Anda di halaman 1dari 12

PENGETAHUAN GEOLOGI REKAYASA

Minggu-7 : Gempa dan Tsunami

Bab . IV : Gempa dan Tsunami


– Mekanisme Kejadian Gempa
– Penggolongan Gempa
– Penentuan Parameter Gempa
_ Hubungan Gempa dan Bangunan Sipil
_ Tsunami
Gempa dan Tsunami : Mekanisme Kejadian Gempa

• Gempa didefinisikan : Sebagai kejutan atau sentakan yg terjadi di dalam


bumi yg akibatnya dapat dirasakan di permukaan bumi.
• Mekanisme Kejadian Gempa : Disebabkan oleh suatu atau berbagai proses geologi
yg terjadi di dalam bumi. Proses ini disebabkan oleh peningkatan aktifitas geologi
seperti terjadinya pergeseran-pergeseran antar lempeng benua, meningkatnya suhu
yang dapat menimbulkan penumpukan energi sampai akhirnya pada suatu saat
terlepas berupa rambata gelombang gempa yang getarannya dapat dirasakan
dipermukaan bumi (Perht. Gambar berikut)
Gempa dan Tsunami : Penggolongan gempa

Jenis gempa bumi berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi terdiri:


1. Gempa vulkanik.Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas gunung berapi
(vulkanik) atau adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat, gempa vulkanik
jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik.
2. Gempa tektonik, Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan
dari yang sangat kecil hingga sangat besar.
3. Gempa runtuhan.Gempa yang terjadi karena longsoran tanah dan aktivitas
penambangan di gua-gua tempat pertambangan, lereng perbukitan dan sebagainya.
4. Gempa buatan, Gempa yang ditimbulkan oleh adanya peledakan nuklir dan dinamit.
Gempa dan Tsunami Penggolongan Gempa

Jenis gempa bumi berdasarkan jalur utama gempa terdiri


atas (Hagiwara, 1964):
1. Gempa sangat besar (great earthquake), yaitu gempa bumi dengan
magnitudo () besar dari 8 SR.
2. Gempa besar (major earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo
(M) antara 7 sampai 8 SR.
3. Gempa sedang (moderate earthquake), yaitu gempa bumi dengan
magnitudo (M) antara 5 sampai 7 SR.
4. Gempa kecil (small earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo
(M) antara 3 sampai 5 SR.
5. Gempa mikro (micro earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo
(M) antara 1 sampai 3 SR.
Gempa dan Tsunami : Penggolongan

Gempa berdasarkan kedalaman sumber gempa


(hiposenter = h) menjadi tiga bagian :

1. Gempa dangkal (shallow earthquake) dengan kedalaman


h = 0–60 km.
1. Gempa menengah (intermediate earthquake) dengan kedalaman
h = 60 -300 km.
2. Gempa dalam (deep earthquake) dengan kedalaman
h > 300 km.
Gempa dan Tsunami :Jalur Gempa

• Jenis gempa bumi berdasarkan jalur utama gempa, terdiri atas:

1. Jalur gempa bumi Circum Pasifik


• Jalur ini dimulai dari Amerika Tengah (Aldilleras de Los Andes, Chili,
Equador dan Carribia), Mexico, Callifornia, British, Colombia, Alaska,
Auletion Island, Kamatchacka, Jepang, Taiwan, Philiphina, Indonesia
(Sulawesi Utara, Irian Jaya), Melanesia, Polenesia, dan berakhir di New
Zealand.
2. Jalur gempa bumi Mediteranian
• Jalur ini dimulai dari Azores, Mediteran (Maroko, Portugal, Italy, Balkan,
Rumania), Turki, Caucasus, Irak, Iran, Afghanistan, Himalaya, Burma,
Indonesia (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Laut Banda) dan berakhir
di daerah Maluku.
3. Jalur gempa bumi Mid-Atlantic
4. Jalur ini mengikuti Mid-Atlantic Ridge yaitu Spitsbergen, Iceland dan Atlantic
Selatan.
LEMPENG-LEMPENG (PLATE) YANG ADA DI BUMI
Gempa dan Tsunami : Parameter Gempa
• Parameter gempabumi tersebut meliputi :
• Waktu kejadian gempabumi (Origin Time) adalah waktu terlepasnya akumulasi
tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran gelombang gempabumi dan
dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik dalam satuan UTC
(Universal Time Coordinated).
• Episenter adalah titik di permukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus dari
Hiposenter atau Fokus gempabumi. Lokasi Episenter dibuat dalam sistem koordinat
kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam derajat
lintang dan bujur.
• Kedalaman sumber gempabumi adalah jarak hiposenter dihitung tegak lurus dari
permukaan bumi. Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan km.
• Kekuatan gempabumi atau Magnitude adalah ukuran kekuatan gempabumi,
menggambarkan besarnya energi yang terlepas pada saat gempabumi terjadi dan
merupakan hasil pengamatan Seismograf. Magnitude menggunakan skala Richter
(SR).
• Intensitas gempabumi adalah ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan hasil
pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan
pada tempat tertentu, dinyatakan dalam skala MMI (Modified Mercalli Intensity).
h  i  i( vertikal )

Gempa dan Tsunami : Menentukan Parameter

Magnitude lokal : ML = log a + 3 log  - 2,92 (Rumus Empiris)


• Dengan a = amplitude getaran tanah (m),
•  = jarak Stasiun pencatat ke sumber gempabumi (km) dengan  600 km.
• Magnitudo Body : mb = log ( a / T ) + Q ( h, )
• Dengan a = amplitudo getaran (m), T = periode getaran (detik) dan Q ( h, ) = koreksi jarak 
dan kedalaman h yang didapatkan dari pendekatan empiris.
• Intensitas gempabumi : adalah ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan hasil
pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan pada tempat
tertentu. Besarnya intensitas di suatu tempat tidak tergantung dari besarnya kekuatan
gempabumi (Magnitude) saja namun juga tergantung dari besarnya jarak tempat tersebut ke
sumber gempabumi dan kondisi geologi setempat.
• Kedalaman gempa (hiposenter).
• Penentuan kedalaman sumber gempa dari permukaan bumi, ditentukan dari pembacaan pias
seismogram setengah amplitudo maksimum dari gelombang P pada komponen vertikal. Untuk
menentukan kedalaman gempa dipakai persamaan :

Gempa dan Tsunami : Hub. Gempa dan Konstruksi
Bangunan Sipil

• PENGARUH GEMPA PADA KONSTRUKSI


• Pada suatu gempa tertentu pengaruh getaran gempa dapat berbeda , yang sangat
ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya oleh karakteristik tanah dimana
bangunan itu berada, kualitas bangunan serta parameter mikro gempa itu sendiri.
• Parameter gempa penting bagi ahli Seismologi sedangkan intensitas/akibat gempa
ditempat kejadian penting oleh ahli bangunan. Tempat konstruksi bisa dekat atau
jauh dari pusat gempa. Pada suatu gempa dimana pusat gempanya (fokus) nya jauh
dari kostruksi tetapi Magnitudenya (M ) nya besar , bisa menimbulkan kerusakan
yang sama dengan gempa dengan M yang kecil tetapi dekat dengan konstruksi .
Jadi belum tentu pada suatu gempa yang sama akan menimbulkan akibatnya pada
permukaan tanah akan sama pula, bisa berbeda bila “predominant periode” dari
tanah berbeda.
• Menurut Teddy Boen kerusakan pada konstruksi banguyan non enggeneering akibat
pengaruh gempa adalah : diantaranya
1. Penutup atap cenderung melorot
2. Rangka atap cenderung lepas dari landasannya
3. Dinding-dinding cenderung untuk retak pada arah diagonal dan akhirnya berpisah.
4. Pada bangunan tidak simetris akan terjadi tambahan geser dan puntir
5. Kegaggalan pada elemen struktur yang kaku tetapi tidak kuat pada sambung-
sambungannya.
ALAT DAN CARA MENGUKUR
GEMPA
PERHITUNGAN
MAGNITUDE
DALAM SKALA
RICHTER

Anda mungkin juga menyukai