Anda di halaman 1dari 10

Vol.

XVI No 2, Juli-Desember 2022


Imajinasi: Jurnal Seni
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi

VISUALISASI ARJUNA, NAGA, DAN ORNAMEN DALAM KARYA SENI


KERAJINAN KERAMIK YANG MEMUAT UNSUR KEBUDAYAAN
Joko Lulut Amboro1

Program Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Sebelas Maret

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Keramik adalah karya seni yang sudah ada dan dikenal sejak zaman prasejarah.
Tujuan riset ini untuk mengeksplorasi pengembangan inovasi kerajinan seni
Diterima Juli 2022 keramik dengan tema tokoh wayang protagonis Arjuna, Naga dan juga ornamen
Disetujui Agustus 2022 tumbuhan. Riset ini sangat penting dilakukan mengingat nilai estetika dari tokoh
Dipublikasi Oktober 2022
wayang Arjuna, Naga dan ornamen tumbuhan yang menggambarkan budaya
Kata Kunci: wayang yang belum tereksplorasi dalam kerajinan seni keramik. Riset ini termasuk
kerajinan seni keramik, penelitian eksploratif. Peneliti melakukan observasi sebagai teknik pengumpulan
arjuna, naga, ornamen datanya. Riset ini menghasilkan karya seni keramik Arjuna, ornamen tumbuhan,
tumbuhan, eksplorasi dan Naga yang memiliki nilai estetika dan bentuk ornamen yang khas sebagai
bentuk karya. interpretasi dari tumbuhan. Hasil dari seni keramik yang dipadukan dengan
kebudayaan Indonesia seperti tokoh wayang Arjuna, naga dan ornamen tumbuhan
menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya yang diwujudkan dalam karya seni
terapan. Pengembangan kerajinan seni keramik Arjuna, Ornamen dan Naga
diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat untuk mengeksplorasi
berbagai bentuk kerajinan seni keramik berdasarkan eksplorasi tokoh
pewayangan dan alam sekitar yang memiliki nilai estetika tinggi.

PENDAHULUAN
Wayang termasuk jenis seni budaya Wayang tidak hanya sebagai hiburan saja, namun
tradisional milik negara Indonesia yang telah kaya akan nilai kehidupan luhur dan memberi
tumbuh dan berkembang lebih dari 1000 tahun. suri tauladan untuk manusia. Wayang dinilai
Bukti arkeologis jika wayang telah ada dan mampu menunjukkan gambaran terkait watak
berkembang lebih dari 1000 tahun yaitu jiwa manusia. Tokoh wayang tertentu
penemuan sebuah prasasti peninggalan dari Raja dianalogikan sebagai gambaran diri seseorang
Balitung (899 – 911 M) tentang kisah Bima yang dijadikan contoh pada kehidupan sehari-
Kumara yaitu kisah Bima saat muda. Pertunjukan hari. Salah satu tokoh pewayangan yang menjadi
wayang saat ini masih tetap berkembang suri teladan adalah Arjuna. Seperti kisah
terutama di pedesaan – pedesaan (Herlyana, Mahabharata bahwa Arjuna merupakan seorang
2013). Kata wayang berasal dari bahasa Jawa, ksatria yang berbudi luhur, pintar, pendiam, teliti,
artinya bayangan. Pada pertunjukan wayang memiliki sopan santun yang baik, berani dan
hanya terlihat bayangan saja, hal itu yang mampu melindungi yang lemah. Sifat-sifat
menyebabkan istilah wayang disebut dengan tersebut membuat dirinya dicintai dan diberi
permainan bayangan. Di Indonesia, wayang kulit beberapa pusaka-pusaka sakti oleh para dewa di
mempunyai perbedaan dengan pertunjukan khayangan. Dalam pewayangan, karakter yang
boneka dari negara lain. Hal yang membuat beda dimiliki Arjuna dilambangkan sebagai pendekar
adalah pertunjukan wayang kulit Indonesia yang sakti dan tampan. Arjuna dianggap sebagai
memiliki gaya Bahasa dan unsur sosok pria paling jantan, dalam arti pahlawan
penyampaiannya tersendiri (Nugraha, 2015). (Hardjowirogo, 1989). Arjuna merupakan


