Anda di halaman 1dari 10

Bangga Adanya Keberagaman

Kebudayaan dan Warisan Budaya

Guru : Yan Anugrah Wisesa, S.Sos.H.,M.Pd

Nama : Muhammad Farhan Farel


Kelas : XI PPLG 1
Absen : 33

PENDIDIKAN PANCASILA
Semester II

Sekolah Menengah Kejuruan Teknologi Informasi


SMK TI Bali Global Badung
2023-2024
Kata Pengantar

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-Nya
sehingga makalah yang bertema “Kebudayaan dan Warisan Budaya” dapat kita selesaikan
dengan baik.

Kita berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang
banyaknya keberagaman di Indonesia khususnya di Bali.

Tak lupa kita juga berterimakasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua kita yang telah
memberikan motivasi, guru Pendidikan Pancasila kita Bapak Yan Anugrah Wisesa,
S.Sos.H.,M.Pd, yang telah membantu dalam berbagai hal.

Demikianlah makalah ini kita buat, apabila ada terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini
atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada laporan ini, kami mohon maaf.
kita menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Badung, 30 Januari 2024

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang dari Kesenian dan Warisan Budaya Jawa sangatlah kaya dan
kompleks, mencakup berbagai aspek sejarah, agama, sosial, dan ekonomi. Berikut adalah
beberapa poin penting dalam latar belakang tersebut:
1.Sejarah Kesenian Jawa: Kesenian Jawa memiliki sejarah yang panjang, dengan
akar yang mencapai masa Hindu-Buddha pada masa prasejarah. Seni tradisional seperti
wayang kulit dan tari Jawa telah ada selama berabad-abad dan terus berkembang seiring
waktu.
2.Pengaruh Agama: Agama memiliki peranan besar dalam perkembangan seni dan
budaya Jawa. Masa kejayaan seni dan kebudayaan Jawa terjadi selama periode kerajaan
Hindu-Buddha, seperti Kerajaan Majapahit, di mana banyak karya seni monumental
dibuat untuk memperingati kepercayaan dan tradisi agama.
3.Pertukaran Budaya: Wilayah Jawa merupakan titik pertemuan antara berbagai
budaya di Asia Tenggara, sehingga seni dan budaya Jawa mengalami pengaruh dari
berbagai budaya, termasuk India, Tiongkok, Arab, dan Eropa.
4.Peran Kerajaan dan Kekuasaan: Di masa lalu, kerajaan-kerajaan Jawa
memainkan peran penting dalam mendukung dan memelihara kesenian dan warisan
budaya. Para raja dan bangsawan sering menjadi pelindung seniman dan mengkomisioner
karya seni.
5.Tradisi Lisan dan Warisan Mulut ke Mulut: Banyak kesenian tradisional Jawa,
seperti wayang kulit, tari Jawa, dan lagu-lagu tradisional, disampaikan dari generasi ke
generasi melalui tradisi lisan dan warisan mulut ke mulut.
6.Perkembangan Teknologi: Meskipun beberapa seni tradisional Jawa masih
dipertahankan dengan cara yang sangat tradisional, perkembangan teknologi telah
memainkan peran dalam memperluas dan melestarikan warisan budaya Jawa melalui
media digital dan pameran daring.
7.Perubahan Sosial dan Ekonomi: Perubahan sosial dan ekonomi, termasuk
urbanisasi dan globalisasi, telah memengaruhi perkembangan kesenian dan warisan
budaya Jawa. Sebagian besar seniman dan pengrajin tradisional menghadapi tantangan
dalam mempertahankan tradisi mereka di tengah-tengah perubahan ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Topik Pembahasan I
Agama Hindu-Buddha memiliki peranan yang sangat signifikan dalam membentuk
identitas seni dan budaya Jawa. Pengaruh agama tercermin dalam berbagai aspek seni,
mulai dari arsitektur candi, relief-relief mitologis, hingga pertunjukan wayang kulit yang
seringkali mengambil cerita dari epik Hindu seperti Mahabharata dan Ramayana.
Konsep-konsep filosofis dan spiritual dari agama Hindu-Buddha juga memengaruhi
estetika dan makna dalam seni Jawa, menciptakan karya seni yang kaya akan simbolisme
dan kedalaman makna.
