Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PROYEK UTS

PENGANTAR ILMU BUDAYA

Oleh: Aldora Trisatya Uzlah WidyaTamaka


2411422105
Rombel: C 305

disusun dalam rangka memenuhi tugas


Ulangan Tengah Semester
PENGANTAR ILMU BUDAYA

Dosen Pengampu:
Ratih Ayu Pratiwinindya, S.Pd., M.Pd.
Riza Istanto, S.Pd., M.Pd.
Prodi Seni Rupa DKV
Universitas Negeri Semaranag
2023
BUDAYA SENI RUPA WAYANG DI
INDONESIA

Source: https://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-object/arts-and-culture/
wayang-kulit-show/
Budaya seni wayang, terutama dalam konteks Indonesia, seringkali
dianggap sebagai milik bersama dan menjadi pedoman bagi pelakunya.
Wayang adalah salah satu seni pertunjukan tradisional tertua di Indonesia dan
telah ada selama berabad-abad. Ini bukan hanya seni pertunjukan biasa; itu juga
memiliki nilai historis dan budaya yang sangat tinggi. Karena telah ada begitu
lama dan menjadi bagian integral dari sejarah dan budaya Indonesia, wayang
dianggap sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan dan dihargai oleh
seluruh masyarakat.
Wayang sering digunakan sebagai cerminan dari nilai-nilai, moral, dan identitas
budaya suatu masyarakat. Kisah-kisah dalam pementasan wayang sering kali
mengandung pesan-pesan etis dan moral yang menggambarkan bagaimana
manusia seharusnya berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
wayang bukan hanya hiburan semata, tetapi juga sumber ajaran dan inspirasi bagi
pelakunya dan penontonnya.
Orang-orang yang terlibat dalam seni wayang, seperti dalang (pemain wayang),
pemusik, dan pembuat boneka wayang, dianggap sebagai pemelihara tradisi.
Mereka bertanggung jawab untuk menjaga keaslian seni ini dan meneruskannya
ke generasi berikutnya. Sebagai pemegang kunci warisan budaya ini, mereka
diharapkan untuk menjalankan seni wayang dengan integritas dan dedikasi yang
tinggi.
Wayang juga memiliki peran penting dalam berbagai upacara keagamaan dan
ritual budaya di Indonesia. Pementasan wayang seringkali dianggap sebagai
sarana komunikasi antara manusia dan roh-roh atau dewa-dewa dalam tradisi
Jawa dan Bali. Dalam konteks ini, wayang bukan hanya hiburan, tetapi juga
memiliki dimensi spiritual yang mendalam.
Seni wayang adalah salah satu simbol identitas nasional Indonesia. Ini
mencerminkan kekayaan budaya Indonesia yang beragam dan unik. Sebagai
hasilnya, banyak orang Indonesia merasa bangga dengan warisan budaya mereka
dan merasa bahwa wayang adalah bagian integral dari identitas nasional mereka.

Dengan alasan-alasan ini, budaya seni wayang dianggap sebagai milik bersama
dan menjadi pedoman bagi pelakunya dalam rangka melestarikan, menghormati,
dan mewariskan warisan budaya yang berharga ini kepada generasi yang akan
datang.

Budaya seni wayang diwariskan dari generasi ke generasi melalui proses


belajar yang melibatkan beberapa tahap sebagai berikut:

 Guru dan Murid: Tradisi utama dalam melestarikan seni wayang adalah
melalui hubungan guru dan murid. Seorang pemula (calon dalang atau
seniman wayang) akan belajar dari seorang guru yang berpengalaman.
Guru ini akan mengajarkan teknik-teknik bermain wayang, membuat dan
mengoperasikan boneka wayang, serta memahami cerita-cerita yang
dibawakan dalam pertunjukan.

 Pendekatan Praktis: Pembelajaran seni wayang cenderung lebih praktis


daripada teori. Murid-murid mengamati dan mengikuti langkah-langkah
guru mereka dalam membuat dan memainkan boneka wayang, memahami
gerakan, suara, dan intonasi yang tepat.