Alamat : Prodi Seni Rupa Murni, FSRD, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami 36 A, 57216 Surakarta, Indonesia
Email : jl.amboro030380@gmail.com
2 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
Pandawa ke-3 dari 5 Pandawa yang ada, Arjuna ornamen berasal dari bahasa Latin “ornare”
adalah putra dari Pandu Dewanata dan Dewi artinya menghiasi. Menghias maksudnya berarti
Kunti Talibrata. Dalam perupaan wayangnya, memberikan nilai keindahan atau estetik pada
tokoh Arjuna memiliki beberapa aksesoris yang suatu benda baik bersifat dua dimensi atau tiga
menjadikannya memiliki ciri fisik yang berbeda dimensi. Secara umum jenis ornament dapat
dengan tokoh lainnya, yaitu kampuh (kain diidentifikasi mencakupi ornamen geometris,
Limarsawo), ikat pinggang Limarkatanggi, gelung tumbuhan, manusia, hewan, dan benda-benda
Minangkara, kalung Candrakanta dan cincin alam lainnya. Adapun jenis ornamen tumbuhan
Mustika Ampal. yang banyak digunakan menjadi motif ragam
Naga adalah salah satu makhluk mitologi dalam ornamen antara lain adalah tanaman
yang memiliki wujud seekor reptil raksasa. Mitos teratai, tumbuh-tumbuhan menjalar, tumbuhan
terkait naga awalnya lahir dalam budaya timur. berbunga, dan pohon kehidupan. Salah satu
Dalam budaya tersebut, makhluk daerah yang banyak menerapkan ornamen
naga dimunculkan sebagai perwujudan dan tumbuh tumbuhan sebagai ornamen tradisional
simbol pertentangan antara kekuatan baik dan adalah masyarakat Kalimantan Barat dimana
jahat manusia di masa prasejarah. Simbol ini terdapat ornamen tradisional Dayak yang
menjadi mitos yang dipelihara dengan tujuan memuat nilai-nilai dan berhubungan dengan
untuk menjaga tatanan moral masyarakat di masa budaya Dayak, seperti rumah adat, alat-alat
itu (Ingersoll, 1927). Naga memang tidak tradisional dan lain-lain (Soedarto, 1978).
ditemukan pada kehidupan nyata, tetapi Keramik merupakan salah satu karya seni
keberadaan mereka tampak hadir dalam berupa dua dimensi atau tiga dimensi (Isnaini &
kepercayaan masyarakat sebagai salah satu Lodra, 2016) yang dalam kehidupan sehari-hari
mitos. Secara simbolis naga memiliki makna memiliki tiga fungsi yaitu fungsi pakai yang
sebagai penyelamat dan penjaga bumi, serta menjadikan keramik sebagai benda yang
lambang kesuburan karena menjaga digunakan seperti untuk lantai, dinding maupun
keseimbangan air (Rustarmadi, 2012). Beberapa perabotan, fungsi hias untuk memperindah
deskripsi tentang makhluk mitos naga telah ruangan dan fungsi pakai dan hias dimana
dipublikasikan, diantaranya oleh Carol Rose keramik memiliki dua fungsi sekaligus misalnya
dalam bukunya Giants, Monsters, & Dragons: An vas bunga dari keramik selain digunakan untuk
Encyclopedia of Folklore, Legend, and Myth (2001) tempat bunga vas tersebut juga berfungsi untuk
yang disebutkan bahwa di berbagai budaya naga menghias ruangan. Karya keramik dapat
memiliki tampilan beragam dari perpaduan dipahami sebagai karya untuk menyampaikan
banyak binatang lain, seperti di India, naga tampil ekspresi seni, sehingga ada sebutan keramik seni
dengan berkepala gajah, di Timur Tengah dan seni keramik yang pada akhirnya keduanya
digambarkan dengan kepala singa, burung bernilai ekonomi (Geertz, 1973). Upaya manusia
pemangsa, atau bahkan berkepala reptil seperti dalam menciptakan suatu karya seni rupa selalu
ular. Warna tubuhnya pun beragam, dari hijau, diperkaya oleh visi intuitif yang mengacu pada
merah, hitam, kuning, biru, hingga putih terang. fenomena yang telah atau sedang terjadi dalam
Bentuk naga biasa dijadikan bentuk ornamen kehidupan (Afatara et al., 2019). Wayang
dimana ornamen naga tergolong ke dalam memiliki nilai yang tinggi bagi kehidupan
ornamen stilasi. Naga termasuk dalam ornamen manusia sehingga diakui sebagai karya yang
binatang atau makhluk imajinatif. Dalam agung. Demikian juga dengan tokoh-tokoh
pembuatan atau desain ornamen hewan dapat pewayangan dimana salah satunya adalah Arjuna
dilakukan dengan meniru, menggayakan, yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan manusia
mendistorsikan, atau mendeformasikan yang perlu diteladani. Maka dari itu gambaran
seluruhnya atau sebagian organ tubuh (Guntur, tokoh wayang, naga dan juga ornamen tumbuhan
2004). yang selama ini ada di masyarakat dapat
Ornamen merupakan bagian dari bahan ajar diterapkan dalam penciptaan sebuah karya seni
dalam bidang seni rupa. Istilah dekorasi atau sehingga dapat menyampaikan karakter dan
Imajinasi: Jurnal Seni, Vol. XVI, No 2, Juli-Desember 2022 3

