Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN DAN KOROSI

ELEKTROPLATING

Disusunoleh :
Kelompok II
1. Lolita Carlie (F0A018002)
2. Rara Jannetty putri (F0A018004)
3. Syabilla Samsi Muslina Denitya (F0A018005)
4. Azra Muzdalifah (F0A018008)

AsistenLaboratorium:
1. Ria Gracia Sibarani, S.Si.
2. Yuli Evrianti Br RG, A.Md.

DosenPengampu:
1. Dr. DiahRiskiGusti, S.Si.,M.Si.
2. Dr. Ngatijo, M.Si.

LABORATORIUM ENERGI REKAYASA DAN MATERIAL 1


PROGRAM STUDI D-III KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERCOBAAN VI
ELEKTROPLATING
I. Tujuan
1. Mempelajari proses pelapisan paku besi dengan logam pelapis Cu2.
2. Mempelajari proses pelapisan aluminium dengan logam pelapis nikel.
II. Landasan Teori
Elektroplating adalah suatu teknologi yang relatif mudah dikerjakan dengan
menggunakan peralatan yang sederhana dan membutuhkan pekerja yang relatif
sedikit. Kemudahan-kemudahan ini menarik para wirausahawan untuk bergerak
dibidang ini. Pada dasarnya electroplating dilakukan dengan maksud memberian
perlindungan terhadap bahaya korosi, membentuk sifat keras permukaan, dan sifat
teknis atau mekanis tertentu, terhadap logam dasar. Didunia industri, bukan
hanya kekuatan produk yang diinginkan pasar, tetapi penampilan logam yang
menarik akan sangat membantu terhadap keberhasilan produk di pasaran.Dengan
kata lain, suatu produk pelapisan logam membutuhkan hasil dengan penampilan
yang baik, misalnya dikaitkan dengan penampilan produk yang bagus, mengkilat
dan cemerlang. Proses electroplating adalah suatu proses pelapisan dimana terjadi
pengendapan suatu lapisan logam tipis pada permukaan yang dilapisi dengan
menggunakan aruslistrik. Biasanya proses electroplating dilakukan dalam suatu
bejana atau cawan yang terdiri dari elektroda yang dihubungkan dengan arus
listrik searah (DC) dimana rangkaian ini disebut sel elektrolisa. Adapun logam-
logam yang digunakan sebagai pelapis adalah nikel, kromium, mangan, arsen,
platinum, aurum, plumbun, dan lain-lain.“Pengaruh Kuat dan distribusi arus
terhadap ketebalan dan kekerasan lapisan krom pada stoneware dan earthenware”.
Dimana hasil penelitiannya menunjukkan Kekerasan permukaan berdasarkan hasil
uji kekerasan Vickers akan semakin meningkat dengan naiknya kuat arus dan
bertambahnya titik distribusi arus ( Chang, 2003).
Elektroplating pada baja pada dasarnya dilakukan dengan tujuan untuk
melindungi permukaan baja dari serangan korosi karena logam pelapis tersebut
akan memutus interaksi dengan lingkungan sehingga terhindar dari peroses
oksida. Electroplating juga bertujuan untuk menambah keindahan tampak luar
suatu benda atau produk. Sekarang ini pelapisan dengan cara electroplating
sedang digemari karena warnanya yang cemerlang, distribusi bahan pelapis merata
diseluruh bagian, tidak mudah terkorosi dan tahan lama. Produk yang dihasilkan
banyak digunakan sebagai dekorasi pada kendaraan bermotor roda dua maupun
yang roda empat. Selain itu pelapisan ini juga bertujuan untuk mendapatkan sifat
khusus permukaan seperti sifat tahan terhadap korosi, sifat keras, sifat tahan aus
dan sifat tahan terhadap suhu yang tinggi atau gabungan dari beberapa tujuan
diatas secara bersama-sama. Dengan melapisi saluran gas buang kendaraan
dengan nikel dapat meningkatkan ketahanan terhadap korosi ( Anwar et al., 2012).
