1 2019 1
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
PENGARUH PENAMBAHAN KARET ALAM PADA CAMPURAN ASPAL BETON LAPIS AUS
DENGAN FILLER FLY ASH
ABSTRACT
Natural rubber can increase the value of high stability, but increasing levels of natural rubber in the pavement mixture
causes a higher flow value, while the use of coal fly ash filler results in lower flow values at each addition of coal fly
ash filler content, because that this study combines from several previous studies in order to get more satisfying results,
then this study added natural rubber using coal fly ash filler in AC-WC pavement mixture. The research method used
was experimental research conducted in a laboratory. In this study using variations in asphalt levels of 5%, 5.5%, 6%,
6.5% and 7%. The sample specimens made amounted to 5 specimens per asphalt level and obtained Optimum Asphalt
Level (KAO) of 6% and then varied with natural rubber content of 6%, 7%, 8%, 9%, and 10. Test results obtained
levels Optimum Natural Rubber (KKAO) of 8%. From the KKAO, the value of Stability is 1191.2 kg, Flow 3.55%,
VIM 3.98%, VMA 17.61%, Marshall Quotient 335.8 kg / mm, VFA 77.35%. All test results at KKAO meet the AC-
WC specification requirements set by the 2018 Bina Marga Public Works Office regulations.
ABSTRAK
Karet alam dapat meningkatkan nilai stabilitas yang tinggi, tetapi semakin bertambahnya kadar karet alam pada
campuran perkerasan menyebabkan nilai flow yang semakin tinggi, sedangkan penggunaan filler abu terbang batu
bara menghasilkan nilai flow yang semakin rendah di setiap penambahan kadar filler abu terbang batu bara, oleh
karena itu penelitian ini mengkombinasikan dari beberapa penelitian terdahulu agar mendapatkan hasil yang lebih
memuaskan, maka penelitian ini menambahkan karet alam dengan menggunakan filler abu terbang batu bara pada
campuran perkerasan AC–WC. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen yang dilakukan di
laboratorium. Pada penelitian ini menggunakan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dan 7%. Sampel benda uji
yang dibuat berjumlah 5 benda uji tiap kadar aspal dan didapatkan Kadar Aspal Optimum (KAO) sebesar 6%
kemudian di variasikan dengan kadar karet alam sebesar 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10. Hasil pengujian mendapatkan
Kadar Karet Alam Optimum (KKAO) sebesar 8%. Dari KKAO tersebut didapatkan nilai Stabilitas 1191,2 kg, Flow
3,55%, VIM 3,98%, VMA 17,61%, Marshall Quotient 335,8 kg/mm, VFA 77,35%. Semua hasil pengujian pada
KKAO memenuhi persyaratan spesifikasi AC–WC yang telah ditetapkan oleh peraturan Dinas Pekerjaan Umum Bina
Marga 2018.
Kata Kunci : Abu Terbang Batu Bara, AC–WC, Karet Alam.
Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan metode cara kering, Mencari Kadar Karet Alam Optimum (KKAO)
yaitu dengan cara pencampuran karet alam Perhitungan Menggunakan Program Microsoft
dimasukkan ke dalam agregat yang dipanaskan, dan Excel XP, Berdasarkan hasil rata – rata perhitungan
sudah ditambahkan bitumen/aspal panas. Penelitian test marshall setelah diadakkan koreksi validasi data,
ini menggunakan variasi kadar aspal 5%, 5,5%, 6%, dapat diplotkan dalam grafik yang menunjukan
6,5%, dan 7%, untuk mencari nilai KAO dan variasi hubungan antara lain:
kadar karet alam 0%, 6%, 7%, 8%, 9% dan 10% dari a. Antara Kadar aspal dengan Stabilitas
berat total benda uji untuk mengetahui komposisi nilai b. Antara Kadar aspal dengan Flow
karet alam optimum pada KAO. c. Antara Kadar aspal dengan VIM
e. Antara Kadar aspal dengan VMA
Variabel Penelitian f. Antara Kadar aspal dengan VFA
Pengujian Marshall pada campuran AC–WC g. Antara Kadar aspal dengan Marshall Quotient
menggunakan dua variabel diantaranya adalah sebagai Perhititungan mencari kadar aspal optimum
berikut: didasarkan pada hasil dari perhitungan parameter
1. Variabel bebas, yaitu dengan pencampuran karet Marshall yang digambarkan dalam grafik dibawah ini:
alam sebagai bahan campuran pada AC–WC.
2. Variabel tak bebas, yaitu hasil dari pengujian
Marshall meliputi:
Student Journal GELAGAR Vol. 1 No. 1 2019 4
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
17,284
17,461
VMA %
1100
1074,298 17
1100,848
1000 1068,198
978,720
900 15 Batas minimum
Batas minimum = = 15 %
800
800
700 13
y = 0,0127x2 - 0,3849x + 19,878
6 2 + 531,44x
y = -31,816x 7 - 1069 8 9 10 6 7
R² = 0,9954 8 Karet %9
Kadar 10
R² = 0,8269 Kadar Karet %
Gambar 4. Hubungan Kadar Karet Dengan VMA
Gambar 1. Hubungan Kadar Karet Dengan Stabilitas
75
3,0 VFA
70
2,0 Batas minimum = Batas minimum =
65
y = 0,0268x2 - 0,2261x + 3,68072 mm y = -0,0635x2 + 1,9946x + 65,484
65
1,0 R² = 0,9926 R² = 0,995
60
6 7 8 9 10 6 6,5 7 7,5 Kadar 8 Karet
8,5 % 9 9,5 10
Kadar Karet %
Gambar 5. Hubungan Kadar Karet Dengan VFA
Gambar 2. Hubungan Kadar Karet Dengan Flow
5% 304,216
4,474 286,737
300 299,167
VIM %
3,980 3,802
4,0 3,596
4,170 259,694
250
Tidak Ada Batas
3,0 Minimum
Batas minimum = 3 200
% y = -10,353x2 + 156,01x - 267,63
R² = 0,7933
2,0 150
6 2 - 0,4486x
y = 0,0148x 7 + 6,6189 8 9 10 6 6,5 7 7,5 Kadar 8 8,5 9
Karet % 9,5 10
R² = 0,9954 Kadar Karet %
Gambar 6. Hubungan Kadar Karet Dengan Marshall
Gambar 3. Hubungan Kadar Karet Dengan VIM Quotient
Student Journal GELAGAR Vol. 1 No. 1 2019 5
Program Studi Teknik Sipil S1, ITN MALANG
95,0 91,7 92,2 93,2 titik maksimum pada grafis Stabilitas dengan rentang
89,5 90,8 karet 6% hingga 9,7%.
90,0
85,0
1400
Grafik Hubungan Antara Kadar Karet
80,0
y = -0,0684x 2 + 1,978x + 80,167 dengan Stabilitas
R² = 0,9849 Batas minimum = 1300
75,0 1191,210
75% 1200
Stabilitas (kg)
70,0
6 7 8 9 10 1100
Kadar Karet % 1074,298
1100,848
1000 1068,198
Gambar 7. Hubungan Kadar Karet Dengan Indeks 978,720
900
Perendaman
800 Batas minimum =
800
700
10,00 y = -31,816x2
6 + 508,44x
7 - 1069 8 9 10
6,00 IP R² = 0,8269 Kadar Karet %
10,00 Gambar 8. Grafik Nilai Stabilitas Pada Karet Alam
6,00
STABILI Optimum
9,70
6,00 FLOW
10,00
6,00 VTM
10,00
6,00 VMA
10,00
6,00 MQ
10,00
6,00 VFA
7,85
6,00 7,00 8,00 9,00 10,00
Kadar Karet (%)
DAFTAR PUSTAKA
Achmad D. et all, 2011, Dampak Penambahan
Polimer Terhadap Karakteristik Beton Aspal.
Jurnal Poli Teknologi, Jakarta.
Anonim, 2018, Spesifikasi Umum Dinas Pekerjaan
Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur. DPU
Bina Marga, Malang.
Amiruddin A. et all, 2012, Kajian Eksperimental
Campuran HRS–WC Dengan Aspal Minyak
dan Penambahan Aditif Lateks Sebagai Bahan
Pengikat. Jurnal KoNTekS 6, Jakarta.
Hendarsin S. L. 2000, Perencanaan Teknik Jalan
Raya. Politeknik Negereri Bandung, Bandung