 Hafalan Cerita: Salah satu aspek penting dalam pembelajaran seni wayang
adalah hafalan cerita atau naskah pertunjukan. Calon dalang harus
menghafal dialog, lagu, dan narasi yang berkaitan dengan cerita tertentu
yang akan mereka pertunjukkan.
 Latihan Intensif: Proses belajar ini biasanya memakan waktu bertahun-
tahun, dengan latihan yang intensif dan berulang. Murid akan memiliki
kesempatan untuk tampil di bawah pengawasan guru mereka dalam
pertunjukan yang lebih kecil sebelum akhirnya menjadi dalang
independen.

 Transmisi Lisan dan Praktek Langsung: Ilmu dan ketrampilan dalam seni
wayang lebih banyak ditransmisikan secara lisan dan melalui praktek
langsung daripada melalui buku atau tulisan. Ini memungkinkan untuk
melestarikan nuansa dan rasa dari seni wayang yang sebenarnya.

 Upacara dan Ritual: Proses pembelajaran seringkali disertai dengan


upacara dan ritual tertentu untuk menandai pencapaian tertentu dalam
pembelajaran seni wayang.

 Generasi Berikutnya: Seiring berjalannya waktu, para murid yang telah


menjadi dalang yang berpengalaman kemudian akan meneruskan tradisi
ini dengan mengajar generasi berikutnya, menciptakan suatu rantai
warisan budaya yang berkelanjutan

Faktor budaya yang paling dominan yang membentuk corak atau warna dari
budaya seni wayang adalah agama Hindu dan mitologi Hindu-Buddha. Ini
mencakup cerita-cerita epik Hindu seperti Ramayana dan Mahabharata yang
menjadi dasar banyak pertunjukan wayang, serta pengaruh nilai-nilai, etika, dan
filosofi dari agama-agama ini dalam seni wayang. Agama Hindu dan mitologi
Hindu-Buddha memainkan peran sentral dalam pembentukan narasi, karakter, dan
pesan seni wayang di Indonesia.

Dalam aspek kesenirupaannya, seni wayang memiliki pengorganisasian unsur


seni rupa yang unik:

 Boneka Wayang: Pusat dari seni wayang adalah boneka wayang, yang
terbuat dari kayu atau kulit dan dihiasi dengan warna-warna yang kaya dan
detil. Boneka wayang ini memiliki karakteristik tertentu yang
membedakannya dari seni rupa lainnya, seperti bentuk tubuh yang
proporsional, wajah yang ekspresif, dan pakaian tradisional yang
berwarna-warni.
 Penggunaan Gambaran Simbolis: Seni wayang sering kali menggunakan
gambaran simbolis dalam penyampaian cerita. Misalnya, warna-warna
pada kostum atau aksesoris boneka wayang dapat memiliki makna
tertentu, seperti merah yang melambangkan keberanian atau hijau yang
melambangkan ketenangan.

 Penggunaan Bayangan dan Cahaya: Pertunjukan wayang seringkali


dilakukan dalam gelap dengan bantuan sumber cahaya yang terfokus. Ini
menciptakan bayangan yang dramatis dan memberikan efek khusus saat
boneka wayang bergerak dan berbicara.

 Pola Simetris dan Geometris: Pola simetris dan geometris sering


digunakan dalam seni wayang, baik dalam desain kostum, hiasan
panggung, atau latar belakang panggung. Ini menciptakan estetika yang
khas dalam seni wayang.

 Gerakan dan Intonasi Vokal: Selain aspek visual, seni wayang juga
memiliki pengorganisasian unsur seni dalam gerakan boneka dan intonasi
vokal dari dalang (pemain wayang). Gerakan dan suara boneka wayang
diatur secara khusus untuk mengkomunikasikan karakter dan emosi dalam
cerita.

 Secara keseluruhan, pengorganisasian unsur seni rupa dalam seni wayang


menciptakan estetika yang unik dan khas, dengan fokus pada detail,
simbolisme, dan dramatisasi visual dan vokal.

Anda mungkin juga menyukai