Anda di halaman 1dari 7

SIFAT-SIFAT MEKANIS ASPAL YANG DITAMBAHKAN

SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA


Mashuri* dan M. Husni Maricar**

Abstract
The objective of this research is to know mechanical properties of bitumen mixtures coconut charcoal
powder. This research was done in Highway and transportation laboratory of Civil Department, Tadulako
University. Percentage of coconut charcoal powder content based on weight of bitumen. The percentage of
coconut charcoal powder in bitumen are 2%, 4%, 6% and 8% respectively and comparison with properties
of bitumen without additive material. The properties of bitumen include the following: the penetration value
of bitumen, the Ductility value, the softening point value, density of bitumen value, loss on heating of
bitumen, flash and fire point of bitumen values.
The result of this research indicates that the coconut charcoal powder in bitumen between 2% to 8% still
enough for spesification except on ductility properties of bitumen values. This implies that, increment the
coconut charcoal in bitumen potential influence on asphalt pavement include stiffness and brittle of mixtures.
Keyword: changing effects of the land function

1. Pendahuluan durabilitas yang sangat rendah jika dibandingkan


Perkembangan di bidang ekonomi dewasa dengan campuran yang menggunakan semen
ini telah berdampak kepada semakin tingginya sebagai filler.
permintaan akan jasa transportasi jalan raya. Meskipun serbuk arang memiliki unsur-
Tingginya permintaan akan jasa transportasi jalan unsur yang sama seperti pada unsur pada aspal
raya tidak hanya ditandai dengan meningkatnya yaitu Carbon non Polar, pengujian sifat-sifat aspal
volume lalu-lintas kendaraan tetapi juga ditandai baik yang ditambahkan maupun yang tidak
dengan peningkatan beban gandar kendaraan ditambahkan dengan serbuk arang tempurung
dengan tekanan ban yang juga tinggi sehingga kelapa perlu dilakukan untuk mengetahui
struktur lapis perkerasan jalan beraspal dituntut perubahan sifat-sifat mekanis aspal akibat
untuk dapat melayani dengan baik perubahan- penambahan material-material tambahan tersebut.
perubahan kondisi tersebut. Sementara di sisi lain Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
faktor cuaca dan suhu juga sangat mempengaruhi sejauh mana perubahan sifat-sifat fisik aspal yang
keawetan lapis perkerasan aspal. Berdasarkan hal ditambahkan serbuk arang tempurung kelapa.
tersebut, dewasa ini telah banyak diteliti tentang Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
pengembangan perubahan aspal (modifikasi aspal) memberi informasi awal tentang kemungkinan
dengan memanfaatkan bahan tambah dari limbah tidaknya serbuk arang tempurung kelapa dapat
disamping dapat memperbaiki sifat-sifat perilaku memperbaiki sifat-sifat fisik aspal.
aspal juga diharapkan ramah terhadap lingkungan.
Serbuk arang tempurung kelapa telah pernah 2. Tinjauan Pustaka
dicoba ditambahkan dalam campuran beton aspal 2. 1. Aspal
(Berry, dalam Sulaksono W,2001). Hasilnya Aspal adalah suatu cairan kental ataupun
menyimpulkan bahwa nilai stabilitas dan kelelehan padat yang merupakan senyawa hidrokarbon dan
campuran tersebut cukup baik untuk digunakan turunannya, yang terlarut dalam Trichloroethylene
sebagai bahan perkerasan untuk lalu lintas tinggi. dan tidak mudah berubah dan melunak secara
Akan tetapi campuran yang menggunakan arang perlahan apabila dipanaskan, memiliki warna hitam
tempurung kelapa sebagai filler memiliki nilai atau coklat, memiliki sifat kedap air dan sifat

