ELEKTROPLATING
Disusunoleh :
Kelompok II
1. Lolita Carlie (F0A018002)
2. Rara Jannetty putri (F0A018004)
3. Syabilla Samsi Muslina Denitya (F0A018005)
4. Azra Muzdalifah (F0A018008)
AsistenLaboratorium:
1. Ria Gracia Sibarani, S.Si.
2. Yuli Evrianti Br RG, A.Md.
DosenPengampu:
1. Dr. DiahRiskiGusti, S.Si.,M.Si.
2. Dr. Ngatijo, M.Si.
CuS04
b. Tahap Pengerjaan
Hasil
Pembersihan Lemak dan Minyak
Pembersihan karat
Hasil
c. Proses Elektroplating
Logam
Hasil
NiSO4
Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan ini tentang elektroplating. Elektroplating atau penyepuhan
merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam
menggunakan arus listrik searah melalui suatu larutan elektrolit. Elektroplating
memberikan perlindungan pada logam yang diinginkan dengan memanfaatkan
logam-logam tertentu sebagai lapisan pelindung, misalnya tembaga, nikel, krom,
perak, dan sebagainya. Pada percobaan ini didapatkan hasil data sebagai berikut :
Tabel 1. Elektroplating paku besi dengan logam pelapis Cu
Benda Kerja Berat Awal Berat Akhir Yang terjadi Yang terjadi
(W0) (gram) (Wt ) di katoda di anoda
Warna paku
menjadi
Lempeng besi hitam dan
elektrolit paku banyak
CuSO4 0,2 M yang terkikis
1,2781 1,3407
Lempeng Cu
elektrolit
CuSO4 0,1 M
Warna
lempeng
0,2844 0,2637 berubah
menjadi
orange pekat
dan logam
menjadi lebih
tipis
Warna
Lempeng besi lempeng
elektrolit berubah
CuSO4 0,2 M menjadi lebih
gelap
0,2964 0,288
Pada perlakuan pertama elektroplating paku besi dengan logam pelapis Cu.
Elektroplating merupakan teknik pelapisan secara elektrodeposisi, yaitu proses
pengendapan pelapis logam secara elektrokimia. Cara pelapisan ini memerlukan
arus listrik searah (DC). Pada praktikum ini, logam yang kita lapisi yaitu lempeng
besi dengan logam pelapis tembaga. Yang mana sifat dari besi yang mudah
mengalami korosi ketika kontak dengan udara. Oleh karena itu perlu adanya
pelapisan dengan logam lain agar besi tidak mudah mengalami korosi. Sifat besi
yang pada dasarnya rentan terhadap korosi maka sebelum dilakukan electroplating
perlu adanya pembersihan permukaan lempeng tersebut. Proses pembersihan
lempeng besi dilakukan dalam tiga tahap yaitu :
1. Pembersihan secara mekanik, proses pembersihan karat dilakukan dengan
menggunakan amplas, yang mana pada tahap ini pengamplasan bertujuan
untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus permukaan
lempeng. Penghalusan lempeng bertujuan agar hasil pelapisan bias rata dan
juga halus sehingga bias tampak lebih indah. Penghilangan karat pada tahap
ini hanya sebagian saja yang bias dihilangkan. Oleh karena itu pada tahap
selanjutnya akan dibersihkan lagi.
2. Penghilangan lemak dan minyak dilakukan dengan mencelupkan lempeng
yang telah halus kedalam larutan alkali.yang terdiri dari campuran NaOH
dan Na2CO3. NaOH pada tahap ini berfungsi untuk menyabunkan lemak dan
minyak yang menempel pada lempeng besi. Ketika lipid telah tersabunkan
maka secara otomatis akan terlepas dari lempeng dan terlarut dalam larutan
pencuci. Pada proses ini terlihat adanya lapisan-lapisan tipis lemak dan
minyak yang terapung di permukaan larutan. Lemak dan minyak ini
dihilangkan dengan tujuan agar tidak mengurangi daya hantar listrik dan
juga permukaan kontak antara logam dasar dengan logam pelapis.
3. Pembersihan karatan, larutan pencuci yang digunakan untuk menghilangkan
karat yaitu terdiri dari H2SO4. Asam sulfat merupakan asam yang sangat kuat
sehingga mampu meutuskan ikatan antara logam dan oksidanya. Pada tahap
ini peristiwa yang bias diamati adalah terjadinya gelembung-gelembung
dalam larutan dan juga larutan menajdi warna keruh akibat karat besi yang
terlepas dari lempeng besi. Penghilangan karat ini bertujuan agar lapisan
yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah mengelupas.
Pada perlakuan ini menggunakan larutan CuSO 4 dengan berbeda kosentrasi
berfungsi untuk melihat proses pelapisan kecepatannya. Fungsi larutan pada
larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung lama dan
kemungkinan tidak terjadi lapisan. Sebaliknya pada larutan yang konsentrasinya
tinggi, akan menghasilkan lapisan yang melekat. Perlakuan pertama besi dilapisin
Cu dengan larutan CuSO4 kosentrasi 0,1 M berat awal 1,3320 gram berat setelah
dielektroplating berat akhir 1,4876 gram. Dikatoda paku mengalami penebalan dan
warna paku menjadi hitam. Pada anoda tidak terjadi perubahan. Sedangkan pada
perlakuan kedua berat awal 0,2844 gram berat setelah dielektroplating berat akhir
0,2637 gram dianoda terjadi gram warna lempeng berubah menjadi orange pekat
dan logam menjadi lebih tipis, pada katoda tidak terjadi perubahan. Larutan CuSO 4
kosentrasi 0,2 M berat awal 1,2781 gram berat setelah dielektroplating berat akhir
1,3047 gram. Dikatoda Warna paku menjadi hitam dan paku banyak yang terkikis,
pada anoda tidak terjadibperubahan. Sedangkan pada perlakuan kedua larutan
CuSO4 berat awal 0,2964 gram berat setelah dielektroplating berat akhir 0,288
gram dianoda terjadi gram warna lempeng berubah menjadi lebih gelap, pada
katoda tidak terjadi perubahan. Dapat dilihat dari hasil percobaan ini yang
bertindak sebagai anoda adalah Cu sedangkan yang bertindak sebagai katoda
adalah Fe. Hal ini disebabkan karena Cu lebih reduktor dibandingkan dengan Fe,
dengan kata lain, daya oksidasi Cu lebih besar dari pada Fe. Berdasarkan data
yang di peroleh ketika praktikum dapat dilihat bahwa logam yang dilapisi beratnya
bertambah, sedangkan logam yang melapisi beratnya berkurang. Logam yang
dilapisi pada percobaan ini adalah Fe sedangkan yang melapisi adalah Cu.
Konsentrasi dari larutan elektrolit yang di gunakan pada proses pelapisan
memiliki pengaruh, yaitu semakin besar konsentrasi larutan elektrolit tersebut,
maka penambahan berat Fe juga semakin besar. . Demikian secara umum
konsentrasi berpengaruh terhadap laju pelapisan, hal ini sesuai dengan hukum
faraday bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin cepat pula laju pelapisan
karena semakin bereaksi dan Cu semakin cepat melapisi Fe.
Tabel 2 . Proses elektroplating
Perlakuan Hasil
Reaksi pada katoda, pada plat baja karbon rendah mengalami pelepasan oksigen
terhadap larutan tembaga (CuSO4) akibat adanya arus listrik searah dengan
tegangan konstan sehingga ion tembaga (Cu) akan menempel pada permukaan plat
dengan perantara elektrolit tembaga sehingga plat terlapisi tembaga. Reaksi yang
terjadi pada katoda ini sebagai berikut :
Cu2+ + 2e-→ Cu
Reaksi pada anoda, reaksi yang terjadi pada anoda adalah bahan pelapis tembaga
(Cu) mengikat oksigen yang dilepaskan oleh plat baja karbon rendah. Bahan
pelapis tembaga akan mengalami pengikatan yang kemudian akan terlarut pada
elektrolit tembaga (CuSO4) yang telah melapisi plat tersebut. Sehingga elektrolit
tembaga (CuSO4) tetap stabil, akibatnya bahan pelapis tembaga (Cu) lama
kelamaan akan berkurang atau habis. Dapat dilihat dari hasil data mengalami
pengurangan berat Cu yang pindah ke Fe dan terdapat gelembung gas. Kondisi
pada anoda ini, reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Cu → Cu2+ + 2e-
Bahwa reaksi pada katoda bahwa ion Cu 2+ bergerak ke katoda menjadi Cu, logam
ini menempel pada katoda. Sedangkan reaksi pada anoda yaitu ion SO42- bergerak
ke anoda menjadi SO4 dan melepaskan elektronnya. Karena Cu reaktif maka
bereaksi dengan SO4 membentuk CuSO4 kembali. Jadi berat anoda berkurang dan
pengurangan beratnya sama dengan berat Cu yang mengendap pada katoda. Dapat
disimpulkan, konsentrasi Cu2+ dan SO42- dalam larutan tetap selama masih ada
anoda. Jadi seolah-olah Cu pada anoda pindah ke katoda. Prinsip ini digunakan
pada proses elektroplating.
Tabel 3. Elektroplating aluminium dengan logam Ni
Benda Kerja Berat Awal Berat Akhir Yang terjadi Yang terjadi
(W0) (gram) (Wt ) di katoda di anoda
Aluminium Terdapat
pada NiSO4 banyak
0,1 M 0,3313 0,3318 gelembung,
warna
menjadi
bersih
Nikel pada
NiSO4 0,2 M
Terdapata
sedikit
4,4779 4,4758 gelembung
pada nikel,
warna nikel
menjadi
buram
Reaksi pada katoda, plat Al mengalami pelepasan oksigen ke elektrolit nikel (NiSO 4)
ion nikel (Ni) akan menempel di permukaan plat baja sehingga nikel. Reaksi yang
terjadi pada katoda sebagai berikut:
Pembentukan lapisan Nikel :
Ni2+ + 2e- → Ni
2H+ + 2e- → H2
Reaksi yang terjadi adalah pada anoda nikel (Ni) mengikat oksigen yang dilepaskan
oleh Al, kemudian akan terlarut pada elektrolit nikel (NiSO 4) yang telah melapisi
plat tersebut. Sehingga larutan elektrolit nikel (NiSO4) tetap stabil, akibatnya
bahan pelapis nikel (Ni) lama kelamaan akan berkurang atau habis. Dapat kita
lihat berat hasil yang didapatkan berkurang dan Al bertambah beratnya dan
terdapat gelembung gas. Reaksi yang yang terjadi pada anoda sebagai berikut:
Pereduksian anoda nikel :
Ni → Ni2+ + 2e-
H2 → 2H+ + 2e-