Anda di halaman 1dari 15

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1, Latar Belakang


Museum Sri Baduga yang terletak di kota Bandung tepatnya adalah di
Jalan B.K.R. 185 Tegallega dan berhadapan dengan Monumen Bandung Lautan
Api. Letak museum ini sendiri terletak di pusat kota yang cukup strategis
untuk dilihat oleh banyak orang. Kami melakukan kunjungan museum tersebut
pada tanggal 8 November 2022, untuk memenuhi salah satu tugas pada mata
Pelajaran Sejarah dari Museum Sri Baduga ini adalah dimulai sejak tahun 1974
dengan memanfaatkan lahan dan bangunan bekas kewedanaan Tegallega.
Bangunan Museum berbentuk bangunan suhunan panjang dan rumah panggung
khas Jawa Barat yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Tahap
pertama pembangunan diselesaikan pada tahun 1980, diresmikan pada tanggal
5 Juni oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Dr. Daud Yusuf dan
diberi nama Museum Negeri Propinsi Jawa Barat. Lokasi dari museum ini
adalah terletak di jalan BKR No. 185 Bandung. sebelah utara gedung museum
berdiri Tugu Bandung Lautan Api yang terletak di lapangan Tegalega. Lokasi
dari Museum Sri Baduga ini cukup strategis dengan lokasi yang terletak di
pusat kota dan terdapat beragam tempat yang lainnya sebagai fasilitas
Museum Geologi Bandung merupakan salah satu museum tertua yang ada
di Indonesia, lokasinya berada di Jl. Diponegoro, Bandung Wetan
Museum Geologi banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melihat
secara langsung fosil-fosil sejarah pada zaman purba serta semua hal yang
berkaitan dengan geologi. Geologi ialah ilmu yang mempelajari tentang bumi.

1.2. Tujuan
Untuk memberikan edukasi tertulis dan menambah wawasan pembaca.

1.3. Manfaat
Untuk mengetahui bagaimana kemampuan berfikir kreatif siswa SMP KP
Wargaluyu untuk dikembangkan dalam pelajaran sejarah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Letak dan Lokasi Museum

MUSEUM GEOLOGI

Lokasi dan Alamat Museum Geologi Bandung . Lokasi Museum Geologi Bandung
tak begitu jauh dari Gedung Sate, tepatnya beralamat di Jl. Diponegoro
No.57, Citarum, Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat.
Museum Geologi Bandung merupakan salah satu museum tertua yang ada
di Indonesia, lokasinya berada di Jl. Diponegoro, Bandung Wetan. Museum
Geologi banyak dikunjungi oleh mereka yang ingin melihat secara langsung
fosil-fosil sejarah pada zaman purba serta semua hal yang berkaitan dengan
geologi. Geologi ialah ilmu yang mempelajari tentang bumi. Sungguh sangat
disayangkan, ketika pandemi covid-19 mulai merebak di Indonesia Museum
Geologi Bandung ditutup untuk sementara waktu bahkan hingga saat ini. Tapi
pihak museum, sudah memberikan alternatif lain untuk kamu yang ingin
mengunjungi Museum Geologi Bandung. Yakni dengan cara virtual tour baik itu
melalui akun IG maupun Youtube.

MUSEUM SRI BADUGA


Museum Sri Baduga adalah salah satu destinasi wisata sejarah yang
berada di Kota Bandung, Indonesia. Sebagai museum negara dan bukti
kecintaan warga Jawa Barat pada sejarah, Museum yang dibangun di atas
tanah seluas 8415,5 m2 ini mengkoleksi banyak benda yang berhubungan
dengan sejarah Jawa Barat. Seperti kerajinan tangan Sunda, perkakas,
sejarah geologi dan perbedaan alami. Koleksi museum meliputi aspek biologi,
etnografi, numismatika, historis, arkeologis, heraldik, keramik, teknologi dan
seni rupa. Jumlah koleksinya mencapai lebih dari lima ribu pengkategoriannya
dibedakan oleh tiga lantai. Sejarah Jawa Barat tidak hanya digambarkan
dengan koleksi asli, tapi juga digambarkan oleh koleksi miniatur, replika, maket
dan foto. Kini, museum didukung oleh beberapa event seperti lomba untuk
pelajar, seminar, ceramah dan lokakarya. Selain tempat memamerkan koleksi,
museum juga didukung oleh perpustakaan, auditorium, ruang pameran khusus,
musholla dan ruang seminar.