*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Sifat-sifat Mekanis Aspal yang Ditambahkan Serbuk Arang Tempurung Kelapa

adhesi. Aspal diperoleh melalui proses destilasi kembali/membaik lagi dan dijelaskan sebagai
dari minyak mentah dan bisa ditemukan dalam tingkah laku elastis.
bentuk deposit alami yang tercampur dengan x Kohesi
mineral lain. Adalah kemampuan untuk mempertahankan
Aspal dapat pula diartikan sebagai bahan ikatan antara sesama bentuk/senyawa (aspal).
pengikat dalam campuran beton aspal yang Kemampuan daya kohesi suatu aspal dengan
terbentuk dari senyawa-senyawa komplek yang tingkat penetrasi tertentu diukur dengan alat uji
membentuknya seperti Asphaltenenese, Resins dan daktilitas pada temperatur rendah (suhu ruang).
Oils. x Adhesi
x Asphaltenes Adalah kemampuan untuk mempertahankan
Adalah suatu bagian yang menyerupai ikatan antar bentuk /senyawa dengan senyawa
lapisan tipis datar yang secara efektif membuat lainnya (aspal dengan agregat). Kemampuan daya
suatu bentuk tak beraturan padat. Lapisan tipis adhesi aspal didekati dengan Marshall Retained
tersebut memiliki muatan yang kuat untuk bekerja Strength Index.
sama dengan yang lainnya sehingga bagian ini x Durabilitas
disebut bagian yang bersifat polar, disamping Adalah kemampuan untuk mempertahankan
memiliki ketahanan terhadap geser. Ketika secara baik kualitas rheology, kohesi dan adhesi
diekstraksi, bagian ini terlihat dan dirasakan seperti dari aspal. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat
partikel yang padat dan sangat halus. Oils dan durabilitas aspal adalah Oxidative hardening,
Asphaltenes tidak dapat dicampurkan. Evavorative hardening dan Exudative hardening
x Resins (Shell Bitumen Handbook, 1990).
Adalah cairan berwarna kuning atau coklat Dalam penggunaan aspal yang didasarkan
tua yang memberikan sifat adhesi dari aspal, kepada kondisi temperatur, terdapat prinsip dasar
merupakan bagian yang mudah hilang atau yang diterangkan oleh Krebs dan Walker, 1971
berkurang selama masa layan. dalam hal pemilihan jenis aspal yaitu, aspal dengan
x Oils penetrasi rendah sebaiknya digunakan untuk daerah
Adalah Cairan yang berwarna lebih mudah yang beriklim panas demi menghindari pelunakan
yang merupakan media dari Asphaltenes dan Resin. (softening) ataupun bleeding pada musim panas dan
Oils tidak bermuatan listrik sepanjang rangkaian aspal dengan penetrasi tinggi dapat digunakan pada
(Non Polar). Kekentalan sangat bergantung kepada daerah beriklim dingin demi mencegah aspal
tingkat kekomplekan rangkaian-rangkaiannya. menjadi lebih kaku dan pudah pecah (brittle) pada
2. 2. Kualitas aspal musim dingin.
Meskipun aspal merupakan bagian yang 2. 3. Serbuk arang tempurung kelapa
volumenya kecil dibanding dengan komponen- Kandungan arang tempurung kelapa terdiri
komponen penyusun campuran beton aspal, ia dari Karbon non polar yang besarnya 91% (Berry,
merupakan bagian yang krusial dalam menyediakan 1991) seperti yang terdapat pada aspal.
ikatan yang awet/ tahan lama dan menjaga Alur pembuatan serbuk arang tempurung
campuran agar tetap dalam kondisi elastis. Terdapat kelapa dapat digambarkan pada Gambar 1.
beberapa kualitas yang harus dimiliki oleh aspal
untuk menjamin kinerja campuran yang Arang Tempurung Kelapa
memuaskan yaitu rheologi aspal, sifat kohesif , sifat
adhesi dan sifat durability.
x Rheology Gilingan / Tumbuk
Rheology merupakan ilmu yang mempelajari
deformasi perubahan bentuk dan aliran massa.
Aspal memiliki dua sifat rheology penting yaitu Ayakan
thermoplastic dan visco-elastic. Thermoplatic
berarti kekentalan aspal turun bersamaan dengan Produk Serbuk Produk Granular
meningkatnya panas dan sebaliknya meningkat
seiring dengan menurunnya suhu. Visco-elastic Pengepakan
berarti ketika gaya bekerja/diaplikasikan struktur
aspal mengalami distorsi sebagai mana aliran. Gambar 1. Bagan alir pembuatan serbuk arang
Distorsi adalah pergerakan yang dapat tempurung kelapa