Selain itu, peran kerajaan Hindu-Buddha dalam mendukung dan memelihara seni dan
kebudayaan juga menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Kerajaan-kerajaan seperti
Majapahit dan Mataram memainkan peran penting dalam membangun dan memelihara
keragaman seni dan budaya Jawa. Mereka tidak hanya menjadi pelindung seniman dan
arsitek, tetapi juga membangun bangunan-bangunan megah yang menjadi pusat kegiatan
seni dan keagamaan. Inisiatif-inisiatif seperti pembangunan candi-candi Hindu-Buddha
dan pendukungan terhadap pertunjukan wayang kulit menjadi bukti konkrit dari peran
penting kerajaan dalam perkembangan kesenian Jawa.
Selain itu, perkembangan kesenian tradisional Jawa juga mencerminkan hubungan
erat antara masyarakat Jawa dengan alam dan lingkungannya. Topik ini dapat mencakup
pembahasan tentang bagaimana kesenian tradisional Jawa sering kali menggambarkan
kehidupan sehari-hari, mitologi alam, dan siklus musim. Seni Jawa sering kali menjadi
cara untuk menyampaikan rasa hormat dan kekaguman terhadap alam, serta untuk
memahami tempat manusia dalam hubungan yang harmonis dengan alam semesta. Oleh
karena itu, topik tentang hubungan antara seni Jawa dengan alam dapat memberikan
wawasan yang mendalam tentang cara pandang dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
dalam masyarakat Jawa.
2.2 Topik Pembahasan II
Seni tradisional Jawa, seperti wayang kulit, tari Jawa, dan batik, telah menjadi
lambang budaya yang ikonik bagi masyarakat Jawa dan Indonesia secara keseluruhan.
Pertunjukan wayang kulit misalnya, tidak hanya menjadi hiburan tradisional, tetapi juga
sarana untuk menyampaikan nilai-nilai moral, sejarah, dan kearifan lokal kepada generasi
muda. Demikian pula, keindahan dan kerumitan motif batik Jawa mencerminkan
kekayaan warisan budaya yang dihargai secara luas di dalam dan luar negeri, serta
menjadi simbol identitas nasional yang kuat.
Selain itu, topik yang menarik untuk dibahas adalah peran seni tradisional Jawa
dalam mempromosikan pariwisata budaya di Indonesia. Seni tradisional Jawa, dengan
keunikan dan keindahannya, telah menjadi daya tarik utama bagi wisatawan domestik
dan mancanegara yang tertarik dengan kekayaan budaya Indonesia. Pertunjukan wayang
kulit, festival tari Jawa, dan galeri batik sering kali menjadi tujuan utama wisatawan yang
ingin mengalami kebudayaan Jawa secara langsung. Dengan demikian, seni tradisional
Jawa berperan penting dalam memperkuat industri pariwisata budaya di Indonesia, serta
menghasilkan pendapatan ekonomi yang signifikan bagi komunitas lokal.
Selain memperkuat identitas budaya dan mendukung pariwisata, seni tradisional
Jawa juga memiliki peran dalam mendidik dan menyatukan masyarakat. Pertunjukan
wayang kulit dan tari Jawa, misalnya, sering kali digunakan sebagai sarana untuk
mengajarkan nilai-nilai moral dan sejarah kepada generasi muda, serta sebagai alat untuk
mempererat ikatan sosial dalam masyarakat. Selain itu, praktik pembuatan batik secara
tradisional juga menjadi cara untuk melestarikan keterampilan dan pengetahuan
tradisional yang diturunkan dari generasi ke generasi. Dengan demikian, seni tradisional
Jawa bukan hanya sebagai bentuk hiburan atau seni semata, tetapi juga sebagai sarana
untuk memperkuat keberlangsungan budaya dan kehidupan masyarakat Jawa secara
keseluruhan
1. Tari Gandrung adalah tarian tradisional khas Banyuwangi, Jawa Timur, yang
sudah dipentaskan sejak ratusan tahun yang lalu. Tari Gandrung berasal dari kebudayaan
Suku Osing, dan menjadi wujud rasa syukur atas panen hasil pertanian. Dalam
pementasannya, Tari Gandrung dibawakan oleh penari laki-laki dan perempuan yang
masing-masing memiliki nama. Penari perempuan disebut dengan nama Penari
Gandrung, sedangkan penari laki-laki disebut Pemaju atau Paju.