2
Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya museum sri baduga ini
dekat atau berhadapan dengan lapangan tegalega yang biasanya digunakan oleh
orang banyak untuk melakukan berbagai aktivitas seperti berolahraga pagi,
transaksi jual beli maupun hanya sekedar rekreasi saja. Sehingga museum
mudah terlihat oleh khalayak umum. Menemukan museum ini pun sangat mudah
dengan letak yang strategis yang terlihat oleh masyarakat yang berlalulalang
di jalan dan juga terdapat penamaan Museum Sri Baduga dengan huruf yang
besar di gerbang museum dan papan nama museum.

2.2. Sejarah Museum Geo;ogi dan Sri Baduga

Sejarah Museum Geologi Bandung

Disebutkan di awal bahwa Museum Geologi Bandung, merupakan salah satu


museum tertua yang ada di Indonesia. Keberadaannya sangat erat kaitannya
dengan sejarah penyelidikan geologi di Indonesia, yang dimulai sejak tahun
1850-an. Waktu itu, lembaga yang menaunginya bernama “Dienst van het
Mijnwezen”. Dan mulai diresmikan pertama kali pada tahun 16 Mei tahun 1929.

Gedung tersebut berfungsi sebagai area perkantoran yang dilengkapi dengan


sarana laboratorium geologi serta museum untuk menyimpan dan
memperagakan hasil survei.

Kemudian sekitar tahun 1929 hingga 1941, Museum Geologi ini disebut
Geologisch Laboratorium dan merupakan unit kerja dari “Dienst van het
Mijnwezen” yang kemudian berganti nama menjadi “Dienst van den Mijnbouw”.

Setelah pemerintahan Indonesia kemudian dikuasai oleh pihak Jepang, yakni


antara tahun 1942-1945, namanya pun berubah menjadi “Kogyoo Zimusho”
kemudian berganti lagi menjadi “Tisitutyosazyo”. Dimana pada waktu itu,
Museum Geologi tersebut merupakan bagian dari Laboratorium Paleontologi
dan Kimia.

Ketika Indonesia merdeka tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi berada di


bawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG, 1945-1950)

Sejarah panjang yang menjadi bagian dari perjalanan Museum Geologi ini
akhirnya menjadi Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi (UPT MG), berada di

3
bawah Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
berdasarkan Permen ESDM No.12 Tahun 2013.

Sejarah Museum Sri Baduga


Sejarah lebih lanjut mengenai museum ini adalah pada tahun 1974 Gedung
Museum Sri Baduga ini pada mulanya adalah mengambil model bangunan rumah
panggung yang dipadukan dengan gaya arsitektur modern. Luas tanah yang
dimiliki adalah 8415,5 m. Bagunan pokok dari Museum ini terdiri dari ruang
pameran tetap, ruang pameran khusus (temporer), auditorium, perkantoran,
perpustakaan,laboratorim,bengkel preparasi dan storage. Sedangkan fasilitas
penunjang yang lainnya seperti tempat penjualan tiket, dan pos jaga
(keamanan), penitipan barang lobby, kafetaria, musholla, dan toilet.
Dalam melakukan kunjungan museum ini kami dipandu oleh seorang guide yang
bernama Tino Susena. Beliau merupakan salah satu seorang guide yang
memberikan penjelasan kepada kami mengenai museum sri baduga. Di sela-sela
wawancara yang kami lakukan terdapat suatu kisah yang diceritakan oleh
beliau, yaitu mengenai sejarah Bandung. Pada zaman dahulu Bandung bernama
Danau Bandung Purba. Sejarah Bandung menjadi daratan sekarang ini adalah
Gunung Tangkuban Perahu yang dikenal oleh masyarakat secara umum
merupakan gunung yang terjadi dan terbentuk karena terdapat cerita
mengenai sangkuriang dan dayang sumbi. Menurut beliau cerita terbentuknya
gunung tangkuban perahu adalah sesuatu yang mustahil dan itu hanya sebuah
mitos saja, dongeng, atau cerita masyarakat yang turun temurun. Karena di
cerita tersebut Dayang Sumbi sudah bisa menenun di dalam hutan . padahal
masa prasejarah itu belum mengenal menenun dan hidupnya pun masih nomaden
(berpindah-pindah) dari suatu tempat ke tempat yang lain. Cara hidupnya
adalah berburu dan mengumpulkan makanan, Mengapa bisa terbentuk gunung
Tangkuban Perahu adalah awalnya Gunung tersebut bernama Gunung Jaya Giri,
yang merupakan gunung berapi. Gunung jayagiri meletus dan berubah nama
menjadi Gunung Sunda. Dan dalam beberapa waktu Gunung Sunda meletus
kembali, akibat meletusnya gunung sunda aliran air yang biasanya mengalir
menuju gunung tersebut tersumba, mengalir ke Sanghyang Tikoro sehingga
karena tersumbatnya itu Bandung menjadi daratan sampai sekarang. Akibat
meletusnya gunung tersebut, sisa letusannya tersebut seperti perahu terbalik,
dan diberi nama Gunung Tangkuban Perahu. Sehingga tidak ada sangkut
pautnya dengan cerita Dayang Sumbi dan Sangkuriang. Setelah menjadi

