Anda di halaman 1dari 11

Berkala Perikanan Terubuk, Juli 2014, hlm 82 –92 Vol. 42. No.

2
ISSN 0126 - 4265

KARAKTERISTIK FISIK KOMPOSIT SABUT KELAPA SEBAGAI


INSULATOR PALKA IKAN

Polaris Nasution1, Sutopo P. Fitri 2, Semin2


Diterima : 1 Mei 2014 Disetujui : 1 Juni 2014

ABSTRACT
Fish catch handling highly influential by the quality of fish that must kept to
be fresh. Maintaining the quality of the catch is done with good handling and
correctly, especially the storage of fish is highly influenced by the quality of
insulation (Insulator). Polyurethane is a solid plastic foam mixture by polyol and
Isocynate commonly used as a thermal insulation material on fish hold. Coco fiber
derived from coconut fruit seeds contain about 30% of the seed oil. Part of the
cross section in the unit cell has a central hollow fibers that serves as an acoustic
and thermal insulator so as to decrease the bulk density of the fiber is very well
used as an insulator because it has a low thermal conductivity. The addition of
coconut fiber as a biodegradable that has a physical properties as a heat insulator
aims to minimize use of polyurethane as insulation, addition of Coco fibre can be
done until 70%, and the addition of 95.5% density and water absorption reached
26.8%. Ability to absorb water composites increased from 15% to 50.98%,
density increased to 5% at 516 kg/m3.

Keywords : Coco Fibre, Composite, physical properties, Polyurethane and density

PENDAHULUAN1 saat pendaratan dan pembongkaran


Mempertahankan kualitas hasil ternyata masih cukup banyak, yaitu
tangkapan dan budidaya perikanan antara 20 - 30% bahkan dapat
perlu dilakukan dengan penanganan mencapai 50% dibandingkan dengan
pasca panen yang tepat. Salah satu tanpa insulasi. (Memen S, 1999).
proses penanganan yang harus Polyurethane adalah bahan yang
diperhatikan adalah penyimpanan biasa digunakan sebagai insulasi
ikan selama penangkapan sampai ke penahan suhu pada palka
pelabuhan maupun konsumen. penyimpanan ikan. Namun sekarang
Kualitas penyimpanan ikan sangat ini, kendala yang sangat dirasakan
tergantung pada kualitas dari bahan khususnya oleh nelayan adalah
penyekat panas (insulator) yang masalah bahan dan biaya dalam
digunakan (Wibawa, 2003). memperoleh bahan insulasi yang terus
Penggunaan palka berinsulasi sebagai meningkat, keterbatasan ini
tempat penyimpanan ternyata dapat disebabkan karena sulitnya
menghemat es selama operasi mendapatkan bahan dan mahalnya
penangkapan. Jumlah es yang tersisa harga bahan baku insulasi (Harrison
et al., 2011).
1
) Staf Pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Peningkatan kebutuhan bahan
Kelautan Universitas Riau Pekanbaru yang efisien dengan biaya yang
2
) Staf Pengajar Fakultas Teknologi Kelautan murah semakin meningkat,
Jurusan Teknik Sistem Perkapalan-ITS penggunaan serat alami secara
Surabaya

