Anda di halaman 1dari 5

Museum Keris Nusantara

Museum Keris Nusantara merupakan sebuah museum yang dibangun oleh Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Pelestarian Cagar
Budaya dan Permuseuman sejak 2013 lalu diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko
Widodo, Rabu, 9 Agustus 2017. Museum Keris berada di lokasi eks gedung Rumah Sakit Jiwa
(RSJ) Mangunjayan, dan direncanakan akan menyatu dengan ruang terbuka hijau (RTH) di
kawasan Stadion R Maladi Sriwedari. Museum Keris dibangun dengan program Tugas
Pembantuan, yang pelaksanaanya dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surakarta (sekarang Dinas Kebudayaan)[1]

Koleksi

Museum Keris Nusantara menyimpan ratusan koleksi senjata tradisional dari berbagai daerah di
Indonesia. Namun mayoritas koleksinya berasal dari tanah Jawa yaitu sekitar 400-an senjata
tradisional, rata-rata merupakan keris dan tombak Jawa. Sedangkan sisanya merupakan senjata
tradisional dari luar Jawa [2]

Ruang
Ruang Museum Keris Nusantara terdiri dari 4 lantai, lantai 1 atau Wedharing Wacana mulai dari
Pintu Utama, Loket, Informasi, Kantor dan Ruang Audio. Lantai 2 Purwaning Wacana memiliki
Ruang Pamer, Ruang Bermain Anak, Ruang Restorasi Keris, dan Perpustakaan. Lantai 3 Cipta
Adiluhung terdapat Ruang Diorama, dan Rest Area, serta Lantai 4 yaitu Ruang Kreativitas dan
Storage.[3]

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Keris adalah
sejenis senjata tikam khas yang berasal dari Indonesia, atau mungkin lebih tepat Nusantara.
Menurut dokumen-dokumen purbakala, keris dalam bentuk awal telah digunakan sejak abad ke 9
dan telah digunakan sebelum masa tersebut. Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada
yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil) dan ada pula yang berbilah lurus. Orang Jawa
menganggap perbedaan bentuk ini memiliki efek esoteri yang berbeda. ¹ Salah satunya adalah keris,
mahakarya seni tingkat tinggi yang menggugah spirit kemanusiaan, bukan hanya di Negeri ini, tapi
juga dunia Internasional (pengakuan PBB, UNESCO 2005). Dan bila kita mengamati keris, mampu
meredakan ketegangan emosi, dan kegundahan hati, gairah, semangat dan kreativitas bangkit
kembali. Karena terlahir dari tangan seniman sejati pada zaman dahulu, pesona muncul dari seni
olah besi adalah pukau yang alami, hasil dari pemusatan daya, cipta, rasa, karsa, pengabdian dan
pengorbanan dari seniman bangsa yang patut kita berikan penghargaan tinggi. ²Museum Keris
Nusantara (c) Layangseta/Travelingyuk

Museum Keris Nusantara berada tepat di belakang stadion Sriwedari Solo dan termasuk
destinasi wisata anyar. Presiden Joko Widodo baru saja meresmikannya pada 2017 silam.
Meski demikian, koleksinya lumayan lengkap lho Teman Traveler. Ada sekitar 1000-an
benda pusaka disimpan di sini.

Sertifikasi dari UNESCO (c) Layangseta/Travelingyuk


Tak heran jika UNESCO kemudian memberikan sertifikat resmi pada Museum Keris
Nusantara. Lantas apa fakta menarik lain dari museum kebanggaan warga Solo ini? Yuk,
simak penjelasan lengkapnya.

Lokasinya Strategis dengan Bangunan Unik


Peta wisata museum (c) Layangseta/Travelingyuk

Mencapai tempat ini sangat mudah, Teman Traveler cukup berjalan kaki menyusuri
trotoar menuju arah selatan Stadion Sriwedari. Nantinya kalian akan melihat sebuah

gedung lima lantai yang masih nampak relatif baru di sisi kiri jalan. Terlihat mencolok
karena bangunannya menghadap ke arah barat daya, beda dari bangunan sekitarnya yang
menghadap ke selatan.

Museum Keris Nusantara beroperasi dari Selasa hingga Minggu. Mereka buka antara
pukul 09.00 hingga 16.00. Khusus Jumat hanya buka sampai pukul 11.00. Sedangkan
untuk hari Senin tutup, jadi jangan sampai salah hari berkunjung ya.