4
daratan sampai saat ini sisa dari danau purba itu tinggal satu yaitu Situ
Ciburuy. Itu merupakan bukti bahwa Bandung itu merupakan danau yang
luasnya meliputi daerah Dago, Lembang, Rancaekek dan tengah-tengahnya
berada di Masjid Agung Bandung.

2.3 Fasilitas Museum Sri Baduga


Mengenai Fasilitas yang terdapat di Museum Sri Baduga ini cukup lengkap dan
menunjang pengunjung. Fasilitas tersebut diantaranya adalah

1. Auditorium
Digunakan sebagi ruang audio visual, dan pertunjukan berbagai kesenian Jawa
Barat baik tradisional maupun yang sedang berkembang sekarang. Selain
itu ,pada ruangan ini digunakan pula sebagai tempat untuk penerimaan
rombongan pengunjung yang datang ke museum untuk mendapatkan informasi
pendahuluan sebelum masuk ke ruang pameran dan juga seperti kunjungan
kemarin tempat tersebut dapat dijadikan sebagai tempat mengadakan
permainan-permainan tradisional.
2. Perpustakaan
Selain mengunjungi ruang pameran museum pengunjung dapat pula melihat
koleksi buku perpustakaan. Perpustakaan dibuka pada hari senin hingga
jumatpukul 08.00 - 15.30 WIB.
3. Ruang Pameran Khusus
Digunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiata pameran khusus yang
diselenggarakan oleh museum sendiri maupun disewakan untuk umum,biasanya
dari sekolah ataupun pemerintah.
4. Ruang Seminar
Digunakan sebagai tempat untuk pelaksanaan kegiatan seminar, saresehan
ceramah dan kegiatan rapat yang diselenggarakan oleh museum maupun untuk
disewakan.
5. Musholla
Sebagai tempat orang muslim untuk melakukan kewajibannya melaksanakan
ibadah.
6. Tempat Parkir
Halaman museum yang dapat digunakan sebagai tempat parkir dengan daya
tampung sampai dengan 20 buah bus dan sering digunakan untuk pertunjukan
ataupun latihan anak sekolahan. Lahan parkir di museum ini cukup luas areanya

5
dan pada lahan parkir ini terdapat berbagai pedagang yang melakukan aktivitas
jual-belinya di museum ini. Untuk selanjutnya adalah mengenai akses pintu
masuk Museum Sri Baduga Pintu masuk dalam Museum Sri Baduga ini
bermacam-macam. Akses pintu terdapat di samping tempat pembelian tiket
dan juga ada yang terdapat di samping. Pintu pada museum ini tidak memiliki
ciri khas yang berbeda, artinya sama dengan pintu-pintu fasilitas umum yang
lainnya. Namun hal unik lainnya terlihat pada pintu masuk museum yang
dipenuhi dengan kaca sehingga terlihat dari luar beberapa koleksi yang akan
membuat orang penasaran untuk berkunjung masuk ke dalam museum. Dan tak
lupa pada Museum ini juga terdapat jalur bagi kaum difabelitas terdapat satu
jalur jalan yang diperuntukkan untuk kaum difabel dan jalannya pun
disesuaikan dengan kebutuhan kaum difabel yang memiliki kelebihan dalam hal
berjalan. Juga terdapat pagar atau pegangan bagi yang tidak bisa melihat.
Museum ini selain memperhatikan orang normal juga sangat memperhatikan
sekali kebutuhan dari kaum difabelitas yaitu dengan tersedianya fasilitas yang
menunjang bagi kaum difabelitas untuk melihat dan berkunjung ke museum.
Ketika memasuki ke dalam museum, saya merasa disambut dengan baik oleh
petugas museum. Karena kami berkunjung ke museum dalam rangka pemenuhan
tugas maka Pak Tino pun menjelaskan dan memaparkan sedikit mengenai
museum Sri Baduga. Ketika berkunjung disana pun, terdapat siswa-siswa yang
sedang melakukan kunjungan juga dan disambut dengan baik oleh pihak
museum.

