Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret
PENDAHULUAN
Wayang termasuk jenis seni budaya Wayang tidak hanya sebagai hiburan saja, namun
tradisional milik negara Indonesia yang telah kaya akan nilai kehidupan luhur dan memberi
tumbuh dan berkembang lebih dari 1000 tahun. suri tauladan untuk manusia. Wayang dinilai
Bukti arkeologis jika wayang telah ada dan mampu menunjukkan gambaran terkait watak
berkembang lebih dari 1000 tahun yaitu jiwa manusia. Tokoh wayang tertentu
penemuan sebuah prasasti peninggalan dari Raja dianalogikan sebagai gambaran diri seseorang
Balitung (899 – 911 M) tentang kisah Bima yang dijadikan contoh pada kehidupan sehari-
Kumara yaitu kisah Bima saat muda. Pertunjukan hari. Salah satu tokoh pewayangan yang menjadi
wayang saat ini masih tetap berkembang suri teladan adalah Arjuna. Seperti kisah
terutama di pedesaan – pedesaan (Herlyana, Mahabharata bahwa Arjuna merupakan seorang
2013). Kata wayang berasal dari bahasa Jawa, ksatria yang berbudi luhur, pintar, pendiam, teliti,
artinya bayangan. Pada pertunjukan wayang memiliki sopan santun yang baik, berani dan
hanya terlihat bayangan saja, hal itu yang mampu melindungi yang lemah. Sifat-sifat
menyebabkan istilah wayang disebut dengan tersebut membuat dirinya dicintai dan diberi
permainan bayangan. Di Indonesia, wayang kulit beberapa pusaka-pusaka sakti oleh para dewa di
mempunyai perbedaan dengan pertunjukan khayangan. Dalam pewayangan, karakter yang
boneka dari negara lain. Hal yang membuat beda dimiliki Arjuna dilambangkan sebagai pendekar
adalah pertunjukan wayang kulit Indonesia yang sakti dan tampan. Arjuna dianggap sebagai
memiliki gaya Bahasa dan unsur sosok pria paling jantan, dalam arti pahlawan
penyampaiannya tersendiri (Nugraha, 2015). (Hardjowirogo, 1989). Arjuna merupakan
Alamat : Prodi Seni Rupa Murni, FSRD, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, 57216 Surakarta, Indonesia
Email : jl.amboro030380@gmail.com
2 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
Pandawa ke-3 dari 5 Pandawa yang ada, Arjuna ornamen berasal dari bahasa Latin “ornare”
adalah putra dari Pandu Dewanata dan Dewi artinya menghiasi. Menghias maksudnya berarti
Kunti Talibrata. Dalam perupaan wayangnya, memberikan nilai keindahan atau estetik pada
tokoh Arjuna memiliki beberapa aksesoris yang suatu benda baik bersifat dua dimensi atau tiga
menjadikannya memiliki ciri fisik yang berbeda dimensi. Secara umum jenis ornament dapat
dengan tokoh lainnya, yaitu kampuh (kain diidentifikasi mencakupi ornamen geometris,
Limarsawo), ikat pinggang Limarkatanggi, gelung tumbuhan, manusia, hewan, dan benda-benda
Minangkara, kalung Candrakanta dan cincin alam lainnya. Adapun jenis ornamen tumbuhan
Mustika Ampal. yang banyak digunakan menjadi motif ragam
Naga adalah salah satu makhluk mitologi dalam ornamen antara lain adalah tanaman
yang memiliki wujud seekor reptil raksasa. Mitos teratai, tumbuh-tumbuhan menjalar, tumbuhan
terkait naga awalnya lahir dalam budaya timur. berbunga, dan pohon kehidupan. Salah satu
Dalam budaya tersebut, makhluk daerah yang banyak menerapkan ornamen
naga dimunculkan sebagai perwujudan dan tumbuh tumbuhan sebagai ornamen tradisional
simbol pertentangan antara kekuatan baik dan adalah masyarakat Kalimantan Barat dimana
jahat manusia di masa prasejarah. Simbol ini terdapat ornamen tradisional Dayak yang
menjadi mitos yang dipelihara dengan tujuan memuat nilai-nilai dan berhubungan dengan
untuk menjaga tatanan moral masyarakat di masa budaya Dayak, seperti rumah adat, alat-alat
itu (Ingersoll, 1927). Naga memang tidak tradisional dan lain-lain (Soedarto, 1978).
