OLEH:
CHAIRANI DITA PRATIWI
SC :
DAVID CHANDRA
MUHAMMAD ABDUL GHANY SONIKA
Elektro plating
Bab I
Mempelajari teknik elektroplating sebagai salah satu metode pelapisan logam
TUJUAN
Elektro plating
Bab II
Pengertian pelapisan logam
Hot-Dip Coating
05 Powder Coating
06
Pelapisan dengan menggunakan partikel padat. Metode ini digunakan untuk membuat material jadi
Powder coating ini, bubuk nya berbahaya. Dengan tahan korosi. Metode ini digunakan dengan cara
powder coating ini, menghasilkan permukaan mencelupkan langsung logam yang akan dilapisi
dengan kualitas yang sangat baik, biayanya murah, pada bak logam cair dengan temperature tinggi.
serta membuat material tahan korosi. Powder Logam cair yang biasa dipakai untuk pelapis
coating ini tidak bisa untuk benda berukuran besar. adalah seng, alumunium, timah dan paduan
Ketebalan dari powder coating ini <0.03 mm. timbah dan timah. Disini pelapis bersifat sebagai
Dapat diterapkan pada baja, aluminium cor dan anoda korbannya.
besi. Ketebalan dari hot dip coating dihitung dalam
barat/luas penampang (1.3 g/m2-7,9 g/m2)
DeGarmo’s Material and Processes in Manufacturing
Jenis Jenis Teknik Pelapisan Logam
Blackening
07 Chemical Conversion Coating
08
Menggunakan black oxide dengan konsentrasi tinggi, untuk
Pada metode ini, permukaan dilakukan secara membuat material menjadi berwarna hitam. Perbandingan
kimia, untuk menghasilkan ketahanan korosi yang antara air dengan black oxide yaitu 9 : 1. ketebalan dari
baik pada material, dan sebagai perantara pelapisan ini adalah 0,508 µm.
sebelum material di lakukan pengecatan. Tujuan dari blackening adalah membuat material menjadi
Jenis pelapis yang paling popular adalah kromat, tahan korosi
fosfat, alumunium magnesium dan tembaga. Cara
nya dengan melakukan perendaman pada bak
kimia. Perbedaan dengan hot dip coating yaitu
dengan pembilasan dengan cairan osmosis.
Ketebalan dari Teknik ini adalah 0,254-1,016 µm
DeGarmo’s Material and Processes in Manufacturing
Jenis Jenis Teknik Pelapisan Logam
Mechanical Plating
09 Electroless Plating
10
Tidak menggunakan larutan elektrolit, dan dilakukan dengan
Teknik ini untuk mendapatkan logam dengan temperature kamar. Ketebalan lapisan 5-25 µm. Pelapis
ketebalan seragam. Pelapis yang digunakan yaitu, yang digunakan seperti seng, cadmium, tembaga, timah dan
nikel, tembaga serta cobalt. Waktu electroless alumunium. Pelapis ini menggunakan bubuk logam yang
plating ini cukup lama. Teknik ini dapat membuat halus. Jadi material yang akan dilapisi di aduk secara
material menjadi tahan korosi, selain itu juga bersamaan dengan pelapis nya dengan menggunakan
dapat mengurangi konduktivitas termal material barrel seperti mesin pengaduk semen.
dan menurunkan kekerasan material.
Electroless platting disini menggunakan larutan
elektrolit yang bertindak sebagai pelapis material.
Ketebalannya 2,5-150 µm.
.
DeGarmo’s Material and Processes in Manufacturing
Jenis Jenis Teknik Pelapisan Logam
11 Porcelain Enameling
Logam dilapisi dengan dengan bahan anorganik seperti kaca untuk meningkatkan ketahanannya
terhadap korosi. Teknik ini menggunakan beberapa lapisan. Lapisan pertama sebagai perekat yang
biasa dipakai yaitu tanah. Lalu setelah itu material dicelpupkan atau disemprotkan dengan bubuk
eletrostatis. Lalu dilakukan pembakaran. Temperatur pembakaran sekitar 427-4270° C. setelah itu
dilakukan pencucian.
01 Persiapan Permukaan
Tujuannya adalah menghapus kontaminan seperti debu dan lapisan tipis
permukaan.
Caranya dengan melakukan pengamplasan sebanyak 120-320x putaran.
Selain itu ada polishing dan buffing. Buffing mirip dengan polishing tetapi
menggunakan partikel abrasive yang lebih halus.
04 Degreasing
Penghilangan kontaminan yang terdiri dari minyak dan grease dari berbagai jenis, lilin
dan bahan bahan organic.
Degreasing ini dihilangkan denga pelarut organic seperti alkohol, eter, etil asetat.
05 Modifikasi Permukaan
Modifikasi permukaan merupakan perubahan bentuk permukaan
logam yang akan dilapisi.
06 Etching
Etching adalah proses penyerangan atau pengikisan butir secara selektif
dan terkendali. Dengan cara mencelupkan specimen ke larutan etsa.
proses pembukaan pori–pori dengan menggunakan etsa yang bertujuan
untuk mempercepat proses Proses ini dilakukan selama 3–5 menit. Setelah
itu dibilas dengan air mengalir.
07 Pembilasan
pada proses persiapan pelapisan, bahan kerja akan mengandung sisa–sisa
pelarut atau residu, sehingga permukaan bahan kerja harus dibilas dengan air.
08 Proses Elektroplating
• Anoda dihubungkan pada kutub positif dari sumner arus DC.
• Katoda dihubungkan pada kutub negative.
• Anoda dan katoda direndam dalam larutan elektrolit
• Arus listrik dialirkan dari kedua anoda dan katoda dalam larutan
elektrolit. Ion negative berpindah ke ion positive.ion tersebut di
netralisir oleh larutan elektrolit. Dan larutan tersebut diendapkan oleh
katoda. Dan lapisan logam yang terbentuk adalah lapisan logam dan
gas hidrogen
Riyanto. 2012. Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tahapan Elektroplating
09 Drying
Drying adalah proses pengeringan setelah bahan terlapisi. Dalam proses ini
terdiri dari dua cara yaitu
• media pencelupan aquades panas pada suhu 60 C dan proses ini hanya
sebentar saja untuk pembersihan.
• pemanasan menggunakan oven. Proses ini dilakukan selama 20 menit
dengan suhu 60 C.
Voltase (Tegangan)
Temperatur
Konsentrasi Ion
Konduktivitas
Waktu Pelapisan 12
pH
Fungsi Elektroplating
1.Dekoratif
Meningkatkan nilai estetika suatu Produk
2. Protektif
Untuk menghambat laju korosi
3. Sifat Mekanik
Untuk mendapatkan sifat mekanik sesuai yang diinginkan
Riyanto. 2012. Elektrokimia dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu
APLIKASI ELEKTROPLATING
1. Elektroplating Nikel 8. Elektroplating Rutenium
2. Elektroplating Krom 9. Elektroplating Perak
3. Elektroplating Kadmium 10. Elektroplating Timah
4. Elektroplating Tembaga 11. Elektroplating Tin-Nikel
5. Elektroplating Emas 12. Elektroplating Seng
6. Elektroplating Indium 13. Elektroplating platinum
7. Elektroplating Paladium dan 14. Elektroplating Rodium
Paladium-Nikel
Elektroplating Krom
Elektroplating Rodium
Elektroplating Perak
Elektroplating Platinum
Elektro plating
Bab III
ALAT BAHAN