2.4. Koleksi di Museum Sri Baduga


Koleksi apa sajakah yang terdapat di Museum Sri Baduga ini? Koleksi
yang terdapat di Museum Sri Baduga ini terdapat 10 materi pameran
diantaranya:
1. Koleksi Geologika/Geografika Koleksi geologika atau koleksi geografika ini
merupakan jenis koleksi batuan beku yang terdapat pada masa prasejarah yang
digunakan untuk keperluan seharihari terdapat berbagai macam jenis yaitu
andesit, batu apung, basai, perlit dan lainnya.
2. Koleksi Biologica
Koleksi biologika ini terdiri dari fosil hewan dan manusia yang terdapat di
daerah
indonesia. Seperti offset trenggiling, offset penyu, fosil gading gajah, fosil
fragmen kaki rusa dan yang lainnya.

6
3. Koleksi Etnografika
Koleksi ini diantaranya terdiri dari miniatur rumah dengan berbagai jenis nama
yaitu suhunan perahu kumurato, suhunan badak heuay, suhunan holopong, dan
berbagai patung dengan memakai pakaian adat menikah yang tersebar di
seluruh
Indonesia. .
4. Koleksi Arkeologika
Koleksi arkeologika ini berupa koleksi yang biasanya digunakan sebagai alat
perkakas rumah tangga seperti beliung, periuk, dan manik-manik atau
perhiasan, kapak corong, kapak sepatu, Replika Prasasti Tugu, Arca Nandi, dan
Linnga& Yoni.
5. Koleksi Historika
Koleksi historika ini salah satu jenis koleksinya yang dipamerkan adalah
Miniatur
Kereta Kencana Paksinagaliman yang ditampilkan pada bagian luar museum.
Miniatur ini adalah kereta kencana kesultanan Cirebon, berukuran panjang
100cm, tinggi 140 cm, dan memiliki roda yang bergaris tengah 1,5m. Sesuai
dengan namanya dari sansakerta yakni paksi= burung, naga=- ular, dan liman=
gajah,maka bentuk kereta ini merupakan perpadunan antara karakteristik
ketiga ekor binatang tersebut. Kereta kencana ini berwarna merah diperindah
dengan warna emas dan bermotif khas dari Cirebon.
6. Koleksi Numismatika/Heraldika
Jenis koleksi ini adalah berbagai jenis mata uang kuno yang berasal dari
berbagai
negara di dunia juga dari Indonesia, dan juga tanda jasa untuk bumi putra
belanda.
7. Koleksi Filologika
Yang termasuk dalam koleksi ini adalah naskah kuno, dan Al-Qur’an
8. Koleksi Keramologika
Yang termasuk dalam koleksi ini adalah teko cina, piring skotlandia , dan piring
huruf arab.
9. Koleksi Seni Rupa
Koleksi seni rupa ini mencakup lukisan seperti uukiran kayu macan ali. Ukiran
rangkaian aksara arab ini dalam bentuk singa merupakan lambang dari salah
seirang sahabat nabi Muhammad saw., karena keberanian dan kegagahannya
dijuluki ”Singa Allah”.

7
10. Koleksi Teknologika
Yang termasuk dalam koleksi ini adalah gramophone, PH, kamera foto, dan juga
telepon sentral.
Koleksi-koleksi tersebut hanya sebagian saja ynag dipamerkan di ruang
pameran tetap maupun ruang pameran khusus (temporer). Karena koleksi yang
terdapat dalam museum ini kurang lebih terdapat 7000 koleksi. namun hanya
sekitar 700 koleksi saja yang dipamerkan dalam museum ini. Mengapa seperti
itu? Hal ini sebagai upaya untuk menarik minat pengunjung untuk datang ke
museum. Karena koleksi yang akan ditampilkan akan berbeda-beda. Untuk
penempatan koleksi nya sendiri cukup teratur dengan koleksi-koleksi yang
tersebar pada lantai 1, 2 , dan 3.

2.5 Fasilitas dan Koleksi Museum Geologi

Koleksi Museum Geologi Bandung

Koleksi Museum Geologi Bandung, disimpan ke dalam beberapa ruangan yang


berbeda sesuai dengan jenisnya masing-masing. Sedikitnya Museum Geologi
Bandung memiliki 4 ruangan, yakni:

1. Ruang Geologi Indonesia

Ruang Geologi Indonesia berada di sayap sebelah barat, di ruangan ini


diperagakan asal mula dari bumi, struktur dan pergerakan kerak bumi, batuan
dan mineral, pelapukan dan erosi, geologi pulau-pulau di Indonesia, gunung api
dan karst. Di Ruang Geologi Indonesia ini juga dilengkapi dengan video
interaktif.

2. Ruang Sejarah Kehidupan

Ruang sejarah kehidupan terbagi menjadi 4 sudut peraga, yakni:

 Pra Kambrium,
 Paleozoikum,
 Mesozoikum, dan
 Kenozoikum

8
4. Ruang Manfaat Dan Bencana Geologi

Yang terakhir ialah Ruang Manfaat Dan Bencana Geologi yang lokasinya berada
di lantai 2 di sebelah sayap bagian barat. Di ruangan ini tersaji informasi
tentang pemanfaatan sumber daya geologi dari zaman ke zaman yang dimulai
dari zaman pra sejarah.

Dilanjutkan dengan zaman sejarah dan zaman modern, serta informasi tentang
bencana geologi (Gempa bumi, Gunung api, Tanah Longsor dan Tsunami).

Ruang Dokumentasi Koleksi

Museum Geologi selain memiliki 4 ruang tersebut juga memiliki 1 ruang


persiapan atau pemeliharaan yakni ruang dokumentasi koleksi.

Layaknya sebuah museum pada umumnya, Museum Geologi Bandung memiliki


banyak sekali koleksi mulai dari mineral, batuan, fosil, dan artefak.

Di ruang dokumentasi inilah koleksi-koleksi dari Museum Geologi Bandung


tersimpan dengan baik, mulai dari koleksi ketika zaman Belanda hingga koleksi
hasil penelitian para ahli saat ini.

3. Ruang Sumber Daya Geologi

Ruangan yang selanjutnya berada di lantai 2 tepatnya berada di sayap sebelah


timur, yang diberi nama Ruang Sumber daya Geologi. Di ruangan ini terdapat 8
sudut peragaan, yakni:

 Pengenalan Sumber Daya Geologi,


 Mineral Logam,
 Mineral Non Logam,
 Batu Mulia,
 Minyak dan Gas Bumi,
 Batubara,
 Panas bumi, dan
 Sumber Daya Air.

9
Ragam Wisata Seru Di Museum Geologi Bandung

Jika biasanya mengunjungi sebuah museum akan sangat membosankan, karena


hanya begitu-begitu saja. Berbeda jika kamu mengunjungi Museum Geologi
Bandung, berikut beberapa ragam wisata seru yang dapat kamu lakukan:

1. Night At The Museum

Semoga saja kondisi Indonesia dapat kembali menjadi seperti sedia kala, dan
Museum Geologi Bandung dapat beroperasi lagi.

Ragam wisata seru pertama yang dapat kamu lakukan ialah mencoba
mengunjungi museum di malam hari. Rasakan sensasi yang berbeda antara di
waktu siang dan malam hari

Kegiatan Night At The Museum, pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015,
dalam rangka memperingati Hari Pertambangan dan Energi Nasional. Karena
mendapatkan animo yang sangat besar, akhirnya kegiatan tersebut dilakukan
secara rutin setiap bulannya.

2. Museum 3D

Ragam wisata seru lain ialah berfoto di ruang museum 3D yang hasilnya dapat
langsung dicetak menjadi souvenir. Dimana di ruangan ini kamu dapat melihat
rangkaian gambar tiga dimensi yang bertemakan prasejarah.

