Anda di halaman 1dari 3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Karet Siklo

Karet siklo adalah turunan dari karet alam yang telah berubah menjadi bahan
termoplastik yang keras tapi rapu, yang dihasilkan dari pemanasan karet alam dengan
adanya katalis asam. Bahan baku pembuatan karet siklo dapat dilakukan dengan
menggunakan lateks DPNR (Deproteinized Natural Rubber), yaitu lateks kebun
berprotein rendah. Karet siklo diahasilkan melalui perlakuan karet alam dengan asam-
asam kuat (seperti asam sulfat dan asam p-toluensulpfonat) atau katalis fredrl-crafts
(seperti FeCl3, SnCl4, dan TiCl4). Dalam reaksi tersebut, karet kehilangan sifat
elastistasnya dan berubah menjadi material yang keras dan rapuh. Namun proses
siklisasi yang terjadi hanya berjalan sebagian atau tidak sempurna. Artinya ada ikatan
rangkap yang tersisa dari poliisoprene sebagai tulang punggung polimer karet alam.
Studi tentang karet siklo yang dihasilkan dapat berupa mono-, bi-, maupun polisiklik.
Hal ini tergantung pada proses reaksi dan pelarut yang digunakan (Rahman, N. 2005).

Karet siklo merupakan polimer nonpolar dengan energi permukaan yang rendah
sehingga menyebabkan interaksi antar-muka dan sifat adhesive yang rendah terutama
bila dicampurkan dengan polimer polar. Karet siklo tidak kompetibel terhadap
polimer polar seperti serat alam. Untuk mengatasi permasalahan ini, modifikasi dari
struktur kimia karet siklo menjadi penting untuk dilakukan. Karet siklo memiliki sifat-
sifat yang dapat menarik perhatian industri hilir karet karena bersifat termoplastik
yang keras tapi rapuh, ringan dan kaku. Karet siklo dapat dimanfaatkan sebagai bahan
perekat dan bahan pelapis, dengan digrftkannya akrilat diharapkan hasilnya mampu
meningkatkan daya rekat dan daya pelapi (Suhenry, I . 2006.). Siklisasi karet
merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kelemahan karet dan produknya
disebut karet siklo (Syakir, M. 2010.).
2.2 Mekanisme reaksi siklikasi

Karet siklo dihasilkan melalui proses siklisasi karet alam, yaitu proses modifikasi struktur
molekul karet alam yang semula berupa rantai terbuka menjadi struktur siklis. Reaksi
Siklikasi lateks karet alam menggunakan katalis asam sulfat pekat dihentikan dengan
cara penambahan air panas kedalam lateks karet alam tersebut. Penambahan air panas
kedalam lateks karet alam dimaksudkan untuk pengenceran campuran lateks karet
alam dengan asam sulfat pekat sehingga terjadi penurunan dan bahkan penghentian
kinerja katalis asam sulfat dalam proses siklikasi. Pada saat ditambahkan air panas,
terjadi pemisahan partikel produk siklikasi lateks karet alam dalam cairan sistem.
Partikel-partikel produk siklikasi tersebut bergerak menuju kepermukaan cairan.

Dalam pembuatan karet siklo idealnya tidak ada lagi ikatan rangkap dalam struktur
molekulnya, namun keadaan tersebut sangat sulit tercapai sehingga karet siklo dengan
struktur polisiklik dianggap sebagai produk akhir dari proses siklikasi karet alam.
Karet siklo yang dibuat dari siklisasi karet alam umumnya tidak larut dalam pelarut
hidrokarbon sehingga produk ini sampai saat ini belum dapat diaplikasikan secara
optimal. Berdasarkan Coomarasamy et al., (1981), karet siklo yang dibuat dari bahan
lateks karet alam memiliki kelarutan yang rendah bahkan sukar larut dalam pelarut
hidrokarbon sehingga pemanfaatannya terbatas sebagai bahan pengisi barang jadi
karet.

2.3. Karakteristik Karet Siklo

Menurut Riyajan dan Sakdapipanich (2006), penampakan produk hasil siklisasi


bermacam-macam tergantung derajat siklisasinya, seperti: bahan menyerupai karet
(rubbery), bahan menyerupai karet yang keras (hard rubbery), dan bahan menyerupai
serbuk (powdery). Karet siklo yang dihasilkan dari siklisasi lateks karet alam berbobot
molekul relatif ratarata viskositas terendah memiliki bentuk berupa serbuk berwarna
putih kecoklatan, sedangkan karet siklo dari siklisasi lateks karet alam berupa serbuk
berwarna putih. Aplikasi karet siklo yang dibuat dari siklisasi lateks karet alam
selama ini masih belum optimal, tetapi berdasarkan karakteristik secara umum karet
siklo memiliki daya lekat yang baik sehingga karet siklo yang dihasilkan dalam
penelitian ini diuji-cobakan sebagai perekat.

DAFTAR PUSTAKA

Coomarasamy, A., Perera, P.P., and Nadarajah, M. 1981. Preparation and Uses of Cylised
Rubber Obtained from Papain coagulated Natural Rubber, J. Rubber. Res. Inst. Sri
Lanka. 58, 46-57.

Rahman, N. 2005. Pedoman Pemilihan dan Sifat-sifat Elastomer. Bogor: Balai Penelitian
Teknologi Karet Bogor.

Riyajan, S., and J.T. Sakdapipanich. 2006. Cationic cyclization of deproteinized natural
rubber using sulfuric acid. Elastomer and plastic. 104-109.

Siagian, N. dan Suhenry, I . 2006. Teknologi Terkini Pengadaan Bahan Tanam Karet
Unggul. Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet.

Syakir, M. 2010. Budidaya Kelapa Sawit. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan.
Aska Media, Bogor .

Anda mungkin juga menyukai