nilai kehidupan kepada masyarakat luas dalam METODOLOGI


penciptaan karya seni keramik. Penelitian ini merupakan penelitian
Seniman keramik di Indonesia berupaya eksploratif. Penelitian eksploratif dilakukan
meningkatkan kandungan tradisi khas Indonesia untuk mendapatkan gambaran lebih jauh
guna mengimbangi dominasi kekuatan produk mengenai topik penelitian yang akan diteliti
keramik image Cina di Nusantara (Mudra et al., (Morissan, 2014). Tujuan dari penelitian ini
2019). Hal ini terbukti dari penelitian yang telah adalah untuk mengeksplorasi pengembangan
dilakukan oleh I Wayan et al. (2019) dimana inovasi kerajinan seni keramik dengan tema
wayang khas Bali adalah salah satu motif tradisi tokoh wayang protagonis Arjuna, Naga dan juga
yang sering dipilih dalam menciptakan karya- ornamen tumbuhan. Peneliti menggunakan
karya kriya keramik. Berkembangnya motif-motif observasi sebagai teknik pengumpulan data.
dekoratif lain yang merupakan stilasi dari Dalam proses penciptaan karya, dibedakan
bentuk-bentuk makhluk hidup menjadikan menjadi 2 tahap yaitu tahap implementasi
perubahan dalam perwujudan benda keramik teoritik dan implementasi rupa. Pada tahap
(Yana, 2014). Seniman keramik dapat implementasi teoritik, peneliti menerapkan
menciptakan bentuk baru dengan memasukkan perpaduan dari berbagai unsur seni (medium
unsur - unsur baru yang sejalan dengan budaya. seni), sehingga menjadi satu kesatuan yang bulat
Artinya menyempurnakan bentuk dan dan utuh serta harus mengandung suatu makna
mengembangkan motif tumbuhan hias. atau nilai pada karya. Selanjutnya pada tahap
Ketepatan dalam menentukan model kerjasama, implementasi rupa peneliti melakukan proses
acuan konseptual yang jelas, tahapan pengolahan, finishing, pengeringan hingga
pelaksanaan pengembangan yang cukup pembakaran keramik. Ada beberapa tahapan
sistematis berpengaruh terhadap perkembangan analisis pada penelitian ini, yaitu: 1) analisis
sentra kerajinan keramik di Indonesia mampu bentuk Arjuna, Naga, dan ornamen tumbuhan; 2)
menghasilkan karya keramik yang cukup analisis visualisasi karya; serta 3) analisis estetika
berkualitas dan bermanfaat untuk karya.
pengembangan kerajinan keramik dan seni Analisis bentuk Arjuna, Naga, dan ornamen
pertunjukan di Indonesia pada masa yang akan tumbuhan menjelaskan tentang bentuk Arjuna
datang tanpa harus kehilangan karakteristik dan dalam pewayangan Jawa, ragam bentuk Naga, dan
identitas daerah. Penelitian tentang penggunaan bentuk ragam hias ornamen tumbuhan. Analisis
unsur wayang telah dilakukan beberapa kali. visualisasi karya menjelaskan tentang visualisasi
Serupa dengan kajian Mudra et al. (2019) tentang karya keramik Arjuna, Naga, dan ornamen
tema penciptaan karya keramik yang tumbuhan. Sementara itu, analisis estetika karya
menunjukkan bahwa penciptaan karya keramik menjelaskan terkait karya keramik Arjuna, Naga,
di Bali seringkali mengangkat tema wayang dan ornamen tumbuhan jika ditinjau dari aspek
dengan motif wayang Bali. Selain itu Retantoko & estetika.
Sulbi (2016) melakukan kajian tentang tema
motif naga yang menunjukkan bahwa motif naga HASIL DAN DISKUSI
Eropa digunakan dalam pemanfaatan limbah Analisis Bentuk Arjuna, Naga, dan Ornamen
kayu yang dijadikan seni kriya kayu. Selanjutnya Tumbuhan
Sukna & Arif (2018) melakukan kajian tentang Arjuna merupakan nama tokoh utama
inspirasi penciptaan karya keramik yang dalam kisah Mahabarata yang
menunjukkan bahwa dalam penciptaan karya bersifat protagonis. Sosok Arjuna yang
keramik dapat menggunakan inspirasi alam diceritakan di kisah Mahabharata adalah sosok