Tiket dan jadwal kunjungan (c) Layangseta/Travelingyuk

Teman Traveler harus membayar tiket Rp7.500 untuk masuk museum ini, berlaku di hari-
hari biasa. Sementara untuk hari Minggu lebih mahal, sekitar Rp10.000. Pelajar juga
dikenakan tiket, namun harganya hanya Rp5.000 saja.

Suara Latar Luar Biasa


Keris dengan ukiran indah (c) Layangseta/Travelingyuk

Meski arsitekturnya terkesan modern, museum ini masih memancarkan nuansa Jawa
kental. Begitu masuk ruang pertama, Teman Traveler akan melihat plakat wayang Petruk
dengan tulisan monggo atau selamat datang dalam Bahasa Jawa. Di sisi kanan dan kiri
terdapat banyak ukiran dan ornamen indah. Dua patung buto tampak gagah dengan pose
duduk siaga.

Arca di depan museum (c) Layangseta/Travelingyuk

Selama kunjungan, Teman Traveler akan ditemani latar belakang musik gending Jawa.
Menambah eksotis suasana sekitar, apalagi dengan wangi dupa di hampir setiap sudut
museum. Benar-benar bakal jadi pengalaman tak terlupakan.

Area dekat pintu masuk (c) Layangseta/Travelingyuk

Koleksi keris di sini dipajang dalam etalase kaca tebal, dengan alas kain berwarna merah
menyala. Masing-masing keris diberi keterangan rinci soal jenis (tangguh, pamor,
pendhok, atau lainnya), ukiran, serta pemilik aslinya. Semua ini didukung dengan tata
pencahayaan yang baik, hingga keris-keris tersebut semakin terlihat anggun.

Salah satu koleksi museum (c) Layangseta/Travelingyuk

Lantaran berstatus sebagai benda pusaka, keris-keris di sini dirawat dengan begitu baik.
Perawatan keris lazim disebut dengan istilah jamasan dan wajib menggunakan bahan-
bahan khusus. Tujuannya agar pamor keris tetap terlihat mencolok.

Koleksi tombak (c) Layangseta/Travelingyuk

Koleksi keris di sini sebagian besar merupakan hasil hibah perseorangan atau dari instansi
pemerintah. Mulai dari mantan Bupati Wonogiri, sejumlah pengusaha, hingga
Kemendikbud RI. Senjata tradisional tersebut sengaja dititipkan di sini agar lebih terawat
dan aman.

Perpustakaan (c) Layangseta/Travelingyuk

Selain menyimpan koleksi keris, museum ini juga memiliki beberapa koleksi tombak dan
pedang. Pengunjung juga akan dimanjakan dengan tampilan diorama, serta fasilitas
perpustakaan dan ruang pertemuan. Terdapat pula beberapa spot foto menarik. Bagi yang
sudah merasa lelah usai berlama-lama menikmati keindahan keris, ada beberapa kursi
empuk untuk beristirahat.

Proses Panjang Pembuatan Keris


Poster proses pembuatan keris (c) Layangseta/Travelingyuk

Begitu sampai di lantai empat, Teman Traveler bisa melihat urut-urutan proses
pembuatan keris yang ternyata cukup panjang. Mulai dari pemilihan bahan dari lava
Gunung Merapi, persiapan sesaji, memanjatkan doa-doa, hingga penempaan sederhana
oleh seorang Empu.

Diorama pembuatan keris (c) Layangseta/Travelingyuk

Di lantai empat aroma dupa akan terasa lebih tajam. Tata cahayanya juga lebih temaram.
Tak heran jika kesan mistis terasa cukup kental di sini. Tapi Teman Traveler tak perlu
khawatir, destinasi wisata satu ini sangat aman untuk dikunjungi kok.

Koleksi keris (c) Layangseta/Travelingyuk

Keris Jokowi dan Fadli Zon


Salah satu keris koleksi Fadli Zon (c) Layangseta/Travelingyuk
Selain menjabat Wakil Ketua DPR, Fadli Zon ternyata juga mengemban tanggung jawab
sebagai Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI). Tidak
mengherankan, mengingat beliau memiliki koleksi keris yang konon jumlahnya ribuan.

Fadli Zon menghibahkan tiga keris miliknya sebagai koleksi Museum Keris Nusantara.
Teman Traveler bisa melihat satu di depan pintu masuk lantai lima, dan dua lagi di sisi
selatan.

