Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL BOOK REPORT

SEJARAH KEBUDAYAAN

DOSEN PENGAMPU : IKA PURNAMA SARI,S.Pd, M.Si

DISUSUN OLEH :

NAMA : PANCA BAZAAR PARHUSIP (3173321035)

: ANISA ALMADANI PANGAT (3173321005)

KELAS : REGULER B

JURUSAN : PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Karenna selalu memberkti kita dan memberikan setiap pertolongan.
Karena berkatnya juga saya kemudian bisa menyelesaikan tugas Critical
Book Report mata kuliah Sejarah kebudayaan ini.

Saya sadar masih banyak kekurangan yang dalam pengerjaannya


oleh karena itu saya berharap ada kritikan dan saran. Dan semoga tugas
ini bermanfaat terlebih kepada saya sendiri.

Penyusun.
Identitas buku

Buku Utama:

Judul Buku : Sejarah Kebudayaaan Indonesia Seni Pertunjukan Dan Seni


Media

Penulis : Rahayu Supanggah;Marseli Sumarno;I Gusti Ngurah Putu


Wijaya;Achmad Syaeful Anwar.

Penerbit : Rajawali Pers

Tahun : 2009

Tebal : Xviii+218 Hlm, 23 Cm

Buku Pembanding

Judul Buku : Sejarah Kebudayaan Seni Rupa Dan Desain

Penulis : Edi Sedyawati, M. Agus Burhan, Zeffri Alkatiri, Suastiwi


Triatmodjo, M Sholahuddin

Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada

Tahun : 2009

Tebal : Xx+194 Hlm, 23cm


Bab 1. Pendahuluan

A. Latar belakang
Kebudayaan Indonesia beragam dari setiap sukunya. Setiap suku
membawa setiap seninya masing-masing salah satunya adalah dalam seni
pertunjukan dan seni media. Sejarah pertunjukan dalam rangka suatu paparan
tentang sejarah kebudayaan Indonesia haruslah memeberikan ruang yang
cukup untuk pembahasan peranan seni pertunjuan dalam perkembangan umum
kebudayaan. Maka dari itu critical book report yang saya lakukan pada buku
sejarah kebudayaaan Indonesia seni pertunjukan dan seni media ini untuk
memebrikan penilaian agar dapat mendapat buku yang bagus tentang sejarah
kebudayaan Indonesia. Agar mendapat pembelajaran yang bagus juga dalam
critical book report ini sehingga setiap pembacaan rangkuman juga
memeberikan ilmu bagi saya.
B. Tujuan
1. Mendapat buku yang bagus
2. Dapat membaca buku ini
3. Memberikan kekurangan kelebihan buku
4. Lebih mengerti sejarah kebudayaan Indonesia
5. Termasuk dalam seni pertunjukan dan seni media
Bab 2. Pembahasan