Pelapis logam merupakan bidang amat luas dan dalam, menjadi salah satu
penerapan teknologi elektrokimia. Kaitannya erat sekali dengan iptek bahan, kimia
permukaan, kimia fisik sampai keteknikannya. Aneka logam dapat diplating. Untuk
menyederhanakan rangkuman, berbagai logam tersebut dikelompokkan atas
beberapa golongan : coating “tumbal”, coating dekoratif-protektif, coating logam
rekayasa, logam-logam “jarang pakai”, serta berbagai jenis alloy. Semua itu masing-
masing mempunyai ciri khas, baik keunggulan maupun kelemahan. Pelapis /
coating “tumbal” dipergunakan / dikorbankan untuk melindungi logam basis,
disebut prosesnya pelapisan anodic (relatif terhadap substrat). Coating dekoratif-
protektif, agar penampilan barangnya lebih memikat & mempesona. Logam-logam
tertentu untuk plating rekayasa, memberikan produk yang menghasilkan sifat
tertentu bagi permukaan, misalnya dapat / tidaknya disolder, ketahanan ausnya,
keterpantulan dan sebagainya maka dikenal sebagai coating fungsional. Kelompok
logam jarang pakai ada dua macam. Yang pertama mudah diplatkan tetapi
penggunaanya terbatas. Yang kedua memang agak sukar diplatkan. Bila hendak
memplatkan logam-logam ini, dituntut kondisi khusus misalnya larutan tak-berair.
Alloy juga sering kali dideposisi secara listrik, akan tetapi yang bernilai komersial
hanya beberapa. Penggolongan-penggolongan ini tidak kaku. Satu logam bisa saja
dimasukkan kedalam lebih daripada satu kelompok. Dalam electroplating, satu
logam dijadikan “tumbal”, agar logam lain menyandang peran fungsi vital tidak
hancur termakan korosi. Seng dan kadmium misalnya, dijadikan perisai pelindung
bagi substrat besi baja, yang kegunaan teknisnya vital dalam berbagai konstruksi
dan industri. Seng dan kadmium biasanya dipergunakan untuk melindungi
substrat misalnya besi atau baja. Keduanya dapat dijadikan lapisan cerah, tetapi
kecerahan itu tidak awet. Kadmium jauh lebih mahal daripada seng. Kadmium
lebih mudah disolder, lebih tahan atmosfer garam, produk korosinya tidak
bervolum besar, juga platingnya lebih mudah dikontrol daripada seng. Seng
merupakan logam paling murah untuk mencegah korosi besi-baja. Biasanya seng
diterapkan ke baja secara hot-dipping / celup panas atau galvanisasi. Baja
tergalvanisasi amat banyak diperdagangkan. Elektrogalvanisasi amat jarang
dipraktekkan. ( Huda dan Purwanto, 2005).
Pada umumnya pelapisan logam sudah lazim menggunakan istilah vernikel,
verkrom dan semacamnya. Pelapisan nikel, tembaga, khrom, memang sudah
populer. Sebenarnya,justru seng dan timah yang didunia ini palingbanyak untuk
pelapisan: kawat, baja dan banyak lagi. Banyaknya dilakukan di industri
menyebabkan pelapisan seng dan timah lebih dianggap dan dimasukan ke dunia
industry baja daripada ranah electroplating populer. Didunia plating, yang popular
justru tembaga,nikel dan khrom. Berbagai barang rumah tangga, meubel, alat
dapur, alat sport, alattulis, konstruksi dan pagar rumah mewah, sepeda,
kendaraan bermotor, tidak ada yang bebas vernikel / verkrom. Setiap hari ditemui
dan digauli maka pelapisan dekoratif protektif tembaga nikel khrom paling dikenal
akrab. Dalam industri elektroplating banyak dikenal macam-macam jenis pelapisan
