Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL PENELITIAN OPSI

PEMBUATAN BENANG RAMAH LINGKUNGAN BERBAHAN


DASAR SERAT BATANG PISANG

Nama Tim Peneliti :

MOHAMMAD BAGUS MUADIN


NEISHA DUTTA PRAMSHWARA

Bidang Olimpiade Penelitian :


Fisika Terapan

SMA Muhammadiyah 08 Cerme


Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur
Tahun 2022

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan penyumbang terbesar pembuangan sampah plastik di
laut terbesar kedua setelah Tiongkok, menurut studi terbaru yang dimuat dalam jurnal
Science. Plastik konvensional merupakan polimer yang memiliki ukuran molekul
yang sangat besar dan bersifat inert (tidak mudah bereaksi), berat molekulnya ratusan
ribu hingga jutaan, terdegradasi dalam waktu ratusan tahun, bahkan ribuan tahun
(Sanjaya dan Puspita, 2013). Salah satu solusi dari penanggulangan sampah plastik
adalah dengan menggantikan plastik konvensional dengan bahan ramah lingkungan.
Tanaman pisang merupakan tumbuhan tropis yang dapat kita jumpai diseluruh
penjuru Indonesia. Tanaman pisang termasuk dalam jenis annual ccrops, yaitu
kelompok tanaman yang siklus hidupnya hanya semusim atau akan berbuah satu kali
saja (Goenaga dkk, 2000). Sehingga setelah waktu panen tiba, tanaman pisang akan
diambil buahnya dan batang pisang akan ditebang karena tidak dapat berbuah kembali.
Batang pisang biasanya akan terbuang begitu saja tanpa dimanfaatkan dan tak banyak
batang pisang ini dibiarkan hingga membusuk begitu saja. Sehingga batang pisang
tidak memiliki nilai ekonomi sama sekali dimata masyarakat.
Batang tanaman pisang berbentuk lapisan-lapisan dan memiliki serat-serat
halus yang kuat yang berpotensi dimanfaakan sebagai bahan dasar tali. Pada umumnya
digunakan sebagai pengikat atau simpul yang biasanya terbuat dari plastik atau bahan
sintetis lainnya. yang ramah lingkungan pengganti dari tali plastik yang umumnya
Dari latar belakang tersebut, maka dari itu kami berinisiatif untuk mengolah
batang pisang menjadi tote bag/goodiebag yang ramah lingkungan untuk mengurangi
sampah plastik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana cara mengolah batang pisang menjadi benang yang ramah
lingkungan?

1.3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diperoleh tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Dapat mengola batang pisang menjadi benang yang ramah lingkungan

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Dapat memberikan suatu inovasi baru terkait tentang batang pohon pisang
2. Dapat meningkatkan wawasan dan ilmu pengetahuan yang lebih terhadap
semua para pembaca mengenai batang pisang dan serat nya

2
1.5 HIPOTESIS PENELITIAN
Ho batang pisang dapat diolah menjadi benang yang ramah lingkungan
Ha batang pisang tidak dapat diolah menjadi benang yang ramah lingkungan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 BATANG PISANG

Pohon Pisang (Musa paradisiaca) menghasilkan buah konsumsi yang


dinamakan sama. Buah ini tersusun dalam tandan dengan kelompokkelompok tersusun
menjari, yang disebut sisir. Buah pisang sebagai bahan pangan merupakan sumber
energi (karbohidrat) dan mineral, terutama kalium. Tanaman pisang merupakan
tumbuhan berbatang basah yang besar, biasanya mempunyai batang semu yang tersusun
dari pelepah-pelepah daun. Kedudukan tanaman pisang diklasifikasikan seperti pada
tabel
Klasifikasi pisang secara botanis
Kerajaan Plantae
Divisi Magnoliophyta
Kelas Liliopsida
Ordo Musales
Famili Musacae
Genus Musa
Tabel 2.1 Kalsifikasi Tanaman Pisang
Batang pisang merupakan salah satu komponen penting pada pohon pisang.
Batang pisang atau yang sering disebut gedebog sebenarnya bukan batang melainkan
batang semu yang terdiri dari pelepah yang berlapis menjulang menguat dari bawah
keatas sehingga dapat menopang daun dan buah pisang. Batang pisang mengandung
lebih dari 80% air dan memiliki kandungan selulosa dan glukosa yang tinggi. Batang
pisang banyak dimanfaatkan masyarakat, terutama bagian yang mengandung serat.
Setelah dikelupas tiap lembar sering dimanfaatkan sebagai pembungkus untuk bibit
tanaman sayuran, dan setelah dikeringkan digunakan untuk tali pada pengolahan
tembakau, dan dapat pula digunakan untuk kompos. Menurut Building Material and
Technology Promotion Council, komposisi kimia serat pisang di tunjukkan pada tabel

