Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM PELAPISAN LOGAM


MENGGUNAKAN LARUTAN TEMBAGA SIANIDA

Oleh

HAFIZ REZA PRATAMA

5212414042

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu


Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah.
Sehingga saya dapat menyelesaikan laporan mata kuliah pelapisan
logam dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Laporan praktikum ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat
kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya
sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya
bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, baik
dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu
dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima
segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga laporan praktikum
pelapisan logam ini dapat menambah wawasan serta ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

SEMARANG, 18 NOVEMBER 2017

PRNULIS

iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Setiap tahun, korosi yang terjadi diberbagai lingkungan menyebabkan


kerusakanyang memakan biaya cukup besar. Untuk menanggulangi bahaya
korosi, yang berarti juga memperkecil kerugian, perlu dicari cara-cara
untuk melindungi logam yang mudah terkorosi.Salah satu cara perlindungan
yang patut diketengahkan adalah memberikan suatu lapisan logam tertentu
sebagai lapis pelindung.Ada bermacam-macam cara untuk memberikan logam
pelapis pada logam yang akan dilindungi. Salah satu diantaranya adalah proses
lapis listrik (electroplating) ( suparnia, 2009 ).
Setiap benda logam baik baja, besi maupun aluminium dan material
lainya yang dipergunakan sehari-hari memerlukan proses penyelesaian akhir
sebelum digunakan. Proses ini disebut dengan metal finishing sedangkan proses
penyelesaian pada permukaan logam disebut surface finishing. Proses surface
finishing ini adalah penyelesaian atau tahap akhir dari proses yang juga
memberikan sifat baru yang tidak dimiliki pada logam tersebut sebelumnya.
Proses surface finishing diperlukan agar penampilan berubah. Sifat- sifatnya
seperti termal, magnetic, material dapat diubah sesuai tujuan. Selain itu alas an
kekuatan structural, keawetan dan lain-lain dari material hasil proses surface
finishing menjadi pertimbangan untuk dilakukannya proses ini.
Atas dasar pertimbangan tersebut maka proses pada permukaan material
(surface treatment) dilakukan. Proses surface treatment yang banyak dilakukan
dewasa ini adalah proses electroplating. Proses electroplating sendiri adalah
proses pelapisan logam dengan logam lain didalam larutan elektrolit dengan
menggunakan arus listrik. Di dunia plating, jenis logam pelapis yang sering
digunakan antara lain tembaga, nikel dan krom. Ketiga logam pelapis tersebut
tembaga banyak untuk lapisan dasar, sebelum di vernikel/verkrom, dan lebih
dikenal dengan electroplating tembaga.
Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk
meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi
logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup permasalahan di atas maka rumusan masalah


dalam proses praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana proses praktikum pelapisan logam menggunakan metode
electroplating?
2. Bagaimana hasil pelapisan logam dari larutan tembaga sianida dengan
metode electroplating pada permukaan logam?

1.3 Batasan Masalah

Dalam praktikum pelapisan logam dengan metode electroplating ini, penulis


membatasi masalah agar tidak melebar pada hal-hal yang tidak menjadi tujuan
praktikum, diantaranya sebagai berikut:
1. Material yang dilapisi adalah besi cor yang sudah di bentuk menjadi
martil/palu.
2. Proses yang digunakan adalah proses pelapisan tembaga
3. Proses pelapisan dilakukan dengan mengalirkan arus (I) sebesar 6 amper.
4. Parameter lain yang ditentukan yaitu waktu celup maksimal 60 detik
5. Tembaga sianida yang digunakan sebanyak 15 gram/liter, potasium
sianida sebanyak 23 gram, dan sodium carbonat sebanyak sebanyak 15
gram.
6. Air sebanyak 5 liter x 15 gram tembaga sianida.
7. Larutan pembilas (air, HCL/air sabun) secukupnya.

1.4 Tujuan Praktikum

Tujuan dalam praktikum pelapisan logam ini antara lain adalah:


1. Mengetahui hasil serta proses pelapisan logam menggunakan metode
electroplating.
2. Mengetahui lebih lanjut bagaimana sifat dari material sebelum dan
sesudah dilapisi dengan tembaga.

1.5 Manfaat Praktikum

1) Bagi akademik
a) Sebagai bahan pembelajaran bagaimana perkembangan suatu teknik
pelapisan logam dengan metode electroplating.
2) Bagi Industri
a) Menjadi bahan perbandingan apakah hasil dari praktikum pelapisan
logam ini sudah sesuai dengan prosedur atau belum.
b) Sebagai bahan informasi untuk mengetahui variable-variabel yang
berpengaruh terhadap hasil pelapisan pada material besi cor.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelapisan Logam

Pelapisan logam adalah suatu cara yang dilakukan untuk memberikan


sifattertentu pada suatu permukaan benda kerja, dimana diharapkan benda terse
but akan mengalami perbaikan baik dalam hal struktur mikromaupun ketahanan
nya, dan tidak menutupkemungkinan pula terjadi perbaikan terhadap sifat
fisiknya.
Pelapisan logam merupakan bagian akhir dari proses prosuksi dari suatu
produk. Proses tersebut dilakukan setelah benda kerja mencapai bentuk akhir
atau setelah proses pengerjaan mesin serta penghalusan terhadap permukaan
benda kerja yang dilakukan. Dengan demikian, proses pelapisan termasuk
dalam kategori pekerjaan finishing atau sering juga disebut tahap
penyelesaiandari suatu produksi benda kerja
Adapun fungsi dan tujuan dari pelapisan logam adalah:

1. Melindungi logam dari korosi.


2 Melindungi logam besar dengan logam mulia, misalnya pelapisan besi
dan logam lain.
3 Memperbaiki tampak rupa (dekorasi) misalnya pelapisan emas, perak,
kuningan, dan tembaga.
4 Meningkatkan ketahanan produk terhadap gesekan (abrasi), misalnya
pelapisan besi.
5 Memperbaiki kehalusan/bentuk prmukaan dan toleransi logam dasar,
misalnya pelapisan nikel, chromium dan lain-lain.
Teknik pelapisan merupakan teknik perlindungan logam yang berhubungan
dengan teknik pelapisan logam berdasarkan reaksi elektrokimia dengan
menggunakan meterial pelapis logam maupun non logam.
Teknik pelapisan logam dengan logam dapat dilakukan dengan tiga metode
yaitu :
2.1.1 Metode dengan cara listrik (electroplating)
Pelapisan secara listrik Electroplating adalah elektrodeposisi
pelapisan (coating) logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrat
dengan memberikan permukaandengan sifat dan dimensi berbeda dari pada
logam basisnya tersebut (Anton J. H danTomijiro K. 1995 : 25), sedangkan
pengertian electroplating yang lain yaitu adalah suatu proses pengerjaan
permukaan material baik logam maupun bukan logam dan upaya meningkatkan
sifat-sifat material tersebut (Saleh, A. Arsianto,1995 : 3).
Beberapa contoh pelapisan logam yang dilakukan dengan metode
elektroplating antara lain :

a. Pelapisan Tembaga
Pelapisan tembaga merupakan pelapisan yang disebut pelapisan
pendahuluan sebelum dilakukan pelapisan selanjutnya, yang tebalnya berkisaran
1-3 mikron. Bilamana logam yang dilapisi terbuat dari baja ( dan paduannya ),
biasanya pelapisan perantara perlu dilakukan.Sedangkan untuk logam yang
dilapisi tembaga (dan paduannya), tidak perlu dilakukan karena unsur tembaga
sudah ada. Pelapisan tembaga banyak digunakan antara lian untuk memperoleh
lapisan logam, dengan tujuan antara lain:
1. Sebagai lapisan prantara (dasar/strike).
2. Sebagai lapisan dengan daya hantar panas dan arus listrik yang baik.
b. Pelapisan Nikel
Pelapisan Nikel merupakan pelapisan lanjutan dari lapisan tembaga dan
diakhiri dengan lapisan seperti chromium, emas dan lainnya. Tebal lapisan nikel
biasanya ditingkatkan sampai 20 mikron. Proses pelapisan nikel terjadi karena
adanya perpindahan ion-ion logam nikel dari anoda dan ionion nikel didalam
larutan secara kontiyu sesuai dengan arus listrik yang dialirkan. Ion-ion tadi
mengendap pada katoda dan membentuk suatu lapisan nikel pada permukaan
bahan yang akan dilapis.
c. Pelapisan Chromium
Pelapisan Chromium merupakan lapis lindung atau pengerjaan
permukaan (surface treatment/metal finishing) pada tahun 1930 dan merupakan
lapisan yang mempunyai sifat-sifat yang keras, warna putih kebiru-biruan, tahan
korosi, tidak berubah warna terhadap pengaruh cuaca dan tahan terhadap efek
kekusaman yang tinggi.