sekitar seperti dari morfologi pohon, bunga, buah pendekar yang mulia, pemberani dan sosok
hingga akar tumbuhan sebagai motifnya. pelindung kaum lemah. Pada kisahnya Arjuna
adalah anak ketiga Prabu Pandu, Raja
Hastinapura dengan Kunti atau Perta, putri Prabu
Surasena, raja Wangsa Yadawa di Mathura. Dalam
4 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
pewayangan, karakter Arjuna disimbolkan
sebagai kesatria perkasa dan memiliki rupa
tampan. Arjuna memiliki beberapa aksesoris
yang menjadi ciri fisik khas dan berbeda dengan
tokoh-tokoh lainnya, yaitu kampuh (kain
Limarsawo), ikat pinggang Limarkatanggi, gelung
Minangkara, kalung Candrakanta dan cincin
Mustika Ampal yang membuatnya terlihat gagah.
Arjuna disebut sebagai anggota Pandawa
yang tampan dan berhati lembut. Sifat hatinya
tersebut kadang disalah artikan untuk memikat
hati wanita, juga Arjuna memiliki tutur kata yang
santun dengan suara besar namun ringan. Arjuna
digambarkan sebagai seorang kesatria yang
gemar berkelana, bertapa, dan berguru. Dalam
bentuk pewayangan, Arjuna digambarkan
memiliki posisi wajah luruh, mata gabahan, Gambar 1. Tokoh Wayang Arjuna (Aini, 2014)
hidung wali miring, dan mulut keketan. Ada
ornamen di kepala, yaitu sumping waderan, Naga adalah penggambaran makhluk
gelung supit urang di belakang kepala, dan mitologi yang memiliki wujud seekor reptil
rambut lungsen di atas dahi. Bentuk leher Arjuna raksasa sebagai perwujudan dan simbol
yang panjang, berpundak datar rendah, dan pertentangan antara kekuatan baik dan jahat
bentuk pinggangnya ramping. Wayang Arjuna manusia di masa prasejarah. Naga di budaya Cina
menggunakan dodot bokongan, tretesan seret diartikan sebagai simbol dari kebaikan dan
tumpal (pinggiran kain), serta manggaran di kejahatan, namun persepsi yang berkembang di
belakang pinggang. Arjuna menggunakan cincin Eropa dan agama Kristen naga adalah sosok yang
gunung sapikul yang disimbolkan sebagai beban buruk dan jahat. Secara simbolis makhluk naga
yang dibawa, karena mahir dalam berperang, diartikan sebagai penyelamat dan penjaga bumi,
Arjuna dijadikan sebagai pendekar andalan sebagai lambang kesuburan karena menjaga
dewata. Jari tangannya dalam posisi nyempurit. keseimbangan air memiliki tampilan beragam
Jangkahan kakinya sempit yang melambangkan dari perpaduan banyak binatang lain, seperti di
Arjuna sebagai tokoh yang bertubuh kecil. Raut India, naga tampil dengan berkepala gajah, di
wajah karakter Arjuna menunjukkan pribadi Timur Tengah digambarkan dengan kepala singa,
berwatak tingkah laku halus dan santun, rendah burung pemangsa, atau bahkan berkepala reptil
hati, dewasa, memiliki keteguhan hati, tidak seperti ular. Warna tubuhnya pun beragam, dari
mudah menyerah, dan siap menolong siapa saja, hijau, merah, hitam, kuning, biru, hingga putih
termasuk para dewa. Arjuna yang tidak terang. Menurut unsur pembentuknya, naga
menggunakan perhiasan pada tangan dan kaki dibedakan menjadi lima jenis, yaitu naga emas,
merupakan representasi dari sosoknya yang naga kayu, naga air, naga api, dan naga tanah.
sudah meninggalkan harta keduniaan. Bentuk naga biasa dijadikan bentuk ornamen
binatang atau makhluk imajinatif. Naga adalah
sosok umum dalam agama di India dan
Pewayangan di Jawa. Dalam beberapa mitologi,
naga sering dibedakan secara fisik dari ular biasa.
Naga bertubuh lebih besar dari ular biasa,
menggunakan mahkota dan aksesoris lainnya,
serta berkaki empat. Naga dalam kebudayaan
Jawa selalu dihubungkan dengan air dan
kehidupan dunia bawah yang melambangkan
Imajinasi: Jurnal Seni, Vol. XVI, No 2, Juli-Desember 2022 5

