DOSEN PENGAMPU:
AINI SULASTRI, S.SI., M.SI.
NIP 198502022019032013
DISUSUN OLEH:
EDO SEPTIANSYAH (D1051181001)
JEAN SUDARTO HALIM (D1051181043)
AGRA RAFLESIA PUTRI MADA (D1051181051)
MUHAMMAD FARRAS ZHAFRAN (D1051181061)
3. PENYEBAB KERUSAKAN
Terdapat dua faktor penyebab kerusakan ekosistem padang lamun, yaitu
faktor alami dan faktor manusia.
3.1 Faktor Alami
Faktor alami yang dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem
padang lamun yaitu dari pengaruh proses-proses alami seperti angin, arus,
hujan, gelombang dan dsb.
3.2 Faktor Manusia
Ancaman yang mengakibatkan terdegradasinya ekosistem padang
lamun bisa disebabkan dari aktivitas manusia (pertanian, pertambakan,
industry, pertambangan, pengembangan kota, reklamasi, dsb).
Tabel 1 Dampak Kegiatan Terhadap Padang Lamun
No Kegiatan Dampak
1 Pengerukan dan pengurugan - Perusakan total padang lamun
untuk kegiatan di pinggir laut, sebagai lokasi pengerukan dan
pelabuhan, industrial estate, pengurugan
saluran navigasi. - Perusakan habitat di lokasi
pembuangan hasil pengerukan
- Dampak sekunder pada perairan
meningkatkan kekeruhan air dan
terlapisnya insang hewan air.
2 Pencemaran limbah industri Lamun melalui proses biological
magnification mampu
mengakumulasi logam berat
3 Pembuangan sampah organik - Penurunan kadar oksigen terlarut,
mengganggu lamun dan hewan air.
- Eutrofikasi menyebabkan
blooming fitoplankton yang
menempel di daun lamun dan
kekeruhan menghalangi cahaya.
4 Pencemaran oleh limbah Pestisida, mematikan hewan yang
pertanian berasosiasi dengan padang lamun,
pupuk mengakibatkan eutrofikasi
5 Pencemaran minyak Lapisan minyak pada daun lamun
menghalangi lamun untuk
berfotositesis
Sumber: Bengen, 2003
4. TEKNOLOGI PEMULIHAN
Lamun memegang peranan penting pada fungsi-fungsi biologis dan fisik dari
lingkungan pantai pesisir. Lamun, sekali rusak atau terganggu, tidak akan baik
kembali seperti pada tanaman di darat. Karena padang lamun mungkin akan rusak
akibat aktivitas pembangunan di daerah pantai, metode-metode harus dibuat untuk
mengurangi dampak pembangunan dan penggunaan lamun untuk menstabilkan
subtrat yang dapat berguna pada navigasi pelayaran. Diperlukan Tindakan rehabilitasi
sumber daya hayati lamu, karena rendahnya kerapatan spesies dan adanya aktivitas
manusia yang merusak komunitas lamun. Tindakan rehabilitasi berupa pembentukan
kelembagaan yang mengarah pada strategi pengelolaan komunitas lamun secara tepat
dan terpadu dengan penekanan pada aspek sosial masyarakat, pemberian penyuluhan
kepada masyarakat serta penanaman berbagai macam spesies lamun.
6. REFERENSI JURNAL
Alie, K. 2012. Pertumbuhan dan biomassa lamun Thalassia hemprichii di perairan
Pulau Bone Batang, Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Jurnal MIPA
FMIPA Universitas Lampung. Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Hasanuddin. Makassar. 16(2): 105-110.
Riniatsih, I, dan H. Endrawati. 2013. Pertumbuhan Lamun Hasil Transplantasi Jenis
Cymodocea rotundata di Padang Lamun Teluk Awur Jepara. Buletin
Oseanografi Marina. Program Studi Ilmu Kelautan FPIK Universitas
Diponegoro. Semarang. 2: 34-40.
Tangke, U. 2010. Ekosistem Padang Lamun (Manfaat, Fungsi dan Rehabilitasi).
Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan (Agrikan UMMU-Ternate). Staff
Pengajar Faperta UMMU-Ternate. Maluku Utara. 3(1): 9-29.