diantaranya dua macam jenis pelapisan yaitu chrome dekoratif dan hard chrome.
Hard chrome mempunyai ketebalan yang mencapai 0,3 mm dengan kekerasan
lebih dari 600 HV, dipakai pada alat-alat industri yang bergerak dan memerlukan
ketahanan goresan dan korosi tinggi. Hard chrome dilakukan secara langsung
terhadap bahan dasar baja yang akan dilapisi. Elektrolisis terdiri atas zat yang
dapat mengalami ionisasi (larutan elektrolit), elektorde, dan sumber listrik (baterai).
Mula-mula aliran listrik dialirkan dari kutub negatif baterai ke katode yang
bermuatan negatif. Larutan elektrolit akan terionisasi menjadi kation dan anion.
Terjadinya endapan karena ion-ion bermuatan listrik berpindah dari katoda melalui
electrolit yang akan mengendap pada anoda. Reaksi yang terjadi pada proses ini
adalah reaksi reduksi maupun oksidasi yang berlangsung secara terus menerus
menuju arah tertentu secara tetap. ( Hadi, 2018).
Penelitian tingkat kehaulasan material mempengaruhi hasil elektroplating,
material yang dikerjakan dengan permesinan menghasilkan lapiasan hard chrome
yang bagus. Kesetabilan arus dipengaruhi oleh sumber arusnya jika menggunakan
aki penambahan ketebalan akan sangat cepat hanya pada proses awal. Setelah
beberapa menit arus pada aki akan cepat habis sehingga proses penebalan
berhenti. Dengan mengunakan rectifier hasil akan setabil, karena arus yang
diberikan ke specimen tidak habis seperti jika menggunakan aki dan tegangan
pada rectifier bisa diatur sesuai yang dibutuhkan. Benda yang dilapisi harus
merupakan konduktor atau dapat menghantarkan arus listrik. Elektroplating
ditujukan untuk perlindungan terhadap karat seperti pada pelapisan seng pada
besi baja, pelapisan nikel dan krom umumnya ditujukan untuk menjadikan benda
mempunyai permukaan lebih keras dan mengkilap selain juga sebagai
perlindungan terhadap korosi. Elektroplating didefinisikan sebagai perpindahan ion
logam dengan bantuan arus listrik melalui elektrolit sehingga ion logam mengendap
pada benda padat konduktif membentuk lapisan logam. Ion logam diperoleh dari
elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam ke dalam elektrolit.
Pengendapan terjadi karena anoda yang diraliri arus listrik melepaskan ion-ion
logam berpindah melalui larutan elektrolit dan mengendap pada benda kerja yang
berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang mengendap disebut juga sebagai
deposit. Pada proses pelapisan elektroplating terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu :
1. Kadar asam sulfat yang rendah menyebabkan hasil kasar dan kotoran-
kotoran yang melayang pada larutan elektrolit juga penyebab lapisan kasar.
2. Arus yang digunakan terlalu besar serta jarak antara anoda dan katoda terlalu
dekat menyebabkan hasil lapisannya menjadi gosong.
3. Kotoran dan minyak yang melekat pada benda kerja menyebabkan hasil
pelapisan kurang baik.
4. Arus listrik yang terputus–putus menuju katoda menyebabkan hasil tidak
rata dan pelapisan kurang melekat. (Tatachenko, 2019).
III. Prosedur Kerja
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
- Amplas
- Batang Pengaduk
- Baterai
- Gelas Kimia
- Gelas Ukur
- Hot Plate
- Kabel penjepit buaya
- Labu Ukur
- Paku Besi ukuran 2,5 inc
B. Bahan
- Aquades
- CuSO4
- NiSO4 1M
- Na2CO3
- NaOH
- H2SO4 pekat
- H2SO4 10%
3.2 Skema Kerja