kesuburan atau keberkahan. Hal tersebut yang berada jauh di atas alam kehidupan
dibuktikan dengan beberapa artefak yang manusia, yaitu langit.
berbentuk naga dengan tujuan untuk meminta
keberkahan atau kesuburan. Cerita yang sangat
terkenal tentang naga dalam Sastra Jawa Kuno
adalah Samudramanthana dan Amrtamanthana,
dan Garudeya. Keduanya terdapat di dalam Kitab
Adiparwa, teks-teks Hindu merujuk pada tiga
tokoh berwujud naga yaitu Ananta Shesha, Basuki
dan Takshaka. Ketiga naga tersebut dianggap
sebagai setengah Dewa dan sebagai penyangga
bumi (bhūdara). Naga dianggap sebagai
penyangga bumi disebabkan oleh tempat tinggal
naga yang berada di bawah bumi.
Pada sejarah kebudayaan Jawa, sosok naga
dijelaskan dalam pewayangan sebagai bentuk Gambar 2. Naga Shesha (Wikipedia, 2022)
lain tokoh pewayangan Sang Hyang Antaboga.
Sang Hyang Antaboga memiliki dua wujud yaitu
bentuk manusia dan ketika marah berubah
menjadi naga. Sang Hyang Antaboga merupakan
dewa yang hidup di bawah bumi lapis ketujuh dan
tinggal di Saptapratala. Hyang Antaboga
digambarkan mempunyai mata kedondong,
hidung dan mulut lengkap, menggunakan
mahkota topong, berjamang dengan garuda
membelakang, berjenggot, berbaju,
berselendang, bersepatu, dan berpakaian Dewa
lengkap. Sementara itu, pada kebudayaan Bali
naga digambarkan sebagai sosok ular besar
dengan kepala dan mulut seperti buaya, bergigi
taring, berlidah api, mata melotot, berambut,
serta berhiaskan mahkota dan anting – anting.
Badan naga lazimnya digambarkan bersisik
seperti ikan dan berhiaskan gelang – gelang
dengan ukiran yang indah. Ujung ekor naga
umumnya diwujudkan bertatahkan permata atau Gambar 3. Naga Basuki (Dokumentasi peneliti)
berlian indah yang suci. Meskipun naga dimaknai
sebagai hewan yang melata, namun adakalanya
dalam seni rupa tradisional Bali maupun seni
sastra klasik Bali, naga digambarkan sebagai
sosok ular besar yang dilengkapi sepasang kaki
menyerupai kaki elang yang bercakar tajam, dan
sepasang sayap lebar seperti burung. Sosok naga
dianggap sebagai ular besar yang suci dan sakti,
mampu terbang dan berenang, menyelam,
menyelinap ke dalam dasar bumi, serta dapat
melata di atas tanah. Di Bali, naga banyak
dikaitkan sebagai simbol awan, simbol langit, Gambar 4. Naga Takshaka (Tal, 2020)
atau simbol udara yang terdapat di tataran alam
6 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
Di Tempat asalnya yaitu India, Nagaraja bunga dan dedaunan keluar dari Jambangan
mempunyai bentuk. Berbentuk seperti Ular mempunyai nilai simbolik yaitu lambang
Kobra besar dengan beberapa kepala atau juga kesuburan dan kemakmuran, serta berhubungan
disimbolkan seperti dewa berbadan ular. Di dengan Dewa Kuwera, yang dewa kekayaan
Indonesia sendiri di khususnya Jawa dan Bali, dalam mitologi Hindu. Ornamen bunga teratai
Nagaraja digambarkan sebagai ular naga dengan dianggap sebagai simbol kebenaran, kesucian,
penuh mahkota, juga mempunyai rambut dan dan keindahan. Di India, bunga teratai dijadikan
daun telinga, memakai aksesoris dan dengan atau sebagai bunga nasional. Motif sulur-suluran
tanpa sayap. melambangkan pertumbuhan kehidupan,
kesuburan, kemakmuran, dan alam semesta.
Sedangkan motif bunga mengekspresikan
keindahan alam sekitarnya, dan juga
melambangkan rasa seni serta aroma bunga yang
unik. Motif bunga biasanya digabungkan dengan
bentuk geometri dasar sehingga memunculkan
visualisasi karya yang sarat akan nilai seni.
Diangkatnya bentuk dari tokoh Arjuna pada
pembuatan karya ini diharapkan dapat
mengingatkan kepada penikmat karya tentang
budaya yang ada di Indonesia dengan perpaduan
bentuk naga dan ornamen tumbuhan yang akan
menambah penggambaran budaya yang ingin
Gambar 5. Nagaraja (Wikipedia, 2020)
ditonjolkan dalam karya ini.