ditemukan pada kehidupan nyata, tetapi Keramik merupakan salah satu karya seni
keberadaan mereka tampak hadir dalam berupa dua dimensi atau tiga dimensi (Isnaini &
kepercayaan masyarakat sebagai salah satu Lodra, 2016) yang dalam kehidupan sehari-hari
mitos. Secara simbolis naga memiliki makna memiliki tiga fungsi yaitu fungsi pakai yang
sebagai penyelamat dan penjaga bumi, serta menjadikan keramik sebagai benda yang
lambang kesuburan karena menjaga digunakan seperti untuk lantai, dinding maupun
keseimbangan air (Rustarmadi, 2012). Beberapa perabotan, fungsi hias untuk memperindah
deskripsi tentang makhluk mitos naga telah ruangan dan fungsi pakai dan hias dimana
dipublikasikan, diantaranya oleh Carol Rose keramik memiliki dua fungsi sekaligus misalnya
dalam bukunya Giants, Monsters, & Dragons: An vas bunga dari keramik selain digunakan untuk
Encyclopedia of Folklore, Legend, and Myth (2001) tempat bunga vas tersebut juga berfungsi untuk
yang disebutkan bahwa di berbagai budaya naga menghias ruangan. Karya keramik dapat
memiliki tampilan beragam dari perpaduan dipahami sebagai karya untuk menyampaikan
banyak binatang lain, seperti di India, naga tampil ekspresi seni, sehingga ada sebutan keramik seni
dengan berkepala gajah, di Timur Tengah dan seni keramik yang pada akhirnya keduanya
digambarkan dengan kepala singa, burung bernilai ekonomi (Geertz, 1973). Upaya manusia
pemangsa, atau bahkan berkepala reptil seperti dalam menciptakan suatu karya seni rupa selalu
ular. Warna tubuhnya pun beragam, dari hijau, diperkaya oleh visi intuitif yang mengacu pada
merah, hitam, kuning, biru, hingga putih terang. fenomena yang telah atau sedang terjadi dalam
Bentuk naga biasa dijadikan bentuk ornamen kehidupan (Afatara et al., 2019). Wayang
dimana ornamen naga tergolong ke dalam memiliki nilai yang tinggi bagi kehidupan
ornamen stilasi. Naga termasuk dalam ornamen manusia sehingga diakui sebagai karya yang
binatang atau makhluk imajinatif. Dalam agung. Demikian juga dengan tokoh-tokoh
pembuatan atau desain ornamen hewan dapat pewayangan dimana salah satunya adalah Arjuna
dilakukan dengan meniru, menggayakan, yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan manusia
mendistorsikan, atau mendeformasikan yang perlu diteladani. Maka dari itu gambaran
seluruhnya atau sebagian organ tubuh (Guntur, tokoh wayang, naga dan juga ornamen tumbuhan
2004). yang selama ini ada di masyarakat dapat
Ornamen merupakan bagian dari bahan ajar diterapkan dalam penciptaan sebuah karya seni
dalam bidang seni rupa. Istilah dekorasi atau sehingga dapat menyampaikan karakter dan
Imajinasi: Jurnal Seni, Vol. XVI, No 2, Juli-Desember 2022 3
kesuburan atau keberkahan. Hal tersebut yang berada jauh di atas alam kehidupan
dibuktikan dengan beberapa artefak yang manusia, yaitu langit.
berbentuk naga dengan tujuan untuk meminta
keberkahan atau kesuburan. Cerita yang sangat
terkenal tentang naga dalam Sastra Jawa Kuno
adalah Samudramanthana dan Amrtamanthana,
dan Garudeya. Keduanya terdapat di dalam Kitab
Adiparwa, teks-teks Hindu merujuk pada tiga
tokoh berwujud naga yaitu Ananta Shesha, Basuki
dan Takshaka. Ketiga naga tersebut dianggap
sebagai setengah Dewa dan sebagai penyangga
bumi (bhūdara). Naga dianggap sebagai
penyangga bumi disebabkan oleh tempat tinggal
naga yang berada di bawah bumi.
