Anda di halaman 1dari 17

Laporan Mini Riset

KUNJUNGAN MAHASISWA PGSD UNIVERSITAS DJUANDA KE


MUSEUM SRI BADUGA DAN SAUNG UDJO

DOSEN PENGAMPU
SOBRUL LAELI, M.Pd

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS PADA MATA KULIAH SENI DAN


BUDAYA
OLEH:
Yusup Mustopa Arnas
PGSD A SEMESTER 4

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
2023

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia Nya sehingga laporan yang berjudul, “Kunjungan Mahasiswa PGSD
Universitas Djuanda Ke Museum Sri Baduga Dan Saung Udjo ” dapat kami selesaikan
dengan baik. Kami berharap laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca tentang Kunjungan Ke Museum Sri Baduga Dan Saung Udjo.

Pada kesempatan in i, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kami berbagai inspirasi dalam pembuatan tugas laporan ini. Kepada kedua
orang tua kami, kepada Bapak Sobrul Laeli, M.Pd selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Seni
Dan Budaya, dan juga kepada teman-teman dan narasumber yang membantu kami dalam
berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Demikian laporan ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada laporan
ini, kami mohon maaf. Kami menerima kritik dan saran dari pembaca agar dapat
membuat laporan yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.......................................................................................
BAB 1...............................................................................................................
PENDAHULUAN............................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................
D. Manfaat Laporan.......................................................................................................

BAB 2...............................................................................................................
PEMBAHASAN...............................................................................................
A. Tentang Museum Sri Baduga Dan Saung Angklung Udjo........................................
B. Apa saja yang ada di Museum Sri Baduga dan Saung Angklung Udjo....................

BAB 3...............................................................................................................
PENUTUPAN...................................................................................................
Kesimpulan...........................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada tanggal selasa tanggal 04 juli 2023 saya dan teman teman kampus berwisata
pergi dan berkunjung ke sebuah museum yang bernama Museum Sri Baduga dan tempat
wisata yang bernama Saung Udjo. Setibanya di sana kami berkunjung sambil belajar tentang
sejarah peninggalan-peninggalan dan kebudayaan-kebudayaan sunda zaman dulu yang
diabadikan di museum sri baduga tersebut. Kami juga belajar tentang kebudayaan-
kebudayaan sunda yang ada di bandung salah satunya di saung udjo. Kota Bandung tak hanya
terkenal soal wisata dan kulinernya. Kota Bandung juga dikenal banyak memiliki museum.
Salah satunya yaitu Museum Sri Baduga yang berada di Jalan BKR.Tepatnya di seberang
Taman Tegallega Kota Bandung. Museum Sri Baduga merupakan meseum yang menyimpan
peninggalan-peninggalan dari Jawa Barat. Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat
yang merupakan tempat pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop
instrumen musik dari bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium
kependidikan dan pusat belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya
angklung. Budaya Sunda adalah budaya yang memang berkembang dan menetap di dalam
masyarakat Sunda. Budaya Sunda dikenal sebagai budaya yang menjunjung tinggi sopan dan
santun. Lazimnya, karakteristik dan kepribadian masyarakat Sunda dikenal sebagai
masyarakat yang ramah-tamah, murah senyum, lemah dan lembut, periang, serta sangat
hormat kepada orang tua. Suku sunda memiliki slogan sekaligus menjadi filosofi hidup
masyarakatnya, yaitu ‘Soméah Hade ka Sémah’ berarti ramah, bersikap baik, menjaga,
melayani dan menjamu, serta menyenangkan semua orang. Hal itu yang menjadikan bentuk
pengaplikasian masyarakatnya pada setiap perilaku dan tindakan interaksi atau komunikasi,
baik di lingkungan setempat maupun luar.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud Museum Sri Baduga dan Saung Angklung Udjo?

2. Ada apa saja yang ada di Museum Sri baduga dan Saung Angklung Udjo ?

3. Bagaimana cara kita tidak mengabaikan budaya sunda dan sejarah peninggalan

Salah satunya yang ada di bandung yaitu museum sri baduga dan saung angklung

udjo?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari museum sri baduga dan saung angklung udjo

2. Untuk mengetahui apa saja yang ada di museum sri baduga dan saung angklung

udjo

3. Agar tidak mengabaikan budaya sunda saung angklung udjo dan tidak melupakan

Sejarah yang di abadikan di museum sri baduga

D. Manfaat Laporan

Manfaat dari membuat laporan ini adalah supaya saya bisa menyampaikan

sesuatu yang saya temukan di museum sri baduga dan saung angklung udjo secara

rinci kepada pengampu mata kuliah seni dan budaya yaitu bapak Sobrul Laeli M.Pd.
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Tentang Museum Sri Baduga Dan Saung Angklung Udjo