A. Rangkuman Buku

Bab1.Pendahuluan

a. Pembatasan “Seni Pertunjukan” Dan “Seni Media,” Kontitunitas


Dan Perbedaannya.
Batasan seni pertunjukan adalah segala ungkapan seni yang
substansi dasarnya adalah yangb dipegelarkan langsung dihadapaan
penonton. Seni pertunjukan dipilah ke dalam:
(a) Musik(vocal,instrumental,gabungan)
(b) Tari(representasionaal dan non-representasional)
(c) Teater(dengan orang atau boneka/wayang sebagai dramatis
persone)
b. Unsur-unsur Dasar Estetika pada: Musik, Tari, Teater, Seni
Media Rekam
1. Estetika Musik
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
cakupan wilayah geografi dan buday(musik) yang sangat luas, kay,
dan beragam. Bentuk dan karaakter musik Indonesia yang majemuk
atau beragam itu tidak terlepas dari situasi da kondisi geografis serta
sejarah pertumbuhan dan perkembangan Indonesia yang panjang dan
beragam.
2. Estetika Tari
Unsure estetika pada tari adalah gerak, khususnya gerak
manusianya yang disebut penari. Namun, dalam penyajian tari
tertentu yang mengambil peranan penting dalam mewujudkan
bentuk-bentuk penyajian tari tertentu yang mengambil peranan
penting dalam mewujudkan bentuk-bentuk diatas pentas, dan dengan
demikian menentukan kesan akhir dari sutu penyajian, adalah juga
benda-benda yang digunakan penari,, seperti kostum yang
mendistorsi atau memperluas jangkauan gerak penari, ataupun
penari, ataupun propeti-properti pentas yang digerakkan oleh
penari,seperti bentangan-bentangan kain yang dimanipulasi dalaam
berbagai cara.
3. Estetika Teater
Kata dan pengertian estetika pertama kali diperkenalkan pada
1875 oleh filsuf jerman Alexander Gotlieb Baumgarten, untuk judul
bukuna yang mengupas masalah keindahan seni. Tentu saja untuk
membangkitkn rasa indah dari diupayakan menuju pada maksud
tersebut. Usur-unsur dalam pertunjukan teater yang mengandung
nilai estetis terutama terletak pada:
a. Naskah lakon
b. Actor aktris pendukungnya
c. Pola pengadeganan atau mis en scene
d. Tata artistic
e. Tatarias/tata busana
f. Tata cahaya
g. Tata suara
h. Tata music
i. Tata gerak.
4. Estetika Film
Film ditemukan pada akhir abad ke-19. Pada awalnya hanya
dikenal film hitam-putih tanpa suara. Peralatan produksi film juga
mengalami perkembangan dari waktu ke waktu sehingga mampu
menjadikan film sebagai tontonan yang menarik bagi masyarakat
luas. Di masa depan ada kecenderungan kuat pruduksi film tidak
akan menggunakan pita seluloid(proses kimiawi) namun akan
memanfaatkan proses video(elektronik) denagn sistem digital.