Komposisi Kimia Kandungan (%)


Lignin 5-10
Selulosa 60-65
Hemiselulosa 6-8
Air 10-15
Tabel 2.2 Kandungan Batang Pisang

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa kandungan terbanyak dari


serat batang pisang adalah selulosa. Selulosa terdapat pada semua tanaman dari pohon
bertingkat tinggi hingga organisme primitif seperti rumput laut. Selulosa adalah
karbohidrat yang tersusun atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Dari
unsur yang terkandung dalam selulosa, maka selulosa dapat dihidrolisis menjadi
glukosa dengan menggunakan asam atau enzim dan selanjutnya gllukosa yang

4
dihasilkan dapat difermentasikan menjadi etanol. Etanol tersebut dapat digunakan
sebagai bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar minyak (Muslim, 2008).
Beberapa molekul selulosa akan membentuk mikrofibril dengan diameter 2-20
nm dan panjang 100-40000 nm yang sebagian berupa daerah teratur (kristalin) dan
diselingi daerah amorf yang kurang teratur. Beberapa mikrofibril membentuk fibril yang
akhirnya menjadi serat selulosa. Selulosa memiliki kekuatan tarik yang tinggi dan tidak
larut dalam kebanyakan pelarut. Hal ini berkaitan dengan struktur serat dan kuatnya
ikatan hidrogen.
Untuk karakter selulosa yang kuat serta tidak larut akan air ini membuat
selulosa memiliki banyak manfaat. Diantaranya yakni selulosa digunakan sebagai bahan
tambahan untuk membuat kain atau karpet dan lainnya. Selulosa yang tidak larut air ini
sangat mudah dipisahkan dari senyawa atau cairan lainnya.
Selain itu berkat adanya selulosa yang menyusun dinding sel tumbuhan salah
satunya dimanfaatkan untuk pembuatan kertas, kardus ataupun tisu. Adapun serat pada
selulosa juga kerapa dimanfaatlan untuk membuat kerajinan tangan ataupun tali yang
amat sangat kuat.

1.2 Serat Batang Pisang

Gambar 2.1 Serat batang pisang

Serat batang pisang diperoleh dari pohon pisang kepok (Musa acuminata)
merupakan serat yang mempunyai sifat mekanik yang baik. Sifat mekanik dari serat
batang pisang mempunyai densitas 1,35 g/cm3 , kandungan selulosanya 63-64%,
hemiselulosa (20%), kandungan lignin 5%, kekuatan tarik rata-rata 600 MPa, modulus
tarik rata-rata 17,85 GPa dan pertambahan panjang 3,36 % (Lokantara, 2007). Diameter
serat batang pisang adalah 5,8 μm, sedangkan panjang seratnya sekitar 30,92-40,92 cm
(Nopriantina & Astuti, 2013).
Pada dasarnya semua jenis serat dapat digunakan sebagai bahan tambahan yang
dapat memperkuat atau memperbaiki sifat-sifat beton. Penggunaannya tergantung dari
maksud penambahan serat ke dalam beton baik bahan alami atau buatan, tapi yang harus
diperhatikan adalah bahwa serat tersebut harus mempunyai kuat tarik yang lebih besar
dari pada kuat tarik beton. Selain itu ketahanan serat terhadap alkali juga harus
diperhatikan karena dalam sintesis geopolimer digunakan alkali hidroksida untuk

5
melarutkan silika dan alumina (Widi, 2012). Pada penelitian yang dilakukan oleh
Pramono (2012) menunjukan bahwa perlakuan dengan alkali 5% selama 2 jam dapat
meningkatkan kuat tarik maksimal dari serat batang pisang kepok hingga 35,404 Mpa.