Keris hibah Fadli Zon (c) Layangseta/Travelingyuk

Keris lain yang tak kalah istimewa adalah pemberian Presiden Jokowi yang bernama
Kyai Tengara. Nama tersebut terinspirasi dari kata tenger yang dalam Bahasa Jawa
berarti pertanda. Pemberian keris Kyai Tengara sekaligus menjadi pertanda awal
berdirinya Museum Keris Nasional.

Keris ini memiliki gandik Ganesha sebagai simbol kecerdasan. Lima luk-nya menjadi


simbol Pancasila. Sementara kepala warangka-nya berhiaskan ukiran beragam hewan.
Secara keseluruhan, keris Kyai Tengara menggambarkan keragama suku dan budaya
Indonesia. Istimewanya lagi, benda ini bertahtakan intan dan emas. Harganya ditaksir
mencapai miliaran rupiah.

Keris Presiden RI Joko Widodo (c) Layangseta/Travelingyuk

Keris ini diletakkan di tengah ruangan dan menempati etalase khusus dengan rangkaian
bunga melati. Di sekelilingnya diberi batas pita merah agar pengunjung tidak naik dan
memegang keris. Sementara di depannya terdapat tempat dupa yang mengeluarkan aroma
wangi khas.

Keris Fadli Zon dan Jokowi bisa Teman Traveler temukan di lantai lima. Dari sini kalian
juga bisa melihat keelokan Stadion Sriwedari dan panorama Solo dari ketinggian.

Keris Tangguh Singhasari (c) Layangseta/Travelingyuk

Itulah Museum Keris Nusantara Solo yang menyimpan banyak pesona. Ingat Teman
Traveler, keris bukan sekedar senjata, namun merupakan sebuah pusaka Nusantara hasil
imajinasi seni tingkat tinggi. Generasi muda selayaknya harus mengerti dan ikut menjaga
warisan budaya yang hanya ada di Indonesia ini. Selamat berkunjung.

Belajar Tentang Keris Di Museum Keris


Ribuan keris mengisi bangunan berlantai empat di Jl.Bhayangkara No, 2, Sriwedari, Solo. Ribuan keris
yang terpajang itu merupakan koleksi Museum Keris Nusantara yang diresmikan Presiden Indonesia, Joko
Widodo (Jokowi). Beranjak memasuki ruangan di lantai pertama museum, pengunjung bisa mengisi daftar
tamu sebagai administrasi. Selain itu, ada pula papan informasi penyebaran senjata di dunia.
 
 
Naik ke lantai II yang diberinama purwaning wacana, tempat ini adalah sumber literasi bab perkerisan.
Sejumlah keris hibah dipajang berdampingan dengan informasi tentang eksistensi keris di masyarakat dan
pengertian anatomi keris. Di setiap keris yang terpajang, pengelola juga memasang keterangan
berupa jenis, dhapur, pamor, tangguh, warangka, pendhok, mendak, ukiran, serta asal koleksi.
 

 
Jika dijabarkan, dhapur adalah ragam bentuk atau tipe keris. Pamor artinya pengertian gambaran tertentu
berupa garis, lengkung, lingkaran, noda, titik, atau motif pada permukaan bilah keris.Tangguh berarti
taksiran atau perkiraan zaman dan tempa pembuatan bilah keris serta gaya pembuatannya. Untuk jenis
keris, sebutannya adalah luk alias memiliki lekuk dan bener  yang bentuknya lurus. Selain itu
ada kadga  dan bethok  yang berbentuk mirip pisau.
 

 
Beranjak ke lantai III, pengunjung bisa melihat diorama proses pembuatan keris dimasa Candi Borobudur
dan Candi Sukuh. Ada pula gambaran rangkaian sesaji pembuatan keris yang dahulu dilakukan oleh para
empu. Diorama yang sangat nyata itu seakan membuat pengunjung menyaksikan pembuatan keris
sebenarnya.
 

 
Tengok pula patung pria berpakaian adat Jawa yang menampilkan tata krama dan tata busana saat
membawa keris. Di setiap aktivitas, keris diletakkan di titik berbeda. Terakhir di lantai IV menjadi tempat
penyimpanan artefak keris. Di lantai ini pula terpajang keris hibah Masyarakat Perkerisan Indonesia untuk
Presiden Joko Widodo. Keris tersebut ber-luk lima sebagai simbol pancasila. Warangka-nya berwarna
merah sebagai penanda kebangsawanan.

Anda mungkin juga menyukai