Bab2. Tinjauan Umum Seni Pertunjukan Dari Zaman Ke Zaman

a. Fungsi Pertunjukan
Berbagai funsi seni pertunjukan dapat dikenali, baik leawat data
masa lalu maupun data etnografik masa kini, meliputi fungsi-fungsi
religious, peneguhan integrasi sosial,edukatif(termasuk berkenaan
dengan estetika) ekonomis, dan hiburan.
b. Musik Indonesia: Konsep, Gaya, dan Teknik
1. Konsep
Konsep musik Indonesia secara umum dapat disebut sebagai
music yang beragam dan majemuk namun menyatu, bersaudara
bahkan menegluarga seperti dengan motto yang terpampang dalam
lambing Negara kita bhinneka tunggal ika. Konsep ini meliputi
berbagai perpaduan seperti Multikultur multi bangsa atau
multietnik, lintas zaman, multimedia dan multi genre.
2. Gaya
Seni music di Indonesia pada umumnya juga dapat
dikelompokkan menurut gaya, atau yang juga bisa disebut
denganistilah atau terjemahan sebagai: aliran ,mazhab,style, atau
school. Dalam dunia music Indonesia istilah gaya sering
dikarakteristikkan oleh dua unsur, yaitu tempat, kelahiran dan atau
kehidupan dari suatu jenis musik,perorangan dan kelompok
perorangan yang tergabung dalam sau organisasi atau institusi yang
pertama-tama membuata dan atau mengembangkan jeis (kesenian)
music tersebut.
3. Teknik
Dalam dunia musik teknik dimaknai sebagai cara memproduksi
bunyi atau memainkan alat musik. Dlam musik vocal adalah cara
menyanyi atau mengolah suara. Dalam music klasik atau tradisional
klasik, teknik adalah sangat penting.. dalam music tradisional
Indonesia yang masuk dalam kategori klasik atau yyang juga disebut
sebagai music of high culture, teknik juga menjadi salah satu
persyaratan yang penting disamping pola atau formula permainan.
c. Seni Pertunjukan Wayang dari Masa ke Masa
Wayang adalah suatu jenis pertunjukan teater yang khas di
Indonesia, terdapat pada berbagai suku bangsa dan mepunyai sejumlah
varian bentuk, ungkapan, namun kesemuanya ditandai oleh kesamaan
cirri teknis, yaitu tokoh-tokoh cerita dibuat dalam bentuk peraga-peraga
itu dimainkan oleh seorang dalang. Istilah wayang dalam arti
pertamanya diasosiasikan dengan bayangan atau pertunjukan bayangan.
Apapun penggunaan konteks bberbagai pertunjukan wayang, satu hal
yang nyata yang dapat diamati pada relief-relief candi masa Jawa Timur
adalah bahwa tokoh-tokoh cerita. Perbedaan antar tipe itu diperlihatkan
oleh unsur-unsur visual terkait dengan: sosok besar kecilnya dan
gemuk- kurusnya tubuh, serta dandanan rambut/ hiasan kepalanya.
Masa awal kemerdekaan ada bentuk wayang baru wyang suluh dan
wayang panca sila, yang ceritanya perjuangan –perjuangan
kemerdekaan RI.
d. Reaslime dalam Teater Indonesia
Realism berkembang diabad ke-19 sebagai reaksi terhadap
romantisme. Estetika baru ini mengajak orang untuk menilai atau
melihat sesuatu dari kemampuannya merepresentasi kenyataan yang
objektif secara kasat mata. Teater realis adalah teater yang tidak lagi
sibuk melakukan melakukan pemujaan terhadap dewa Dyonesos
sebagaimana terjadi pada saat kelahirannya di masa yunani purba, tetapi
kini terpaku pada kenyataan-kenyataan sosial. Realism didalam teater
dating dengan seluruh perangkat nilainya yang baru. Caraa
pemanggungan, teknik bermain serta penulisan naskah yang sudah tidak
lagi sebelumnya.
Bagi seni pertunjukan tradisi Indonesia, realism adalah
penumpang asing yang baru dating sudah langsun main kayu. Maka
terjadilah relismelisasi sehingga teater modern Indonesia mulai
melepaskan unsure-unsur ritual spiritual, untuk lebih mengkhususkan
teater menjadi dialog antar manusia. Hal penting yang disumbangkan
realism di dalam teater adalah sebuah doktrin yang secara kuat sekali
membuktikan bahwa teater adalah peralatan sosial.
e. Teater Kontemporer Indonesia
Jiwa teater tradisional dan teater rakyat Indonesia-baik sebagai
ritus maupun tontonan-berkembang kembali dalam tetaer kontemporer.
Kombinasi atau peluruhan itu-dengan referensi bandingan
perkembangan teater mancanegara-menimbulkan bentuk-bentuk
pertunjukan dan naskah baru. Kontemporer sekaligus tradisional.
Dengan tradisi baru it, teater kontemporer Indonesia tidak lagi
hanya merupakan tiruan ataubterusan dari tardisi teater barat, tetapi
kehidupan tetaer yang memiliki identitas sendiri. Teater kontemporer
Indonesia tidak hanya diisi/dipengruhi oleh tradisi dari barat, tapi juga
tradisi timur lainnya, seperti India, cina, jepang dan terutama oleh
tradisi teater tradisional/rakyat Indonesia sendiri.

Bab3. Seni Pertunjukan Zaman Hindu-Buddha

a. Konsep Dasar Estetika Hindu


Dalam estetika hindu, konsep kuncinya adalah apa yang disebt
rasa. Pengertian pokok dari istilah rasa adalah hadirnya kesesuaian
antara bentuk ungkapan, baik verbal, visual dan ataupun kinetik dengan
idea tau tema yang diwakilinya. Dalam seni pertunjukan, seperti halnya
dalam seni sastra dan seni rupa, kaidah-kaidah kesenian hindu
memperlihatkan pengaruhnya yang jelas pada peninggalan-peninggalan
di masa Hindu-Buddha.
Kesembilan bhava dan ras dalam seni pertunjukan adegan dalam
teater india klasik, yang ada petunjuknya bahwa juga diikuti dalam
penggambaran adegan pada relief bercerita (baik yang berdiri sendiri
maupun yang berupa rangkaian), adalh sebagai berikut: srngara=rasa,
hasya=jenaka/tawa, soka=kesedihan, raudra=kemarahan,vira=semangat
bhayanaka= ketakutan, bibhatsa= kemuakan, jugupsa= keheranan,
santa= ketenangan.

