Anda di halaman 1dari 50

TEKNOLOGI PELAPISAN LOGAM

By: Dr. HADROMI, MT


Sistem perlindungan kontak logam
dan lingkungan

1. Lapisan organik : Semen, enemel dan lain-lain.


2. Lapisan anorganik : Cat, Resin, Plastik, Karet dan
lain-lain.
3. Lapisan hasil reaksi kimia atau elektrokimia pada
permukaan logam (konversi).
4. Lapisan logam yang bersifat sementara : Gemuk,
oli dan lain-lain.
5. Lapisan logam : Logam murni, logam
campuran.
LAPISAN LOGAM DIKLASIFIKASIKAN ATAS:

1. Secara pelelehan (celup panas/hot dip), Logam


pelapis dipanaskan sampai meleleh, kemudian
logam yang akan dilapisi dicelupkan ke dalam
logam tersebut atau dengan cara mengalirkan
lelehan logam pelapisan pada logam, yang akan
dilapis, pada proses ini dibutuhkan temperatur
tinggi.
2. Secara semprot (metal spraying), adalah dengan
menyemprotkan gas bertekanan tinggi dan
panas terhadap logam pelapis, sehingga logam
akan meleleh dan membentuk partikel-partikel
halus, kemudian melekat pada benda yang
dilapis.
LAPISAN LOGAM

3. Secara spheradizing, merupakan proses


sementasi, yaitu dengan cara
membedaki bahan yang akan dilapisi
dengan serbuk pelapis, kemudian
dipanaskan sampai dibawah titik leleh.

4. Rich Coating, pelapisan dengan


menggunakan debu bahan pelapis yang
dicampur dengan bahan pengikat
organic atau bahan anorganik.
LAPISAN LOGAM

5. Secara listrik (electroplating) merupakan


proses pelapisan logam atau non logam
dengan menggunakan arus searah (DC)
melalui methode elektrolisa. Lapis listrik
memberikan perlindungan logam dengan
menggunakan logam tertentu sebagai
pelindung/pelapis misalnya Cupper,
nickel, chromium, zinc, kuningan,
perungu.
TUJUAN PELAPISAN

1. Meningkatkan ketahanan logam dasar terhadap


gesekan (abrasi).
2. Memperbaiki tampak rupa (decorative) misalnya
lapis emas, kuningan, perak, perunggu.
3. Memperbaiki kehalusan permukaan dan
toleransi logam dasar misalnya nikel, chromium.
4. Melindungi logam dasar dari korosi.
a. Melindungi logam dasar dengan logam yang
lebih mulia misalnya lapis emas, perak,
platina, pada baja.
b. Melindungi logam dasar dengan logam yang
kurang mulia misal lapis zinc, cadnium,
perak pada baja.
Teknologi Proses Pelapisan

Tahap Pengerjaan Awal


Tahap Pelapisan Logam
Tahap Pengerjaan Akhir
PENGERJAAN AWAL

Pembersihan cara mekanik


Pembersihan minyak
Pembersihan karat
Pembilasan
Pembersihan Cara Mekanik
(Butting)
Dilakukan dengan pemolesan (Polishing)
Penyikatan (Brushing)
Penggerindaan (Grinding)
Penghalusan (Buffing)
Semprot pasir (Sand blasting)

Proses penghalusan permukaan benda yang akan dilapisi.


Kain poles bisa terbuat dari kanvas, blacu, satin, kulit, laken .
Dalam proses penghalusan tersebut menggunakan emery
(amplas) yang berupa kain 120 – 320 kali putaran. Tetapi tidak
semua bahan dilakukan proses ini
Pembersihan Lemak dan Minyak
(Degreasing)
Proses pembersihan kotoran, minyak, cat, ataupun lemak.
Dalam proses pembersihan ini digunakan zat organik
alkali seperti: larutan NaOH (air sabun) sebagai
metalcleaner.
Alat yang digunakan dalam proses ini adalah bak tempat
penampungan larutan NaOH yang dipanaskan selama 30-
60 menit, dengan suhu 60-70oC, dengan konsentrasi
larutan 20 gr/ liter – 100 gr/liter. Ukuran bak
menyesuaikan benda kerja, dapat juga dengan air yang
mengalir. Komposisi laruta bisa memperhatikan tabel 1.
Bahan Pencuci Lemak/Minyak (Alkalin) dalam proses lapis listrik
Pembersihan karat merupakan proses elektrokimia antara logam murni
(anoda) dan dengan oksida (katoda).
Reaksi pembersihan oksida besi (karat) yang menggunakan bahan pencuci
larutan asam sulfat sebegai berikut:
Pencuci Karat (Pickling)

