Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/340129187

PERMEABILITAS DAN KARAKTERISTIK KEKUATAN CAMPURAN ASPAL BETON


BERGRADASI TERBUKA DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SELULOSA

Article · December 2010

CITATIONS READS

0 564

1 author:

Rais Rachman
Christian Indonesia Paulus University, Makassar, South Sulawesi Province, Indonesia
58 PUBLICATIONS   59 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

BOOK CHAPTER View project

All content following this page was uploaded by Rais Rachman on 24 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ADIWIDIA edisi DESEMBER 2010, No. 2

PERMEABILITAS DAN KARAKTERISTIK KEKUATAN CAMPURAN ASPAL


BETON BERGRADASI TERBUKA
DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SELULOSA

Rais Rachman
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik UKI-Paulus Makassar

abstrak

High polimer modified asphalt adalah merupakan campuran aspal semen dengan bahan tambah (additive) yang
dimaksudkan untuk menghasilkan aspal berviskositas tinggi. Bahan pengikat jenis ini biasanya digunakan untuk
campuran beraspal bergradasi terbuka (aspal porus) yang memiliki jumlah rongga udara yang besar dan berperan
sebagai jaringan drainase di dalam lapisan perkerasan jalan. Dalam penelitian ini jenis bahan tambah yang
digunakan adalah serat selulosa. Perencanaan campuran mengikuti Metode Marshall dengan variasi kadar aspal
3,5 sampai dengan 5,5 persen dengan beda 0,5 persen untuk mendapatkan kadar aspal optimum. Kemudian
dilakukan pemberian serat selulosa dengan variasi 0,1 sampai dengan 0,5 persen dari berat aspal optimum.
Pemberian serat selulosa ini diharapkan dapat menghasilkan campuran beraspal dengan stabilitas tinggi dan
memiliki kemampuan mengalirkan air (permeabilitas) yang baik. Dari hasil pengujian sifat-sifat fisis material
diketahui terjadi penurunan nilai berat jenis, penetrasi, dan daktilitas dari aspal dan peningkatan nilai titik
lembek aspal setelah ditambah dengan serat selulosa. Hal ini menunjukkan pemberian serat selulosa dapat
meningkatkan kekerasan aspal. Penurunan nilai koefisien permeabilitas sebesar 6,78%, dan peningkatan nilai
stabilitas sampai 8,5% menunjukkan bahwa campuran beraspal dengan bahan tambah serat selulosa masih
bersifat mengalirkan air dan memiliki kestabilan dan kekuatan yang bertambah baik. Untuk nilai flow campuran
yang berkurang sebesar 6,3% mengindikasikan terjadinya penurunan sifat plastis dari campuran.