Gambar 1
Tari Gandrung

2. Tari Gambyong adalah tari tradisional yang berasal dari daerah Provinsi Jawa
Tengah tepatnya wilayah Surakarta. Berdasarkan iringan gendingnya, Tari Gambyong
mempunyai berbagai ragam, yaitu Gambyong Pareanom, Gambyong Pancerana, dan
Gambyong Pangkur.
Tarian ini sudah ada sejak zaman dahulu dan mulai ditampilkan di lingkungan Istana
Mangkunegaran pada era 1916-1944. Gambyong menjadi terkenal karena gerakan yang
halus dan anggun sehingga membuat kagum penonton yang melihat.
Gambar 2
Tari Gambyong
3. Tari Serimpi merupakan tarian tradisional dari wilayah Jawa Tengah
dan Yogyakarta yang sudah berkembang sejak ratusan tahun silam. Tarian ini
dikenal dengan pola gerakan yang lembut, seakan menggambarkan karakter
wanita Jawa yang lemah lembut. Dalam satu keterangan disebutkan, Tari Serimpi
pada zaman dahulu menjadi media untuk perlawahan terhadap penjajahan. Selain
itu, tarian ini juga cukup sakral, karena hanya ditampilkan di lingkungan istana
Keraton Mataram Islam saja.

Gambar 3
Tari Serimpi
4. Tari Serimpi merupakan tarian tradisional dari wilayah Jawa Tengah
dan Yogyakarta yang sudah berkembang sejak ratusan tahun silam. Tarian ini
dikenal dengan pola gerakan yang lembut, seakan menggambarkan karakter
wanita Jawa yang lemah lembut. Dalam satu keterangan disebutkan, Tari Serimpi
pada zaman dahulu menjadi media untuk perlawahan terhadap penjajahan. Selain
itu, tarian ini juga cukup sakral, karena hanya ditampilkan di lingkungan istana
Keraton Mataram Islam saja.

Gambar 4
Tari Bedhaya
5. Tari Golek Menak adalah salah satu tari tradisional Indonesia yang
berasal dari Yogyakarta dan memiliki sejarahnya sendiri. Tari ini mulanya
diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan gerakannya terinspirasi dari
Wayang Golek Menak. Sesuai dengan nama tariannya, nama gerakan, alur cerita,
tata busana dan tokoh dari tari Golek Menak ini adalah salah satu tarian
tradisional yang memiliki nilai seni tinggi.

Gambar 5
Tari Golek

6. Tari Bondan ini berasal dari Surakarta,Jawa Tengah.Tarian ini


menceritakan bahwa kasih sayang ibu kepada anaknya melalui
menggendong bayi dengan payung terbuka dengan hati-hati
dan perhatian.Menurut legenda yang berkembang di Lereng barat Gunung Merapi
(Kecamatan Dukun, Salam, Sawangan), tari Bondan adalah tari untuk mengingat
sosok Nyai Bondan Kejawan, pengasuh Dewi Sri, Ibu kesuburan dalam mitologi
Jawa. Bayi yang digendong penari melambangkan Dewi Sri yang selepas tercipta
dari telur yang dikulum naga Antaboga, lalu dititipkan pada keluarga petani, Kyai
dan Nyai Bondan Kejawan.

Gambar 6
Tari Bondan

7. Tari lengger merupakan salah satu kesenian yang berkembang di


Dataran Tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Tari lengger di Dieng memiliki
ciri khas membawakan suatu kisah tertentu, mulai dari percintaan hingga
keluarga. Tarian tradisional ini umumnya dipentaskan saat acara tertentu, seperti
pernikahan, sunatan, atau ruwatan rambut gimbal Dieng.
Gambar 7
Tari Lengger
8. Tari Dolalak berasal dari Kabuaten Purworejo, Jawa Tengah. Tari Dolalak
merupakan kesenian tradisional. Nama Dolalak yang melekat pada tarian ini berasal dari not
"Do" dan "La". Hal ini disebabkan oleh karena musik pengiring tarian ini dari dari tangga
nada tersebut. Tari Dolalak lebih sering tampil di atas panggung bukan di halaman atau
lapangan.

