Anda di halaman 1dari 10

[RAGAM HIAS NUSANTARA]

Volume 1 Nomor 1 2019


e-ISSN : 0000-0000

Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa

David Yohannes F1, Andi Gentur M2


Program Studi Desain Komunikasi Visual
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Indraprasta PGRI
Jl.Nangka No.58C Tanjung Barat, Jakarta Selatan, 12530
Davidfransisco75@gmail.com, andigenturm14@gmail.com,

Article History
accepted xx/xx/xxx approved xx/xx/xxx published xx/xx/xxx

Abstrak

Indonesia memiliki macam macam ragam hias seperti wayang yang memiliki macam
macam bentuk serta kergamannya, contoh cerita wayang yang kami bahas adalah wayang
kulit kusya. Dari sekian banyak seni wayang yang ada di Indonesia adalah salah satunya
Wayang kusya, walau sudah mulai jarang di diketahui, setidaknya dengan adanya ini maka
kita akan mengetahui, untuk lebih memperluas pengetahuan akan asal dan cerita wayang
itu sendiri serta membuat pembaca mengerti akan motif – motif seperti seperti contoh
kalung, gelang, dan anting-anting yang terkandung pada wayang, lalu untuk lebih
meningkatkan lagi keinginan untuk pelestarian wayang dan kita belajar untuk menghargai
para pelaku seni dan penikmat seni budaya asli bangsa Indonesia sebagai aset kebudayaan
nasional yang bernilai luhur. Pentingnya wayang Di sini pentingnya wayang sebagai jiwa,
cermin kehidupan, perekat kebhinnekaan, serta pilar peradaban bangsa. Wayang dijadikan
ikon dan dan identitas yang dijadikan keperlua untuk mewujud kan budaya Indonesia yang
memiliki cerita serta hal yang menarik akan makna yang terdapat di dalam budaya tersebut

Kata kunci: Ragam Hias, Wayang, kusya

Abstrack

Indonesia has various kinds of decoration such as wayang which has various forms and
variations, for example the wayang story that we discussed is Kusya leather Wayang. Of
the many Wayang arts in Indonesia, one of them is Wayang Kusya, although it is rarely
known, at least with this we will know, to further broaden the knowledge of the origin and
story of the Wayang itself and make the reader understand the motives. such as necklaces,
bracelets, and earrings contained in wayang, then to further increase the desire for the
preservation of wayang and we learn to respect the performers of art and connoisseurs of
Indonesian native culture as a valuable national cultural asset. Importance of wayang Here
the importance of wayang as a soul, a mirror of life, the glue of diversity, and a pillar of
national civilization. Wayang is used as an icon and identity to be made necessary to realize
Indonesian culture which has stories and interesting things about the meaning contained in
the culture.

Keyword : Variety of Ornamental, Wayang, Kusya

1
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

PENDAHULUAN

Wayang kulit adalah kesenian tradisional Indonesia yang tumbuh dan berkembang di
kalangan masyarakat jawa. Kesenian ini banyak ditampilkan ketika ada sebuah perhelatan
seperti pesta dan sebagainya. Ternyata, wayang kulit bukan hanya di jadikan sebagai sebuah
pertunjukan tetapi juga digunakan sebagai permenungan menuju roh spiritual para dewa.
Seperti cerita wayang Kusya yang merupakan putra kembar, dari putra Prabu
Ramawijaya, raja negara Ayodya dengan Dewi Sinta. Menurut Kitab Ramayana, mereka berdua
lahir di pertapaan Wismaloka yang merupakan tempat tinggal Resi Walmiki. Lawa dan Kusya
lahir di tatkala Dewi Sinta yang hidup di dalam pengasingan

Lawa dan Kusya yang telah remaja berhasil menang dalam sayembara memanah di
negara Ayody. Saat itu datang resi walmiki untuk melerai dan menjelaskan lawa dan kusya
adalah putra dari prabu rama . setelah penjelasan dari apa yang disampaikan resi walmiki
kepada prabu rama
Akhirnya Lawa dan Kusya mulai diakui sebagai putra prabu ram aitu sendiri. Lawa menjadi
raja di ayodya yang menggantikan prabu rama , dan kusya menjadi raja dari mantili.
Ramayana (dari bahasa Sanskerta: रामायण, Rāmâyaṇa; yang berasal dari kata Rāma dan
Ayaṇa yang berarti "Perjalanan Rama") adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh
Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata gubah gubahan
dalam bahasa jawa baru yaitu berarti tidak semua didasarkan kekawinan ini. Bahasa melayu
yang di dapati dari hikayat seri yang isi berbeda – beda dari kakawin Ramayana dalam bahasa
jawa kuno

Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memperbandingkan antara wayang – wayang,
agar dapat melihat perbedaannya dan mengetahui lebih jelas dari segi busana pada wayang
tersebut, dan dapaat mengetahui busana busana apa yang digunakan pada wayang tersebut.
Dengen mengenalkan kalian kepada wayang Kusya dan Wayang Lawa yang hampir sama
busana dan semua peralatan2 busananya.

Teori ragam hias

Ragam hias merupakan gambar yang berbentuk gambar hias atau[un motif yang
biasanya dibuat secara berulang dan memiliki pola tertentu hingga mengisi seluruh area
kosong pada suatu karya seperti bahan kain, guci, furnitur kayu, kulit, dsb. Contohnya,
batik yang didasari dengan ragam .

Indonesia memiliki kesenian yang telah berkembang dari zaman sejarah. Ragam hias
tradisional Indonesia juga banyak di pengaruh oleh alam, seperti flora dan fauna
nusantara. Selain itu, berbagai budaya juga memiliki ciri untuk Mengepresikan alam
nusantara di Macam macam daerah.

Ragam hias biasanya mempunyai pola atau memiliki susunan yang berulang. Semua
unsur hias yang ada selalu mengikuti pola tersebut, sehingga ragam ornament yang
tampak teratur dan terukur. Pola yang bisa disebut irama dan dapat memiliki arah dan
ukuran yang beragam disetiap gambar hias yang di ulang .

2
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

Fungsi Ragam Hias

Fungsi dari ragam hias adalh untuk menghias yang menjadi dari insting dan naluri
manusia. Untuk pembuatan oranamen yang didasari dari kebutuhan masyarakat yang
baik dan praktis bahkan estetis kebutuhan ritual kepercayaan. Kebutuhan praktis yang
dimaksudkan berupa kebutuhan manusia terhapad benda layak untuk digunakan
masyarakatnya. Sementara itu kebutuhan estetis berarti kebutuhan murni terhadap
keindahan dan atau makna simbolik yang dipancarkan oleh karyanya. Terdapat
beberapa ragam ornamen (hias) yang memiliki makna simbolis yang mengandung nilai-
nilai budaya masyarakat pendukungnya.

Jenis Motif Ragam Hias

Diluar kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu membuat ragam hias yang
terinspirasi dari alam, terdapat beberapa jenis motif lain yang bukan diambil dari alam.
Jenis ragam motif yang ada meliputi: ragam ornamen floral (vegetal), fauna, figural dan
geometris.

Motif vegetal selalu menampilkan ornamen yang menyerupai tumbuhan dari dedaunan,
rerumputan dan bunga. Bentuk yang floral sebagai motif sangat mudah dijumpai
hampir diseluruh pulau Indonesia. Motif ini dapat di temukan pada barang seni  seperti
furniture, ukiran, kain batik, kain sulam, border, tenun, dll, Lalu motif floral yang
awalnya dapat diambil dari objek tunggal, misalnya daun. Dalam motif tradisional
nusantara, biasanya motif ini dipadukan dengan motif flora dan bentuk geometris juga.
Motif ini banyak ditemukan pada karya seni batik, ukiran, anyaman, sulaman dan batik.
Motif ini dapat mengandung berbagai kekhas -an lokal daerah tertentu di Indonesia.
Misalnya terdapat burung cendrawasih untuk Papua, Komodo bagi NTT dan gajah
untuk mewakili lampung. Motif fauna banyak ditemui di Bali , Yogyakarta, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Serta masi banyak lagi motif motif yang lainnya.

METODE
Metode yang kami gunakan disini adalah menyeleksi atau membuat suatu pengertian
perbandingan dari sumber refrensi yang terkait dengan objek wayang yang kami bahas,
penyeleksian atau pengertian perbandingan yang kami lakukan disini seperti mengambil objek
wayang yang hampir sama dengan komponen komponen yang diapakai oleh objek wayang dan
kami jadi kan refrensi tersebut lalu membuat suatu pengertian dari apa yang digunakan atau
dipakai oleh objek wayang tersebut .

Selain itu kami juga akan memberikan analisis dan mencari pengertian setiap komponen
komponen dan memberikan penjelasan dari apa yang terkait dengan objek wayang pembahasan
melalui objek wayang yang dijadikan refrensi tersebut dan memasukan nya dalam pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

3
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

Di dalam jurnal ini yang kami bahas adalah perbandingan antar wayang Kusya
dan lawa, untung mendapatkan kesimpulan yang baik. Disini kami akan memberitahu
perbedaan dan persamaan yang terdapat di antara wayang lawa dan wayang kusya yang
diawali dengan cerita pada kusya

pada awal timbulnya wayang erat hubungannya dengan pemujaan roh leluhur
yang disebut hyang. Untuk memnghormati dan memujanya agar selalu dilindungi
dilakukan berbagai cara, salah satu dengan pertunjukan bayang-bayang. Pertunjukan
bayang- bayang roh leluhur ini terus dilakukan sehingga menjadi suatu tradisi dalam
masyarakat agraris. Aksesoris busana sering kali terdapat didalam wayang serta bentuk
tubuh, aksesoris yang terdapat pada wayang memiliki arti atau juga makna dari
tersendidiri tersebut,dan yang dimana wayang sering digunakan sebagai acara hiburan
dan pameran dan juga bisa dijadikan sebagai sarana Pendidikan serta informasi dari
wayang juga memiliki cerita tersendiri masing – masing yang terdapat pada wayang
seperti halnya wayang kusya. Kusya adalah putra kembar, putra dari Prabu Ramawijaya,
raja negara Ayodya dengan Dewi Sinta, yang diceritakan dalam kitab
Ramayana. Menurut legenda, ia merupakan pendiri kota Lahore. Menurut Kitab
Mahabharata, Kusya lahir di pertapaan Wismaloka tempat tinggal Resi Walmiki. Kusya
lahir tatkala Dewi Sinta dibuang ke tengah hutan oleh Rama.

Di masa pembuangan, Dewi Sinta kemudian tinggal di pertapaan Wismaloka dalam


lindungan Resi Walmiki. Disanalah Kusya terlahir. Kusya dididik oleh Walmiki dalam
ilmu sastra maupun ilmu militer. Saat Rama sedang menyelenggarakan Aswamedha
Yadnya, kusya pada saat itu menantang rama untuk duel melawan dirinya dengan
taruhan seekor kuda, dan kusya berhasil memenangkan sayembara itu. Setelah kusya
menagih janji dari apa yang dipertaruhkan oleh prabu rama dan menuntut hak untuk
tahta negara yang berada di ayodya. Kusya kemudian menuntut hak atas tahta negara
Ayodya pada Prabu Rama. Peperangan tak bisa dihindarkan. Prabu Rama yang hampir
kalah, ia mengeluarkan panah yang bernama Gowawijaya dan pada saat itu resi walmiki
melerai serta menjelaskan, Prabu Rama yang terdesak kalah, akhirnya mengeluarkan
senjata panah Gowawijaya. Kusya dan la memiliki banyak persamaan seperti busana
dan aksesoris seperti gelang , bentuk mata, mulut hidung dan hal lain lain nya, dalam
mengetahui perbedaan perbedaan yang terdapat pada wayang lawa dan kusya kita dapat
lagi lebih belajar tentang hal hal yang seperti wayang lawa kusya ini tanpa hanya
sekedar melihat saja seperti acara wayang tanpa tidak mengetahui apa apa saja yang
terdapat didalam wayang dan didalam aksesoris itu pun memiliki makna tersendiri . Dan
disini ada beberapa penjelasan tentang busana yang dikenakan oleh lawa dan kusya

Busana yang terdapat pada wayang Kusya dan lawa

4
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

No Nama Aksesoris /Bagian Gambar Pembahasan


. badan
1. Djangkang Polos (irah- Irah irahan ini hampir mirip
irahan di Kepala) dengan irah irahan Djangkang
Praba

2. Brebes (Mata) Mata brebes ini terlihat lebih sipit


dari bentuk mata lainnya

3. Ambangir (hidung) Hidung yang lebih mancung lurus


kearah bawah tanpa melengkung

4. Mingkem (Mulut) Mulut lebih terlihat menutup

5. Gelung Pogok tanpa Lungsen, ada


Pogog lungsen (Gelung dua jenis yaitu memakai jamang
wayang) dan polosan
6. Kebo Mangrah (kalung) Yang bentuk nya melengkung
seperti tanduk hewan kerbau

5
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

7. Naga memangsa (Kelat Yang tampilannya seperti naga


Bahu) yang melingkar di tangan dan
menghadap keatas

8. Gelang kana Biasanya gelang ini sering


dikenakan oleh seorang ksatria
atau seorang putri

Lawa

Lawa merupakan Kembaran dari Kusya yang dimana Busana ,aksesoris dan bentuk
badan pun hampir sama, persamaan yang terdapat pada wayang kusya dan lawa ini adalah
berupa Mata yang sipit (Brebes), mulut (mingkem) yang tertutup, hidung (Ambangir) Yang
mancung lurus kebawah, kalung (Kebo Mungrah) yang kalung ini berbentuntuk tanduk dari
seekor kerbau lalu kelat bahu (naga mamangsa ) yang tampilan kalung ini seperti naga yang
melingkar dengan palanya menghadap ke atas, gelang (Gelang Kana ) Yang biasanya dikenakan
oleh putri dan pangeran Serta cincin dan celana yang digunakan. Lalu yang membedakan
wayang kusyah dan wayang lawa adalah dibagian motif celana walapun bentuk celana yang
hampir sama dan irah irahan yang terdapat dibagian kepala wayang. Dengan ini kita dapat
mengetahui apa – apa saja perbedaaan dan persamaan yang terdapat pada wayang kusya dan

6
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

lawa dengan bentuk wayang yang hampir sama dan lebih mengetahui lagi nama nama serta
bahasan dari busana aksesoris dan bentuk tubuh yang terdapat pada wayang tersebut

SIMPULAN

Keragaman di Indonesia itu sangat banyak seperti halnya wayang kulit kusya yang sering
kali dijadikan pertunjukan yang bersifat untuk menghibur dan memberikan cerita dari wayang
serta kita dapat mengetahui makna dari apa yang di ceritakan dari wayang tersebut, wayang
kuysa ini juga merupakan wayang yang mempunyai saudara kembar yang bernama lawa dan
ayahnya yang bernama putra Prabu Ramawijaya raja negara Ayodya yang berkisah dimana lawa
dan kusya ini mengikuti sayembara memanah bertempat di kerajaan ayodya itu sendiri yang
diceritakan di kitab Ramayana.

DAFTAR PUSTAKA

Lintang, Widyokusumo,. (2010). KEKAYAAN RAGAM HIAS DALAM WAYANG KULIT PURWA
GAGRAK SURAKARTA. Jakarta Barat

Bayu, Anggoro,.(2018). Wayang dan Seni Pertunjukan: Kajian Sejarah Perkembangan Seni
Wayang di Tanah Jawa sebagai Seni Pertunjukan dan Dakwah. Jawa tengah

7
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

Diah, Resita,.(2010). RAGAM HIAS NUSANTARA. Jakarta barat

Lia Nuralia,. (22 juni 2017). KAJIAN ARTI DAN FUNGSI RAGAM HIAS PADA RUMAH TUAN
TANAH PERKEBUNAN TAMBUN. KABUPATEN BEKASI: Study of Meaning and Function of
Ornament House of Landheer Plantation Tambun

Widiya, Apsari,.(2012). NILAI-NILAI KEUTAMAAN PADA TOKOH DEWI SHINTA DALAM


SENDRATARI RAMAYANA PRAMBANAN. Yogyakarta

Plagiatrism

ragam hias

8
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

Submit

9
Analisis Motif Pada Wayang Kulit Kusya dan Lawa
David Yohannes F1,Andi Gentur2(© 2019)

10

Anda mungkin juga menyukai