82
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

konvensional merupakan salah satu konduktor panas yang kecil (Yuhazri


tindakan efisiensi biaya bahan yang et al., 2010).
digunakan dalam suatu produksi. Menurut Coconut statistic year
(Harrison et al., 2011) menyatakan book (2008), Indonesia sebagai
bahwa dengan biaya yang tinggi maka negara penghasil kelapa terbesar
produktivitas yang semakin rendah dunia dengan areal 3,799 hektar
dan berakibat akan mengurangi (35,96%) dan Riau (10,92%) adalah
keuntungan. Oleh karena itu, bahan provinsi kedua setelah Sulawesi
alternatif yang memiliki sifat yang (11,04%) utara dengan areal kebun
sama atau lebih baik secara kelapa terluas pada saat ini (FAO,
konvensional perlu dieksplorasi 2012). Hanya saja sebagian kecil
karena menawarkan biaya yang sabut kelapa yang dimanfaatkan.
murah. Salah satu bahan alternatif Sebagian besar sabut kelapa tersebut
yang biasa digunakan adalah serat dibuang dan menjadi limbah
alami. Bahan ini sangat murah dan (Setyawati et al., 2006). Limbah buah
mudah untuk diperoleh (Guilbert et kelapa sangat potensial digunakan
al., 2011). Salah satu serat alami sebagai penguat bahan komposit
seperti Serat tebu dan sabut kelapa dengan keistimewaan disamping
adalah bahan yang mempunyai sifat menghasikan bahan baru komposit
mekanik yang lebih baik yaitu ringan, yang alami dan ramah lingkungan,
kepadatan rendah dan daktilitas komposit Sabut kelapa memiliki
tinggi. dibandingkan dengan beberapa keuletan yang lebih tinggi dari pada
bahan konvensional seperti baja, matriksnya yaitu polyester dan bahan
plastik dan keramik. Bahan ini sangat plastik lainnya ketika sabut kelapa
baik digunakan sebagai insulasi dijadikan komposit dengan Polyester.
karena memiliki karakteristik serta bersifat insulasi panas (Amin et
al., 2010).
Tabel 1. Sifat Fisik dan mekanikal propertis serat sabut kelapa
Mechancal Properties Serat sabut kelapa
Density (gr/cm3) 1,2
Elongation at break (%) 30
Tensile Strength (MPa) 175
Young Modulus (GPa) 4-6
Water absorption (%) 130-180
Sumber : Bakri, 2010

Komposit tersebut lebih ulet menurunkan bulk density serat. serat


karena serat sabut kelapa memiliki kelapa sebagai penguat diharapkan
variasi luas penampang yang yang akan mendapatkan suatu alternatif
mengandung 30% wt serat dan 70% material yang bisa diaplikasikan pada
wt pith dengan luas penampang oval berbagai komponen maupun struktur
dan mengandung sel-sel serat yang khususnya isolasi panas (Lumintang
saling berikatan (Van Dam et al., et al., 2011). Sifat lain Sabut kelapa
2006). Salah satu serat alam yang diantaranya tahan terhadap serangan
memiliki karakteristik istimewa mikroorganisme, pelapukan dan
adalah serat sabut kelapa yang dapat pekerjaan mekanis (gosokan dan
menjadi bahan penguat dan rongga pukulan) dan lebih ringan dari serat
antara serat berfungsi sebagai isolator lain. Serat sabut kelapa adalah serat
akustik dan thermal sehingga alami yang sulit busuk karena tidak

