Anda di halaman 1dari 2

Museum Mpu Tantular menjadi tujuan perjalanan pembelajaran di luar kelas siswa-siswi SD

Muhammadiyah 21 Surabaya kelas 4 di Sidoarjo, pada Hari Kamis, 1 Februari 2024. Kegiatan ini
merupakan serangkaian Kegiatan Tengah Semester (KTS) yang merupakan salah satu program sekolah
sebagai bentuk pembelajaran di luar kelas. Rombongan berangkat menuju Museum Mpu Tantular
menggunakan Bemo pukul 07.30 dilepas oleh Bapak Kepala Sekolah Priyo Sasongko, S. Pd.

Pukul 08.35 rombongan tida di museum Mpu Tantular disambut oleh petugas sekaligus pemandu museum
Mpu Tantular. Sebelumnya siswa-siswi SDM 21 sudah dibagi menjadi beberapa kelompok dan dibagikan
Lembar Kerja Siswa untuk mengetahui tentang sejarah museum Mpu Tantular dan benda-benda yang
disimpan di dalamnya. Sebelum melakukan tur keliling museum, siswa-siswi SDM 21 diberikan
pejelasan singkat tentang museum Mpu Tantular melalui sebuah video.

Siswa-siswi SDM 21 melakukan tur pertama di area luar melihat beberapa arca peninggalan jaman dahulu
dan mengenal nama-nama mereka. Ada satu patung yang berbeda dari patung lainnya karena berbentuk
manusia. Ternyata dia adalah pendiri museum Mpu Tantular.

Menuju ke ruangan fosil peninggalan prasejarah, mereka melihat berbagai macam fosil hewan yang
dipajang dalam etalase museum. Beralih dari ruang fosil ada satu ruang yang menarik perhatian anak-
anak, karena ruangan yang terkunci rapat oleh jeruji besi. Mereka melihat mahkota, gelang dan kalung
peninggalan kerajaan terdahulu yang terbuat dari emas murni.

Selain fosil, anak-anak juga menemukan banyak macam mata uang yang ada di dunia dan mata uang yang
pernah digunakan di Indonesia pada jaman nenek moyang kita. Dari mata uang yang dilihat, mereka
memperoleh pengetahuan tentang nama Bank yang pernah beroperasi di Indonesia pada jaman dahulu.

Beralih dari lantai satu menuju lantai dua, anak-anak dikagetkan dengan berbagai macam sepeda yang
aneh bentuknya. Banyak pertanyaan muncul yang disampaikan kepada Bapak pemandu “itu apa
Bapak..?”. Mereka mendapatkan sejarah perkembangan sepeda dari bentuk roda depan yang besar
sedangkan roda belakang yang sangat kecil sampai menjadi bentuk yang seperti sekarang ini. Selain
perkembangan sepeda, mereka juga memperoleh pengetahuan baru tentang perkembangan bentuk mesin
ketik jaman dahulu, hingga samapai menjadi mesin ketik portabel yang dapat dibawa kemana-mana.

Berpindah keruangan sebelah tempat sepeda antik terdapat wahana sains, mereka dapat bermain sambil
belajar indahnya sains. Mereka dapat menemukan sampai 100 bayangan ketika bercermin, mencoba
berbagai macam pengungkit dan katrol, mencoba jembatan perosotan yang berasal dari beberapa kayu
yang disusun, bermain pipa organa yang bersuara ketika dipukul dan menyampaikan pesan jarak jauh
melalui sebuah piringan. Selain belajar tentang sejarah di museum Mpu Tantular, ternyata anak-anak juga
dapat belajar hal modern juga.

Anda mungkin juga menyukai