggunaan Aspal Porus


Aspal porus sudah banyak digunakan di negara-negara maju, seperti Belanda,
Spanyol, Belgia, Inggris, dan beberapa kota di Amerika Serikat, juga Jepang dan Singapura.
Aspal porus asalnya dikenal sebagai jenis campuran open-graded friction course (OGFCs)
yang telah digunakan sejak tahun 1950 di Amerika Serikat untuk meningkatkan kekesatan
perkerasan aspal (Hardiman 2009).

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil evaluasi penelitian ini, maka disampaikan saran untuk penelitian
selanjutnya, yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap campuran aspal porus
dengan bahan tambahan crumb rubber antara 3,5%;4.5%;5.5%; dan 6.5% untuk mengetahui
batas ideal penggunaan bahan Crumb Rubber dalam campuran dan mengetahui pengeruh
nya terhadap kinerja struktural dan fungsional. Dan juga pengujian campuran aspal porus
diharapkan dapat di uji pada alat Wheel Tracking Machine untuk mendapatkan nilai
deformasi plastis.

DAFTAR PUSTAKA

Affan, M. (2000). Perilaku Aspal Porus Di Uji Dengan Alat Marshall Dan Wheel Tracking
Machine. Makalah Disampaikan pada Simposium III FSTPT, ISBN N0.979-96241-0-
X. Yogyakarta, 15 November.

Hardiman. (2009). Tinjauan Aspal Porus Dwilapisan Sebagai Lapis Permukaan Jalan Yang
Ramah Dengan Lingkungan Perkotaan. ISBN No. 978-979-18342-0-9

Aspal porus, Standar Gradasi, Karakteristik Marshall, Permeabilitas,Wetfix-Be

Karyono, Danang. (2010). Tinjauan Kuat Tarik Tidak Langsung, Kuat Tekan Bebas, dan
Permeabilitas Campuran Dingin Aspal Porus Dengan Rapid Curing Crumb Rubber
Asphalt, April 2010.

https://id.123dok.com/document/download/ky63v8gy

Anda mungkin juga menyukai