Lapisan oksida yang menempel pada benda kerja akan


mengurangi pengikatan logam pelapis.
Pencucian karat dilakukan: Benda kerja dicelupkan
kedalam larutan pickling yang terbuat dari asam sufat
Asam sulfat, asam klorida (HCL), Bak larutan harus
terbuat dari bahan tahan dari pengaruh karat (baja
stainless atau plat baja karbon dilapisi PVC, karet, plastik.
Proses ini dilakukan selama 3-5 menit (Penggantian
larutan ini sebaiknya dilakukan selama 1 bulan sekali).
Setelah itu dibilas dengan air sebanyak tiga kali disetiap
tempat yang berbeda. Larutan pada tabel 2.
Tabel 2 Bahan Pencuci Karat
Pembilasan
Benda kerja yang sudah bebas dari karat, lemak,
dan permukaannya sudah dihaluskan, perlu dibilas
dengan air untuk menghilangkan sisa bahan
pencucui lemak, pencucui karat yang masih
menempel pada benda kerja. Pembilasan biasanya
dilakukan dengan mencuci benda kerja kedalam
bak berisi air yang disirkulasikan atau dengan
semprotan air.
TAHAP PELAPISAN

Berdasarkan prinsif kerja dan sistem rangkaian lapis


listrik: proses pelapisan berbagai macam logam pada
dasarnya sama, yang membedakan adalah jenis
elektrolit yang digunakan, disesuaikan dengan jenis
logam yang akan dilapisi serta anodanya. Kondisi
kerja operasi seperti rapat arus listrik, pH,
temperatur, waktu pelapisan.
PROSES ELEKTROPLATING
6. Plating
Nickel Plating, yaitu proses pelapisan logam
dengan menggunakan logam nickel sebagai
pelapisnya. Tujuannya adalah untuk
melindungi logam dasar dari serangan korosi.
Larutan elektrolit (bahan) yang sering dipakai
adalah larutan nickel sulfat. Benda yang akan
dilapisi dicelupkan dalam larutan elektrolit
selama kurang lebih 15 menit pada
temperatut 55-65 oC
Komposisi dan kondisi kerja :
Komposisi Larutan :
1. Nickel Sulfate 280 gr/ltr
2. Nickel Chloride 50 gr/ltr
3. Boric Acid 40 gr/ltr
4. Nickstar 31 20 ml/ltr Kondisi Kerja :
5. Nickstar 32 1 ml/ltr - Ph 4,2
- Rapat Arus 4 A/dm2
- Temperature 45-46 oC

Dalam proses Nickel Plating ini digunakan tegangan 6 Volt


dalam arus 300 Ampere.
Setelah proses ini dilakukan pembilasan dengan air yang
mengalir dalam 3 tabung pencelupan.
PROSES ELEKTROPLATING
Chrome Plating
Yaitu proses finishing pada proses elektroplating
Nickel. Fungsinya sebagai usaha untuk
meningkatkan ketahanan terhadap korosi, aus
dan anti gores, serta untuk meningkatkan aspek
dekoratif terhadap benda yang dihasilkan
sehingga menjadi mengkilat dan halus
permukaannya. Pencelupan dilakukan selama: 15
– 60 menit pada temperature 40-55 oC dalam
larutan chromic acid.
Komposisi dan kondisi kerja :
Komposisi Larutan :
1. Chromic Acid 80 gr/ltr Kondisi Kerja :
2. Sulfonic Acid 1 gr/ltr - Temperatur 40,5 oC
3. Asam Chlorid N6X 20 gr/ltr - Rapat Arus 15 A/
PROSES ELEKTROPLATING
7. Drying
Yaitu proses pengeringan dari proses
chromeplating. Dalam proses ini terdiri dari 2 cara :
a. Dengan media pencelupan air panas 60 oC
(Suhu), hanya sebentar saja untuk pembersihan.
b. Dengan menganealling (mengoven) barang yang
sudah dilapisi, proses ini digunakan untuk
menghilangkan air bekas chromeplating,
dilakukan selama 20 menit dengan suhu 60 oC
Pekerjaan Pembersihan Mekanik

