Disusun oleh:
YOGYAKARTA
2018
ASPAL PORUS
PENDAHULUAN
Perkerasan jalan yang sering digunakan saat ini terdiri dari dua macam perkerasan
yaitu perkerasan kaku dan perkerasan lentur. Sedangkan sebagian besar dari perkerasan
lentur yang ada terbuat dari campuran beraspal. Pada saat ini campuran perkerasan jalan
yang lazim digunakan di Indonesia adalah Hot Rolled Asphalt (HRA) dan Asphalt Concrete
(AC), tetapi pada saat musim hujan campuran ini masih menimbulkan masalah dalam hal
keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Salah satu cara yang saat ini dikembangkan
untuk mengatasi permasalahan sering terjadinya lapisan aliran air (aquaplaning) adalah
dengan menggunakan campuran aspal porus.
Aspal porus adalah jenis campuran aspal yang komposisi agegatnya menggunakan
gradasi seragam, yaitu gradasi yang memiliki prosentase agregat kasar lebih besar
dibandingkan agregat halus. Gradasi ini mempunyai rongga/ pori yang besar dan
menyebabkan ikatan antar agregat (interlocking) menjadi sangat lemah dan mudah lepas,
sehingga memiliki umur layan lebih pendek dibandingkan campuran aspal konvensional.
Aspal porus digunakan pada lapisan atas (surface course) sebagai wearing course
yang diharapkan mempunyai kekuatan yang tinggi, tetapi pada kenyataannya aspal porus
mempunyai kekuatan yang lebih rendah daripada AC. Untuk itu pada lapisan subbase course
harus lebih kuat untuk mendukung kekuatan lapisan aspal porus.
Posisi aspal porus sebagai wearing course mengakibatkan lapisan menerima beban
langsung dari kendaraan. Beban inilah yang menyebabkan terjadinya retak awal (crack
initiation) pada bagian bawah lapisan perkerasan yang kemudian akan menjalar ke
permukaan perkerasan. Beban tekan disebabkan oleh muatan kendaraan yang menimbulkan
adanya gaya vertikal, akibat adanya gaya vertikal tersebut perkerasan mengalami deformasi
sehingga terdesak kesamping dan menyebabkan adanya beban tarik. Untuk mengetahui nilai
kuat tekan dan kuat tarik diperlukan pengujian kuat tekan bebas dan kuat tarik tidak
langsung.
ISI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil evaluasi penelitian ini, maka disampaikan saran untuk penelitian
selanjutnya, yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap campuran aspal porus
dengan bahan tambahan crumb rubber antara 3,5%;4.5%;5.5%; dan 6.5% untuk mengetahui
batas ideal penggunaan bahan Crumb Rubber dalam campuran dan mengetahui pengeruh
nya terhadap kinerja struktural dan fungsional. Dan juga pengujian campuran aspal porus
diharapkan dapat di uji pada alat Wheel Tracking Machine untuk mendapatkan nilai
deformasi plastis.
DAFTAR PUSTAKA
Affan, M. (2000). Perilaku Aspal Porus Di Uji Dengan Alat Marshall Dan Wheel Tracking
Machine. Makalah Disampaikan pada Simposium III FSTPT, ISBN N0.979-96241-0-
X. Yogyakarta, 15 November.
Hardiman. (2009). Tinjauan Aspal Porus Dwilapisan Sebagai Lapis Permukaan Jalan Yang
Ramah Dengan Lingkungan Perkotaan. ISBN No. 978-979-18342-0-9
Karyono, Danang. (2010). Tinjauan Kuat Tarik Tidak Langsung, Kuat Tekan Bebas, dan
Permeabilitas Campuran Dingin Aspal Porus Dengan Rapid Curing Crumb Rubber
Asphalt, April 2010.
https://id.123dok.com/document/download/ky63v8gy