TINJAUAN PUSTAKA
Karet dam adalah suatu senyawa hidrokarbon berupa polimer alam yang
telah dikenal lebih dari seratus tahun. Karet alam yang diked cialam
perdagangan adalah karet basil penggumpalan getah karet atau lateks kebun,
yaitu cairan seperti susu hasil sadapan dari pohon karet Hevea brasiliensis.
Selain tanaman Hevea, masih banyak tanaman lain yang dapat menghasilkan
getah karet atau lateks misalnya Manihot glaziovii, Castilloa elastica, Ficus
elastica, Funtumia elestica, Tarawcum kokbsaghyz dan sebagainya.
Penelitian terdahulu yang membandingkan beberapa jenis tanaman karet
tersebut membuktikan bahwa Hevea brasiliensis adalah tanaman penghasil
karet yang paling baik clan ekonomis untuk dibudidayakan pada skala industri
(Le Brass, 1968).
Setiap pohon karet &pat disadap getahnya sebanyak 165 kali setiap
tahun dan memberikan 1 - 2 ons lateks per pohon setiap kali penyadapan.
Pohon karet sudah dapat disadap getahnya pada umur 5 tahun walaupun h i 1
penyadapan yang memadai dihasilkan sejak umur 7 tahun. Produktivitas
tamman ini diperkirahn selama 50 tahun dengan umur yang paling baik
untuk produksi adalah 13 - 17 tahun, setelah itu produksi tanaman karet akan
mengalami kernwlduran. Kadar karet kering (KKK) lateks segar bervariasi
antara 30% - 40%, tergantung pada kondisi musim tiap tahun, umur pohon dan
lain-lain.
Menurut N m d d i n dan Paimin (1992), tanaman karet hevea tumbuh
dengan baik pada daerah yang luas mencakup antam 15' LU sampai 100' LS,
dengan ketinggian autara 1 - 600 m di atas pemukaan law. Faktor-faktor lain
yang berpengaruh terhadap produktifitas karet adalah besarnya curah hujan
yaitu antara 2.000 - 2.500 rnm setahun, suhu harian rata-rata yang berkisar
antara 25' - 30' C,dm men- sinar matahani selama 5 - 7jam sehari.
Areal perkebunan karet Hevea di Indonesia saat ini adalah yang terluas
di dunia yaitu hampir mencapai t i p setengah juta hektar @@enbun, 1998),
namun dengan produksi lebih dari 1,7 juta ton atau sekitar 26% produksi karet
alam dunia, Indonesia adalah produsen karet alam nomor dua di dunia setelah
Thailand yang berhasil menempati urutan pertama, sedangkan Malaysia yang
pernah menempat u . pertama negara penghasil karet alam berada di
urutan ketiga (IRSG, 2001). Rendahnya produksi disebabkan sekitar 85% (2,9
juta ha) dari total areal perkebuuan merupakan areal perkebunan rakyat yang
produktivitasnya rendah, yaitu kurang dari 600 kg/ha/tahun (Ditjenbun, 1998).
Selain sebagai komoditas industri barang jadi karet dalam negeri, karet
alam Hevea tennasuk penghmil devisa utma negara dari sektor
perkebunan. Volume ekspor terbesar tercatat pada tahun 1998, yang mencapai
1.641.000 ton atau hampir 96% dari total produksi, dengan nilai sekitar US$
1.438 juta (IRSG, 2001). Sayangnya Indonesia hanya mengekspor dalam
bentuk karet perdagangan tradisional yaitu sekitar 95,4% berupa karet sit asap
(RSS) serta karet spesifikasi teknis (TSR) SIR-10 dan SIR-20, 1,5% dalam
bentuk lateks pekat, dan sisanya &lam bentuk karet spesifikasi teknis lain
yang cerah dan atau berviskositas mantap (Gapkindo, 1998). Volume ekspor
yang besar ini merupakan salah satu sebab lemahnya posisi tawar karet alam
Indonesia, dan di pasar dunia harga karet alam cenderung turun dari tahun ke
tahun.
Karet alam digolongkan ke dalam kelompok elastomer untuk
penggunaan umum karena dapat digunakan sebagai bahan baku berbagai jenis
clan tipe barang jadi karet. Penggunaannya sebagai bahari baku barang jadi
karet sangat disukai dikarenakan keunggulan sifat-sifatnya, seperti daya
pantul, elastisitas, daya lengket dan serta daya cefigkeram yang baik, serta
mudah untuk digiling. Selain itu karet aiam juga memiliki beberapa sifat
mekanik yang baik antan lain memiliki tegangan putus, ketahanan sobek dm
kikis yang baik, sehingga karet alam merupakan elastomer pilihan. Namun
demikian, karet darn juga memiliki beberap kekumgan yaitu sifat-sifatnya
tidak konsisten clan warnanya bervariasi dari kuning hmgga coklat gelap, serta
tidak tahan terhadag panas, oksidasi, ozon, dan pelarut hidrokarbon, sehmgga
tidak &pat digunakan sebagai bahan baku barang jadi karet khusus yang tahan
minyak, panas dan oksidasi (Arid, 1989 dan Mubyarto, 1991). Kelemahan
tersebut terutama disebabkan karet alam merniliki sejumlah ikatan rangkap
&lam struktur molekulnya, disamping juga menganduug sejumlah bahan non
karet, terutama protein.