Pada sejarah kebudayaan Jawa, sosok naga
dijelaskan dalam pewayangan sebagai bentuk Gambar 2. Naga Shesha (Wikipedia, 2022)
lain tokoh pewayangan Sang Hyang Antaboga.
Sang Hyang Antaboga memiliki dua wujud yaitu
bentuk manusia dan ketika marah berubah
menjadi naga. Sang Hyang Antaboga merupakan
dewa yang hidup di bawah bumi lapis ketujuh dan
tinggal di Saptapratala. Hyang Antaboga
digambarkan mempunyai mata kedondong,
hidung dan mulut lengkap, menggunakan
mahkota topong, berjamang dengan garuda
membelakang, berjenggot, berbaju,
berselendang, bersepatu, dan berpakaian Dewa
lengkap. Sementara itu, pada kebudayaan Bali
naga digambarkan sebagai sosok ular besar
dengan kepala dan mulut seperti buaya, bergigi
taring, berlidah api, mata melotot, berambut,
serta berhiaskan mahkota dan anting – anting.
Badan naga lazimnya digambarkan bersisik
seperti ikan dan berhiaskan gelang – gelang
dengan ukiran yang indah. Ujung ekor naga
umumnya diwujudkan bertatahkan permata atau Gambar 3. Naga Basuki (Dokumentasi peneliti)
berlian indah yang suci. Meskipun naga dimaknai
sebagai hewan yang melata, namun adakalanya
dalam seni rupa tradisional Bali maupun seni
sastra klasik Bali, naga digambarkan sebagai
sosok ular besar yang dilengkapi sepasang kaki
menyerupai kaki elang yang bercakar tajam, dan
sepasang sayap lebar seperti burung. Sosok naga
dianggap sebagai ular besar yang suci dan sakti,
mampu terbang dan berenang, menyelam,
menyelinap ke dalam dasar bumi, serta dapat
melata di atas tanah. Di Bali, naga banyak
dikaitkan sebagai simbol awan, simbol langit, Gambar 4. Naga Takshaka (Tal, 2020)
atau simbol udara yang terdapat di tataran alam
6 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
Di Tempat asalnya yaitu India, Nagaraja bunga dan dedaunan keluar dari Jambangan
mempunyai bentuk. Berbentuk seperti Ular mempunyai nilai simbolik yaitu lambang
Kobra besar dengan beberapa kepala atau juga kesuburan dan kemakmuran, serta berhubungan
disimbolkan seperti dewa berbadan ular. Di dengan Dewa Kuwera, yang dewa kekayaan
Indonesia sendiri di khususnya Jawa dan Bali, dalam mitologi Hindu. Ornamen bunga teratai
Nagaraja digambarkan sebagai ular naga dengan dianggap sebagai simbol kebenaran, kesucian,
penuh mahkota, juga mempunyai rambut dan dan keindahan. Di India, bunga teratai dijadikan
daun telinga, memakai aksesoris dan dengan atau sebagai bunga nasional. Motif sulur-suluran
tanpa sayap. melambangkan pertumbuhan kehidupan,
kesuburan, kemakmuran, dan alam semesta.
Sedangkan motif bunga mengekspresikan
keindahan alam sekitarnya, dan juga
melambangkan rasa seni serta aroma bunga yang
unik. Motif bunga biasanya digabungkan dengan
bentuk geometri dasar sehingga memunculkan
visualisasi karya yang sarat akan nilai seni.
Diangkatnya bentuk dari tokoh Arjuna pada
pembuatan karya ini diharapkan dapat
mengingatkan kepada penikmat karya tentang
budaya yang ada di Indonesia dengan perpaduan
bentuk naga dan ornamen tumbuhan yang akan
menambah penggambaran budaya yang ingin
Gambar 5. Nagaraja (Wikipedia, 2020)
ditonjolkan dalam karya ini.