³0(.7(.´ 7$+81 9,,, 12 -$18$5, 43


3. Metode Penelitian x Penurunan berat (RTFOT) : AASHTO T 240
3.1 Bagan alir penelitian x Penetrasi setelah RTFOT : SNI 06-2546-1991
Bagan alir pada penelitian ini digambarkan
pada Gambar 2. 3.3. Proses pencampuran
Proses pencampuran serbuk arang
Latar belakang dan perumusan tempurung kelapa (ATK) dalam aspal Pen 60/70
tujuan adalah sebagai berikut:
Studi
Pustaka x Panaskan aspal pen 60/70 pada temperatur
130O C.
Pengumpulan Data x Setelah aspal mencair dengan baik, tambahkan
1% ATK sampai 6% ATK terhadap berat aspal.
Karakteristik serbuk
x Lakukan pengujian aspal sesuai dengan jenis-
arang tempurung Sifat-sifat aspal: jenis pengujian aspal yang telah direncanakan.
kelapa Kemudian hal yang perlu diperhatikan dalam
proses pencampuran ATK dengan aspal adalah:
Data-data: x Komposisi dan temperatur pencampuran
0%ATK, 2%ATK, 4%ATK, 6%, 8% x Waktu dan kecepatan pengadukan untuk
ATK: mencapai homogenitas campuran.
x Berat Jenis
x Penetrasi
x Titik lembek 4. Hasil dan diskusi
x Titik nyala & titik bakar 4.1. Hasil pengujian serbuk arang tempurung
x Daktilitas
kelapa
Karakteristik serbuk arang tempurung kelapa
Analisis dan diskusi
didapat dari hasil pengujian yang ditabelkan dalam
tabel 1. Ini memperlihatkan bahwa unsur penyusun
dominan dari serbuk arang tempurung kelapa
Kesimpulan dan Saran adalah unsur Carbon, dengan Berat jenis yang lebih
ringan dari berat jenis aspal pada umumnya.
Gambar 2. Diagram alir penelitian
Tabel 1. Hasil uji komposisi dan Berat Jenis
Serbuk Arang tempurung kelapa
3.2 Bahan dan peralatan Parameter uji Satuan Hasil Uji
Bahan yang digunakan pada penelitian ini Kadar air % 3,83
adalah Aspal penetrasi 60/70 yang terdapat di Kadar Karbon % 91,38
Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya dan Kadar abu % 4,79
arang tempurung kelapa didapatkan dari pasar Berat Jenis gr/cm3 0,5722
tradisional di Kota Palu yang selanjutnya dijadikan Sumber: Hasil uji laboratorium, 2005
ukuran serbuk (lolos saringan no. 200) di
Laboratorium Transportasi dan Jalan Jurusan 4.2. Hasil pemeriksaan aspal
Teknik Sipil Universitas Tadulako. Hasil pengujian aspal penetrasi 60/70 di
Sementara peralatan yang digunakan pada Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya Jurusan
penelitian ini adalah satu set peralatan pengujian Sipil Untad dirangkum dalam tabel 2. Dari hasil
aspal rutin dan alat daktilitas yang terdapat pada pemeriksaan awal tersebut diketahui bahwa semua
Laboratorium Transportasi dan Jalan Raya Jurusan data-data yang didapatkan memenuhi persyaratan/
Teknik Sipil Universitas Tadulako. spesifikasi aspal yang dipersyaratkan untuk
dipergunakan dalam campuran beraspal.
3.3 Standar pengujian
Estándar pengujian pada penelitian ini 4.3. Hasil pemeriksaan aspal yang ditambahkan
adalah: serbuk arang tempurung kelapa
x Penetrasi aspal : SNI 06-2546-1991 Hasil pengujian karakteristik aspal pen 60/70
x Titik lembek : SNI 06-2434-1991 yang telah ditambahkan dengan serbuk arang
x Daktilitas : SNI 06-2432-1991 tempurung kelapa (ATK) yang didasarkan pada
x Titik nyala : SNI 06-2433-1991 prosentase terhadap berat aspal dirangkum dalam
x Berat jenis : SNI 06-2488-1991 tabel 3.