83
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

ada decomposer yang dapat tahun dan dalam penggunaan secara


menguraikan ijuk dan sabut tersebut. permanen diperkirakan akan lebih
Beberapa material alami yang dapat dari 60 tahun. Busa polyuretan
digunakan sebagai penyekat panas mengalami peningkatan pada kisaran
salah satunya adalah sabut kelapa dan kerapatan 30 sampai 100 kg/m³.
bahan alami lainnya disamping Dengan Kerapatan polyuretan yang
menggunakan polyurethane (Merrit, digunakan untuk insulasi termal
1969). Sifat Fisik dan mekanikal biasanya berkisar antara 30 kg/m³ dan
propertis serat sabut kelapa 45 kg/m³. Namun, bisa mencapai 100
ditunjukkan seperti pada Tabel 1. kg/m³ untuk beberapa aplikasi hingga
Polyurethane adalah buih 700 kg/m³. Volume busa diperluas
plastik padat campuran larutan Polyol dan dengan demikian kepadatan busa
dan Isocynate (skala 1:1) yang biasa dikendalikan melalui penambahan
digunakan sebagai bahan Insulator kuantitas pengadukan. Formulasi
penyekat panas pada tempat Bahan busa dapat dimodifikasi
penyimpanan. Menurut dengan menggunakan berbagai aditif
(Nieuwenhuyse, 2006) penggunaan untuk menghasilkan sifat insulasi
busa polyurethane padat adalah salah yang dibutuhkan.
satu yang paling efisien, bahan isolasi Mahalnya biaya bahan utama
dengan kinerja yang tinggi sangat pembuatan palka berinsulasi
efektif dalam penyesuaian (polyurethane) sebagai tempat
penggunaan ruang. Ketika digunakan penyimpanan hasil tangkapan
sebagai isolasi ruangan, busa perikanan salah satu penyebab
polyuretan padat memiliki turunnya kualitas hasil tangkapan
konduktivitas termal yang rendah hingga mencapai 30% yang
dengan rata-rata konsumsi energi disebabkan oleh penanganan yang
lebih dari 50% dan dapat tidak tepat dengan penggunaan palka
menyederhanakan instalasi. berinsulasi. Kenaikan tersebut seiring
Konduktivitas termal yang rendah dengan kenaikan harga BBM dan
berarti isolasi lebih tipis lebih mudah bahan insulasi palka dipasaran.
untuk masuk ke dalam rongga. Seiring dengan itu, nelayan mulai
Kinerja isolasi sangat tinggi bahkan menggunakan bahan insulasi
dengan ketebalan bahan sederhana, alternatif seperti ilalang, ijuk, sekam
sifat mekanik yang baik dan adhesi padi, serat tebu dan bahan alami
yang sangat baik untuk mengikat lainnya yang murah dan mudah
bahan lainnya pada aplikasi yang didapat.
luas. Konduktivitas termal busa Sebagai pengahasil kelapa
polyuretan padat sangat tergantung terbesar didunia, dan provinsi Riau
pada Sel Gas yang digunakan, adalah lahan kelapa terluas kedua di
Kerapatan (density), Suhu indonesia, merupakan potensi
(Tempratur), Perlakuan perendaman ketersediaan bahan sabut kelapa
air dan kelembaban (Permeabilitas) sebagai alternatif yang
serta Waktu pengukuran. memungkinkan digunakan sebagai
Konduktivitas termal pada suhu 10 °C bahan insulasi termal untuk
adalah jauh lebih dengan mempertahankan kualitas hasil
konduktivitas termal antara 0.012 dan tangkapan.
0.013 W / (moK). Ini didasarkan pada Dengan Mencampurkan
penggunaan bahan isolasi minimal 25 (Komposit) sabut kelapa -

84
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

Polyurethane sebagai alternatif berupa berat di dalam air, sebelum


insulator panas diharapkan dapat dan setelah di air, density, spesifik
mereduksi biaya produksi grafity dan daya serap air berdasarkan
penggunaan polyurethane 100%, standar pengujian ASTM dan JIS.
namun untuk memenuhi karakteristik Pengujian karekteristik fisik
sebagai insulator termal, dilakukan komposit sabut kelapa dan
pengujian kelayakan komposit bahan polyurethane diharapkan mempunyai
tersebut yang akan digunakan sebagai kemampuan mempertahankan suhu di
bahan insulasi. Pengujian diawali dalam palka berinsulasi secara
dengan dengan menentukan optimal yang tidak berbeda nyata
karakteristik fisik komposit yang terhadap penggunaan polyurethane
meliputi kemampuan ekspansi murni yang biasa digunakan sebagai
polyurethane, berat, density, Spesifik insulator. pembuatan dan pengujian
gravity, serapan air (water moisture) spesimen dilakukan dengan tahapan :
pada setiap spesimen variasi komposit 1. Perbandingan ekspansi
sabut kelapa dan polyurethane. Perbandingan Mengembang
METODOLOGI (Ekspansi) berat campuran
polyurethane Polyol dan Isocynate
Karakteristik Fisik insulator, (1:1) terhadap volume dengan
diawali dengan penentuan membentuk busa padat yang akan
perbandingan berat terhadap volume diaplikasikan pada volume spesimen
ekspansi polyurethane serta ukuran 250 x 250 x 25 mm. Sehingga
kemampuan persentasi pencampuran diperoleh perbandingan ekspansi
maksimum polyurethane dan sabut Polyurethane sebagaimana tersaji
kelapa. Pengujian karakteristik fisik pada Tabel 2.
komposit sabut kelapa-polyurethane
Tabel 2. Perbandingan Ekspansi Polyurethane