seni murni, seni kriya, dan seni pakai. Jika Analisis Estetika Karya
keunikan tersebut dikembangkan, konsep Selera dan estetika merupakan sumber dari
penciptaan seni pun dapat berdiri sendiri tanpa ide keindahan (estetika) dan apa yang ada pada
ada kecenderungan dan kombinasi artistik. pengalaman estetis seseorang. Orang yang
Sementara itu, identitas kesenian merupakan tertarik pada keindahan lebih dulu memikirkan
simbol yang khas sehingga dijadikan acuan nilai seni dan keindahannya, serta memiliki
bagi seseorang dalam mewujudkan suatu bentuk penghargaan (apresiasi) pada karya seni
karya nyata. Jati diri kesenian diletakan pada tersebut. Oleh karena itu, keindahan menjadi
subsistem kebudayaan sebagai pedoman bagi tempat utama bagi sebuah karya seni. Hasil
tingkah laku masyarakat. keramik menunjukkan posisi karya nampak dari
Salah satu contoh budaya adalah kesenian bagian atas berbentuk lingkaran. Garis lengkung
wayang. Bukan hanya untuk pertunjukan, tapi membentuk bidang. Bidang pada karya terdapat
wayang juga banyak mengajarkan nilai warna yang bertekstur. Karya ini memiliki unsur
kehidupan sehingga memberi suri teladan bagi seni rupa meliputi: garis, bidang, tekstur dan
kehidupan karena wayang dinilai mampu warna. Garis yang digunakan pada karya berupa
menunjukkan gambaran tentang watak yang garis lengkung, garis lurus, dan garis zig-zag.
dimiliki manusia. Bentuk visual tokoh wayang Garis lengkung yang berada di bagian bentuk
memiliki banyak arti, mulai dari ekspresi wajah karya, naga, ornamen dan bagian kepala Arjuna.
hingga kaki. Setiap karakter mempunyai Garis lurus terletak pada corak gambar badan
visualisasi wajah yang berbeda. Perbedaan Arjuna. Tekstur yang digunakan dalam karya
tersebut dapat dijadikan sebagai penentu tersebut dengan tekstur halus. Karya ini
karakter dari segi bentuk mata, hidung, mulut, terinspirasi tokoh Arjuna dan Naga.
warna muka, serta posisi sikap wajah. Salah satu Karya dengan judul Seni Keramik Ornamen
tokoh pewayangan watak dan perilakunya yang Arjuna dan Naga tersebut menampilkan objek
menjadi suri teladan adalah Arjuna. Arjuna ornamen seorang tokoh wayang yang sedang
adalah sosok pendekar yang mulia, pintar, bertarung melawan naga, warna keramik yang
pendiam, teliti, sopan santun, berani dan mampu digunakan adalah gradasi kuning dan merah yang
melindungi kaum yang lemah. Jenis keramik yang mewakili suasana yang sengit. Penggarapan
dibuat oleh peneliti merupakan jenis seni ornamen dilakukan secara detail dan teliti
keramik berbentuk visualisasi piring yang sehingga hasil yang ditampilkan begitu bagus dan
berjudul Seni Keramik Arjuna, Naga dan menarik. Dalam karya tersebut juga divisualkan
Ornamen. isen-isen berupa flora atau tumbuhan yang
bersulur-sulur. Dalam kebudayaan Melayu, isen-
isen berupa flora memiliki makna bahwa
kesulitan seseorang pasti akan ada batasnya, oleh
karena itu tokoh Arjuna dalam keramik
direpresentasikan sebagai sosok yang sabar dan
tidak putus asa dalam menghadapi naga yang
melilitnya. Bentuk tanaman sulur juga
merepresentasikan sebuah kehidupan yang
diawali dengan kelahiran diakhiri dengan
kematian. Hal inilah yang menarik seniman untuk
memvisualisasikan bentuk batang pohon melalui
proses penciptaan karya seni keramik.
SIMPULAN
Keramik merupakan bentuk karya seni
Gambar 6. Visualisasi Hasil Karya yang sudah ada dan dikenal sejak zaman
(dokumentasi peneliti) prasejarah. Keramik selain berfungsi pakai,
8 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
berfungsi hias dan ada yang berfungsi hias dan Ingersoll, E. 1927. Dragons and Dragon Lore:
pakai. Unsur yang ada dalam sebuah keramik Cryptozoology and Mythology. Alexandria:
mencerminkan kehebatan teknik dari sang Library of Alexandria.
pembuat, sedangkan fungsi, bentuk serta motif
Isnaini, S., & Lodra, I. N. 2016. Bentuk, Teknik, Dan
pada keramik mencerminkan makna-makna
Fungsi Ragam Hias Keramik Pada Coco
kebudayaan tertentu. Hasil dari penelitian ini
Karunia Keramik Probolinggo. Jurnal
adalah pembuatan karya dengan judul Seni
Pendidikan Seni Rupa, 04(01), pp.137.
Keramik Ornamen Arjuna dan Naga. Hasil dari
seni keramik yang dipadukan dengan Morissan. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
kebudayaan Indonesia seperti tokoh wayang Kencana Prenada Media Group.
Arjuna, naga dan ornamen tumbuhan menjadi
Mudra, I., P, I., & CK, I. 2019. Dinamika
salah satu bentuk pelestarian budaya yang
Problematik Artefak Kriya Masa Lalu di Bali
diwujudkan dalam karya seni terapan. Pada
pada di Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding
proses kreatif ini tidak menutup kemungkinan
Seminar Nasional Desain dan Arsitektur, 2,
untuk dikembangkan baik secara ide, dan bentuk,
pp.183-189.
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seni kerajinan keramik. Nugraha, H. D. 2015. Diplomasi Pemerintah
Indonesia Untuk Meresmikan Wayang Kulit
DAFTAR PUSTAKA Sebagai Warisan Budaya Indonesia
terhadap UNESCO, eJournal Ilmu Hubungan
Afatara, N., Mataram, S., & Prameswari, N. S.
Internasional. EJournal Ilmu Hubungan
(2019). Studi Eksplorasi Biomorfik Sebagai
Internasional, 3(4), pp. 1283.
Ide Dasar Dalam Penciptaan Karya Seni
Rupa Tiga Dimensi. Brikolase : Jurnal Kajian Retantoko, C. & Sulbi. 2016. Pemanfaatan Limbah
Teori, Praktik Dan Wacana Seni Budaya Kayu Jati Dalam Pembuatan Karya Seni
Rupa, 11(1), pp.43–51. https://doi.org/ Kriya Kayu Berbentuk Naga Eropa. Jurnal
10.33153/brikolase.v11i1.2677 Pendidikan Seni Rupa, 04(03), 374–380.
Aini, B. S. N. 2014. Deskripsi Tokoh Wayang Rustarmadi. 2012. Makna Simbolis Ragam Hias
Favorit (Arjuna). Retrieved from: Pendapa Teras Candi Panataran. Harmonia,
https://bungastnuraini.wordpress.com/20 12(2), pp. 173-180.
14/03/30/deskripsi-tokoh-wayang-
favorit-arjuna/, accessed on 19 April 2022. Soedarto. 1978. Arsitektur Tradisional
Kalimantan Barat.
Geertz, C. 1973. The Interpretation of Culture. New
York: Basic Book. Sukna, J. J., & Arif, M. 2018. Akar Tumbuhan
Sebagai Sumber Ide Penciptaan Karya Seni
Guntur. 2004. Ornamen (Sebuah Pengantar). Keramik. Jurnal Seni Rupa, 06(02), pp. 1-10.
Surakarta: P2AI bekerja sama dengan STSI
Press. Tal, M. 2020. Virus Corona & Mahabharata —
Hidup Aman Berdampingan dengan Bangsa
Hardjowirogo. 1989. Sejarah Wayang Purwa. Naga. https://tatkala.co/2020/03/23/
Jakarta: Balai Pustaka. virus-corona-mahabharata-hidup-aman-
berdampingan-dengan-bangsa-naga/
Herlyana, E. 2013. Pagelaran Wayang Purwa
sebagai Media Penanaman Nilai Religius Wikipedia. 2020. Retrieved from: Nagaraja.
Islam pada Masyarakat Jawa. Jurnal Bahasa, https://id.wikipedia.org/wiki/Nagaraja,
Peradaban Dan Informasi Islam, 14(1), accessed on 19 April 2022.
pp.128.
Wikipedia. 2022. Retrieved from: Shesha.
https://en.wikipedia.org/wiki/Shesha,
accessed on 19 April 2022.
Imajinasi: Jurnal Seni, Vol. XVI, No 2, Juli-Desember 2022 9