a. Elektroplating paku besi dengan logam pelapis Cu

CuS04

Disiapkan dan dibersihkan alat-alat dan bahan praktikum

Diambil 150 ml larutan CuSO4 0,1 M dan memasukkan ke


dalam gelas kimia 250 ml

Disiapkan 2 logam Cu dan menimbang beratnya

Dirangkai alat kerja

Dimasukkan logam Cu (sebagai anoda) dan memasukkan logam


Fe (sebagai katoda) kedalam gelas kimia yang berisi larutan
CuSO4 0,1 M

Ditimbang massa Cu dan Fe setelah elektroplating dengan


larutan CuSO4 0,1 M

Dimasukkan logam Cu (sebagai anoda) dan memasukkan logam


Fe (sebagai katoda) kedalam gelas kimia yang berisi larutan
CuSO4 0,2 M
Hasil

b. Tahap Pengerjaan

Pembersihan Secara Mekanik

Diamplas permukaan benda kerja/paku besi, hingga halus


dan hilang karat yang menempel pada benda kerja

Dicelupkan benda kerja ke dalam air.

Hasil
Pembersihan Lemak dan Minyak

Dibuat larutan pencuci lemak dan minyak

Dicampurkan 3,21 gram NaOH dan 6,25 gram Na2CO3


kemudian larutkan dan tambahkan air hingga volumenya 250
ml

Dihilangkan lemak dan minyak dengan cara dicelupkan benda


kerja yang telah diamplas dalam larutan pencuci lemak dan
minyak yang telah dipanaskan pada suhu 70 ̊C selama 15
menit
Hasil

Pembersihan karat

Dibuat larutan penghilang karat

Dicampurkan 10 ml H2SO4 pekat dan larutkan dalam 40


ml aquades.

Dicelupkan benda kerja dalam larutan pencuci karat


selama 15 menit pada suhu 40 ̊C –60 ̊C
Hasil

Pembilasan dan Penimbangan

Dicuci dengan pencuci alkali dan pencuci karat, bilas


dalam aquades sehingga lempeng bersih dari karat
maupun lemak dan minyak

Dikeringkan lalu timbang berat awalnya.

Hasil
c. Proses Elektroplating

Logam

Dihubungkan anoda dengan kutub positif pada sumber


arus, dan katoda pada kutub negative

Dicelupkan anoda dan katoda pada larutan elektrolit dan


alirkan arus dari baterai 9 volt selama 10 menit, Putuskan
arus dan angkat logam kerja, keringkan kemudian timbang.

Hasil

d. Elektroplating aluminium dengan logam pelapis Ni

NiSO4

Dimasukkan larutan 150 ml NiSO41 M ke dalam gelas kimia


250 ml

Dijepit logam Ni sebagai anoda dan uang logam Al sebagai


katoda

Dihubungkan kedua elektrode dengan keduakutub baterai 9V


(jangan terbalik kutubnya)

Dijalankan arus selama 30 menit

Diamati apa yang terjadi pada anoda dan katoda

Diambil gambar logam sebelum dan sesudah electroplating

Hasil
IV. Hasil dan Pembahasan
Pada percobaan ini tentang elektroplating. Elektroplating atau penyepuhan
merupakan salah satu proses pelapisan bahan padat dengan lapisan logam
menggunakan arus listrik searah melalui suatu larutan elektrolit. Elektroplating
memberikan perlindungan pada logam yang diinginkan dengan memanfaatkan
logam-logam tertentu sebagai lapisan pelindung, misalnya tembaga, nikel, krom,
perak, dan sebagainya. Pada percobaan ini didapatkan hasil data sebagai berikut :
Tabel 1. Elektroplating paku besi dengan logam pelapis Cu
Benda Kerja Berat Awal Berat Akhir Yang terjadi Yang terjadi
(W0) (gram) (Wt ) di katoda di anoda

Lempeng besi Paku


elektrolit mengalami
CuSO4 0,1 M 1,3320 1,4876 penebalan
dan warna
paku menjadi
hitam

Warna paku
menjadi
Lempeng besi hitam dan
elektrolit paku banyak
CuSO4 0,2 M yang terkikis
1,2781 1,3407

Lempeng Cu
elektrolit
CuSO4 0,1 M
Warna
lempeng
0,2844 0,2637 berubah
menjadi
orange pekat
dan logam
menjadi lebih
tipis

