Anda di halaman 1dari 7

HASIL

OBSERVSI
MUSEUM
SRI
BADUGA - Bintang Yandira
- Siti Mardiana
- Syalwa W.J.
Sejarah Museum Sri Baduga
Museum Sri Baduga adalah salah satu destinasi wisata sejarah yang ada di Kota
Bandung, Indonesia. Sebagian museum negara dan bukti kecintaan warga Jawa Barat pada
sejarah, Museum yang dibangun di atas tanah seluas 8415,5 m2 ini mengoleksi banyak
benda yang berkaitan dengan sejarah Jawa Barat. Seperti kerajinan tangan Sunda, perkakas,
sejarah Geologi dan perbedaan alami. Koleksi museum meliputi aspek biologi, etnografi,
numismatika, historis, arkeologis, heraldik, keramik, teknologi, dan seni rupa. Jumlah
koleksinya mencapai 5.000 ppengkategoriannya mencapai tiga lantai.
Museum Sri Baduga didirikan pada tahun 1974 di bangunan yang dulunya digunakan
kantor kecamatan. Namanya Kawedanan Tegallega yang merupakan mantan divisi
administratif di Bandung. Pada tahun 1980, secara resmi museum ini dikenal dengan nama
Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Tepatnya diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Dr. Daud Yusuf. Waktu itu Indonesia masih
dipimpin oleh Suharto. Pada tahun 1990, museum kemudian dinamai kembali dengan nama
Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga. Sesuai dengan yang tertulis di Prasasti
Batutulis. Kemudian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menetapkan dengan nomor
02223/0/1990 pada tanggal 4 April 1990.
• Nama Sejarah Museum Sri Baduga diambil
dari nama seorang raja Sunda yang bernama
Sri Baduga. Nama lainnya yaitu Sang Ratu
Jayadewata. Dia adalah raja agung dari
kerajaan Sunda yang berlandaskan agama
Hindu di Jawa Barat. Berkuasa dari tahun
1482 hingga tahun 1521 di ibukotanya yang
bernama Pakuan Pajajaran. Dia membawa
keagungan dan kemakmuran ke kerajaannya.
Karena kehebatan sang raja itulah nama Sri
Baduga diabadikan menjadi nama museum.
Koleksi di museum sri baduga
1. Lantai 1
Lantai pertama berisi tentang peninggalan bersejarah Indonesia
khususnya perkembangan sejarah dan budaya Jawa Barat yang
dideskripsikan dan dibuktikan dengan koleksi benda bersejarah
dari era kerajaan bercorak Hindu dan Budha. Contohnya seperti
kereta kuda yang tempat duduknya cukup unik. Berbentuk
hewan mitologi bernama Lembuswana. Lembuswana adalah
hewan tunggangan Bathara Guru yang secara fisik bermahkota,
berkepala singa, berbelalai dan bergading seperti gajah, bersisik
ikan dan di empat kakinya memiliki taji seperti kaki ayam.
Sebenarnya hewan mitologi ini berasal dari Kalimantan dan
tinggal di dasar Sungai Mahakam. Entah bagaimana bisa masuk
ke Bandung. Di Museum Sri Baduga, Lembuswana duduk manis
dan belalainya mencengkeram senjata seperti trisula kecil.
Diorama gua, manusia purba di dalamnya dan contoh tulang-
tulang purba juga menjadi koleksi Museum Sri Baduga dari
zaman prasejarah. Selain itu, dari zaman prasejarah juga ada
sebuah arca nenek moyang dengan wujud manusia berbentuk
bulat, fosil manusia prasejarah macam Homo erectus dan Homo
sapiens, cekungan danau di Jawa Barat di zaman purba dan
kehidupan religius masyarakat. Tambahannya yaitu geologi.
2.Lantai Kedua
Lantai kedua memamerkan koleksi kebudayaan
dan kehidupan di masa lalu. Seperti alat-alat
bertahan hidup, perdagangan dan transportasi.
Koleksi di lantai dua juga terdapat barang-
barang yang dipengaruhi oleh budaya Islam
dan budaya Eropa. Budaya Eropa jelas dibawa
oleh Belanda ketika masa penjajahan Belanda.
Lalu juga ada barang-barang dari era
perjuangan  merebut dan kemerdekaan.
Sebagai tambahan, lambang dari setiap kota di
Jawa Barat juga dipamerkan. Ada juga bukti
perebunan teh mulai dari Jawa Barat hingga
Banten di zaman pendudukan Belanda. Lalu
koleksinya juga ada perabotan seperti kursi,
meja, lemari, rak dari masa lalu. Bukti
peninggalan agama selain Islam juga ada
seperti Taoisme, Kong Hu Cu dan Kristen.
3. Lantai 3
Lantai ketiga memamerkan koleksi
etnografis. Meliputi kain, tenunan, barang-
barang bernilai seni dan keramik. Di lantai
tiga pengunjung akan melihat kesenian dan
budaya khas seperti baju pengantin dari
budaya sunda, perabotan, beberapa alat
kehidupan dan keramik dari budaya Sunda.
Pojok Bandung tempo dulu. Berdasarkan
keilmuan, Museum Sri Baduga memiliki
beberapa koleksi lagi. Koleksi etnografis
dan antropologis cukup banyak di lantai
tiga. Koleksi geologi yaitu mineral,
beberapa jenis batu dan hasil alam yang
lain.
Fasilitas Lain di Museum Sri Baduga
Ada fasilitas lain yang bisa dimanfaatkan.
Seperti tempat parkir luas dan nyaman yang
bisa dua puluh bus. Perpustakaan jika
pengunjung ingin membaca buku koleksi
perpusatakaan. Ruang auditorium digunakan
untuk memamerkan kesenian khas Sunda dan
Jawa Barat seperti kesenian dan ruang audio
visual. Ruang pameran khusus ada untuk
menyelenggarakan event pameran khusus.
Ruang seminar digunakan untuk aktivitas
ceramah, seminar, sarasehan dan rapat. Selain
itu juga bisa disewakan untuk pihak lain yang
membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai