Anda di halaman 1dari 10

KUNJUNGAN KE MUSEUM

SONOBUDOYO YOGYAKARTA

Disusun oleh :
Dhimas Arif Affandhy
2110340017

Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah
Sejarah Seni

JURUSAN/PRODI PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN
INSTITUT SENI INDONESIA
TAHUN 2022
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Pariwisata berasal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti banyak atau
berkeliling, sedangkan pengertian “wisata” berarti pergi. Didalam kamus besar
indonesia pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan
rekreasi. Sedangkan pengertian secara umum pariwisata merupakan suatu
perjalanan yang dilakukan seseorang untuk sementara waktu yang
diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain.
Pariwisata merupakan sektor penting di indonesia yang saat ini telah
menjadi kebutuhan bagi masyarakat sehingga dalam penanganannya harus
dilakuukan secara serius melibatkan industri lainnya yang terkait pengenalan
potensi objek dan daya tarik merupakan suatu hal terpenting agar objek dapat
dikenal oleh wisatawan dan mampu menggerakan calon wisatawan untuk
mengunjungi dan menikmati keindahan alam budaya dan adat budaya yang
beranekaragam.
Yogyakarta merupakan salah satu kota yang memiliki sektor pariwisata
cukup banyak salah satunya Museum Sonobudoyo yang dijadikan sumber belajar
pembelajaran sejarah melalui penggalian informasi peninggalan benda-benda
kuno baik lokal maupun nasional. Pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai
sumber belajar diharapkan dapat menjadikan pembelajaran tidak hanya bersifat
verbalitas tetapi lebih mengarah pada tujuan yang lebih efektif. Museum
Sonobudoyo yang dijadikan objek penelitian dalam penulisan ini sangatlah tepat
dikarenakan banyak faktor pendukung baik dari segi pendidikan dan budaya.

II. Tujuan penelitian


Secara umum tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah untuk mengkaji
peninggalan sejarah sebagai sumber belajar dan kebenaran penyampaian
informasi yang sudah ada.
PEMBAHASAN

A. Wayang Sadat
Wayang sadat adalah wayang dakwah islam dengan menciptakan tokoh-
tokoh wayang yang digunakan sebagai medium dakwah tauhid yang mengadopsi
cerita dari Wali Songo. Wayang sadat mulai dipentaskan pertama kali pada tahun
1985 di desa Trucuk, Klaten dengan menggunakan lakon-lakon Wali songo yang
memuat ajaran tauhid dalam bentuk tersirat seperti Janturan, dialog, syair
gerongan, dan cakepan sulukan dan w ayang sadat tersebut dibuat oleh seorang
seniman sekaligus dai bernama Suryadi.
Mengamati kembali perspektif budaya, wayang adalah sinkretisme dan
serpihan dari ragam budaya yang mengkonstruksinya. Sifat ini menunjukan
pluralitas dan sifat eklektisisme budaya sebagai akibad budaya jawa yang terbuka
dan toleran terhadap berbagai budaya lain. Wayang sadah hadir dari produksi
akulturasi jawa-islam untuk menjadi sarana penyampaian ajaran tauhid ke-
islaman, tauhid dalam ajaran islam merupakan pondasi dasar dan inti keimanan
seorang muslim.
Secara etimoogis, kata sadat berasal dari kata kalimat “syahadat” yang
merupakan rukun islam yang pertama bagi pemeluk agama islam. Adapun tujuan
Suryadi dalam pementasan Wayang Sadat yang pertama adalah untuk berdakwah
ajaran tauhid keislman dan yang kedua adalah untuk merangsang apresiasi umat
islam , khususnya masyarakat Trucuk dan sekitarnya pada tahun 1980-an karena
masih rendah terhadap seni tradisi yang berdasarkan pada kreativitas seni dan
landasan dakwah islam. Suryadi membuat lakon-lakon yang terlepas dari epos
Hindu-Budha dan lakon-lakon baru muncul dari rekonstruksi cerita dakwah Wali
songo seperti tokoh Sunan Bonang, Sunan Ampel, Sunan Kudus, Sunan Kalijaga,
dan para tokoh dari zaman kerajaan Islam Demak yaitu Raden Patah, Ki ageng
pangging dan Joko Tingkir.
B. Wayang Golek Puntadewa
Wayang golek adalah salah satu pertunjukan wayang yang terbuat dari
boneka kayu yang bisa menceritakan berbagai macam tokoh dan alur ceritanya
bisa dari kisah rakyat seperti penyebaran agama islam atau dari kisah ramayana
dan mahabarata, salah satu tokoh di wayang golek adalah puntadewa. Puntadewa
adalah putra sulung prabu pandu dewanata (raja kerajaan Astina) dan Dewi Kunti,
Puntadewa sesungguhnya adalah putra dari Batara Darma. Dalam pewayangan,
istri puntadewa adalah Dewi Drupadi danPuntadewa memiliki sifat yang adil serta
jujur seperti Batara Darma. Oleh karena itu ia mendapat julukan Ajasatru, artinya
orang yang tidak mempunyai musuh.
Salah satu fungsi wayang dalam masyarakat adalah ngaruat, yaitu
membersihkan dari kecelakaan (marabahaya). beberapa orang yang diruat
(sukerta) namun wayang golek waktu ini lebih dominan sebagai seni pertunjukan
rakyat, yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lingkungannya,
seperti spiritual maupun material. Hal demikian dapat kita saksikan dari beberapa
kegiatan dimasyarakat seperti patut hajatan (pesta kenduri) dalam rangka
khitanan, pernikahan dan lain-lain ada kalanya diiringi dengan pertunjukan
wayang golek.

C. Wilahan
Wilahan merupakan perunggu yang disusun berderet di atas kayu yang
berfungsi sebagai wadah gema, alat musik ini biasanya disebut dengan saron.
Wilahan yang ada pada saron memiliki ukuran yang tidak sama, melainkan
berurutan dari yang paling kecil sampai yang paling besar dan susunannya sama
seperti alat gamelan lainnya yaitu yang paling kecil berada di ujung kanan
sedangkan yang paling besar berada di ujung paling kiri. Semakin kecil
wilahannya maka akan semakin tinggi suaranya dan semakin besar wilahannya
akan semakin rendah suaranya. Cara membunyikan wilahan pada saron adalah
dengan menggunakan alat pemukul dari kayu atau tanduk kerbau, ketika tangan
kanan memainkan alat pemukulnya maka tangan kiri harus metet (menghentikan
gema) wilahan yang baru saja ditabuh.
Saron sendiri memiliki peranan yang penting dalam permainan gamelan,
setidaknya dibutuhkan 4 saron dalam 1 set perangkat gamelan, yang masing-
masing menghasilkan susunan nada pentatonis, berupa nada pelog dan nada
slendro dengan susunan berjumlah 7 bilah untuk laras pelog, sementara laras
slendro berjumlah 6 bilah. Selain digunakan dalam gamelan, di masa sekarang
dapat dijumpai pertunjukan musik oleh anak-anak muda yang mengkombinasikan
alat musik modern dengan alat musik tradisional, salah satunya saron bersama
instrumen seperti gitar, drum, bas untuk mengiringi lagu modern sebagai bentuk
upaya untuk tetap melestarikan budaya Indonesia.

D. Topeng Sabrangan
Topeng Sabrangan berasal dari Madura. Topeng sabrangan diciptakan
sebagai bentuk penggambaran dari raksasa jahat yang suka mengganggu manusia.
Terdapat 3 jenis topeng sabrangan berdasarkan bentuk dahinya, yaitu: 1) Topeng
Raksasa Dahi Lancip; 2) Topeng Raksasa Dahi Tumpul; 3) Topeng Raksasa Dahi
Tanduk. Topeng adalah kedok penutup muka yang terbuat dari metal, kayu atau
bahan lainya yang ditatah atau direka muka manusia atau binatang.
Topeng sabrangan dipercayai dari madura sejak jaman prasejarah. Bukti-
bukti peninggalan arkeologis menunjukan bahwa topeng Sabrangan menjadi salah
satu kebudayaan adat istiadat yang ada di madura secara turun temurun . fungsi
dari topeng sabrangan ini biasanya sebagai koleksi atau sekedar hiasan dinding
bangunan rumah namun tidak banyak juga orang masih menggunakan topeng
Sabrangan yang berfungsi sebagai sarana berhubungan dengan kepercayaan atau
agama pemiliknya.

E. Naskah Jawa
Naskah dengan tulisan tangan berbahasa menggunakan aksara jawa baru
dengan tema berbagai ragam peralatan seremonial tradisional jawa. Naskah jawa
dilengkapi dengan ilustrasi berwarna peralatan tradisional.menurut sejarah
kononya dulu naskah jawa direbut oleh bangsa inggris dan akhirnya lebih dari 200
tahun “Geger Sapehi” terjadi, naskah jawa itu kembali ke tangan keraton
Yogyakarta dalam wujud digital. Dilansir dari keraton Jogja. Tepat 7 maret 2019
ini Sri Sultan Hamengku Buwono X, kepala perpustakaan Nasional RI
(Muhammad Syarif Bando) dan Kepala DPAD DIY (Monika N. Lastiyaru)
menerim secara simbolis 75 naskah digital oleh Mozzam Malik yang tak lain
adalah duta besar Inggris untuk Indonesia, sekaligus peneliti sejarah jawa Dr Peter
Carey.
Naskah jawa sendiri disusun dari kertas-kertas berbahan agak tebal
masing-masing naskah ada watermark, dimana ini sebagai identitas kapan naskah
ini dibuat. Untuk warna naskahnya rata-rata memiliki warna putih ke arah buram
atau ada pula yang krem. Untuk isi teksnya sebagian besar dipenuhi dengan aksara
Jawa yang mayoritas digores dengan tinta warna hitam. Untuk ukuran dan tebal
naskah memang bervariasi, mulai dari ukuran kecil hingga besar terpajang disana.
Setiap naskah yang dipamerkan dilengkapi dengan informasi singkat, dimana rata-
rata berisi judul naskah, inti dari isi naskah, jumlah halaman, tahun terbit serta
perpustakaan yang mengoleksi. Jika dilihat dari tahun terbitnya naskah Jawa ini
berasal dari periode yang tak sama.

PENUTUP

KESAN DAN PESAN

Dikala berkunjung ke museum Sonobudoyo banyak objek peninggalan


sejarah yang bisa diamati dan dipelajari, tentu saja itu bisa memberikan
pengalaman dan juga pengetahuan yang bisa diambil baik dibidang kesenian
ataupun pendidikan. Dari yang tidak tau apa saja jenis-jenis wayang dan apa saja
nama-nama topeng setelah berkunjung tentu sajaakan mengerti ini topeng apa dan
asalnya dari mana. Dan untuk benda-benda kuno lainnya yang belum tentu pernah
dilihat dengan berkunjung ke museum Sonobudoyo akan sedikit banyak menjadi
mengerti apa saja jenis-jenis dan kegunaan benda benda kuno yang ada di sana.
Mengandalkan kemajuan teknologi yang ada pada jaman sekarang ini
mungkin bisa dilakukan oleh pihak yang mengurus museum Sonobudoyo, seperti
mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang ada di museum ke sosial media atau
membuat website yang berisikan informasi tentang museum itu sendiri.
Menambah jumlah koleksi benda-benda bersejarah itu mungkin bisa menambah
minat para pengunjung untuk datang ke museum. Untuk pelayanan dari pengurus
museum Sonobudoyo sudah baik dan perlu ditingkatkan.

DAFTAR PUSTAKA

A. Sumber Tertulis
Salam,Nur. 2018. Mengenal Wayang Sadat, Media Dakwah Islam Koleksi
Museum Peradaban Islam MAJT. https://m.merdeka.com/semarang/kabar-
semarang/mengenal-wayang-sadat-media-dakwah-islam-koleksi-museum-
peradaban-islam-majt-180603z.html. 16 Maret 2022, Jam 15.30 WIB.

Aziz,Abdul. 2017. Berdakwah Lewat Wayang Sadat. https://tirto.id/berdakwah-


lewat-wayang-sadat-chw7. 16 Maret 2022, Jam 16.00 WIB.

Prihantoro. 2019. Realitas, Seni Budaya, Aktifitas, Lingkungan & Kehidupan


Masa Depan. https://prihantoro.staff.ugm.ac.id/2019/06/24/puntadewa/. 16 Maret
2022, Jam 19.00 WIB.

Wae.Hery. 2012. Puntadewa(Yudistira).


https://caritawayang.blogspot.com/2012/06/puntadewa-yudistira.html. 16 Maret
2022, Jam 19.30 WIB.

Firdaus. 2018. Analisis Pola Perubahan Frekuensi Fundamental dan Harmonik


Saron Barung Laras Pelog.
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/semnaspf/article/download/137/54. 18 Maret
2022, Jam 23.53 WIB.

Meiskhe. 2022. Mengenal Alat Musik Saron dalam Gamelan Jawa dan Cara
Memainkannya. https://www.orami.co.id/magazine/amp/alat-musik-saron/. 19
Maret 2022, Jam 00.09.

Pramudita.Dias Aziz. 2015. Pengembangan Aplikasi Artopeng Sebagai Media


Pengenalan Topeng Adat Di Museum Sonobudoyo Dengan Teknologi Augmented
Reality Berbasis Dekstop. https://eprints.uny.ac.id/33052/1/Dias%20Aziz
%20pramudita_11520241033.pdf. 19 Maret 2022, Jam 21.15 WIB.

Dewie.Riana. 2019. Kembalinya Puluhan Naskah Keraton Yogyakarta Yang Dulu


Dijarah Raffles.
https://www.kompasiana.com/rianadewie/5ca3b25995760e6209006233/kembalin
ya-puluhan-naskah-keraton-yogyakarta-yang-dulu-dijarah-raffles?
page=2&page_images=7. 20 Maret 2020, Jam 14.25 WIB.

B. Narasumber

Nely Ruvi Wanti (21 tahun). Pendamping tour Museum Sonobudoyo. Wawancara
berlangsung pada tanggal 10 Maret 2022. Pukul 11.30 Bertempat di Museum
Sonobudoyo Yogyakarta.
LAMPIRAN

Gambar 1 foto Wayang Sadat


(Dokumentasi: Dhimas, 2022)

Gambar 2 foto Wayang Golek Puntadewa


(Dokumentasi: Dhimas, 2022)

Gambar 3 foto Wilahan


(Dokumentasi: Dhimas, 2022)
Gambar 4 foto Topeng Sabrangan
(Dokumentasi: Dhimas, 2022)

Gambar 5 foto Naskah Jawa


(Dokumentasi: Dhimas, 2022)

Gambar 6 foto wawancara bersama pendamping tour museum Sonobudoyo


(Dokumentasi: Alfi, 2022)

Anda mungkin juga menyukai