Ditinjau dari s u s w molekulnya, karet alam adalah polimer yang
tefbentuk secara teratur oleh unit ulang atau monomer isoprena yang terikat
secara kepala ke ekor (head to tail) dengan susunan goemeti hampir 1W/o
cis-1,4 dan mempunyai berat molekul berkisar antara 1 - 2 juta. Menurut
Tangpakdee (1998) berat molekul mempakan sifat kloml, tetapi biasanya
berada diantara 3 x lo4 sarnpai 10'.Setiap satu monomer isoprena merniliki
satu ikatan rangkap, sehmgga karet alam dapat diadisi oleh gugus aktif lain.
Konfigurasi ruangnya berupa konfigurasi cis dengan susunan ruang yang
teratur, sehingga karet alam ditulis dengan rumus molekul 1,4-cis-
poliisoprena. Gambar 1 memperlihatkan struktur molekul isopren (a), struktur
monomer isopren (b) dan struktur polimer karet alam (c).
(b) CH3 H
(a) CH2=C-CiH=CH2 \ I
C=C
CH3 I \
-CH2 CH2-
Gambar 1. Struktur molekul isopren (a), monomer (b) dan polimer karet
alam (c).
1. Lateks Kebun
Karet
Protein Lipid
2. Lateks Pekat
3. Karet Mentah
Po, min - 30 30 30 30 30
Kadar nitrogen (%), maks 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60 0,60
ASHT (satuan wallace), maks 8 - -
8 Warna Lovzbond, malts - 6 - - - -
Surnber : SNI 06-1903- 1990
Lain-lain
Sumber : Morton, 1987
PAPAIN
Papain adalah enzim yang berasal dari getah pepaya yang telah
dikeringkan, dm biasanya disadap dari buah pepaya muda,. Enzim ini
mempunyai kemampuan proteolitik, yaitu mampu memecah molekul-molekul
protein menjadi bentuk asam amino, dan telah lama digunakan dalam bidmg
industri makanan, teksti!, fkmasi, kosmetik dan penyamakan kulit (Jagtiani et
al., 1988). Sebenarnya hampir semua bagran dari pohon pepaya kecuali akar
dan bijinya mengandung papain, tetapi jumlah terbanyak terdapat pa& m a n
buahnya. Selain papain, pada getah pepaya juga terdapat enzim lain y a h
kimopapain yang daya proteolitiknya hanya setengah daya papain, dan
lisozirn.
1. Enzim
Pembuatan Papain
3. Sifat Papain
D. SURFAKTAN
Surfaktan Kationik
.E.KOMPON KARET
Agar &pat diolah menjadi barang jadi, terlebih dulu karet mentah harus
dicampur dengan beberapa bahan kimia karet. Campuran karet alam tersebut
dengan bahan kimia karet tersebut disebut kompon karet. Pembuatan
kompon karet merupakan pduan antara ilmu dan seni untuk menyeleksi dan
mencampw jenis karet alam dan jenis bahan kimia karet, sehingga diperoleh
kompon karet yang setelah pemasakan dapat menghasilkan barang jadi karet
dengan sifat-siht fisik yang dibutuhkan.
Suatu kompon karet umumnya mengandung beberapa jenis bahan kimia
yang mempunyai sifat spesifik dan berpengaruh terhadap karakteristik
pengolahan. Pada umurnnya kompon karet merupakan campuran karet mentah
dengan enam golongan bahan kimia pokok, yaitu bahan pemvulkanisasi,
pencepat, penggiat, antidegradan, pengisi dan bahan pelunak. Biasanya
digunakan dua jenis bahan antidegradan yaitu yang bersifat sebagai penangkal
oksidasi dan sebagai penangkal omnisssi. Selain itu adakalanya kompon
karet mnggunakan lebih dari satu jenis golongan bahan pencepat dan bahan
pengisi, agar memiliki efek sinergi.
1. Sistim Vulkanisasi
-
Kekuatan sobek,
kelelahan, dan keliatan
// Modulus statis
Histerisis, dan
I ' /
bKerapatan ikatan silang