Gambar 8
Tari Dolalak
2.3 Topik Pembahasan III
Tari memiliki berbagai fungsi dan tujuan yang bervariasi tergantung pada konteks
budaya, sejarah, dan kepercayaan masyarakat yang mengembangkannya. Beberapa fungsi
dan tujuan umum tari meliputi:
1. Ekspresi Budaya: Tari sering digunakan untuk mengekspresikan dan
memperkuat identitas budaya suatu komunitas atau bangsa. Melalui gerakan, kostum,
musik, dan cerita yang terkandung dalam tarian, nilai- nilai, tradisi, dan cerita-cerita
warisan budaya dapat disampaikan.
2. Hiburan dan Rekreasi: Salah satu tujuan utama tari adalah untuk memberikan
hiburan dan rekreasi bagi penonton maupun para penari. Tarian dapat menjadi sarana
untuk bersenang-senang, melepas stres, dan merayakan momen-momen penting dalam
kehidupan sosial.
3. Ritual dan Upacara: Tari sering menjadi bagian integral dari upacara dan ritual
dalam berbagai kebudayaan. Mereka dapat digunakan dalam ritual keagamaan, perayaan
musim, upacara pernikahan, pemakaman, atau untuk memperingati peristiwa sejarah
penting.
4. Komunikasi dan Cerita: Tarian dapat digunakan sebagai alat komunikasi yang
kuat. Gerakan, mimik wajah, dan ekspresi tubuh dalam tarian dapat membawa pesan,
cerita, atau emosi tanpa kata-kata.
5. Pendidikan dan Pembelajaran: Tari juga dapat digunakan sebagai alat
pembelajaran dan pendidikan. Melalui tarian, orang dapat mempelajari sejarah, nilai-nilai
budaya, keterampilan motorik, kerja sama tim, dan pengembangan kreativitas.
6. Penghargaan dan Prestasi: Bagi para penari, tari dapat menjadi wadah untuk
mengekspresikan bakat mereka dan meraih penghargaan atau prestasi dalam dunia seni
pertunjukan. Tarian juga dapat menjadi medium untuk mencapai keberhasilan profesional
dalam industri seni.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kesimpulan, tari memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai aspek
kehidupan manusia, baik secara individual maupun sosial. Berikut adalah beberapa poin
penting yang bisa diambil sebagai kesimpulan tentang tari:
1. Ekspresi Budaya: Tari adalah salah satu bentuk ekspresi budaya yang paling
kuat, memperlihatkan identitas, nilai, dan tradisi sebuah masyarakat atau bangsa.
2. Komunikasi Tanpa Kata-kata: Melalui gerakan tubuh dan ekspresi, tari
memungkinkan komunikasi yang mendalam tanpa perlu menggunakan kata-kata.
3. Rekreasi dan Hiburan: Tari memberikan hiburan dan rekreasi bagi penonton
dan penari, memperkaya kehidupan sosial dan emosional.
4. Pentingnya Ritual dan Upacara: Tari sering kali merupakan bagian integral dari
upacara dan ritual dalam berbagai kebudayaan, memperdalam makna dan kekuatan
spiritual dalam peristiwa-peristiwa penting.
5. Pendidikan dan Pembelajaran: Tari tidak hanya mengajarkan keterampilan
motorik dan kreativitas, tetapi juga memperkenalkan nilai-nilai budaya, sejarah, dan kerja
sama tim.
6. Penghargaan dan Prestasi: Bagi para penari, tari dapat menjadi medium untuk
mengekspresikan bakat dan meraih penghargaan atau prestasi dalam dunia seni
pertunjukan.
Dengan demikian, tari bukan hanya sekedar gerakan tubuh, tetapi juga merupakan
cerminan dari kehidupan, kepercayaan, dan ekspresi manusia dalam berbagai konteks
budaya dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.phind.com/search?cache=gki8fr70ptxnc0buw77v1oxy
https://chat.openai.com/auth/login
https://id.pinterest.com/
https://www.kompas.com/

Anda mungkin juga menyukai