Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan ini dijelaskan mengenai latar belakang, alasan


pemilihan material pelepah pinang (Areca catechu), perumusan masalah, tujuan
penelitian, batasan masalah penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka penelitian
yang akan menjadi dasar pemikiran penulisan dan penelitian mengenai “Studi
Pengaruh Waktu Alkalisasi Pada Ekstraksi Selulosa Berbasis Serat Pelepah Pinang
(Areca catechu)”.

1.1 Latar Belakang


Penggunaan material komposit menjadi salah satu pilihan alternatif selain
penggunaan logam, polimer ataupun keramik, komposit adalah material yang
tersusun atas campuran dua atau lebih material dengan sifat kimia dan fisika
berbeda, dan menghasilkan sebuah material baru yang memiliki sifat-sifat berbeda
dengan material-material penyusunnya. Penguat komposit bisa berupa serat sintetik
ataupun serat alam. Saat ini penggunaan serat alam khususnya selulosa seperti serat
rami, pisang, sisal dan nanas dalam industri tekstil, industri pengemasan
dikarenakan biaya produksinya yang lebih murah. Serat-serat ini dianggap sebagai
serat selulosa keras karena modulus kekuatan tarik yang tinggi dan elongasi yang
rendah. Meningkatnya ketertarikan untuk memperkenalkan bahan penguat yang
dapat didegradasi, terbarukan, biaya rendah, dan ramah lingkungan telah
merangsang penggunaan serat alam selulosa sebagai alternatif pengganti untuk
serat berbasis anorganik dan petrokimia (Ramadevi, 2012).
Salah satu serat yang berpotensi untuk dijadikan penguat pada komposit adalah
pelepah pinang. Pohon pinang (Areca catechu) dikenal sebagai tanaman serba guna
yang memiliki manfaat di berbagai bidang kehidupan. Namun, pengolahan bagian
pinang seperti pangkal pelepah daun kurang optimal, masih sebatas sebagai sampah
organik maupun pengganti minyak tanah untuk kebutuhan memasak sehari-hari.
Ketersediaannya sangatlah melimpah di Indonesia karena pertumbuhannya yang

1
cepat, sehingga memiliki potensi yang besar dilihat dari segi bahan baku, juga dari
segi nilai jual yang tak terlalu tinggi (Betan, dkk., 2014).
Serat pelepah pinang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat lain.
Dimana untuk kandungan selulosa pada pelepah pinang sebesar 32 %, kandungan
hemiselulosa sebesar 34 %, kandungan lignin sebesar 17 %, dan sisanya berupa zat
ekstraktif, silika, dan abu (non organik). Namun, hemiselulosa yang bersifat
hidrofilik (mudah menyerap air) dapat merugikan apabila dijadikan komposit.
Apabila hemiselulosa dan lignin dalam kadar yang tinggi, maka dapat
menyebabkan terserapnya air yang akan membuat gaps atau celah pada ikatan
antarmuka serat dan matriks, akibatnya akan mengurangi interaksi adhesi antara
serat dan matriksnya sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanik komposit. Untuk
menghasilkan serat dengan sifat-sifat mekanik yang baik perlu dilakukan
penghilangan hemiselulosa dan lignin pada serat pelepah pinang melalui suatu
modifikasi kimia. Modifikasi kimia dari serat alami merupakan reaksi antara
komponen-komponen dari serat alami dengan bahan kimia. Salah satu metode
modifikasi kimia adalah alkalisasi yaitu dengan menggunakan larutan alkali untuk
melarutkan hemiselulosa dan lignin, hal ini berpotensi untuk memperbaiki sifat-
sifat dari serat alami tersebut yang pada umumnya (Putera, 2012).
Menurut Betan dkk (2014), penelitian yang dilakukan menggunakan proses
alkalisasi dengan konsentrasi larutan alkali 4%, 5%, dan 6% dengan lama
perendaman 1 jam. Didapatkan kekuatan serat tertinggi pada persentase NaOH 5%
sebesar 195 MPa sedangkan terendah terjadi pada serat tanpa perlakuan (murni)
sebesar 84 MPa. Menurut Silalahi (2016), penelitian perlakuan alkali dan
pemanasan serat lengkuas dilakukan dengan larutan NaOH 5% selama 2 jam
dengan temperatur ruang dan temperatur 80 oC. didapatkan kadar selulosa sebesar
29,27% untuk tanpa pemanasan dan 52.27% dengan pemanasan 80oC. Sementara
kadar lignin dan air menurun, dengan nilai kadar lignin tanpa pemanasan 19.94%
dan 4.21% dengan pemanasan, kadar air 27.40% tanpa pemanasan dan 8.19%
dengan pemanasan. Modifikasi kimia dengan menggunakan alkalisasi merupakan
perlakuan yang efisien dan efektif untuk menghilangkan hemiselulosa dan lignin,
serta dapat mengisolasi selulosa agar tidak larut pada konsentrasi NaOH tertentu
sehingga kandungan selulosa pada serat semakin tinggi. Seiring meningkatnya