2.1.2 Pelapisan logam dengan cara celup panas (hot dip)


Pelapisan secara celup panas adalah suatu proses pelapisan di mana
logam pelapis dipanaskan hingga mencair/meleleh, kemudian logam yang akan
dilapis disebut logam dasar yang dicelupkan kedalam logam cair tersebut,
sehingga pada permukaan logam dasar akan terbentuk lapisan berupa paduan
(alloying) antara logam pelapis dan logam dasar dalam bentuk ikatan metalurgis
yang kuat dan tersusun secara berlapis-lapis yang disebut fasa (Azhar,1999).

2.1.3 Pelapisan logam dengan cara semprot (metal sparaying)


Proses pelapisan logam dengan semprot (metal spraying) adalah suatu
proses pelapisan logam dengan cara penyemprotan pratikel-pratikel halus dari
logam cair atau bukan dengan disertai gas bertekanan tinggi dan panas pada
logam yang akan dilapisi/logam dasar (Azhar,1999).

2.2 Proses Pelapisan Logam


Sebelum proses pelapisan dilakukan, permukaan benda kerja yang akan
dilapisi harus dalam kondisi benar-benar bersih, bebas dari bermacam-macam
pengotor. Hal ini mutlak agar bisa didapat hasil lapisan yang baik. Untuk
mendapatkan kondisi seperti tersebut perlu dilakukan pengerjaan pendahuluan
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Menghilangkan semua penggotor yang ada di permukaan benda kerja seperti
pengotor organik, anorganik/oksida dan lain-lainnya.
2. Mendapatkan kondisi fisik benda kerja yang lebih baik.
Teknik pengerjan persiapan ini tergantung dari pengotornya, tetapi secara
umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pembersihan secara mekanik
Pengerjaan ini bertujuan untuk menghaluskan permukaan dan
menghilangkan goresan-goresan serta geram-geram yang masih melekat pada
benda kerja. Biasanya untuk menghilangkan goresan-goresan dan geram-geram
tersebut dilakukan di mesin gerinda, sedangkan penghalusannya dilakukan
dengan proses buffing. Prinsipnya sama dengan mesin gerinda, tetapi
roda/wheel polesnya yang berbeda yaitu terbuat dari bahan katun, kulit, laken
dan sebagainya. Selain dari pengerjaan seperti tersebut di atas, kadang-kadang
diperlukan proses lain misalnya brushing, brigthening dan lain sebagainya.

b. Pencucian dengan pelarut (solvent)


Proses ini bertujuan untuk membersihkan lemak, minyak, garam dan
kotoran-kotoran lainnya dengan menggunakan pelarut organik. Pembersihan
dilakukan dengan cara vapour degreasing yaitu proses pembersihan dengan
pelarut yang tidak mudah terbakar. Prinsipnya, benda kerja diuapkan dengan
pelarut tersebut dalam keadaan panas, kemudian kotoran akan mengembun atau
menguap karena adanya reaksi dari bahan pelarut. Proses pembersihan pada
temperatur kamar menggunakan pelarut organik, tetapi dilakukan pada
temperatur kamar dengan cara dioleskan.

c. Pembersihan dengan Alkalin (Degreasing)


Pekerjaan ini bertujuan untuk membersihkan benda kerja dari lemak atau
minyak-minyak yang menempel. Pembersihan ini perlu sekali, karena lemak
maupun minyak akan mengganggu pada proses pelapisan, karena mengurangi
kontak antara lapisan dengan logam dasar / benda kerja. Pencucian dengan
alkalin digolongkan dalam dua cara yaitu dengan cara biasa (alkalin
degreasing) dan dengan cara elektro (elektrolitic 7
degreasing). Pembersihan secara biasa adalah merendamkan benda kerja ke
dalam larutan alkalin dalam keadaan panas selama 5–10 menit. Lamanya
perendaman harus disesuaikan dengan kondisi permukaan benda kerja.
Seandanya lemak atau minyak yang menempel lebih banyak, maka diajukan
lamanya perendaman ditambah hingga permukaan bersih dari noda-noda
tersebut. Pembersihan secara elektro bertujuan selain akan didapatkan hasil
pembersihan yang lebih bersih juga meningkatkan kecepatan pencucian dengan
lempengan karbo. Bila benda kerja yang akan dibersihkan ditempatkan pada
arus listrik positif, maka prosesnya disebut anoda clening/degreasing, begitu
pula sebaliknya.

d. Pembersihan dengan Asam (Pickiing)


Pencucian dengan asam adalah bertujuan untuk membersihakan benda
kerja dari oksida atau karat dan sejenisnya secara kimia melalui perendaman.
Larutan asam ini terbuat dari pencampuan air bersih dengan asam antara lain :
1. Asam klorida (HCL)
2. Asam sulfat (H2S04)
3. Asam sulfat dan asam fluoride (HF)

Reaksi proses pickiing sebetulnya adalah proses elektro kimia dalam sel
galvanis antara logam dasar (anoda) dan oksida katoda. Gas H₂ yang timbul
dapat mereduksi ferrioksida menjadi ferro oksida yang mudah larut. Dalam
reaksi ini biasanya diberikan indikator agar reaksi tidak terlalu cepat dan
menghasilkan pembersihan yang merata. Pada benda kerja dari besi/baja cor
yang masih mengandung pasir maka pelarut yang digunakan adalah asam sulfat
dan asam fluorida
.
2.3 Prinsip Kerja Metode Electroplating
Pada prinsipnya logam dengan cara lapis elektroplating merupakan
rangkaian dari arus listrik searah, anoda, larutan elektrolit dan katoda
(benda kerja). Ke empat gugusan ini disusun sedemikian rupa sehingga
membentuk suatu lapis listrik (elektroplating) dengan rangkaian sebagai berikut
:
1. Anoda dihubungkan ke kutub positif dari sumber listrik searah.
2. Katoda dihubungkan pada katub negative dari sumber listrik searah.
3. Anoda dan katoda direndam dalam larutan elektrolit.

Bila arus listrik searah dialirkan antara kedua elektroda anoda dan katoda dalam
larutan elektrolit, maka muatan ion positif ditarik oleh elektroda katoda.
Sementara ion bermuatan negatif berpindah ke arah elektroda bermuatan positif.
Ion-ion tersebut di netralisir oleh kedua elektroda dan larutan yang hasilnya
diendapkan pada elektroda katoda, hasil yang terbentuk atau yang terjadi adalah
lapisan logam dan gas hidrogen. Prinsip kerja pelapisan logam dengan metode
electroplating dapat dilihat pada Gambar 2.1. di bawah ini.

Gambar 2.1 Rangkaian Pelapisan Logam

2.3.1 Perangkat dan tahapan pelapisan logam

Dalam pembuatan alat pelapisan logam dengan metode elektroplating


diperlukan perangkat utama yaitu:

1. Bak (tempat larutan electrolit)

2. Besi untuk penggantung katoda dan anoda


3. Penyearah (Rectifer)

4. Penyaring (filter larutan)

5. Anoda

6. Katoda

Tahapan proses pelapisan logam dengan metode elektroplating terbagi dalam


beberapa tahapan seperti yang ditunjukan dibawah ini.
2.3.2 Reaksi elektrolisa pada pelapisan logam

Dalam larutan elektrolit pada pelapisan logam metode elektropling, ion-ion


positif cenderung bergerak ke katoda, sedangkan ion-ion negatif bergerak ke
anoda pristiwa tersebut dapat dijelaskan seperti Gambar 2.3. 1
BAB III TATA KERJA

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu dan tempat pelaksanaan praktikum pelapisan logam dengan larutan


tembaga sianida,yaitu:

Hari/Tanggal :Senin, 06 November 2017

Waktu :08.00-12.00 WIB

Tempat :Laboratorium Pelapisan Logam, Gedung E-5 Lantai 01.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang dibutuhkan guna mendukung proses praktikum pelapisan logam


adalah sebagai berikut:

1. Tempat untuk larutan air sabun (bak plastik)

2. Tempat untuk larutan elektrolit (bak plastik)

3. Besi untuk menggantungkan anoda dan katoda

4. Penyearah (Rectifer)

5. Penyaring (filter larutan)

11

6. Anoda serta katoda

7. Amplas

8. Kikir
9. Kain majun

10. Kawat tembaga

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan untuk praktikum pelapisan logam adalah sebagai


berikut:

1. Martil/palu dari besi cor

2. Brass salt

3. Zn Acide

4. Tembaga sianida (15 gram/liter)

5. Potasium sianida (23 gram)

6. Sodium karbonat (15 gram)

7. Air (5 liter)

8. HCL/Detergen sesuai kebutuhan

3.3 Prosedur Praktikum

Sebelum melaksanakan praktikum pelapisan logam, ada beberapa langkah


yang harus dikerjakan sesuai prosedur agar hasil praktikum yang di dapat
maksimal dan bagus. Langkah-langkah tersebut yaitu:

1. Mempersiapkan segala kebutuhan praktikum seperti peralatan dan


bahan praktik, serta kebersihan tempat/laboratorium agar nyaman saat
digunakan.
2. Mengamplas atau mengikir bahan (martil/palu) yang akan dilapisi dari
korosi/karat yang menempel.
3. Menyiapkan larutan air sabun (brass salt dan Zn Acide)/HCL pada bak
guna membilas bahan yang telah di amplas.
4. Menyiapkan larutan elektrolit (tembaga sianida, potasium sianida, dan
sodium karbonat) pada bak untuk proses pelapisan.
5. Memasang kedua kawat besi dengan posisi horizontal pada bak larutan
elektrolit, dimana kedua kawat besi tersebut sebagai indikator anoda
dan katoda.
6. Mencelupkan dua plat tembaga yang digantungkan pada katub
anoda/posistif dari arus listrik searah/DC pada larutan elektrolit.
7. Meng-ON-kan rectifier yang sudah terhubung ke arus listrik.
8. Memutar tombol untuk mengatur arus (I), yaitu dibatasi sebesar 6
amper.
9. Membilas martil/palu yang akan dilapisi dengan larutan HCL untuk
menghilangkan kandungan lemak atau pengotor.
10. Mengeringkan martil/palu terlebih dahulu sebelum di lapisi.
11.Mencelupkan martil/palu pada larutan elektrolit selama kurang lebih
satu menit dengan cara digantungkan pada besi yang terhubung pada
katub katoda/negatif dengan arus listrik searah/DC.
12.Setelah kurang lebih satu menit dan martil telah terlapisi tembaga maka
diangkatlah martil tersebut dari bak larutan elektrolit.
13. Membasuh kembali dengan larutan air sabun/HCL.
14. Dikeringkan kembali.
15. Selesai.

3.4 Diagram Alur Praktikum

Gambar 3.1 di bawah merupakan diagram alur proses praktikum pelapisan


logam dengan larutan tembaga sianida.
START

PERSIAPKAN ALAT DAN


BAHAN

PEKERJAAN MEKANIK

PENCUCIAN LEMAK

PROSES
BILAS PELAPISAN

Anda mungkin juga menyukai