Warna
Lempeng besi lempeng
elektrolit berubah
CuSO4 0,2 M menjadi lebih
gelap

0,2964 0,288

Pada perlakuan pertama elektroplating paku besi dengan logam pelapis Cu.
Elektroplating merupakan teknik pelapisan secara elektrodeposisi, yaitu proses
pengendapan pelapis logam secara elektrokimia. Cara pelapisan ini memerlukan
arus listrik searah (DC). Pada praktikum ini, logam yang kita lapisi yaitu lempeng
besi dengan logam pelapis tembaga. Yang mana sifat dari besi yang mudah
mengalami korosi ketika kontak dengan udara. Oleh karena itu perlu adanya
pelapisan dengan logam lain agar besi tidak mudah mengalami korosi. Sifat besi
yang pada dasarnya rentan terhadap korosi maka sebelum dilakukan electroplating
perlu adanya pembersihan permukaan lempeng tersebut. Proses pembersihan
lempeng besi dilakukan dalam tiga tahap yaitu :
1. Pembersihan secara mekanik, proses pembersihan karat dilakukan dengan
menggunakan amplas, yang mana pada tahap ini pengamplasan bertujuan
untuk menghilangkan sebagian karat dan juga memperhalus permukaan
lempeng. Penghalusan lempeng bertujuan agar hasil pelapisan bias rata dan
juga halus sehingga bias tampak lebih indah. Penghilangan karat pada tahap
ini hanya sebagian saja yang bias dihilangkan. Oleh karena itu pada tahap
selanjutnya akan dibersihkan lagi.
2. Penghilangan lemak dan minyak dilakukan dengan mencelupkan lempeng
yang telah halus kedalam larutan alkali.yang terdiri dari campuran NaOH
dan Na2CO3. NaOH pada tahap ini berfungsi untuk menyabunkan lemak dan
minyak yang menempel pada lempeng besi. Ketika lipid telah tersabunkan
maka secara otomatis akan terlepas dari lempeng dan terlarut dalam larutan
pencuci. Pada proses ini terlihat adanya lapisan-lapisan tipis lemak dan
minyak yang terapung di permukaan larutan. Lemak dan minyak ini
dihilangkan dengan tujuan agar tidak mengurangi daya hantar listrik dan
juga permukaan kontak antara logam dasar dengan logam pelapis.
3. Pembersihan karatan, larutan pencuci yang digunakan untuk menghilangkan
karat yaitu terdiri dari H2SO4. Asam sulfat merupakan asam yang sangat kuat
sehingga mampu meutuskan ikatan antara logam dan oksidanya. Pada tahap
ini peristiwa yang bias diamati adalah terjadinya gelembung-gelembung
dalam larutan dan juga larutan menajdi warna keruh akibat karat besi yang
terlepas dari lempeng besi. Penghilangan karat ini bertujuan agar lapisan
yang terbentuk relative lebih kuat dan tidak mudah mengelupas.
Pada perlakuan ini menggunakan larutan CuSO 4 dengan berbeda kosentrasi
berfungsi untuk melihat proses pelapisan kecepatannya. Fungsi larutan pada
larutan yang konsentrasinya rendah, proses pelapisan berlangsung lama dan
kemungkinan tidak terjadi lapisan. Sebaliknya pada larutan yang konsentrasinya
tinggi, akan menghasilkan lapisan yang melekat. Perlakuan pertama besi dilapisin
Cu dengan larutan CuSO4 kosentrasi 0,1 M berat awal 1,3320 gram berat setelah
dielektroplating berat akhir 1,4876 gram. Dikatoda paku mengalami penebalan dan
warna paku menjadi hitam. Pada anoda tidak terjadi perubahan. Sedangkan pada
perlakuan kedua berat awal 0,2844 gram berat setelah dielektroplating berat akhir
0,2637 gram dianoda terjadi gram warna lempeng berubah menjadi orange pekat
dan logam menjadi lebih tipis, pada katoda tidak terjadi perubahan. Larutan CuSO 4
kosentrasi 0,2 M berat awal 1,2781 gram berat setelah dielektroplating berat akhir
1,3047 gram. Dikatoda Warna paku menjadi hitam dan paku banyak yang terkikis,
pada anoda tidak terjadibperubahan. Sedangkan pada perlakuan kedua larutan
CuSO4 berat awal 0,2964 gram berat setelah dielektroplating berat akhir 0,288
gram dianoda terjadi gram warna lempeng berubah menjadi lebih gelap, pada
katoda tidak terjadi perubahan. Dapat dilihat dari hasil percobaan ini yang
bertindak sebagai anoda adalah Cu sedangkan yang bertindak sebagai katoda
adalah Fe. Hal ini disebabkan karena Cu lebih reduktor dibandingkan dengan Fe,
dengan kata lain, daya oksidasi Cu lebih besar dari pada Fe. Berdasarkan data
yang di peroleh ketika praktikum dapat dilihat bahwa logam yang dilapisi beratnya
bertambah, sedangkan logam yang melapisi beratnya berkurang. Logam yang
dilapisi pada percobaan ini adalah Fe sedangkan yang melapisi adalah Cu.
Konsentrasi dari larutan elektrolit yang di gunakan pada proses pelapisan
memiliki pengaruh, yaitu semakin besar konsentrasi larutan elektrolit tersebut,
maka penambahan berat Fe juga semakin besar. . Demikian secara umum
konsentrasi berpengaruh terhadap laju pelapisan, hal ini sesuai dengan hukum
faraday bahwa semakin besar konsentrasi maka semakin cepat pula laju pelapisan
karena semakin bereaksi dan Cu semakin cepat melapisi Fe.
Tabel 2 . Proses elektroplating
Perlakuan Hasil