Kata kunci: permeabilitas, karakteristik marshall, serat selulosa

50
ADIWIDIA edisi DESEMBER 2010, No. 2

I. PENDAHULUAN 1.3 Tujuan Penelitian

1.1 Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui


sejauh mana pengaruh dari penambahan serat
Secara umum ditinjau dari jenis gradasi yang selulosa terhadap stabilitas (kekuatan) dan
digunakan, ada tiga jenis campuran aspal beton, yaitu: permeabilitas (kemampuan mengalirkan air)
aspal beton dengan gradasi menerus, senjang, dan dari campuran aspal beton bergradasi terbuka.
terbuka. Campuran aspal beton bergradasi menerus
merupakan jenis bahan perkerasan yang banyak II. TINJAUAN PUSTAKA
digunakan pada awal tahun 1970-an hingga pertengahan
tahun 1980-an di Indonesia. Walaupun kinerja generasi 2.1 Serat Selulosa
awal dari aspal beton bergradasi menerus cukup baik,
tetapi generasi berikutnya menunjukkan bahwa Anonim (1992), menjelaskan bahwa
perkerasan dengan campuran ini sangat rentan terhadap serat selulosa CF-31500 adalah bahan kimia
retak (Zamhari dkk, 1997). Memang diakui bahwa yang berasal dari hasil pengolahan tumbuhan
kenyamanan mengendarai kendaraan di jalan-jalan berbentuk serat yang berwarna abu-abu dengan
dengan lapisan aspal beton jenis tersebut sangat baik, panjang < 5000 mikron dengan pH = 7,5 
namun sering terjadi kerusakan dengan cepat karena 1. Pada penelitian ini bahan aditif yang akan
retak atau pelepasan butir. digunakan yaitu serat selulosa CF-31500 yang
diperoleh dari P.T. Saranaraya Reka Cipta
Mengatasi kerusakan campuran aspal beton Jakarta.
seperti disebutkan di atas, di negara-negara Eropa dan Persyaratan utama dari mutu serat
Jepang telah digunakan campuran aspal beton selulosa agar dapat digunakan sebagai bahan
bergradasi terbuka (porous asphalt). Jumlah agregat tambahan pengikat pada aspal beton campuran
kasar yang digunakan dalam campuran ini lebih panas menurut Anonim(1992) adalah sebagai
besar dari agregat halus dan biasanya sedikit bahan berikut:
pengisi. Dengan rongga udara besar, campuran ini
dapat mengalirkan air. Jenis aspal yang digunakan 1. mudah terdistribusi secara merata dalam
adalah aspal dengan viskositas tinggi, yang diperoleh campuran kering aspal beton campuran
dari pencampuran aspal dengan bahan tambah (aditif). panas pada temperatur 160oC-170oC;
2. dapat dipisahkan atau diekstraksi kembali
1.2 Perumusan Masalah dari aspal beton campuran panas;
3. tahan terhadap pemanasan sampai 250oC
Pada jalan-jalan dengan lapisan aspal beton yaitu selama waktu pencampuran dalam
yang menggunakan bahan campuran aspal bergradasi asphalt mixing plant;
menerus, di waktu hujan, permukaan jalan menjadi 4. dengan kadar 0,3% terhadap berat aspal
licin, berkabut, dan pada malam hari memantulkan beton campuran panas meningkatkan
cahaya lampu. Untuk mengatasi masalah tersebut ketahanan aspal terhadap temperatur atau
digunakan aspal beton bergradasi terbuka (rongga titik lembek aspal menjadi  55oC;
udara besar) yang dapat melewatkan air, sehingga 5. tahan terhadap alkali;
permukaan jalan tetap kering meskipun pada saat 6. mempunyai kadar air sebesar 4% dan kadar
hujan, tidak berkabut, dan permukaan jalan memiliki organik 85%;
kekesatan yang tinggi. 7. berat isi gembur sebesar 30 gr/lt.
Namun pada perkerasan jalan yang
menggunakan campuran aspal bergradasi terbuka 2.2. Permeabilitas
sering terjadi retak dan kerusakan permukaan
(disintegration) akibat penuaan aspal dan beban lalu Bowles (1984) menyatakan bahwa
lintas yang besar. Oleh karena itu digunakan aspal setiap bahan yang memiliki rongga disebut pori,
berviskositas tinggi yang diperoleh dengan dan apabila rongga tersebut saling berhubungan
memberikan suatu bahan tambah ke dalam aspal semen maka bahan tersebut akan memiliki sifat
(JRA, 1980). Bahan tambah ini banyak jenisnya antara permeabilitas. Verhoef (1989) mendefinisikan
lain rubber/latex, dan serat selulosa. bahwa permeabilitas merupakan kemampuan
Jumlah pori yang besar, memang akan zat cair untuk menembus rongga-rongga yang
mempercepat pengaliran air, tetapi juga memudahkan dimiliki oleh material yang berhubungan satu
proses oksidasi yang akan menyebabkan kerusakan. dengan lainnya.
Disamping itu, Verhoef (1989), menjelaskan bahwa
besarnya rongga dan sifat yang dimiliki zat cair (salah
satunya permeabilitas) akan menentukan nilai
stabilitas.