44
Sifat-sifat Mekanis Aspal yang Ditambahkan Serbuk Arang Tempurung Kelapa

Tabel 2. Hasil pemeriksaan kualitas aspal pen 60/70


Hasil
No. Pengujian Spesifikasi Satuan
pengujian
O
1 Penetrasi sebelum kehilangan berat (25 C, 5 detik) 69,5 60 - 79 0.1 mm
2 Kehilangan berat (163OC , 5 jam) 0,17 Maksimum 0,8 % Berat
3 Penetrasi setelah kehilangan berat (25OC, 5 detik ) 71,5 Minimum 4 % semula
4 Berat jenis (25O C ) 1,028 Minimum 1,0 -
O
5 Titik lembek 48,21 48 - 58 C
O
6 Titik nyala dan Titik bakar 335/338 Minimum 200 C
7 Daktilitas (25O C , 5 cm/mnt) 141,00 Minimum 100 Cm

Tabel 3. Hasil pemeriksaan aspal pen 60/70 yang ditambahkan serbuk arang tempurung kelapa (ATK)
Variasi kadar ATK dalam aspal
Pengujian
0% 2% 4% 6% 8%
Penetrasi sebelum kehilangan berat (25OC, 5
detik)
69,5 67,3 65,7 62,7 60,7
Kehilangan berat (163OC , 5 jam) 0,170 0,155 0,150 0,150 0,145
Penetrasi setelah kehilangan berat (25OC, 5 detik ) 71,5 65,39 64,73 60,00 58,60
Berat jenis (25O C ) 1,028 1,027 1,025 1,024 1,023
Titik lembek 48,21 49,20 49,47 50,75 51,50
Titik nyala dan Titik bakar 335/338 336/339 337/340 338/341 339/343
Daktilitas (25O C , 5 cm/mnt) 141,00 96,95 86,50 76,30 62,45

4.4 Pembahasan Pada penetrasi setelah kehilangan berat,


x Pengaruh serbuk arang tempurung kelapa pada bertambahnya kadar serbuk arang tempurung
nilai penetrasi aspal kelapa (ATK) di dalam aspal menyebabkan
Semakin besar serbuk arang tempurung penurunan penetrasi (gambar 4). Penyebab
kelapa yang ditambahkan pada aspal akan berkurangnya nilai penetrasi ini identik dengan
menyebabkan semakin berkurangnya nilai penurunan penetrasi sebelum kehilangan berat,
penetrasi, yang mengindikasikan bahwa aspal akan yaitu sifat arang tempurung kelapa dalam aspal
semakin keras (gambar 3). Penurunan yang terjadi cenderung tidak berubah akibat pemanasan.
disebabkan karena arang tempurung kelapa Malahan aspal cenderung menjadi lebih keras atau
terdispersi membentuk koloid yang bersifat sebagai getas, kemungkinan karena asphaltenes yang lebih
asphaltenes. Peningkatan asphaltenes inilah yang solid dengan komposisi yang lebih banyak
menyebabkan aspal menjadi semakin keras atau dibanding dengan maltenes cenderung konstan dan
penetrasinya menurun. mudah menguap karena pengaruh suhu dan reaksi
kimia.
Penetrasi Aspal Vs Kadar ATK
70 Penetrasi Vs Kadar ATK
72
Penetrasi Aspal

71
68
Penetrasi (mm)

70

69

66 68

67

66
64
0 2 4 6 8 10 65
Kadar ATK (%) 0 2 4 6 8 10
Kadar ATK (% )
Gambar 3. Grafik Hubungan Kadar ATK dan
Gambar 4. Grafik Hubungan Kadar ATK dan
Penetrasi Aspal sebelum kehilangan
Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan
berat
Berat

³0(.7(.´ 7$+81 9,,, 12 -$18$5, 45


Akan tetapi secara umum penetrasi aspal dalam asphaltenes sebagai akibat penambahan
yang ditambahkan dengan serbuk arang tempurung serbuk arang tempurung kelapa tidak diimbangi
kelapa hingga kadar 8% baik sebelum maupun dengan penambahan media atau larutan dimana
setelah kehilangan berat masih memenuhi aspahltenes terikat atau larut, sehingga aspal
spesifikasi yang diisyaratkan untuk aspal PEN menjadi lebih keras dan sulit untuk menjadi lunak
60/70 yaitu 62 sampai 79. atau menjadi lembek pada temperatur aspal normal.
x Pengaruh serbuk arang tempurung kelapa pada
kehilangan berat aspal Titik Lembek Vs Kadar ATK
52,00
Pada gambar 5 menunjukan bahwa
51,50
presentase kehilangan berat aspal cenderung turun
51,00
seiring bertambahnya kadar arang tempurung

Tititk Lembek
50,50
kelapa. Hal tersebut kemungkinan disebabkan
50,00
karena unsur serbuk arang tempurung kelapa yang
49,50
ditambahkan ke dalam aspal dan dipanaskan secara
49,00
bersama-sama didominasi oleh Karbon non-polar
48,50
yang mengikat/ menyerap unsur-unsur yang mudah
48,00
menguap di dalam aspal menjadi gumpalan- 0 2 4 6 8 10
gumpalan yang keras tetapi cenderung getas dengan Kadar ATK (%)

berat lebih ringan. Gambar 6. Grafik Hubungan Kadar ATK dan Titik
Lembek
Kehilangan Berat Vs Kadar ATK
Pemeriksaan titik lembek aspal dengan
0,190

0,180
penambahan serbuk arang tempurung kelapa
sampai kadar 8%, masih memenuhi sepesifikasi
Kehilangan Berat (%)

0,170

0,160
yang diisyaratkan untuk aspal penetrasi 60/70.
0,150
x Pengaruh Serbuk arang tempurung kelapa pada
0,140
nilai titik nyala dan titik bakar aspal
0,130
Pada gambar 7 terlihat bahwa semakin besar
0,120

0,110
kadar serbuk arang tempurung kelapa yang
0 1 2 3 4 5
Kadar ATK (%)
6 7 8 dicampurkan ke dalam aspal, akan menaikkan titik
nyala aspal. Kemungkinan penyebab hal ini adalah,
Gambar 5. Grafik Hubungan Kadar ATK dengan kandungan minyak (oil) dalam aspal larut atau
Kehilangan Berat komposisinya menjadi terbatas karena sebagai
media dari asphaltenes yang mengadung banyak
Pemeriksaan kehilangan berat aspal dengan hidrokarbon harus mengikat atau menampung
penambahan arang tempurung kelapa sampai kadar hidrokarbon tambahan dari arang tempurung
8% ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh kelapa, yang kemudian merubah molekul pada
masih memenuhi spesifikasi yang disyaratkan aspal menjadi lebih solit atau keras. Akibatnya
untuk aspal penetrasi 60/70 dibutuhkan temperatur pemanasan yang lebih besar
x Pengaruh Serbuk arang tempurung kelapa pada untuk melepaskan ikatan tersebut.
Titik lembek aspal Naiknya suhu titik nyala ini juga mungkin
Pada gambar 6 diperlihatkan bahwa semakin terjadi karena minyak yang mudah menguap dan
besar serbuk arang tempurung kelapa yang tersulut atau menyala komposisinya mengalami
ditambahkan pada aspal akan menyebabkan titik pengurangan dalam aspal sebagai akibat adanya
lembek meningkat. Hal ini mengindikasikan bahwa unsur lain dari arang tempurung kelapa.
kecenderungan penambahan prosentase kadar Ini menunjukkan bahwa penambahan arang
serbuk ATK akan menyebabkan aspal menjadi tempurung kelapa ke dalam aspal berpotensi untuk
tidak peka dengan temperatur. Hal ini kemungkinan meningkatkan temperatur maksimum pemanasan.
disebabkan oleh meningkatnya ikatan hidrokarbon Hasil pemeriksaan titik nyala aspal dengan
di dalam aspal akibat penambahan serbuk ATK penambahan kadar arang tempurung kelapa sampai
dimana hidrokarbon mempunyai sifat yang tahan dengan 8% masih memenuhi spesifikasi yang
terhadap temperatur yang tinggi. Sifat tersebut disyaratkan untuk aspal penetrasi 60/70 yaitu
diakibatkan oleh jumlah hidrokarbon pada aspal minimum 200 oC.

46
Sifat-sifat Mekanis Aspal yang Ditambahkan Serbuk Arang Tempurung Kelapa

Titik Nyala Vs Kadar ATK Berat Jenis Vs Kadar ATK


340 1,030

339 1,028
Titik Nyala (oC)

Berat Janis
338
1,026
337
1,024
336
1,022
335
1,020
334
0 2 4 6 8 10
0 2 4 6 8 10
Kadar ATK (%)
Kadar ATK (%)

Gambar 7. Grafik Hubungan Kadar ATK dan Titik Gambar 9. Grafik Hubungan Kadar ATK dengan
Nyala Aspal Berat jenis Aspal
Hasil pemeriksaan berat jenis aspal dilihat
Titik Bakar Vs Kadar ATK secara keseluruhan, masih memenuhi spesifikasi
343 yang disyaratkan yaitu 1,00 .
342 x Pengaruh Serbuk arang tempurung kelapa pada
Titik Bakar

341 Daktilitas aspal


340 Pada gambar 10 terlihat bahwa penambahan
339 serbuk arang tempurung kelapa ke dalam aspal
menyebabkan nilai daktilitas aspal menurun.
338
Pengurangan nilai daktilitas yang terjadi pada aspal
337
0 2 4 6 8 10
dengan serbuk arang tempurung kelapa,
Kadar ATK mengindikasikan bahwa aspal menjadi lebih getas.
Hal tersebut terjadi karena penambahan
Gambar 8. Grafik Hubungan Kadar ATK dan Titik
serbuk arang tempurung kelapa yang mengandung
Bakar Aspal
hidrokarbon yang lebih besar, telah menambah
Untuk titik bakar aspal, semakin besar kadar kekerasan pada aspal tetapi tidak diimbangi pula
arang tempurung kelapa yang ditambahkan ke dengan kenaikan sifat feleksibilitas.
dalam aspal akan menaikan titik bakar aspal Hasil pemeriksaan daktilitas bahan aspal
tersebut. Naiknya titik bakar pada aspal akibat yang ditambahkan serbuk arang tempurung kelapa
adanya penambahan arang tempurung kelapa, tidak memenuhi spesifikasi yang disyaratkan yaitu
kemungkinan besar diakibatkan oleh adanya reaksi minimum 100 cm . Ini mengindikasikan bahwa
yang sama persis yang pada kenaikan titik nyala penambahan serbuk arang tempurung kelapa (ATK)
aspal. ke dalam aspal akan menjadikan campuran beton
x Pengaruh Serbuk arang tempurung kelapa pada aspal menjadi lebih kaku dan cenderung hilang
Nilai Berat jenis aspal kelenturannya. Akibatnya, nilai Mashall Queation
Pada gambar 9 memperlihatkan bahwa (MQ) campuran aspal menjadi sangat besar (diluar
adanya penambahan serbuk arang tempurung batas spesifikasi yang telah ditentukan).
kelapa ke dalam aspal, mengakibatkan berat jenis
Daktilitas Vs Kadar ATK
aspal semakin mengecil. Dengan masuknya serbuk 160
arang tempurung kelapa ke dalam aspal
140
menyebabkan unsur atau senyawa pembentuknya
Daktilitas (cm)