Kapasitas 1 ml Berat Volume Berat Bersih Total Berat Waktu

Polyol 15.4391 gr 1 ml 1.4123 gr


3.2721
Isocyanite 15.8866 gr 1 ml 1.8598 gr gr 6'28" dtk
Polyurethane 14 cm3 15.5902
Polyurethane (gr/cm^3) 0.23 gr/cm3
Berdasarkan Tabel 2 di atas, bahwa. Larutan campuran mengalami
untuk membentuk volume 1 ml ekspansi dengan volume 14 kali dari
masing-masing larutan (Polyol dan volume larutan awal dan membentuk
Isocynite), dengan berat larutan 0,2337 gr/cm3.
polyol 1,4123 gram dan Isocynite 2. Persiapan Serat Sabut Kelapa
1,8598 gram pada total berat kedua
larutan setelah dicampur 3,2721 Serat sabut kelapa yang
gram. Kedua larutan kemudian diaduk dipisahkan secara acak kemudian
merata dan mengalami ekspansi dipotong dengan ukuran panjang 20
maksimum selama 6’28’’ detik mm sampai 50 mm. [Manohar,2012].
dengan membentuk volume Variasi perbandingan persen (%)
polyurethane padat 14 cm3 dengan berat sabut kelapa terhadap persen
berat 15,5902 gram. Ini berarti (%) berat polyurethane dilakukan

85
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

dengan pengukuran berat masing- Spesimen dengan ukuran 250 x


masing bahan komposit dengan 250 x 25 mm dibuat dari bahan
Timbangan analitik BAECO Polyurethane 100% dan Komposit
Germany BBL 53 Max 210 gr dengan Polyurethane-Sabut kelapa dengan
akurasi ± 0.005 gr. penambahan sabut kelapa 10%, 20%,
30%, 40%, 50 dan 60%.
3. Pembuatan Spesimen

Gambar 1. Spesimen Pengujian Insulasi


Spesimen dengan volume 1562,5 1. Pengukuran Berat
cm3, membutuhkan masing-masing 183 Pengukuran menggunakan
gram larutan polyol dan isocynite. Timbangan Analitik BAECO Germany
Spesimen dengan komposit BBL 53 Max 610 gr dengan akurasi ±
polyurethane 30% atau dengan 0.005 gr. Pengukuran dilakukan
penambahan campuran sabut kelapa sebelum dan sesudah direndam di air
70% atau lebih kecil, larutan serta berat dalam kondisi tercelup
polyurethan tidak dapat menyebar mengambang di dalam permukaan air
merata keseluruh bagian sisi dan sebagai dasar penentuan spesifik
menembus disela-sela sabut kelapa. gravity spesimen. Pengukuran
Sehingga spesimen gampang rusak dan berdasarkan ASTMD 792. Pengukuran
serat sabut kelapa gampang terlepas berat spesimen dilakukan dengan
yang dikarenakan minimnya bahan menimbang berat semua spesimen
pengikat (polyurethane) sebelum dan sesudah direndam selama
HASIL DAN PEMBAHASAN 24 Jam yang mengacu pada pengujian
Pengukuran Karakteristik Fisik standar JIS A 5908 (2003).
Insulator Termal Peningkatan Bobot berat sangat terlihat
Pengukuran Karakteristik Fisik pada penambahan sabut kelapa pada
spesimen Komposit Polyurethane- 20% sampai 60% dengan daya serap air
Sabut kelapa pada variasi mencapai 60% yang ditunjukkan pada
pencampuran sabut kelapa 40%, 50%, komposit sabut kelapa 60% dan 70%.
60%, 70%, 80% dan 90 % serta 100%
polyurethane :

86
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

Gambar 2. Bobot Berat Komposit Insulator sebelum dan setelah direndam

Gambar 3. Bobot Berat Komposit Insulator diudara dan didalam air

Gambar 4. Karakteristik Berat Komposit Insulator diudara, di dalam air,


dan setelah direndam

Berat spesimen komposit di 30% sampai dengan 70% sabut


dalam air lebih ringan dibandingkan kelapa. Lebih jelasnya seperti yang
dengan berat di udara. Penurunan diperlihatkan pada Gambar 3 dan
berat dimulai pada penambahan Gambar 4.