2
kandungan selulosa pada serat maka akan semakin meningkatkan kekuatan tarik
pada serat.
Dari penelitian sebelumnya maka dapat ditarik hipotesis bahwa serat
pelepah pinang mampu digunakan sebagai sumber selulosa dengan variabel waktu
perlakuan alkalisasi. Sehingga diharapkan semakin meningkatnya waktu kontak
antara serat dengan larutan alkali maka semakin meningkatnya kandungan selulosa
pada serat pelepah pinang dan kekuatan tarik serat tunggal pada serat pelepah
pinang.

1.2 Perumusan Masalah


Rumusan masalah dari penelitian kali ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh waktu alkalisasi terhadap kandungan lignoselulosa
pada serat pelepah pinang?
2. Bagaimana pengaruh waktu alkalisasi terhadap kekuatan tarik serat tunggal
serat pelepah pinang?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian kali ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh waktu alkalisasi terhadap kandungan lignoselulosa
pada serat pelepah pinang.
2. Mengetahui pengaruh waktu alkalisasi terhadap kekuatan tarik serat tunggal
serat pelepah pinang.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai acuan perlakuan awal pada serat pelepah pinang (Areca catechu)
untuk pembuatan material komposit.
2. Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan pengetahuan yang
dimiliki, khususnya dalam hal bahan komposit.
3. Mendapatkan inovasi baru dalam pengembangan teknologi material
komposit dengan modifikasi kimia yaitu alkalisasi berpenguat serat pelepah
pinang (Areca catechu).

3
4. Menambah harga jual dari pelepah pinang (Areca catechu).
5. Mendapatkan inovasi dalam pemanfaatan limbah pelepah pinang khususnya
terhadap masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran Penelitian


Pada laporan ini diberikan kerangka pemikiran penelitian Tugas Akhir
sehingga dapat memberikan gambaran bagi pembaca mengenai penelitian Tugas
Akhir yang dilakukan. Kerangka penelitian ditunjukkan pada gambar 1.1 sebagai
berikut :

Metode Ekstraksi Serat


Material
Serat Alam Pelepah Pinang Chemical Extraction
Tingkat kemurnian tinggi
Biodegradable (Sanjay, dkk, 2013)
(Dhanalakshmi, 2015)
Mechanical Extraction Kandungan
Serat Sintesis Biaya produksi tinggi dan
penggunaan serat terbatas lignoselulosa,
Sulit Terdegradasi
(Hamid, 2008) (Putera, 2012) Kekuatan Tarik
Komposit Serat
Pelepah Pinang-
Alkalisasi Asetilasi 8 jam
Perlunya temperatur
Poliester
Menghilangkan struktur Temperatur Ruang Sifat mekanik naik
amorf, kekuatan mekanik naik rendah pada proses (Bachtiar, dkk, 2010)
(Sanjay, dkk 2013) (Huang, dkk 2012) 4 jam
Peningkatan selulosa
Peroksida Hidrolisis (Maharani, 2015) Sifat mekanik naik
Menurunkan sifat Kurang efektif untuk (Bachtiar, dkk, 2010)
80 oC 1 jam
mekanik serat penghilangan lignin
(Mustafa, dkk, 2015) (Fahma, dkk, 2010) Peningkatan selulosa Jam Sifat mekanik naik
(Maharani, 2015) (Bachtiar, dkk, 2010)
Chemical Extraction Temperatur Waktu
(Basoglu, 2017)

Gambar 1.1 Kerangka penelitian variabel

1.6 Batasan Masalah Penelitian


Batasan masalah yang terdapat pada penelitian kali ini adalah:
1. Tumbuhan pinang (Arecha catechu) diambil dari daerah Balikpapan Utara
karena ketersediaan bahan baku yang melimpah dan bagian pinang yang
digunakan merupakan pangkal pelepah pinang kering yang terlepas dari
pohonnya.
2. Pengaruh lingkungan ketika proses alkalisasi diabaikan.
3. Serat pelepah pinang dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 80 oC
selama 1 jam.

4
2

Anda mungkin juga menyukai