– Mekanisme Kejadian Gempa – Penggolongan Gempa – Penentuan Parameter Gempa _ Hubungan Gempa dan Bangunan Sipil _ Tsunami Gempa dan Tsunami : Mekanisme Kejadian Gempa
• Gempa didefinisikan : Sebagai kejutan atau sentakan yg terjadi di dalam
bumi yg akibatnya dapat dirasakan di permukaan bumi. • Mekanisme Kejadian Gempa : Disebabkan oleh suatu atau berbagai proses geologi yg terjadi di dalam bumi. Proses ini disebabkan oleh peningkatan aktifitas geologi seperti terjadinya pergeseran-pergeseran antar lempeng benua, meningkatnya suhu yang dapat menimbulkan penumpukan energi sampai akhirnya pada suatu saat terlepas berupa rambata gelombang gempa yang getarannya dapat dirasakan dipermukaan bumi (Perht. Gambar berikut) Gempa dan Tsunami : Penggolongan gempa
Jenis gempa bumi berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi terdiri:
1. Gempa vulkanik.Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas gunung berapi (vulkanik) atau adanya letusan gunung berapi yang sangat dahsyat, gempa vulkanik jarang terjadi bila dibandingkan dengan gempa tektonik. 2. Gempa tektonik, Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga sangat besar. 3. Gempa runtuhan.Gempa yang terjadi karena longsoran tanah dan aktivitas penambangan di gua-gua tempat pertambangan, lereng perbukitan dan sebagainya. 4. Gempa buatan, Gempa yang ditimbulkan oleh adanya peledakan nuklir dan dinamit. Gempa dan Tsunami Penggolongan Gempa
Jenis gempa bumi berdasarkan jalur utama gempa terdiri
atas (Hagiwara, 1964): 1. Gempa sangat besar (great earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo () besar dari 8 SR. 2. Gempa besar (major earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo (M) antara 7 sampai 8 SR. 3. Gempa sedang (moderate earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo (M) antara 5 sampai 7 SR. 4. Gempa kecil (small earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo (M) antara 3 sampai 5 SR. 5. Gempa mikro (micro earthquake), yaitu gempa bumi dengan magnitudo (M) antara 1 sampai 3 SR. Gempa dan Tsunami : Penggolongan
Gempa berdasarkan kedalaman sumber gempa
(hiposenter = h) menjadi tiga bagian :
1. Gempa dangkal (shallow earthquake) dengan kedalaman
h = 0–60 km. 1. Gempa menengah (intermediate earthquake) dengan kedalaman h = 60 -300 km. 2. Gempa dalam (deep earthquake) dengan kedalaman h > 300 km. Gempa dan Tsunami :Jalur Gempa
• Jenis gempa bumi berdasarkan jalur utama gempa, terdiri atas:
1. Jalur gempa bumi Circum Pasifik
• Jalur ini dimulai dari Amerika Tengah (Aldilleras de Los Andes, Chili, Equador dan Carribia), Mexico, Callifornia, British, Colombia, Alaska, Auletion Island, Kamatchacka, Jepang, Taiwan, Philiphina, Indonesia (Sulawesi Utara, Irian Jaya), Melanesia, Polenesia, dan berakhir di New Zealand. 2. Jalur gempa bumi Mediteranian • Jalur ini dimulai dari Azores, Mediteran (Maroko, Portugal, Italy, Balkan, Rumania), Turki, Caucasus, Irak, Iran, Afghanistan, Himalaya, Burma, Indonesia (Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Laut Banda) dan berakhir di daerah Maluku. 3. Jalur gempa bumi Mid-Atlantic 4. Jalur ini mengikuti Mid-Atlantic Ridge yaitu Spitsbergen, Iceland dan Atlantic Selatan. LEMPENG-LEMPENG (PLATE) YANG ADA DI BUMI Gempa dan Tsunami : Parameter Gempa • Parameter gempabumi tersebut meliputi : • Waktu kejadian gempabumi (Origin Time) adalah waktu terlepasnya akumulasi tegangan (stress) yang berbentuk penjalaran gelombang gempabumi dan dinyatakan dalam hari, tanggal, bulan, tahun, jam, menit, detik dalam satuan UTC (Universal Time Coordinated). • Episenter adalah titik di permukaan bumi yang merupakan refleksi tegak lurus dari Hiposenter atau Fokus gempabumi. Lokasi Episenter dibuat dalam sistem koordinat kartesian bola bumi atau sistem koordinat geografis dan dinyatakan dalam derajat lintang dan bujur. • Kedalaman sumber gempabumi adalah jarak hiposenter dihitung tegak lurus dari permukaan bumi. Kedalaman dinyatakan oleh besaran jarak dalam satuan km. • Kekuatan gempabumi atau Magnitude adalah ukuran kekuatan gempabumi, menggambarkan besarnya energi yang terlepas pada saat gempabumi terjadi dan merupakan hasil pengamatan Seismograf. Magnitude menggunakan skala Richter (SR). • Intensitas gempabumi adalah ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan hasil pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan pada tempat tertentu, dinyatakan dalam skala MMI (Modified Mercalli Intensity). h i i( vertikal )
Gempa dan Tsunami : Menentukan Parameter
Magnitude lokal : ML = log a + 3 log - 2,92 (Rumus Empiris)
• Dengan a = amplitude getaran tanah (m), • = jarak Stasiun pencatat ke sumber gempabumi (km) dengan 600 km. • Magnitudo Body : mb = log ( a / T ) + Q ( h, ) • Dengan a = amplitudo getaran (m), T = periode getaran (detik) dan Q ( h, ) = koreksi jarak dan kedalaman h yang didapatkan dari pendekatan empiris. • Intensitas gempabumi : adalah ukuran kerusakan akibat gempabumi berdasarkan hasil pengamatan efek gempabumi terhadap manusia, struktur bangunan dan lingkungan pada tempat tertentu. Besarnya intensitas di suatu tempat tidak tergantung dari besarnya kekuatan gempabumi (Magnitude) saja namun juga tergantung dari besarnya jarak tempat tersebut ke sumber gempabumi dan kondisi geologi setempat. • Kedalaman gempa (hiposenter). • Penentuan kedalaman sumber gempa dari permukaan bumi, ditentukan dari pembacaan pias seismogram setengah amplitudo maksimum dari gelombang P pada komponen vertikal. Untuk menentukan kedalaman gempa dipakai persamaan : • Gempa dan Tsunami : Hub. Gempa dan Konstruksi Bangunan Sipil
• PENGARUH GEMPA PADA KONSTRUKSI
• Pada suatu gempa tertentu pengaruh getaran gempa dapat berbeda , yang sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya oleh karakteristik tanah dimana bangunan itu berada, kualitas bangunan serta parameter mikro gempa itu sendiri. • Parameter gempa penting bagi ahli Seismologi sedangkan intensitas/akibat gempa ditempat kejadian penting oleh ahli bangunan. Tempat konstruksi bisa dekat atau jauh dari pusat gempa. Pada suatu gempa dimana pusat gempanya (fokus) nya jauh dari kostruksi tetapi Magnitudenya (M ) nya besar , bisa menimbulkan kerusakan yang sama dengan gempa dengan M yang kecil tetapi dekat dengan konstruksi . Jadi belum tentu pada suatu gempa yang sama akan menimbulkan akibatnya pada permukaan tanah akan sama pula, bisa berbeda bila “predominant periode” dari tanah berbeda. • Menurut Teddy Boen kerusakan pada konstruksi banguyan non enggeneering akibat pengaruh gempa adalah : diantaranya 1. Penutup atap cenderung melorot 2. Rangka atap cenderung lepas dari landasannya 3. Dinding-dinding cenderung untuk retak pada arah diagonal dan akhirnya berpisah. 4. Pada bangunan tidak simetris akan terjadi tambahan geser dan puntir 5. Kegaggalan pada elemen struktur yang kaku tetapi tidak kuat pada sambung- sambungannya. ALAT DAN CARA MENGUKUR GEMPA PERHITUNGAN MAGNITUDE DALAM SKALA RICHTER