Selain dijadikan ragam hias yang bersifat


Visualisasi Karya
ornamentalis, figur-figur naga seringkali
Keramik sebagai salah satu benda
diposisikan sebagai elemen dekoratif yang tidak
fungsional biasanya berbentuk wadah yang
memuat makna simbolis. Figur naga dapat pula
berwujud barang pecah belah. Keramik adalah
digunakan sebagai sosok yang menyimbolkan
benda yang sudah lama dikenal dan digunakan
eksistensi kekuatan magis dalam bentuk
sejak zaman manusia purba. Perwujudan keramik
rerajahan pada kain bendera sakral, kain putih
memiliki kekhasan sesuai dengan kondisi
sakral bertulis mantra suci, hiasan perlengkapan
lingkungan alam, sosial, dan kebudayaan
sarana ritual, relief, atau pada benda-benda
masyarakat yang ada. Secara umum belum
sakral lainnya.
banyak orang yang mempersoalkan karakteristik
Jenis dekorasi secara umum dapat
yang berbeda dalam pengolahan seni keramik.
dikategorikan mencakup ornamen geometris,
Untuk seniman keramik, kemampuan dan
tumbuhan, manusia, hewan, dan benda alam
pengetahuan terkait unsur – unsur seni dalam
lainnya. Adapun jenis ornamen tumbuhan yang
penciptaan keramik merupakan komponen
banyak digunakan menjadi motif ragam dalam
penting. Pandangan seni keramik waktu ini masih
ornamen antara lain adalah tanaman teratai,
tumpang tindih (overlapping). Unsur yang ada
tumbuh-tumbuhan menjalar dan tumbuhan
dalam sebuah keramik mencerminkan kehebatan
berbunga. Ornamen motif tanaman dapat dicapai
teknik dari sang pengrajin, sedangkan fungsi,
dengan gaya alami atau sterilitas. Jenis tumbuhan
bentuk serta motif pada keramik mencerminkan
yang digunakan pun tergantung dari tumbuh-
makna-makna kultural tertentu yang ingin
tumbuhan yang ada di tempat tersebut. Ornamen
disampaikan oleh pengrajinnya. Pada dasarnya,
tumbuhan dalam kebudayaan India sering
masing-masing dari ketiga bagian seni keramik
berbentuk purnakalasa, teratai, bunga, dan sulur-
terdapat keunikan tersendiri yang ditonjolkan
suluran. Motif Purnakalasa di India adalah
secara terpisah. Konsep penciptaan seni keramik
ornament hias yang terdiri dari berbagai jenis
memiliki tiga arah perkembangan, yaitu sebagai
Imajinasi: Jurnal Seni, Vol. XVI, No 2, Juli-Desember 2022 7