Degreasing: Pencucian dengan larutan alkaline

Pembersihan: (Pencucian dengan air bersih)

Pickling: (Pencucian dengan larutan asam)

Bilas dengan air

Pelapisan tembaga Bilas dengan air

Bilas dengan air Pelapisan nikel

Pengeringan
ISTILAH-ISTILAH DALAM PROSES LAPIS LISTRIK
1. Elektroda: suatu terminal dalam larutan
elektrolit yang mana aliran listrik mengalir
ke dan darinya.
2. Anoda (anode): elektroda positif yang
padanya terjadi pelepasan ion negatif dan
membentuk ion positif (reaksi oksidasi)
3. Katoda (cathode): elektroda negatif yang
padanya terjadi pelepasan ion positif dan
membentuk ion negatif (reaksi reduksi)
4. Elektrolit: zat yang molekulnya dapat larut
dalam air dan terurai menjadi zat-zat (atom-
atom) yang bermuatan positif dan negatif.
5. Ion: Zat yang terurai yang molekul-olekulnya
bermuatan listrik positif dan negatif. Zat yang
bermuatan negatif disebut anion (ion negatif),
bermuatan positif disebut kation (ion positif).
6. Lumpur anoda (anode slime) sisa zat yang tidak
larut dihasilkan dianoda dan mengotorfinya.
7. Lepuh (blister) pembengkakan pada bagian
tertentu dari hasil pelapisan karena adanya daya
lekat (adhesif) lapisan yang kuirang baik.
8. pH, derajat keasaman suatu asam dalam larutan
yang merupakan logaritma dari konsentrasi asam
dengan tanda negatif.
9. Inhibitor, bahan yang dapat emngurangi
pemakanan atau pengrukasan oleh asam pada
benda kerja.
10.Pembilasan (rinsing), usaha pencucian atau
penetralan permukaan benda kerja dri asam atau
alkali dengan air bersih.
KONDISI OPERASIONAL
Kuat arus (A)
Makin tinggi kuat arus yang digunakan maka
makin cepat pula saat pelapisan dan
memeperkecil ukuran dan bentuk kristalnya.
Tetapi bila kuat arus yang mengalir terlalu tinggi,
maka akibatnya pelapisan akan menjadi kasar,
bersisik dan berwarna hitam atau terbakar.
Tegangan (V)
Tegangan yang digunakan biasanya konstan
sehingga dapat dikatakan variabelnya hanya
kuat arus saja. Maksudnya bila luas permukaan
benda kerja bervariasi, maka arus yang
mengalir disesuaikan dengan ketentuan
tersebut. Tegangan yang digunakan antara 6 –
12 volt.
Suhu larutan (T)

Suhu larutan mampu mempengaruhi karat lapisan.


Kenaikan temperatur akan mengakibatkan bertambahnya
ukuran butiran kristal. Bila temperatur tinggi, daya larutnya
akan bertambah besar dan terjadi penguraian garam
logam yang menjadikan tingginya konduktifitas serta
bertambahnya mobilittas ion logam, tetapi viskositasnya
larutan menjadi berkurang, sehingga endapan ion logam
pada katoda akan lebih cepat bersirkulasi. Biasanya
temperatur yang dipakai 600 C (BBPILM, 1994 :15).
Keasaman larutan (pH)

Derajat keasaman larutan (pH) harus terkontrol agar


kemampuan larutan elektrolit dalam menghasilkan
lapisan tetap baik. Larutan yang bersifat basa maka
derajat keasaman berkisar antara 8 – 9, untuk larutan
bersifat asam maka nilai derajat keasaman larutan
berkisar 1 – 5. Untuk mengetahui derajat keasaman
maka digunakan alat berupa pH Colorimeter.
Sedangkan untuk mengatur derajat keasaman maka
digunakan Potasium Hidroksida pada larutan bersifat
basa dan Asam Sulfat pada larutan yang bersifat asam.

Anda mungkin juga menyukai