Museum Sri Baduga adalah sebuah museum yang terletak di Bandung, Jawa

Barat. Museum ini dikelola di bawah pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang mulai

didirikan pada 1974. Bangunan Museum Sri Baduga kemudian diresmikan pada 5 Juni

1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan masa itu, Daoed Joesoef. Penamaan

Museum Sri Baduga diambil dari gelar salah satu raja Pajajaran, Sri Baduga Maharaja,

seperti yang tertulis pada Prasasti Batutulis.Museum Sri Baduga merupakan salah satu

destinasi wisata di Kota Bandung, Jawa Barat. Museum ini dibangun di atas tanah seluas

8415,5 meter persegi, yang mengoleksi banyak benda berkaitan dengan sejarah Jawa

Barat. Jumlah koleksinya di museum ini mencapai lebih dari 5000 kategori, yang dibagi

ke dalam tiga lantai. Museum Sri Baduga berdiri pada 1974 di bangunan yang dulunya

digunakan sebagai kantor kecamatan. Dulunya, bangunan museum ini bernama

Kawedanan Tegallega yang berfungsi sebagai divisi administratif di Bandung. Kemudian,

pada 1980, secara resmi museum ini dikenal dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa

Barat. Lebih lanjut, pada 1990, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto, museum ini

berganti nama kembali menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga.

Penamaan Museum Sri Baduga diambil dari nama seorang raja Sunda bernama Sri

Baduga Maharaja. Sri Baduga Maharaja berkuasa sejak 1482 hingga 1521, di sebuah

kerajaan bernama Kerajaan Sunda Galuh Sebab, di bawah pemerintahan Sri Baduga,

Kerajaan Sunda Galuh berhasil mencapai masa emasnya. Berkat kehebatannya inilah

nama Sri Baduga kemudian diabadikan menjadi nama museum di Bandung, Jawa Barat.
Saung Angklung Udjo (SAU) adalah suatu tempat yang merupakan tempat

pertunjukan, pusat kerajinan tangan dari bambu, dan workshop instrumen musik dari

bambu. Selain itu, SAU mempunyai tujuan sebagai laboratorium kependidikan dan pusat

belajar untuk memelihara kebudayaan Sunda dan khususnya angklung.Didirikan pada

tahun 1966 oleh Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiati, dengan maksud untuk

melestarikan dan memelihara seni dan kebudayaan tradisional Sunda. Berlokasi di Jalan

Padasuka 118, Bandung Timur Jawa Barat Indonesia.Udjo Ngalegana, seorang pengrajin

tradisional, membangun tempat itu pada tahun 1966 sebagai sarana untuk memberi

kembali kepada masyarakat. Semua hasil Saung Angklung Udjo digunakan untuk

pendidikan siswa lokal, yang sebagian besar adalah anak-anak kurang mampu di daerah

tersebut.

B. Apa saja yang ada di Museum Sri Baduga dan Saung Angklung Udjo

Museum Sri Baduga terdiri atas tiga lantai, yang masing-masing menampilkan

koleksi berbeda-beda. Lantai pertama: berisi tentang peninggalan bersejarah Indonesia,

khususnya perkembangan sejarah dan budaya Jawa Barat. Wisatawan akan disuguhkan

kereta kuda yang unik, benda bersejarah bercorak Hindu-Buddha, dan berbagai hewan

mitologi. Lantai dua: memamerkan koleksi kebudayaan dan kehidupan pada masa

lampau, seperti alat-alat bertahan hidup, perdagangan dan transportasi. Selain itu, ada

juga barang-barang yang dipengaruhi oleh budaya Islam dan Eropa. Lantai tiga:

memamerkan koleksi etnografis, seperti kain, tenunan, barang-barang artistik, dan

keramik.
Batu Pirit

Pirit Batu pirit terbentuk karena mineral yang disusun oleh senyawa besi-

belerang FeS2, berwarna kuning seperti emas. Pirit banyak terdapat di dalam batuan

bekuan atau endapan. Kalau larut dapat membentuk asam sulfat yang mengganggu,

baik untuk pertanian maupun bangunan teknik, termasuk batuan galian. Sifat batuan

ini jika terpengaruh tekanan, suhu atau lingkungan kimiawi, dapat berubah sifat

menjadi padat hingga kristal atau butirnya hilang bentuk aslinya, berumur : Pliosen

(2-5 juta tahun ) lokasi : Majalengka, Jawa Barat.

Mata Uang Bonk

Mata Uang Bonk Mata uang ini disebut “Bonk“ yang berarti tidak beraturan.

Terbuat dari batangan ex Jepang. Potongan tembaga itu memiliki berat yang standar,

dan dicetak dalam beberapa pecahan antara lain: ½, 1 atau 2 Stuiver (nilai 1 Stuiver =
4 doit). Nilai nominal dan tahun pembuatan tertera pada kedua sisis mata uang

tersebut, dibuat dengan teknik cetak. Uang Bonk ini dibuat pada masa darurat

“Emergency Coins“, karena pada saat itu tidak adanya kiriman koin-koin dari negeri

Belanda.

Offset Trengiling

Offset Trengiling Trengiling (manisjaranika) ,tergolong binatang Indonesia

yang sangat aneh yang memiliki cirri-ciri fisik antara lain : Seluruh tubuhnya ditutup

sisik yang sangat keras berwarna kuning sawo sampai coklat ke hitaman, moncong

panjang kecil menyerupai moncong babi , ekor panjang pipih berotot kuat , berkaki

pendek lengkap dengan cakar (kuku) runcing dan tajam . Dengan ekor yang panjang

padat mengantung di cabang pohon untuk mengambil makanan dari vegetasi rendah,

tidak bergigi tetapi meliki lindah panjang yang digunakan untuk menarik keluar rayap

dan semut sarang makanan sebagai makanan pokoknya .Cakar kaki depan digunakan

untuk melubangi atau memecahkan sarang rayap dan semut .Seekor trengiling

memerlukan 200.000 semut rayap setiap hari. Hewan ini kini tergolong langka seiring

dengan menyempitnya areal hutan.Trengiling yang hidup di tanah ekornya kira-kira

sama dengan tubuhnya, sedangkan trengiling yang hidup di pohon mempunyai ekor

yang lebih panjang dari tubuhnya.


Naskah Sanghyang Raga Dewata

Naskah Sanghyang Raga Dewata Naskah ditulis pada daun nipah, berbahasa

Pranagari dan berbahasa Sunda kuna. Bentuk gubahan prosa liris, berisi mitos

penciptaan alam semesta yang diawali dengan dibangunkannya siang dari kegelapan

oleh kekuatan sang bayu setelah itu diciptakan bumi, bulan, matahari, dan bintang-

bintang di bawah naungan angkasa, dan menguraikan sebutir telur dari sekepal tanah

dan menjelma menjadi Batara Guru yang ditempatkan di gunung Kahyangan.

Manusia dipandang sebagai mikrokosmosnya jagad raya yang seluruh kehidupannya

harus menjalankan siksa (ajaran) Sanghyang Darma untuk mencapai surga abadi.

Mahkota Binokasih

Mahkota Binokasih Mahkota ini merupakan replica dari mahkota Binokasih

Sanghyang Pake yang kini tersimpan dimuseum Prabu Geusan Ulun Sumedang.

Mahkota asli dibuat oleh Sanghyang Bunisora Suradipati untuk penobatan raja Galuh

bernama Prabu Niskala Wastu Kancana pada tahun 1371. Mahkotanya terbuat dari

emas, bagian dalam berlapis beludru bentuknya meniru mahkota Batara Indra seperti
yang tergambar pada perwayangan. Bagian utama dari mahkota adalah ”kuluk” yaitu

bagian yang menutup kepala hingga dahi bentuknya silindrik. Puncak kuluk dihias

sejenis stupa berbentuk bunga teratai. Permukaan atas dihias motif tumpal berbentuk

daun, sedangkan bagian bawah dibuat hiasan terawangan bermotif suluran daun dan

bunga. Bagian lain dari mahkota ini adalah ”turidha” (jamang sadaseler), terletak

didepan dengan bentuk kelopak bunga berhiaskan permata hijau. Diatas turidha

terdapat dua buah jamang berbentuk mahkota bunga disebelah kiri-kanan kuluk

(bagian pelipis) terdapat “ron” hiasan tumpal bersusun tiga. Salah satu hiasan

berbentuk seperti ikan dan ujung belakang berjumbei biji mentimun. Dibelakang ron

terdapat sumping Prabu Ngayun yaitu hiasan berbentuk seperti sayap bersusun tiga.

Pada bagian belakang kuluk dihias “jungkat penaras”, berbentuk helai-helai daun dan

garuda.

Saung Angklung Udjo selalu memiliki daya tarik tersendiri. Hal yang banyak

dinanti ketika berkunjung ke tempat ini adalah pentas seni atau pertunjukan seni yang

aktif di tempat ini. Pertujukan seni yang ada di tempat ini biasanya di laksanakan

sekitar pukul 15.30 sampai 17.30. Waktu dapat berubah sewaktu-waktu tergantung

pada kebijakan dari pengelola saung tersebut. Berikut beberapa pementasan seni di

Saung Angklung Udjo.


Pertunjukan Angklung

Seperti namanya sudah pasti di saung ini terdapat pertunjukan angklung.

Pentas seni musik angklung dikemas dengan gaya modern dan menyesuaikan selera

penikmatnya. Jika dahulu angklung hanya digunakan untuk mengiringi lagu-lagu

sunda, saat ini angklung dimainkan secara orkestra, mengiringi berbagai jenis lagu

termasuk lagu hits kekinian. Hal tersebut menjadi bukti musik tradisional juga dapat

bertransformasi mengikuti perkembangan zaman tanpa menghilangkan nilai tradisi

dan kebudayaan di dalamnya. Akulturasi di tengah pertunjukan orkestra angklung di

Saung Angklung Udjo menjadi keunikan dan daya tarik tersendiri bagi para

wisatawan.

Pertunjukan Tari Topeng

Tari topeng merupakan salah satu tari tradisional dari tanah pasundan.

Tari ini menceritakan pembawa berita dari kerajaan Majapahit yang

melakukan penyelidikan terhadap kerajaan Blambangan. Dalam proses

penyelidikan tersebut, mereka menari dengan menggunakan topeng menyamar


menjadi pria gagah untuk melawan Prabu Menakjingga. Dari sejarah tersebut

kemudian lahirlah tari topeng. Tari topeng yang dibawakan di pentas seni saung

angklung dapat menjadi pelengkap dari pertunjukan seni lainnya. Bukan hanya

menonton pertunjukan, wisatawan yang datang juga dapat ikut menari

bersama. 

Pertunjukan Wayang Golek

Selain tari topeng, wayang golek juga merupakan salah satu kebudayaan sunda

yang bisa disaksikan di Saung Angklung Udjo. Sandiwara yang di tampilkan dalam

pertunjukan wayang golek ini mengandung banyak pesan moral yang dapat dijadikan

sebagai bahan pembelajaran. Pertunjukan wayang golek di tempat ini, dapat menjadi

salah satu upaya mengangkat kembali eksistensi kesenian yang mulai semakin langka

ini. Cerita-cerita khas yang dipentaskan dalam wayang golek juga dapat kembali

dikenal oleh banyak orang. Demikian adalah beberapa pertunjukan seni yang dapat

kamu saksikan ketika datang mengunjungi tempat wisata budaya yang satu ini. Jika

beruntung, biasanya terdapat pula acara-acara khusus yang diadakan di tempat ini.
Belanja Souvenir Dan Angklung di Saung Angklung Udjo

Bukan hanya pertunjukan seni, kamu juga dapat berbelanja souvenir. Beberapa

souvenir yang dapat kamu beli di antaranya alat-alat musik tradisonal sunda seperti

angklung, kendang, gambang, gamelan dan souvenir lainnya. Umumnya souvenir

yang dijual dalam bentuk miniatur, sehingga dapat dijadikan sebagai hiasan dan oleh-

oleh. Jika kamu hendak membeli angklung, di tempat ini juga tersedia beberapa jenis

angklung berkualitas. Angklung-angklung disini dibuat dengan sangat baik oleh

pengrajin profesional. Jenis angklung yang dijual juga cukup lengkap. Kamu bahkan

dapat membelinya satu set sekaligus. Tidak hanya membeli secara langsung, kamu

juga dapat membeli melalui toko online di situs mereka.


BAB 3
PENUTUPAN

Kesimpulan
Museum Sri baduga adalah sebuah museum yang terletak di Bandung, Jawa Barat.
Museum ini dikelola di bawah pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang mulai didirikan pada
1974. Bangunan Museum Sri Baduga kemudian diresmikan pada 5 Juni 1980 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan masa itu, Daoed Joesoef. Penamaan Museum Sri Baduga
diambil dari gelar salah satu raja Pajajaran, Sri Baduga Maharaja, seperti yang tertulis pada
Prasasti Batutulis. Koleksi pada Museum Sri Baduga banyak memamerkan berbagai macam
benda bersejarah dan benda antik yang bernilai seni tinggi. Beragam benda tersebut terdiri
dari beberapa koleksi, seperti koleksi arca pada zaman megalitik, pakaian adat, rumah,
perkakas, permainan, dan alat musik tradisional.

Saung Angklung Udjo bisa dibilang sebagai salah destinasi wisata budaya Indonesia
yang sangat tersohor. Bergerak untuk melestarikan angklung, keberadaan Saung Angklung
Udjo memberikan dampak besar bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tanah
air. Saung Angklung Udjo terkenal dengan pertunjukan seni tradisionalnya. Pertunjukan yang
berlangsung di saung ini bahkan sudah terkenal di kalangan turis
mancanegara. Dalam pertunjukan tersebut, wisatawan dapat menyaksikan demonstrasi
wayang golek, upacara Helaran, seni tari tradisional, dan pertunjukan angklung.

Anda mungkin juga menyukai