PENDAHULUAN
1
cepat, sehingga memiliki potensi yang besar dilihat dari segi bahan baku, juga dari
segi nilai jual yang tak terlalu tinggi (Betan, dkk., 2014).
Serat pelepah pinang terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin, dan zat lain.
Dimana untuk kandungan selulosa pada pelepah pinang sebesar 32 %, kandungan
hemiselulosa sebesar 34 %, kandungan lignin sebesar 17 %, dan sisanya berupa zat
ekstraktif, silika, dan abu (non organik). Namun, hemiselulosa yang bersifat
hidrofilik (mudah menyerap air) dapat merugikan apabila dijadikan komposit.
Apabila hemiselulosa dan lignin dalam kadar yang tinggi, maka dapat
menyebabkan terserapnya air yang akan membuat gaps atau celah pada ikatan
antarmuka serat dan matriks, akibatnya akan mengurangi interaksi adhesi antara
serat dan matriksnya sehingga dapat mempengaruhi sifat mekanik komposit. Untuk
menghasilkan serat dengan sifat-sifat mekanik yang baik perlu dilakukan
penghilangan hemiselulosa dan lignin pada serat pelepah pinang melalui suatu
modifikasi kimia. Modifikasi kimia dari serat alami merupakan reaksi antara
komponen-komponen dari serat alami dengan bahan kimia. Salah satu metode
modifikasi kimia adalah alkalisasi yaitu dengan menggunakan larutan alkali untuk
melarutkan hemiselulosa dan lignin, hal ini berpotensi untuk memperbaiki sifat-
sifat dari serat alami tersebut yang pada umumnya (Putera, 2012).
Menurut Betan dkk (2014), penelitian yang dilakukan menggunakan proses
alkalisasi dengan konsentrasi larutan alkali 4%, 5%, dan 6% dengan lama
perendaman 1 jam. Didapatkan kekuatan serat tertinggi pada persentase NaOH 5%
sebesar 195 MPa sedangkan terendah terjadi pada serat tanpa perlakuan (murni)
sebesar 84 MPa. Menurut Silalahi (2016), penelitian perlakuan alkali dan
pemanasan serat lengkuas dilakukan dengan larutan NaOH 5% selama 2 jam
dengan temperatur ruang dan temperatur 80 oC. didapatkan kadar selulosa sebesar
29,27% untuk tanpa pemanasan dan 52.27% dengan pemanasan 80oC. Sementara
kadar lignin dan air menurun, dengan nilai kadar lignin tanpa pemanasan 19.94%
dan 4.21% dengan pemanasan, kadar air 27.40% tanpa pemanasan dan 8.19%
dengan pemanasan. Modifikasi kimia dengan menggunakan alkalisasi merupakan
perlakuan yang efisien dan efektif untuk menghilangkan hemiselulosa dan lignin,
serta dapat mengisolasi selulosa agar tidak larut pada konsentrasi NaOH tertentu
sehingga kandungan selulosa pada serat semakin tinggi. Seiring meningkatnya
2
kandungan selulosa pada serat maka akan semakin meningkatkan kekuatan tarik
pada serat.
Dari penelitian sebelumnya maka dapat ditarik hipotesis bahwa serat
pelepah pinang mampu digunakan sebagai sumber selulosa dengan variabel waktu
perlakuan alkalisasi. Sehingga diharapkan semakin meningkatnya waktu kontak
antara serat dengan larutan alkali maka semakin meningkatnya kandungan selulosa
pada serat pelepah pinang dan kekuatan tarik serat tunggal pada serat pelepah
pinang.
3
4. Menambah harga jual dari pelepah pinang (Areca catechu).
5. Mendapatkan inovasi dalam pemanfaatan limbah pelepah pinang khususnya
terhadap masyarakat.
4
2