87
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

2. Daya Serap Air (Permeabilitas dimasukkan kedalam air. Selisih berat


/water moisture) spesimen antara sebelum dan sesudah
dimasukkan kedalam air, menunjukkan
Prosedur pengujian dan
berat air yang diserap oleh spesimen
pengukuran mengacu pada standar JIS
(Wibawa, 2003).
A5908, 2003. Dengan memasukkan
semua spesimen kedalam air selama 24 Semakin banyaknya jumlah
jam secara bersamaan, kemudian komposit sabut kelapa maka semakin
dilakukan penimbangan. Hasil meningkat bobot berat dan daya serap
pengukuran kemudian dibandingkan air pada spesimen, seperti yang
dengan berat spesimen sebelum ditunjukkan pada Gambar 5.

Gambar 5. Daya serap Air spesimen komposit insulator

3. Spesifik Grafity dan kerapatan Kawat sinker yang berfungsi


(Density) menjaga gaya apung dan keseimbangan
Pengukuran kerapatan spesimen spesimen didalam air. Pengukuran
dilakukan berdasarkan ASTM D792-08 dilakukan setelah 10 detik perendaman
yang diawali dengan melakukan di dalam air sehingga dapat
pengukuran berat spesimen didalam air meminimalkan air yang masuk ke
dengan menggunakan Timbangan dalam serat.
Analytic OHAUS BC Series dengan Pengukuran dan perhitungan
akurasi ± 0.005. Wadah tempat spesifik grafity dan kerapatan (Density)
meletakkan spesimen dipasang kawat masing-masing komposit spesimen
(sinker wire) agar spesimen masih seperti yang diperlihatkan pada
dapat bergerak dan mengambang di Gambar 7.
tengah rendaman. Spesimen Semakin tinggi jumlah sabut
diupayakan tetap terendam dan masih kelapa, maka berat didalam air semakin
dapat bergerak bebas dengan gaya ringan dibandingkan dengan berat
keatas permukaan air di dalam wadah komposit diudara dan spesifik grafity
selama melakukan pengukuran komposit semakin meningkat.
(Manohar, 2012).

88
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

Gambar 6. Metode Pengukuran Berat komposit di air.

Gambar 7. Spesifik Grafity Spesimen Komposit insulator.


4. Kerapatan (Density) x 997.6) kg/m3. Dimana 997.6 kg/m3
Density dihitung dengan adalah density air pada suhu 23°C.
menggunakan persamaan ASTM D- Dimana diperoleh hasil perhitungan
792, 2008 : Density = (Specific gravity kerapatan seperti pada Gambar 8.

Gambar 8. Density Komposit Polyurethane-sabut kelapa.

89
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

Semakin besar persentasi sabut yang semakin meningkat dengan


kelapa pada komposit insulator, maka penambahan density sampai 95,5% dan
semakin besar kerapatan (density), daya serap air mencapai 26,8%.
berat di udara, di air, saat direndam, Kemampuan menyerap air komposit
kemampuan menyerap air dan spesifik yang semakin meningkat dari 15%
grafity. Penambahan campuran sabut hingga 50,98% seiring dengan
kelapa sebagai komposit dapat penambahan berat dan spesifik grafity
dilakukan sampai 60% dengan density spesimen komposit.
Berat Total Komposit Spesimen Water Moisture Density
POLYU SABUT Sabut (gr)
Di udara (gr) Di dalam Air (gr) Di air (gr) S.Grav S. Direndam (%) (kg/m^3)
8
70% 84.00 159.8 4,365.50 149.00 0.51749 326 50.98% 516.2
30%
7
60% 72.00 159.0 4,365.00 148.50 0.51707 324 50.93% 515.8
40%
6
50% 60.00 158.0 4,244.50 148.00 0.51634 307.0 49% 515.0
50%
5
40% 48.00 155.5 3,972.50 147.50 0.51320 285.0 45% 511.9
60%
4
30% 36.00 149.0 3,943.50 146 0.50594 255.0 42% 504.7
70%
3
20% 24.00 143.0 4,114.50 143 0.50000 212.5 33% 498.8
80%
2
10% 12.00 130.0 3,990.0 132 0.49618 153.5 15% 494.9
90%
1
0% 0 120.00 3,949 123 0.49383 139.0 14% 492.6
100%

KESIMPULAN DAN SARAN kelapa dan tidak dapat melapisi


Larutan Polyol dan isocynite permukaan spesimen dengan rata
sebagai pembentuk busa polyurethane sehingga mudah terpisah dari bentuk
mengalami ekspansi maksimum selama lempengan asalnya. Semakin tinggi
6’28’’ detik dalam membentuk volume persentasi pencampuran sabut kelapa
polyurethane padat 14 cm3 dengan pada spesimen komposit, semakin
berat 15,5902 gram. Larutan campuran tinggi daya serap air pada komposit
mengalami ekspansi dengan volume 14 hingga mencapai 60%. Berat jenis
kali dari volume larutan awal dengan (spesifik grafity) dan kerapatan
membentuk 0,2337 gr/cm3. (density) semakin meningkat dengan
Dari hasil perhitungan dan melakukan penambahan campuran
pengujian komposit sabut kelapa- sabut kelapa pada komposit. Kerapatan
polyurethane sebagai insulasi termal meningkat hingga 516 kg/m3 dengan
maka Penambahan sabut kelapa daya serap air 50,93% dari berat
maksimum dapat dilakukan sampai komposit. Berat spesimen komposit di
sampai 60% dari total berat bahan air lebih ringan dibandingkan dengan
campuran, yaitu bahan Polyurethane berat komposit sebenarnya karena
dan sabut kelapa. Jika lebih, masing pengaruh gaya apung serat sabut kelapa
masing bahan komposit (sabut kelapa- spesimen. Semakin tinggi persentasi
polyurethane) tidak dapat berikatan sabut kelapa pada komposit maka
dengan baik karena dengan sedikitnya bobot berat semakin meningkat baik
jumlah cairan polyurethane yang tidak diair maupun diudara.
dapat menembus sela-sela serat sabut

90
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

DAFTAR PUSTAKA Displacement. The Executive


Director Office Of The Federal
Amin, M. ST. MT, Drs. Samsudi Register. Washington, D.C
R.ST., 2010. Pemanfaatan
limbah serat sabut kelapa Av. E Van Nieuwenhuyse,. 2006.
sebagai bahan Pembuatan Thermal insulation materials
Helm Pengendara Kendaraan made of rigid polyurethane
Roda Dua, Prosiding Seminar foam (PUR/PIR) Properties –
Nasional UNIMUS 2010 ISBN Manufacture, Oktober 2006,
: 978.979.704.883.9 BING Report N1, Brussels-
Belgium
ASTM C,.1045. Standart Practice For
Circulating Thermal Bakri,. 2010. Penentuan Sifat Mekanis
Transmission Properties from Serat Sabut Kelapa. Jurnal
Steady-State Heat Flux Mekanikal, Vol. 1 No. 1
Measurement. 16 CFR 460.5 Januari 2010 : 23 – 29, 15 Mei
(a) 2001 Washington, D.C 2006, ISSN 1412 7784.
Universitas Hasanudin
ASTM C 1045,. 2004. Standart Test Makasar
Mehod for Steady state Heat
Flux Measurement and FAO,. 2012., Food And Agriculture
Thermal Transmission Organization Of The United
Properties by Means of the Nations, Statistical Yearbook,
Heat Flow Apparatus. Rome
American Society Testing And
Matrials. Washington, D.C Guilbert, S., Guillaume, C. and
Gontard, N. (2011), “New
ASTM C 518-04,. 2004. Standart Test Packaging Materials Based on
Mehod for Steady state Heat Renewable Resources:
Flux Measurement and Properties, Applications, and
Thermal Transmission Prospects”, Food Engineering
Properties by Means of the Interfaces, Food Engineering
Heat Flow Apparatus, Series, Springer, Part 5,
Washington, D.C pp.619-630.