3. Penggalian Fosil

Satu lagi keseruan yang dapat dilakukan ketika berada di Museum Geologi
Bandung, ialah mengikuti kegiatan simulasi penggalian fosil.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan proses penggalian fosil serta


cara melakukan rekontruksi kepada anak-anak. Dimana para peserta diminta
untuk menggali beberapa replika fosil yang tersembunyi dalam sebuah kolam
pasir.

Fasilitas Museum Geologi Bandung

Fasilitas penunjang di Museum Geologi Bandung diantaranya yakni:

10
 Area parkir kendaraan,
 Auditorium,
 Masjid,
 Ruang edukasi,
 Toko souvenir,
 Toilet umum, dan
 Poliklinik.

Tiket Masuk Museum Geologi

Harga tiket masuk Museum Geologi Bandung, dibedakan menjadi:

 Pelajar dengan membayar Rp. 2.000,-


 Dewasa/Umum membayar sebesar Rp. 3.000,-
 Wisatawan mancanegara membayar sebesar Rp. 10.000,-

11
BAB III
PENUTUP

Secara keseluruhan Museum Sri Baduga dan geologi ini merupakan


museum yang tepat dan wajib untuk dikunjungi oleh masyarakat, pelajar
maupun mahasiswa selain tempatnya yang strategis, terjangkau dalam segi
biaya masuk, juga koleksi yang dipamerkan pun sangat beragam dan dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan pengunjung untuk lebih mengenal dan
memahami mengenai kebudayaan yang terdapat di daerah Jawa Barat yang
tentunya sepatutnya kita lestarikan dan pahami maknanya Semoga Informasi
yang disajikan tersebut dapat membuat teman-teman penasaran dan berminat
untuk berkunjung ke museum. Berbagai macam pengalaman dan pengetahuan
dapat kita dapatkan dengan berkunjung ke Museum ini,
Segala hal yang tersedia dapat menjadikan informasi yang berguna
untuk kebutuhan intelektual kita. Dan tidak hanya sekedar untuk berkunjung
saja kita pun dapat berperan aktif di dalamnya untuk melakukan pemeliharaan,
dan pelestarian koleksikoleksi yang dipamerkan di Museum. Akhir kata, mohon
maaf bila informasi yang dipaparkan belum sempurna dan belum secara rinci.
Semoga untuk kedepannya dapat diperbaiki lebih baik lagi. Sekian dan
terimakasih saya haturkan kepada berbagai pihak yang turut membantu dalam
kelancaran kunjungan museum ini.

12
MAKALAH
MUSEUM GEOLOGI DAN SRIBADUGA

NAMA KELOMPOK:
 DHEA PERMATA
 RATU LIU AGUSTINA
 ALIFAH SAEFTIA
 RULLY GUSTIAN
 RADIT N
 AKIL RAMADHANI

KELAS IX – A

SMP KP WARGALUYU
Jl. Adikarta Desa Wargaluyu Kec. Arjasari
KAB. BANDUNG

13
KATA PENGANTAR

       Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan kunjungan ke Museum Sri Baduga dan Geologi yang dilaksanakan pada 8

Nopember 2022.

    Lewat laporan ini juga kami mengucapkan terima kasih khususnya

kepada Bapak Kepala Sekolah yang telah memberi kesempatan kepada kami

untuk melakukan perjalanan wisata ini, serta kepada orangtua kami yang telah

mengizinkan kami untuk melakukan perjalanan wisata ini, sehingga kegiatan

perjalanan wisata ini dapat berjalan dengan baik

 Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih

banyak kekurangan, maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat

kami harapkan dari pembaca demi menyempurnakan laporan ini.

    Harapan kami semoga penyusunan laporan ini dapat diterima dan

dimengerti serta bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca sekalian.

Bandung, 22 Nopember 2022

Penyusun

i
14
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………………………………………………………………………..

1.2. Tujuan ………………………………………………………………………..

1.2. Manfaat ………………………………………………………………………..

BAB II P EMBAHASAN

2.1. Letak dan Lokasi Museum …………………………………………………………..

2.2. Sejarah Museum Sri Baduga …………………………………………………………..

2.3 Fasilitas Museum Sri Baduga …………………………………………………………..

2.4. Koleksi Museum Sri Baduga …………………………………………………………..

2.5. Fasilitas Museum Geologi …………………………………………………………..

BAB III PENUTUP …………………………………………………………..

LAMPIRAN

15
ii

Anda mungkin juga menyukai