seni murni, seni kriya, dan seni pakai. Jika Analisis Estetika Karya
keunikan tersebut dikembangkan, konsep Selera dan estetika merupakan sumber dari
penciptaan seni pun dapat berdiri sendiri tanpa ide keindahan (estetika) dan apa yang ada pada
ada kecenderungan dan kombinasi artistik. pengalaman estetis seseorang. Orang yang
Sementara itu, identitas kesenian merupakan tertarik pada keindahan lebih dulu memikirkan
simbol yang khas sehingga dijadikan acuan nilai seni dan keindahannya, serta memiliki
bagi seseorang dalam mewujudkan suatu bentuk penghargaan (apresiasi) pada karya seni
karya nyata. Jati diri kesenian diletakan pada tersebut. Oleh karena itu, keindahan menjadi
subsistem kebudayaan sebagai pedoman bagi tempat utama bagi sebuah karya seni. Hasil
tingkah laku masyarakat. keramik menunjukkan posisi karya nampak dari
Salah satu contoh budaya adalah kesenian bagian atas berbentuk lingkaran. Garis lengkung
wayang. Bukan hanya untuk pertunjukan, tapi membentuk bidang. Bidang pada karya terdapat
wayang juga banyak mengajarkan nilai warna yang bertekstur. Karya ini memiliki unsur
kehidupan sehingga memberi suri teladan bagi seni rupa meliputi: garis, bidang, tekstur dan
kehidupan karena wayang dinilai mampu warna. Garis yang digunakan pada karya berupa
menunjukkan gambaran tentang watak yang garis lengkung, garis lurus, dan garis zig-zag.
dimiliki manusia. Bentuk visual tokoh wayang Garis lengkung yang berada di bagian bentuk
memiliki banyak arti, mulai dari ekspresi wajah karya, naga, ornamen dan bagian kepala Arjuna.
hingga kaki. Setiap karakter mempunyai Garis lurus terletak pada corak gambar badan
visualisasi wajah yang berbeda. Perbedaan Arjuna. Tekstur yang digunakan dalam karya
tersebut dapat dijadikan sebagai penentu tersebut dengan tekstur halus. Karya ini
karakter dari segi bentuk mata, hidung, mulut, terinspirasi tokoh Arjuna dan Naga.
warna muka, serta posisi sikap wajah. Salah satu Karya dengan judul Seni Keramik Ornamen
tokoh pewayangan watak dan perilakunya yang Arjuna dan Naga tersebut menampilkan objek
menjadi suri teladan adalah Arjuna. Arjuna ornamen seorang tokoh wayang yang sedang
adalah sosok pendekar yang mulia, pintar, bertarung melawan naga, warna keramik yang
pendiam, teliti, sopan santun, berani dan mampu digunakan adalah gradasi kuning dan merah yang
melindungi kaum yang lemah. Jenis keramik yang mewakili suasana yang sengit. Penggarapan
dibuat oleh peneliti merupakan jenis seni ornamen dilakukan secara detail dan teliti
keramik berbentuk visualisasi piring yang sehingga hasil yang ditampilkan begitu bagus dan
berjudul Seni Keramik Arjuna, Naga dan menarik. Dalam karya tersebut juga divisualkan
Ornamen. isen-isen berupa flora atau tumbuhan yang
bersulur-sulur. Dalam kebudayaan Melayu, isen-
isen berupa flora memiliki makna bahwa
kesulitan seseorang pasti akan ada batasnya, oleh
karena itu tokoh Arjuna dalam keramik
direpresentasikan sebagai sosok yang sabar dan
tidak putus asa dalam menghadapi naga yang
melilitnya. Bentuk tanaman sulur juga
merepresentasikan sebuah kehidupan yang
diawali dengan kelahiran diakhiri dengan
kematian. Hal inilah yang menarik seniman untuk
memvisualisasikan bentuk batang pohon melalui
proses penciptaan karya seni keramik.