ASTM 177,. 1997. Standart Test Harrison, A., McLaren, J. and


Mehod for Steady state Heat McMillan, M. 2011. Recent
Flux Measurement and Perspectives on Trade and
Thermal Transmission Inequality. The Annual Review
Properties by Means of of Economics Vol. 3.
Guarded Hot-Plate Apparatus. JIS A5908,. 2003. Particleboards.
American Society Testing And Japanese Standart Association.
Matrials, Washington, D.C
Manohar, K,. 2012. Experimental
ASTM D 792 – 08,. 2008. Standard Investigation of Building
Test Methods for Density and Thermal. Insulation from
Specific Gravity (Relative Agricultural By-products,
Density) of Plastics by British Journal of Applied

91
Karakteristik Fisik Komposit Sabuk Kelapa Sebagai Insulator Berkala Perikanan Terubuk Vol 42 No.2 Juli 2014

Science & Technology 2(3): dan Serat Sabut Kelapa,


227-239, 2012 Progam Magister dan Doktor
SCIENCEDOMAIN Fakultas Teknik Universitas
International. Brawijaya Malang Pasca
Sarjana Teknik Mesin
Memen Suherman dan Bambang Universitas Brawijaya, Jurnal
Gunawan,. 1999. Palka Rekayasa Mesin Vol.2, No. 2
Berinsulasi Untuk Penanganan Tahun 2011 : 145-153 ISSN
Ikan Segar Pada Perahu Motor 0216-468X
Nelayan Kepulauan Seribu
Dki Jakarta, Lokakarya Van Dam J.E.G., van den Oever
Pengkajian Teknologi M.J.A., Teunissen W, Keijsers
Pertanian Fungsional Non E.R.P, van der Putten J.C.,
Peneliti Jakarta. Anayron C, Josol F, Peralta A.
2006. Process for production
Merrit, J.H. 1969. Refrigerator on of high density/high
Fishing Vessel. Fishing News performance binderless boards
Books Ltd. Farnham Surrey. from whole coconut husk. Part
England. 2: Coconut Husk Morphology,
Composition And Properties.
Semadi Antara N, I BW Gunam, Industrial Crops and Product,
P.Supartana,. 2013. Vol. 24, pp. 96-104.
Mikrobiologi Pangan (Food
Microbiology), Bahan Ajar, Wibawa, I.P.A dan Wiwik Dwi
Program Studi Magister Ilmu Pratiwi,. 2003. Studi
Dan Teknologi Pangan Feasibilitas Penggunaan
Program Pasca Sarjana. Bahan Komposit Sekam dan
Universitas Udayana Polyurethane sebagai insulasi
Setyawati, D, Yusuf Sudo Hadi, Muh. pada Fish Hold Kapal Ikan.
Yusram Massijaya, dan Jurnal Perkapalan, Vol. 1,
Naresworo Nugroho,. 2011. No, 1, Mei 2003 : 13-20. ISSN
Kualitas Papan Komposit 1693-2331 surabaya 2003.
Berlapis Finir dari sabut
Yuhazri,MY., Haeryip Sihombing,
kelapa dan plastik Politilena
A.R. Jeefferie, A.Z. Ahmad
daur ulang Variasi
Mujahid, A.G. Balamurugan,
ukuranPartikel ssabut kelapa.
M.N. Norazman And A.
Jurnal Perennial, 2(2) : 5-11.
Shohaimi,. 2010, Optimization
Of Coconut Fibers Toward
R. C. A. Lumintang, Rudy Soenoko Heat Insulator Applications.
dan Slamet Wahyudi,. 2011. Global Engineers &
Komposit Hibrid Polyester Technologists Review, Vol. 1
Berpenguat Serbuk Batang No.1
.

92

Anda mungkin juga menyukai