1.3 Mesin Dekortikator

Gambar 2.2 Mesin Dekortikator


Mesin dekortikator ini digunakan untuk memisahkan serat batang pisang dengan
bagian lainnya yang tidak diinginkan

1.4 Uji Tarik


Uji Tarik adalah suatu metode yang digunakan untuk menguji kekuatan suatu
bahan/material dengan cara memberikan beban gaya yang sesumbu [Askeland, 1985].
Uji tarik mungkin adalah cara pengujian bahan yang paling mendasar. Uji tarik rekayasa
banyak dilakukan untuk melengkapi informasi rancangan dasar kekuatan suatu bahan
dan sebagai data pendukung bagi spesifikasi bahan (Dieter, 1987). Pada uji tarik, benda
uji diberi beban gaya tarik sesumbu yang bertambah secara kontinyu, bersamaan dengan
itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji (Davis,
Troxell, dan Wiskocil,1955). Kurva tegangan regangan rekayasa diperoleh dari
pengukuran perpanjangan benda uji.Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan
sudah mengalami standarisasi di seluruh dunia, misalnya di Amerika dengan ASTM E8
dan Jepang dengan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan kita akan segera mengetahui
bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana
material itu bertambah panjang. Alat eksperimen untuk uji tarik ini harus memiliki
cengkeraman (grip) yang kuat dan kekakuan yang tinggi (highly stiff).

Gambar 2.2 Alat uji tarik

6
Setiap material atau bahan memiliki sifat (kekerasan, kelenturan, dll) yang
berbeda-beda. Untuk mengetahui sifat dari suatu material maka diperlukan suatu
pengujian, salah satu pengujian yang paling sering dilakukan yaitu uji tarik (tensile
test). Pengujian ini memiliki fungsi untuk mengetahui tingkat kekuatan suatu material
dan untuk mengenali karakteristik pada material tersebut.
Prinsipnya, uji tarik ini dilakukan menggunakan mesin yang dapat memberikan
gaya tarik yang cukup kuat pada material dan juga memberikan cengkraman yang
kencang sehingga material tidak terlepas ketika diberikan gaya tarik.

7
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai bulan Juli 2022 di laboratorium
SMA Muhammadiyah 8 Cerme Gresik.

3.2 ALAT DAN BAHAN


Alat:
1) Pisau
2) Tampah
3) Pemintal
4) Dekortikator

Bahan:
1) Batang pisang (Raja, Sobo pipit, Kepok)

Langkah - Langkah:
1) Kupas batang pisang satu persatu
2) Ekstraksi serat batang pisang menggunakan mesin dekortikator
3) Keringkan serat batang pisang dibawah sinar matahari.
4) Pintal serat batang pisang sehingga menjadi benang
5) Uji ketahanan benang dengan tensile tes
6) Ulangi langkah diatas pada jenis pisang yang berbeda

3.3 Metode Pemerolehan Data


Data yang digunakan dalam penelitia ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh
dari observasi dari uji ketahanan / tensile tes benang.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dari beberapa serat batang pisang yang digunakan dituliskan
seperti pada tabel dibawah ini.

NO BEBAN YANG KONDISI


JENIS PISANG
DIGUNAKAN BENANG
1

NO JENIS PISANG KETAHANAN (N)


1
2

Dari hasil uji ketahan dapat diperoleh jenis pisang manakah yang memiliki
ketahanan yang paling baik

8
DAFTAR PUSTAKA

Saiful Anwar : Pemanfaatan Serat Batang Pohon Pisang Dalam Sintesis Material Hibrida
Berbasis Geopolimer Abu Layang Batubara , (2015)
https://bijakberplastik.aqua.co.id/publikasi/edukasi/apa-itu-3r-reduce-reuse-recycle-
pengertian-dan-contohnya/ diakses pada tanggal 5/12/2021
https://www.academia.edu/11995767/UJI_TARIK?auto=download diakses pada tanggal
07/12/2021
https://eprints.umm.ac.id/39084/3/BAB%20II.pdf diakses pada tanggal 07/12/2021
http://lib.unnes.ac.id/22361/1/4311410002-S.pdf diakses pada tanggal 07/12/2021
https://www.dosenpendidikan.co.id/selulosa-adalah/ 31/05/2022

Anda mungkin juga menyukai