Berat lempeng besi - 1,2609 gram


Berat lempeng Cu - 0,3290 gram

Logam Cu pada anoda dan logam Fe Logam besi banyak menimbulkan


pada katoda direndam dalam larutan gelembung gas. Paku berubah warna
CuSO4 0,1 M dan ditambah H2SO4 Ph menjadi kecoklatan (merah bata),
1 dan dialiri arus listrik searah logam Cu menjadi berwarna gelap

Berat paku besi - 1,2657 gram

Berat logam Cu - 0,3261 gram

Proses elektroplating biasanya dilakukan disuatu benjana yang disebut sel


elektrolisa yang berisi cairan elektrolit atau rendaman (bath). Pada rendaman ini
tercelup paling tidak dua elektroda listrik, terbagi menjadi kutub positif (+) dan
negatif dan katoda (-). Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang
tidak larut. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja
sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik juga sebagai
bahan baku pelapis. Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi,
dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik. Elektrolit berupa
larutan yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel
bermuatan positif atau negatif.
Tembaga mempunyai sifat lunak dan ulet, tidak terlalu teroksidasi oleh
sifatnya pula yang elektropositif (mulia), tembaga mudah diendapkan oleh logam
yang deret daya gerak listriknya lebih tinggi semisal besi. salnya sebuah plat baja
karbon rendah akan dilapisi dengan tembaga dengan proses elektrolating. Elektrolit
yang digunakan sebagai perantara adalah elektrolit tembaga (CuSO4) dengan anoda
tembaga (Cu). Saat proses elektroplating pada anoda dan katoda terjadi perubahan
potensial akibat adanya aliran arus listrik searah, sehingga anoda tembaga akan
terurai ke dalam media larutan elektrolit yang mengandung ion-ion tembaga, yang
akhirnya bergerak ke katoda dan akhirnya menempel kuat. Secara sederhana
rangkaian pelapisan tembaga dengan tembaga.

