DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si.
DISUSUN OLEH
1. ARIQ INDRA SHAFWANSYAH : 135190051
I. Latar Belakang
Di jaman sekarang, penggunaan plastik sebagai bahan pembungkus makanan
maupun minuman sudah terlalu meresahkan. Plastik sendiri merupakan limbah yang
sangat sulit untuk diuraikan bahkan dalam waktu ratusan tahun. Banyak ekosistem
yang sudah terkena dampak negatif dari intensitas manusia menggunakan plastik,
contohnya lautan dan samudera yang sudah dipenuhi plastik bahkan sampai laut dalam
yang jarang dijamah manusia.
Hal inilah yang menjadi dasar perusahaan start up Evoware menawarkan
alternatif menggunakan bahan dasar rumput laut.
Sang pendiri, David Christian, melalui gagasan pendiri Evoware lainnya
Noryawati Mulyono dengan dibantu rekan-rekannya menciptakan seaweed based
packaging. Kemasan ini bisa dipakai untuk menyajikan kopi, mi instan dan makanan
lainnya yang biasanya dibungkus plastik.
.
II. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat dari pengurangan penggunaan plastic?
2. Bagaimana agar masyarakat tertarik dengan produk yang ditawarkan?
3. Mengapa kita perlu mengurangi penggunaan plastic di kehidupan sehari-hari?
III. Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat dari pengurangan penggunaan plastik
2. Untuk ikut serta menjadi masyarakat yang peduli lingkungan
3. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa/i UPN “Veteran” Yogyakarta
BAB II
ISI
Apabila tepapar panas dan tekanan, bahan yang terbentuk dari bahan polimer
ini mampu dibentuk ke berbagai bentuk sesuai kebutuhan. Berbagai bentuk seperti
batangan, balok, dan silinder yang kemudian dapat menyesuaikan sesuai dengan
kebutuhan seperti botol, kresek, dan lain-lain.
Benda ini juga merupakan bahan yang mudah terbakar sehingga meningkatkan
risiko kebakaran. Asap hasil pembakaran produk berbahan dasar produk ini sangat
berbahaya karena mengandung gas-gas beracun seperti karbon monoksida (CO) dan
hidrogen sianida (HCN). Hal ini juga yang dapat menyebabkan pencemaran udara.
Benda yang sulit diurai oleh mikroorganisme ini ketika dibuang ke tanah akan
membuat penurunan populasi fauna tanah karena disebabkan menurunnya mineral,
baik organik maupun anorganik di dalam tanah. Fauna tanah juga sulit mendapatkan
oksigen O₂ karena benda ini di dalam tanah yang tidak dapat diurai menghalangi lubang
udara.
Rumput laut adalah tanaman tingkat rendah yang tidak mempunyai akar,
batang, serta daun sejati. tumbuhan ini umumnya melekat pada substrat yang
berbentuk thallus. Rumput laut juga merupakan gabungan dari beberapa tanaman yang
tidak bervaskular dan memiliki pigmen klorofil untuk melakukan proses fotosintesis.
Rumput laut memiliki struktur vegetatif yang tidak sama dengan tanaman tingkat
tinggi. Struktur vegetatif rumput laut tidak bisa dibedakan antara daun, batang serta
akar. Struktur yang tidak dapat dibedakan ini dikenal dengan sebutan talus.
Talus pada rumput laut ialah multisel serta terdiri dari bentuk dan ukuran yang
berbeda. Talus dapat dibedakan menjadi dua bentuk yang umum yakni filamen dan
sifon. Kedua bentuk talus ini dapat bervariasi yang nantinya akan mendapatkan bentuk
talus yang lebih kompleks. Hal ini juga termasuk filamen ringkas sampai pada bentuk
filamen yang lebih besar yang bisa dibedakan antara kepala pelekap, stip serta lamina.
2.4 Mengapa Rumput Laut?
Gagasan bahwa rumput laut merupakan sumber bioplastik yang layak bukanlah
sesuatu yang baru. Tanaman ini kaya akan polisakarida, bahan baku alami, dan
penelitian di bidang ini membentang lebih dari satu dekade.
Pendiri Evoware memilihnya karena beberapa alasan. Seperti rumput laut tidak
menciptakan limbah, dapat larut saat terkena air, menyedot karbon dioksida saat
tumbuh dan dapat tumbuh tanpa pupuk, air, atau sumber tambahan lainnya. Rumput
laut juga bergizi karena mengandung serat dan vitamin tinggi. Dari sisi sosialnya mereka
turut ingin membantu petani rumput laut di Indonesia meningkatkan mata pencaharian
mereka.
Dibutuhkan satu hektare samudra untuk menghasilkan 40 ton rumput laut kering
setiap tahunnya. Volume tersebut menyerap 20,7 ton emisi karbon dioksida (CO2)
selama proses budi daya. Sumber utama aktivitas Evoware selama produksi
percontohannya adalah budi daya rumput laut dari Sulawesi.
Untuk saat ini proses pengolahan rumput laut Evoware masih sangat manual.
Meliputi proses persiapan (dan pengeringan) bahan baku yang diikuti oleh
pembentukan, penekanan, dan pemotongan material menjadi satu lapisan. Meski hasil
akhir material tersebut hambar dan tidak berbau, jika diperkenankan dapat juga
ditambahkan rasa.
Lapisan yang sudah jadi diklaim memiliki umur simpan dua tahun sehingga
cocok untuk menjadi pembungkus makanan kering. Lapisan luar halus, seperti plastik,
tapi bagian dalamnya kasar. Ketebalannya bisa dikendalikan sesuai keinginan,
tergantung juga dari jenis makanan atau barang yang dibungkus.
Bahan dasar rumput laut sendiri ia dapatkan langsung dari petani rumput laut
di Makassar Sulawesi Seltan, tanpa lewat tangan tengkulak. Karena itu, ia bisa
mendapatkan harga miring.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah plastk yang dihasilkan dunia terutama Indosia sudah sangat
meresahkan bagi lingkungan. Oleh karena itu, butuh inovasi agar penggunaan plastik
dapat dikurangi bahkan ditiadakan.
Rumput Laut adalah komoditas yang menjanjikan sebagai pengganti plastik,
bukan hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi kesejahteraan petani rumput laut juga
meningkat.
Adanya sebuah produk inovatif seperti ini, selain dapat membantu mencegah
penggunaan plastik, juga dapat digunakan untuk meningkatkan produktifitas petani
rumput laut di Indonesia sebagai penghasil rumput laut yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
https://8villages.com/full/petani/article/id/5cff56b33a4bcb6c685c9b43
https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-41718607
https://executive.kontan.co.id/news/upaya-evoware-memproduksi-massal-kemasan-
yang-bisa-dimakan
https://foresteract.com/plastik/
http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/8687/Menggali-Potensi-Rumput-Laut-Sulawesi-
Selatan#.XYtwokYza00
https://beritagar.id/artikel/sains-tekno/plastik-dari-rumput-laut-buatan-indonesia