SIMPULAN
Keramik merupakan bentuk karya seni
Gambar 6. Visualisasi Hasil Karya yang sudah ada dan dikenal sejak zaman
(dokumentasi peneliti) prasejarah. Keramik selain berfungsi pakai,
8 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan
berfungsi hias dan ada yang berfungsi hias dan Ingersoll, E. 1927. Dragons and Dragon Lore:
pakai. Unsur yang ada dalam sebuah keramik Cryptozoology and Mythology. Alexandria:
mencerminkan kehebatan teknik dari sang Library of Alexandria.
pembuat, sedangkan fungsi, bentuk serta motif
Isnaini, S., & Lodra, I. N. 2016. Bentuk, Teknik, Dan
pada keramik mencerminkan makna-makna
Fungsi Ragam Hias Keramik Pada Coco
kebudayaan tertentu. Hasil dari penelitian ini
Karunia Keramik Probolinggo. Jurnal
adalah pembuatan karya dengan judul Seni
Pendidikan Seni Rupa, 04(01), pp.137.
Keramik Ornamen Arjuna dan Naga. Hasil dari
seni keramik yang dipadukan dengan Morissan. 2014. Metode Penelitian Survei. Jakarta:
kebudayaan Indonesia seperti tokoh wayang Kencana Prenada Media Group.
Arjuna, naga dan ornamen tumbuhan menjadi
Mudra, I., P, I., & CK, I. 2019. Dinamika
salah satu bentuk pelestarian budaya yang
Problematik Artefak Kriya Masa Lalu di Bali
diwujudkan dalam karya seni terapan. Pada
pada di Era Revolusi Industri 4.0. Prosiding
proses kreatif ini tidak menutup kemungkinan
Seminar Nasional Desain dan Arsitektur, 2,
untuk dikembangkan baik secara ide, dan bentuk,
pp.183-189.
sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap
perkembangan seni kerajinan keramik. Nugraha, H. D. 2015. Diplomasi Pemerintah
Indonesia Untuk Meresmikan Wayang Kulit
DAFTAR PUSTAKA Sebagai Warisan Budaya Indonesia
terhadap UNESCO, eJournal Ilmu Hubungan
Afatara, N., Mataram, S., & Prameswari, N. S.
Internasional. EJournal Ilmu Hubungan
(2019). Studi Eksplorasi Biomorfik Sebagai
Internasional, 3(4), pp. 1283.
Ide Dasar Dalam Penciptaan Karya Seni
Rupa Tiga Dimensi. Brikolase : Jurnal Kajian Retantoko, C. & Sulbi. 2016. Pemanfaatan Limbah
Teori, Praktik Dan Wacana Seni Budaya Kayu Jati Dalam Pembuatan Karya Seni
Rupa, 11(1), pp.43–51. https://doi.org/ Kriya Kayu Berbentuk Naga Eropa. Jurnal
10.33153/brikolase.v11i1.2677 Pendidikan Seni Rupa, 04(03), 374–380.
Aini, B. S. N. 2014. Deskripsi Tokoh Wayang Rustarmadi. 2012. Makna Simbolis Ragam Hias
Favorit (Arjuna). Retrieved from: Pendapa Teras Candi Panataran. Harmonia,
https://bungastnuraini.wordpress.com/20 12(2), pp. 173-180.
14/03/30/deskripsi-tokoh-wayang-
favorit-arjuna/, accessed on 19 April 2022. Soedarto. 1978. Arsitektur Tradisional
Kalimantan Barat.
Geertz, C. 1973. The Interpretation of Culture. New
York: Basic Book. Sukna, J. J., & Arif, M. 2018. Akar Tumbuhan
Sebagai Sumber Ide Penciptaan Karya Seni
Guntur. 2004. Ornamen (Sebuah Pengantar). Keramik. Jurnal Seni Rupa, 06(02), pp. 1-10.
Surakarta: P2AI bekerja sama dengan STSI
Press. Tal, M. 2020. Virus Corona & Mahabharata —
Hidup Aman Berdampingan dengan Bangsa
Hardjowirogo. 1989. Sejarah Wayang Purwa. Naga. https://tatkala.co/2020/03/23/
Jakarta: Balai Pustaka. virus-corona-mahabharata-hidup-aman-
berdampingan-dengan-bangsa-naga/
Herlyana, E. 2013. Pagelaran Wayang Purwa
sebagai Media Penanaman Nilai Religius Wikipedia. 2020. Retrieved from: Nagaraja.
Islam pada Masyarakat Jawa. Jurnal Bahasa, https://id.wikipedia.org/wiki/Nagaraja,
Peradaban Dan Informasi Islam, 14(1), accessed on 19 April 2022.
pp.128.
Wikipedia. 2022. Retrieved from: Shesha.
https://en.wikipedia.org/wiki/Shesha,
accessed on 19 April 2022.
Imajinasi: Jurnal Seni, Vol. XVI, No 2, Juli-Desember 2022 9

Yana, D. 2014. Potensi Kerajinan Keramik dalam


Seni Tradisi Pertunjukan Indonesia.
Panggung, 24(4), pp. 351-363.
10 Joko Lulut Amboro, Visualisasi Arjuna, Naga dan Ornamen dalam Karya Seni Kerajinan Keramik yang Memuat Unsur
Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai