Disusun oleh
Nama: Laura Fischa
Kelas: XI-IPS
Puji syukur yang ingin saya ucapkan pada Tuhan atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap teman-teman dan guru yang telah ikut bersama saya dalam Fieldtrip
ini.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi, seperti
guru-guru yang sudah menemani kami saat Fieldtrip di Bandung dengan tujuan
tempat ke Museum Sribaduga dan Saung Angklung Udjo.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
B. TUJUAN PENULISAN
Apa tujuan FIELD TRIP?
• Siswa dapat memperoleh pengalaman lansung dari obyek yang dilihatnya
• Siswa dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang.
• Mereka dapat bertanya jawab, sehingga mampu memecahkan persoalan yang
dihadapinya dalam pelajaran ataupun pengetahuan umum
• Mereka bisa melihat, mendengar, meneliti, dan mencoba apa yang dihadapinya
agar nantinya dapat mengambil kesimpulan, dan sekaligus dalam waktu yang
sama bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.
C.MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan ini bermanfaat untuk Mengurangi rasa jenuh [ara siswa dalam belajar dan
menambah pengalaman para siswa alam dari obyek yang dilihatnya secara lansung.
D.PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada Jumat 3 Maret 2023 dengan tujuan tempat Saung
Angklung Udjo (SAU) dan Museum Sri Baduga.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. MUSEUM SRIBADUGA
Museum Sri Baduga didirikan oleh pemerintah untuk menyelamatkan tinggalan
budaya Jawa Barat, baik yang hampir punah maupun yang masih berkembang hingga
saat ini dari pengaruh budaya luar. Museum ini memiliki koleksi lengkap mengenai
peninggalan-peninggalan sejarah di Jawa Barat dari masa ke masa. Jumlah koleksinya
saat ini mencapai 6.600 unit yang diklasifikasikan ke dalarn sepuluh bidang, yakni
koleksi geologika (geografika), biologika, etnografika, arkeologika, historika,
numismatika dan heraldika, filologika, keramologika, seni rupa, serta teknologika.
Pembangunan museum dimulai sejak tahun 1974 dengan menempati 7gedung bekas
Kawedanaan Tegallega. Pada 5 Juni 1980 museum ini diresmikan dengan
nama Museum Negeri Jawa Barat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Dr.
Daud Joesoef. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 1 April 1990, namanya
menjadi Museum Negeri Sri Baduga yang diambil dari nama raja yang memerintah di
Pajajaran pada periode 1482-1521 Masehi.
Bangunan museum berbentuk suhunan panjang khas Jawa Barat yang dipadukan
dengan gaya arsitektur modern. Gedung museum yang terdiri dari tiga lantai ini
dibangun di atas tanah seluas 8.415,5 m2. Lantai satu museum berisi koleksi yang
berkaitan dengan sejarah alam dan budaya Jawa Barat dari masa prasejarah.
Sementara itu, koleksi yang mengandung unsur dari empat kebudayaan ditampilkan di
lantai dua. Terakhir, lantai tiga museum digunakan untuk menampilkan koleksi yang
mengandung unsur mata pencaharian, teknologi, kesenian, pojok sejarah perjuangan
bangsa, pojok wawasan nusantara, dan pojok Bandung tempo dulu. Dalam rangka
lebih meningkatkan apresiasi masyarakat, pengelola Museum Negeri Sri Baduga telah
menjalankan berbagai program kegiatan di museum.
Udjo Ngalegana, seorang pengrajin tradisional, membangun tempat itu pada tahun
1966 sebagai sarana untuk memberi kembali kepada masyarakat. Semua hasil Saung
Angklung Udjo digunakan untuk pendidikan siswa lokal, yang sebagian besar adalah
anak-anak kurang mampu di daerah tersebut.
Dengan suasana tempat yang segar udaranya dan dikelilingi oleh pohon-pohon
bambu, dari kerajinan bambu dan interior bambu sampai alat musik bambu.
Disamping pertunjukan rutin setiap sore, Saung Angklung Udjo telah berkali-kali
mengadakan pertunjukan khusus yang dilakukan pada pagi atau siang hari.
Pertunjukkan tersebut tidak terbatas diadakan di lokasi Saung Angklung Udjo saja,
tetapi berbagai undangan tampil di berbagai tempat baik di dalam maupun di luar
negeri, pada bulan Agustus tahun 2000 di Sasana Budaya Ganesha ITB, Bandung,
Saung Angklung Udjo mengadakan konser kolaborasi dengan penyanyi cilik yang
dijuluki Shirley Temple-nya Indonesia, yaitu Sherina.
Saung Angklung Udjo tidak terbatas pada hanya menjual seni pertunjukan saja,
berbagai produk alat musik bambu tradisional (angklung, arumba, calung dan lainnya)
dibuat dan dijual kepada para pembeli.
A. KESIMPULAN
B. SARAN