51
ADIWIDIA edisi DESEMBER 2010, No. 2

Koefisien permeabilitas berkisar antara 0,0575 m/dt - penambahan serat selulosa juga 3 buah sehingga
0,2493 m/dt dan menurut Diana (1995), yang mengutip pada pencampuran ini benda uji berjumlah 15
dari An International Perspective dapat dihitung buah.
dengan menggunakan rumus berikut: Untuk uji permeabilitas dibuat 3 buah benda uji
d d 5 pada kadar serat selulosa optimum, sebagai
K  2,3 [ ] log [ ] ……. (2.1) pembanding dibuat 3 buah benda uji pada kadar
t d aspal optimum tanpa bahan tambah serat
dimana: selulosa, jadi jumlah keseluruhan benda uji
K = koefisien permeabilitas (cm/det); dalam penelitian ini adalah 36 buah.
d = tebal benda uji (cm);
t = waktu (det). 3.3 Pengujian Marshall
Pengujian Marshall adalah metode
III. METODE PENELITIAN pengujian laboratorium untuk bahan perkerasan
yang meliputi pengujian karakteristik campuran
3.1 Penyediaan dan Pengujian Bahan dan perencanaan kadar aspal optimum. Metode
ini mula-mula dikembangkan oleh Bruce
Bahan-bahan yang akan digunakan untuk Marshall (1939) dan disempurnakan oleh para
penelitian ini berasal dari berbagai tempat, yaitu: aspal insinyur dari Waterway Experiment Station
penetrasi 60/70 yang tersedia di Lab. Transportasi Fak. (WES) pada tahun 1943. Pengujian ini
Teknik Unsyiah, agregat kasar dan halus yang menghasilkan sejumlah data yang disebut
diperoleh dari mesin pemecah batu yang berlokasi di Marshall Properties yang terdiri dari stabilitas
desa Lampisang Aceh Besar, bahan pengisi berupa (kg), flow (mm), density (gr/cm3), voids
semen pozzolan yang diperoleh dari P.T. Semen (%),dan Marshall Quotient (kg/mm).
Andalas Indonesia dan serat selulosa dari P.T.
Saranaraya Rekacipta Jakarta. 3.4 Pengujian Permeabilitas
Pengujian sifat-sifat fisik aspal meliputi:
pengujian berat jenis, penetrasi, titik lembek, dan Pengujian ini dilakukan dengan
daktilitas. Sedangkan untuk agregat meliputi: berat mengunakan dua buah cetakan Marshall yang
jenis, penyerapan, berat isi, dan keausan. Kemudian sambungannya diolesi vaselin agar air tidak
dilakukan pencampuran aspal dengan serat selulosa dapat merembes dari samping. Sebelumnya
dengan variasi penambahan 0,1% sampai 0,5%, beda benda uji direndam 24 jam pada keadaan jenuh.
0,1%. Pengujian yang dilakukan terhadap campuran Cetakan diisi dengan air setinggi 5 cm diatas
aspal dan serat selulosa ini sama seperti pengujian benda uji dan dicatat waktu pengaliran air
terhadap aspal. tersebut sampai merembes ke bawah dengan
menggunakan stopwatch. Dari hasil pengujian
3.2 Perancangan Campuran permeabilitas ini dapat ditentukan nilai
koefisien permeabilitas
Perancangan campuran diperlukan untuk
mendapatkan resep campuran yang memenuhi
spesifikasi, menghasilkan campuran yang memenuhi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
kinerja yang baik dari agregat yang tersedia. Pada
perancangan campuran, agregat bergradasi terbuka 4.1 Sifat-sifat Fisis Bahan
ditambahkan aspal dengan variasi 3,5% sampai 5,5%
dengan beda 0,5% dari berat total campuran. TABEL 1 Hasil Pengujian Sifat-sifat Fisis
Campuran ini dibuat tanpa bahan tambah serat selulosa Agregat dan Spesifikasi
dan digunakan untuk menentukan nilai kadar aspal
optimum. Jumlah benda uji Marshall yang dibuat untuk No. Pengujian Spesifikasi Hasil
setiap variasi kadar aspal adalah 3 buah sehingga 1 Berat jenis > 2,50 2,77
keseluruhannya berjumlah 15 buah. (bulk)
Dari kadar aspal optimum yang diperoleh, 2 Penyerapan <3% 1,44 %
kemudian dibuat campuran benda uji dengan variasi 3 Berat isi > 1,00 kg/dm3 1,37
kg/dm3
kadar serat selulosa sebesar 0,1% sampai 0,5% dengan
4 Keausan < 30 % 17,98 %
beda 0,1% dari berat total campuran aspal, yang
pendistribusiannya dengan mengurangi berat dari
agregat kasar, halus dan filler. Campuran ini di buat
untuk mengetahui besarnya nilai kadar serat selulosa
optimum. Jumlah benda uji untuk setiap variasi

52
ADIWIDIA edisi DESEMBER 2010, No. 2

Dari Tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa Untuk hasil pengujian sifat-sifat fisis aspal dan
agregat yang digunakan memenuhi persyaratan yang campuran aspal dengan serat selulosa
ditetapkan Japan Road Association (1980). Keausan diperlihatkan pada Tabel 2 sebagai berikut
sebesar 17,98% menunjukkan bahwa agregat tersebut
baik untuk lapis permukaan jalan.
TABEL 2 Hasil Pengujian Sifat-sifat Fisis Aspal dan Campuran Aspal – Serat Selulosa
Campuran Aspal – Serat Selulosa
Pengujian Spesifikasi Aspal
0,1% 0,2% 0,3% 0,4% 0,5%
Berat jenis > 1,00 1,017 1,015 1,013 1,010 1,008 1,005
Penetrasi 60 – 79 68,89 67,11 64,33 61,89 58,89 54,67
Titik lembek 48 – 58 (oC) 50,50 52,25 54,20 57,50 58,00 60,50
Daktilitas > 100 cm 145,67 141,67 140,00 133,33 126,00 120,33
nilai stabilitas, flow, density dan voids in
Pada Tabel 2 diperlihatkan bahwa penambahan serat mixture (VIM) untuk setiap variasi kadar aspal
selulosa akan mengakibatkan menurunnya berat jenis yang diberikan semuanya memenuhi spesifikasi.
aspal, nilai penetrasi dan daktilitas. Hal ini Nilai stabilitas campuran yang paling besar
menggambarkan bahwa penambahan serat selulosa terjadi pada kadar aspal 4,5% yaitu sebesar
dapat mengurangi kepekaan aspal terhadap perubahan 752,618 kg. Oleh sebab itu nilai kadar aspal
temperatur dan meningkatnya kekerasan aspal. optimum campuran adalah sebesar 4,5% dari
berat total campuran. Untuk lebih jelasnya
4.2 Hasil Uji Marshall Campuran Aspal Tanpa
untuk hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan
Penambahan Serat Selulosa
Lampiran 1 halaman 7 dan 8.
Dari hasil pengujian Marshall terhadap campuran tanpa
penambahan serat selulosa dapat diketahui bahwa nilai-

TABEL .3 Karakteristik Kekuatan Marshall Campuran Aspal Tanpa Serat Selulosa


Kadar Aspal Stabilitas Flow Density
No VIM (%) Spesifikasi
(%) (kg) (mm) (gr/cm3)
1 3,5 628,436 3,7 2,145 18,284 Stabilitas : > 350 kg
2 4,0 699,935 3,5 2,136 17,960 Flow : 2 – 4 (mm)
3 4,5 752,618 3,2 2,132 17,445 VIM : 15 – 25 (%)
4 5,0 718,750 3,4 2,123 17,137
5 5,5 666,067 3,5 2,118 16,672

4.3. Hasil Uji Marshall Campuran Aspal Dengan akibat penambahan tersebut, hal ini disebabkan
Variasi Penambahan Serat Selulosa Pada karena terisinya rongga-rongga di dalam
Kadar Aspal Optimum campuran akibat naiknya tingkat kekerasan
aspal sehingga tingkat kepadatan yang terjadi
Pada pengujian ini benda uji dibuat dengan
semakin besar.
menggunakan kadar aspal optimum yaitu sebesar 4,5%
Besarnya nilai dari parameter-
dan ditambahkan dengan serat selulosa yang
parameter Marshall yang dihasilkan campuran
divariasikan. Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
dengan penambahan serat selulosa
adanya peningkatan nilai stabilitas untuk penambahan
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.4
serat selulosa dari 0,1% sampai 0,3% kemudian terjadi
berikut ini. Dari tabel tersebut juga dapat dilihat
penurunan kembali. Selanjutnya dapat disimpulkan
bahwa kadar penambahan serat selulosa
bahwa penambahan tersebut mengakibatkan terjadinya
optimum adalah 0,3% yang menghasilkan nilai
penurunan nilai flow. Hal ini terjadi karena
stabilitas sebesar 816,591 kg.
penambahan serat selulosa mengurangi sifat plastis dari
campuran aspal. Jumlah kadar pori menjadi lebih kecil

53
ADIWIDIA edisi DESEMBER 2010, No. 2

TABEL 4 Karakteristik Kekuatan Marshall Campuran dengan Serat Selulosa


Kadar
No Penambahan Stabilitas (kg) Flow (mm) Density (gr/cm3) VIM (%)
(%)
1 0,1 763,907 3,5 2,136 17,098
2 0,2 790,249 3,2 2,152 16,732
3 0,3 816,591 3,0 2,172 16,051
4 0,4 786,486 3,3 2,196 15,277
5 0,5 748,885 3,6 2,209 14,917
4.4 Hasil Pengujian Permeabilitas
Nilai koefisien permeabilitas benda uji yang dibuat
pada kadar aspal optimum dan kadar serat selulosa
optimum selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4

TABEL 5 Nilai Koefisien Permeabilitas Campuran aspal


Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
Benda Uji
Pada Kadar Aspal Optimum Pada Kadar Serat Selulosa Optimum
1 0,179 0,155
2 0,163 0,178
3 0,188 0,162
Rata-rata 0,177 0,165
Nilai daktilitas yang berkurang dan penurunan
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa koefisien nilai flow sampai 6,3% mengindikasikan
permeabilitas campuran aspal bergradasi terbuka campuran aspal beton tersebut menjadi kurang
tersebut menurun akibat adanya penambahan serat plastis
selulosa. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah rongga
yang terbentuk semakin kecil sehingga waktu
pengaliran air oleh campuran semakin lama. DAFTAR PUSTAKA

V. SIMPULAN 1. Anonim, 1992, Custom Fiber


International CF-31500, PT. Saranaraya
Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa kesimpulan Rekacipta, Jakarta.
sebagai berikut: 2. Bowles, J.E., 1986, Sifat-sifat Fisis dan
Geoteknik Tanah, Penerbit Erlangga,
1. Penambahan serat selulosa pada aspal Jakarta.
mengakibatkan terjadinya penurunan nilai-nilai 3. Diana, J.W., 1995, Aspal Porous,
berat jenis, penetrasi, serta daktilitas aspal dan Lembaran Penelitian Universitas Lampung,
sebaliknya penambahan tesebut meningkatkan Lampung.
nilai titik lembek aspal. Hal ini menunjukkan 4. Japan Road Association, 1980, Manual for
bahwa penambahan tersebut menyebabkan Design and Construction of Asphalt
peningkatan kekerasan aspal. Pavement, 3-3-3 Kasumigakesi Chiyoda-
2. Sebelum ditambahkan dengan serat selulosa, nilai ku, Tokyo.
stabilitas terbesar campuran aspal beton bergradasi 5. Krebs, R. D., and Walker, R. D., 1979,
terbuka tersebut adalah 752,618 kg dan setelah Highway Materials, Mc Graw-Hill Book
dilakukan penambahan nilai stabilitas meningkat Company, New York.
menjadi 816,591 kg. 6. Verhoef, P.N.W., 1989, Geologi Untuk
3. Penurunan nilai koefisien permeabilitas dari 0,177 Teknik Sipil, Penerbit Erlangga, Jakarta.
cm/detik ke 0,165 cm/detik menunjukkan bahwa 7. Sukirman, S., 1993, Perkerasan Lentur
sifat mengalirkan air campuran aspal menjadi Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.
berkurang setelah dilakukan penambahan serat 8. Zamhari dkk, 1997, Penyempurnaan
selulosa. Spesifikasi Campuran Aspal Panas,
Makalah Teknik KRTJ ke-5, Yogyakarta.

54
ADIWIDIA edisi DESEMBER 2010, No. 2

Lampiran (Grafik Hubungan Parameter Marshall – Kadar Aspal)

800 4
3.8
Stabilitas (kg)

Flow (mm)
750
3.6
700
3.4
650 3.2
600 3
3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0
Kadar Aspal (%) Kadar Aspal (%)

55

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai