PENDAHULUAN
merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan
ganda dalam konfigurasi cis yang memiliki sifat kelenturan atau elastisitas. Polimer
karet alam terdiri dari 97 % polimer cis – 1,4 polyisoprene digunakan dalam industri
karet (Berekaa et al, 2000; Fachry et al, 2012). Lateks karet alam terdiri atas partikel
karet dan bahan bukan karet (non-rubber) yang terdispersi di dalam air. Lateks
merupakan suatu larutan koloid dengan partikel karet dan bukan karet yang
Limbah lateks karet alam diperoleh dari produk yang sudah cacat dan produk yang
sudah digunakan. Limbah lateks karet alam dibuang menjadi bahan yang tidak
berguna dan menyebabkan masalah lingkungan (Tandy et al, 2012). Limbah karet
alam tidak akan hancur walaupun ditimbun dengan waktu yang lama, sehingga
lingkungan hidup. Untuk mengurangi terjadinya penimbunan limbah karet alam maka
dilakukan pengisi terhadap lateks karet alam. Pengisi yang digunakan umumnya
dapat diperbaharui.
Pengisi yang digunakan pada lateks karet alam merupakan limbah kulit
tapioka, tape dan pangan yang berbahan dasar singkong. Potensi kulit singkong di
lateks karet alam dan limbah kulit singkong maka dilakukan ”biodegradasi vulkanisat
Untuk menghasilkan produk lateks karet alam yang ramah lingkungan perlu
mengkaji bahan pengisi yang dapat terbiodegradasi secara alami. Pada kajian ini
digunakan pengisi dari limbah kulit singkong yang ramah lingkungan dan
mengandung serat kasar 15,20 % di dalam campuran karet setelah karet itu sendiri
yang dapat meningkatkan sifat fisik produk lateks karet alam. Limbah kulit singkong
(Tampubolon et al, 2012); (Sitorus et al, 2013); (Surya et al, 2013); (Harahap et al,
2015); (Tambunan et al, 2015). Alkanolamida merupakan turunan dari asam lemak
yang memiliki gugus hidroksil yang digunakan sebagai bahan pelunak pada
pembuatan tekstil, pencegahan korosi dan sebagai bahan foam boosting dalam
campuran bahan surfaktan yang berguna sebagai cairan pencuci piring dan
pembuatan shampo. Oleh karena itu, alkanolamida memiliki potensi untuk digunakan
karet alam berpengisi kaolin akan menghasilkan vulkanisat dengan modulus tensil
yang lebih tinggi, kerapatan sambung silang dan kekerasan. Apabila penambahan
alkanolamida lebih lanjut akan menyebabkan kekuatan tarik dan kerapatan sambung
Lateks karet alam tanpa pengisi dan penyerasi alkanolamida mempunyai sifat
mekanik yang lebih rendah dibandingkan dengan lateks karet alam yang sudah
Untuk meningkatkan sifat mekanik dari lateks karet alam perlu mengkaji bahan
pengisi ke dalam formulasi lateks karet alam, sehingga dapat memberikan nilai
dalam lateks karet alam dapat menguatkan vulkanisat produk karet, sehingga
kekuatan tarik (tensile strength), swelling index, pemanjangan saat putus (Elongation
at Break), serta analisis Fourier Transform Infra-Red (FT-IR) dan Scanning Electron
Berdasarkan uraian di atas, maka tepung kulit singkong sebagai salah satu
pengisi yang ramah lingkungan. Penggunaan tepung kulit singkong berukuran 100
mesh sebagai pengisi yang dapat terbiodegradasi dan dapat meningkatkan sifat-sifat
produk lateks karet alam dan diharapkan dapat meningkatkan interaksi antarfasa
(interfacial adhesion) antara pengisi tepung kulit singkong dengan lateks karet alam
alam adalah bahan pengisi. Bahan organik yang digunakan sebagai pengisi pada
penelitian sebelumnya seperti pengisi tapioka (Harahap et al, 2010); kulit pisang
(Harahap et al, 2012); silika (Tampubolon et al, 2012); kaolin (Sitorus et al, 2012);
tepung kulit singkong (Hamidah et al, 2015); bentonite clay (Tambunan et al, 2015)..
Bahan pengisi yang ditambahkan pada lateks karet alam akan mempengaruhi
keelastisan dan kekuatan produk lateks karet alam. Keelastisan dan kekuatan karet
alam dapat ditingkatkan dengan cara menambahkan pengisi sebagai penguat (Surya et
al, 2012). Adapun penelitian – penelitian lateks karet alam yang sudah dilakukan
alkanolamida yang termodifikasi dengan pengisi dapat menekan biaya dan produk
produk lateks karet alam dapat ditingkatkan jika fasa karet divulkanisasi dengan
menggunakan bahan kuratif pada persenyawaan lateks karet alam dan dengan
karet alam. Pemanfaatan tepung kulit singkong sebagai bahan pengisi atau penguat
untuk meningkatkan sifat mekanik produk lateks karet alam perlu dilakukan. Maka
penelitian ini akan dilihat bagaimana sifat mekanik produk lateks karet alam dengan
penambahan pengisi tepung kulit singkong dan memvariasikan kadar tepung kulit
kulit singkong menghasilkan produk lateks karet alam yang memiliki sifat mekanik
suatu bahan karet vulkanisat seperti nilai kekuatan tarik (tensile strength), densitas
sambung silang, pemanjangan saat putus (elongation at break), serta analisis Fourier
yang digunakan.
alkanolamida terhadap berat yang hilang produk lateks karet alam berpengisi
terbiodegradasi.
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan Laboratorium Kimia
Tabel 1.4 Komposisi Sistem Dispersi Alkanolamida Dan Tepung Kulit Singkong
Bahan Persentase (Gram)
Tepung Kulit Singkong 0 5 10 15 20
Alkanolamida 0 2,5 2,5 2,5 2,5
Air 100 92,5 87,5 82,5 77,5