120
semakin didominasi oleh unsur karbon dimana
berat jenis karbon termasuk ringan. Hal ini akan 100

berdampak kepada semakin ringannya berat aspal. 80

Sifat karbon yang ringan tetapi keras , 60

merupakan salah satu penyebab banyaknya 40


Baja/besi konstruksi dimana unsur logamnya 0 2 4 6 8 10
Kadar ATK (%)
dikurangi tetapi unsur karbonnya yang ditambah
untuk mendapatkan berat struktur yang lebih Gambar 10. Grafik Hubungan Kadar ATK dengan
ringan. Daktilitas Aspal

³0(.7(.´ 7$+81 9,,, 12 -$18$5, 47


5. Kesimpulan dan Saran Leksminingsih, 2002, Perbandingan Sifat Aspal
5.1 Kesimpulan dengan Penambahan Lateks Alam dan
Berdasarkan hasil dan analisis, dapat ditarik Lateks Sintetis, Jurnal Teknik Sipil Vol. 3
kesimpulan: No. 2, Universitas Katolik Parahyangan,
x Berdasarkan pengujian penetrasi, pengujian Bandung
Persen kehilangan berat, pengujian Titik lembek Shell Bitumen, 1990, The Shell Bitumen Handbook,
aspal, pengujian Titik nyala dan Titik bakar
Shell Bitumen U.K.
aspal, pengujian Berat jenis aspal diketahui
bahwa penambahan serbuk arang tempurung Sukirman, Silvia,(1995, Perkerasan Lentur Jalan
kelapa hingga 8% masih memenuhi standar/ Raya, Nova, Bandung
spesifikasi yang ditetapkan. Warintek 9000, (2005), Pembuatan Arang Aktif
x Berdasarkan pengujian daktilitas diketahui bahwa Dari Tempurung Kelapa, PDII ± LIPI,
penambahan serbuk arang tempurung kelapa ke www_warinte...\arang_aktif.ht, Indonesia.
dalam aspal menyebabkan aspal kehilangan daya
kerutnya dan tidak memenuhi nilai batas Wibowo, Sony Sulaksono, 2001, Kajian
minimum daktilitas dalam spesifikasi yang Laboratorium Penggunaan Material
berlaku. Vulkanik (Kasus Pasir Galunggung) Dalam
x Penambahan serbuk arang tempurung kelapa ke Campuran Beraspal, Makalah disampaikan
dalam aspal menyebabkan campuran perkerasan pada Forum Studi Transportasi Antar
beraspal tidak peka dengan suhu tetapi Perguruan Tinggi (FSTPT ± IV) September
perkerasan campuran beraspal berpotensi untuk 2001, Universitas Udayana ,Bali.
menjadi lebih kaku dan getas.

5.2 Saran
x Sebaiknya serbuk arang tempurung kelapa tidak
diposisikan sebagai bahan tambah (additive)
pada campuran beton aspal karena sifat-sifat
kelenturan yang kemungkinan menjadi sangat
kecil (cenderung sangat kaku).
x Bila tetap dipaksakan sebagai bahan tambah pada
campuran perkerasan aspal, sebaiknya tidak
membuat benda uji campuran aspal pada kondisi
pengujian normal tetapi perlu dilakukan
modifikasi pada suhu pemadatan, pencampuran
dan jumlah pemadatan benda uji untuk
mengupayakan sifat kelenturan campuran bisa
terpenuhi.

6. Daftar Pustaka
Alkas, Jazir, 1999, Efek Penggunaan Abu Terbang
pada Workabilty dan Sifat-sifat Marshall
pada Beberapa Campuran Hot Rolled
Asphalt, Proposal Tesis Program
Pascasarjana Program Magister Rekayasa
Transportasi, ITB Bandung
Anonymous, 1996, Manual Penelitian Bahan Jalan
No. 01/ MN/ BM/1976, Direktorat Jenderal
Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta
Hunter N., Robert, 1994, Bituminous Mixtures in
Road Construction, Thomas Telford, London

48

Anda mungkin juga menyukai