Gambar pelapisan Fe dengan Cu


Pelapisan tembaga mudah dilakukan demikian pula dengan larutannya
yang mudah dikontrol. Tembaga bagus sebagai lapisan dasar sebelum plating
berikutnya. Tembaga relative inert terhadap berbagai larutan plating, maka logam
dasar atau subtract yang dapat diserang larutan tersebut dapat terlindungi bila di
lapisi dengan tembaga terlebih dahulu. Secara elektrokimia berat terplat tiap satuan
listriknya pada tembaga cukup baik dan besar, jadi lebih irit arusnya. Berapa reaksi
yang terjadi sebagai berikut :
Reaksi pada larutan elektrolit, pada larutan elekrolit CuSO4 terurai menjadi ion Cu
dan SO4. kation elektrolit (SO42-) menempel pada anoda. Reaksi ini sebagai berikut:

CuSO4 → Cu2+ + SO42-

Reaksi pada katoda, pada plat baja karbon rendah mengalami pelepasan oksigen
terhadap larutan tembaga (CuSO4) akibat adanya arus listrik searah dengan
tegangan konstan sehingga ion tembaga (Cu) akan menempel pada permukaan plat
dengan perantara elektrolit tembaga sehingga plat terlapisi tembaga. Reaksi yang
terjadi pada katoda ini sebagai berikut :

Cu2+ + 2e-→ Cu

Reaksi pada anoda, reaksi yang terjadi pada anoda adalah bahan pelapis tembaga
(Cu) mengikat oksigen yang dilepaskan oleh plat baja karbon rendah. Bahan
pelapis tembaga akan mengalami pengikatan yang kemudian akan terlarut pada
elektrolit tembaga (CuSO4) yang telah melapisi plat tersebut. Sehingga elektrolit
tembaga (CuSO4) tetap stabil, akibatnya bahan pelapis tembaga (Cu) lama
kelamaan akan berkurang atau habis. Dapat dilihat dari hasil data mengalami
pengurangan berat Cu yang pindah ke Fe dan terdapat gelembung gas. Kondisi
pada anoda ini, reaksi yang terjadi sebagai berikut :

Cu → Cu2+ + 2e-

H2O → 2H+ + O2-

Bahwa reaksi pada katoda bahwa ion Cu 2+ bergerak ke katoda menjadi Cu, logam
ini menempel pada katoda. Sedangkan reaksi pada anoda yaitu ion SO42- bergerak
ke anoda menjadi SO4 dan melepaskan elektronnya. Karena Cu reaktif maka
bereaksi dengan SO4 membentuk CuSO4 kembali. Jadi berat anoda berkurang dan
pengurangan beratnya sama dengan berat Cu yang mengendap pada katoda. Dapat
disimpulkan, konsentrasi Cu2+ dan SO42- dalam larutan tetap selama masih ada
anoda. Jadi seolah-olah Cu pada anoda pindah ke katoda. Prinsip ini digunakan
pada proses elektroplating.
Tabel 3. Elektroplating aluminium dengan logam Ni
Benda Kerja Berat Awal Berat Akhir Yang terjadi Yang terjadi
(W0) (gram) (Wt ) di katoda di anoda

Aluminium Terdapat
pada NiSO4 banyak
0,1 M 0,3313 0,3318 gelembung,
warna
menjadi
bersih

Nikel pada
NiSO4 0,2 M
Terdapata
sedikit
4,4779 4,4758 gelembung
pada nikel,
warna nikel
menjadi
buram

Pada perlakuan aluminium dilapisin Ni, nikel merupakan unsur ke-24


terbanyak dalam batuan bumi. Biasanya nikel terdapat bersama besi dan kobalt.
Pada saat ini, pelapisan nikel pada almunium banyak sekali dilaksanakan baik
untuk tujuan pencegahan karat ataupun untuk menambah keindahan. Dengan
hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah paling banyak
diinginkan untuk melapis permukaan. Jenis lain dari pelapisan nikel adalah
pelapisan yang berwarna hitam. Warna hitam ini pun tampak menarik dan
biasanya digunakan untuk melapis laras senapan dan lainnya. Nikel bersifat tahan
karat. Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan
besi, krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras.
Pada percobaan ini perlakuannya sama dengan percobaan Fe dengan Cu dengan
kosentrasi yang berbeda dan larutan yang dingunakan berbeda.
Pada proses pelapisan dengan nikel digunakan elektrolit nikel (NiSO). Pada
saat anoda dan katoda terjadi perubahan potensial akibat aliran arus listrik searah
maka anoda nikel terurai ke dalam elektrolit karbon rendah yang telah dilapisi
aluminium. Pada proses ini adapun reaksi yang terjadi sebagai berikut :
Reaksi pada elektrolit, elektrolit Nikel (NiSO4) terurai menjadi ion Ni dan SO 4.
Kation elektrolit SO42- menempel pada anoda. Reaksi sebagai berikut :

NiSO4 → Ni2+ + SO42-

Reaksi pada katoda, plat Al mengalami pelepasan oksigen ke elektrolit nikel (NiSO 4)
ion nikel (Ni) akan menempel di permukaan plat baja sehingga nikel. Reaksi yang
terjadi pada katoda sebagai berikut:
Pembentukan lapisan Nikel :

Ni2+ + 2e- → Ni

Pembentukan gas Hidrogen :

2H+ + 2e- → H2

Reduksi oksigen terlarut :


½ O2 + 2H+ → H2O

Reaksi yang terjadi adalah pada anoda nikel (Ni) mengikat oksigen yang dilepaskan
oleh Al, kemudian akan terlarut pada elektrolit nikel (NiSO 4) yang telah melapisi
plat tersebut. Sehingga larutan elektrolit nikel (NiSO4) tetap stabil, akibatnya
bahan pelapis nikel (Ni) lama kelamaan akan berkurang atau habis. Dapat kita
lihat berat hasil yang didapatkan berkurang dan Al bertambah beratnya dan
terdapat gelembung gas. Reaksi yang yang terjadi pada anoda sebagai berikut:
Pereduksian anoda nikel :
Ni → Ni2+ + 2e-

Pembentukan gas oksigen :


H2O → 4H+ + O2 + 4e-

Oksidasi gas Hidrogen :

H2 → 2H+ + 2e-

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses elektroplating diantaranya adalah


konsentrasi elektrolit, temperatur, pengaruh logam dasar, arus listrik dan waktu
pelapisan.
IV. Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan elektroplating dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada proses elektroplating Fe dengan Cu, elektrolit yang digunakan sebagai
perantara adalah elektrolit tembaga (CuSO4) dengan anoda tembaga (Cu).
Saat proses elektroplating pada anoda dan katoda terjadi perubahan
potensial akibat adanya aliran arus listrik searah, sehingga anoda tembaga
akan terurai ke dalam media larutan elektrolit yang mengandung ion-ion
tembaga, yang akhirnya bergerak ke katoda dan akhirnya menempel kuat
dan Fe terlapisin oleh Cu.
2. Pada proses elektroplating Al dengan Ni, elektrolit yang digunakan sebagai
perantara adalah elektrolit NiSO4 dengan anoda Ni. Saat proses
elektroplating pada anoda dan katoda terjadi perubahan potensial akibat
adanya aliran arus listrik searah, sehingga anoda tembaga akan terurai ke
dalam media larutan elektrolit yang mengandung ion-ion tembaga, yang
akhirnya bergerak ke katoda dan akhirnya menempel kuat dan Al terlapisin
oleh Ni.
5.2 Saran
Sebaiknya kita dapat melakukan percobaan ini dengan hati-hati dan lebih
teliti lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. M., Sutowo, C., Pramono, B. P dan Nasoetion, R. 2012. “Analisa


kerusakan pada atap zincoating di lingkungan atmosfer industry”. Jurnal
majalah metalurgi”. Vol. 5 (27): 225-230.
Chang, R. 2003. Kimia dasar Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Hadi, S. 2018. Teknologi Bahan Lanjut. Yogyakarta: ANDI.
Huda,S. dan Purwanto. 2005. Teknologi Industri Elektroplating. Semarang : Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Tatachenko, G., Beloshitskaya, N., Syehenko, V dan Liashuk, V. 2019. The effect of
ozone on wet atmospheric corrosion of aluminium of high -voltage lines.
“MATEC web of conferences”.Vol. 10 (4): 294-29.

Anda mungkin juga menyukai