b. Teknik dan Gaya


1. Variasi Zaman Dan Wilayah
Zaman Hindu-Buddha dibagi ke dalam periode –periode dan
juga berkembang dalam cakupan-cakupan wilayah yang masing-
masing mempunyai kekhasan dalam ungkapan budayanya. Dari segi
kewilayahan dapat dibedakan, misalnya antara Sumatera bagian
Utara, sumatera bagian Tengah, dan lain-lain. Diantara banyak
daerah yang berkemunkinan dimasa lalu menjadi tempat
berkembangnya kebudayaan yang bersifap Hindu-Buddha itu, tidak
banyak yang meninggalkan data yang berkenaan dengan seni
pertunjukan.
2. Variasi Berdasar Golongan Sosial
Relief-relief bercerita dari Jawa Tengah memberikan banyak
contoh mengenai lingkungan sosial dimana suatu pertunjukan
berlangsung. Konteks adegan, dalam rangkaian relief yang diketahui
ceritanya, sering kali daptt menjelaskan bahwa pertunjukan tertentu
dilangsungkan dilangsungkan di lingkungan sosial tertentu. Di
antaranya terdapat pertunjukan dikalangan rakyat dan dikalangan
kaum berada atau bangsawan. Dibedakan pula teknik gerak yang
diperlihatkan oleh pemain jalanan yang menari di atas tanah,teknik
gerak sesuai kaidah klasik India oleh penari kostum raya yang meari
diatas pentas.
c. Fungsi Seni Pertunjukan
Salah satu fungsi seni pertunjukan yang diketahui dari data masa
Hindu-Buddha adalah sebagai pelengkap upacara. Terdapat pula fungsi
seni pertunjukan sebagai atribut status sosial. Fungsi lain adalah sebagai
pelengkap pendidikan. Hal ini terutama tersirat pada teks-teks susastra
tertentu di mana dikatakan beberapa tokoh utama cerita. Fungsi lain lagi
adalah sebagai sarana pencarian nafkah dan sebagai hiburan. Adapun
fungsi utama seni pertunjuksn, sebagaimana bentuk-bentuk lain, adalah
sebagai sarana untuk mendapatkan kepuasan estetik, baik bagi penyaji
maupun penikmatnya.

Bab4. Seni Pertunjukan Zaman Islam dan Kolonial

a. Pengantar: Masalah Keislaman dalam Karya Seni


Cirri keislaman dalam berbagai bentuk kesenian di Indonesia
memang tidak selalu dapat dikenali dengan mudah. Agama Islam
sendiri tidak banyak masuk ke dunia kesenian untuk akhirnya
mrnumbuhkan kaidah kaidah seni yang khas islam. Di Indonesia corak
seni Islamitu dikenali sebagai demikian karena diperkenalkannya,
rupanya, bersamaan dengan upaya memperkenalkan agama islam.
1. Kontroversi dalam Penggunaan Tanda
Selanjutnya perlu diperhatikan bahwa kontroversi bisa terdapat
berkenaan dengan fungsi suatu cirri atau materi tertentu sebagai
tanda keislaman.
2. Penandaan visual
Penandaan visual keislaman yang utama dalam seni rupa
terlihat pada penggunaan tulisan Arab untuk menampilkan kalimat-
kalimat suci agama Islam.
3. Penandaan Instrumental
Slawatan adalah suatu bentuk seni pertunjukan di Jawa yang
oleh orang jawa sendiri dikenal sebagai berciiri keislaman. Ciri
musiknya yang khas, yang membedakannya dengan music Jawa,
selebihnya adalah bahwa lagu hanya dibawakan oleh vocal , dan
ritme terutama dibentuk oleh satu jenis instrument saja.
b. Teknik dan Tema: Tinjauan dengan Titik Berat pada Musik
Karakteristik seni musik Islam yang ada di Indonesia juga
bervariasi. Yang terjadi di jawa misalnya agama dan atau seni budaya
Islam masuk dengan menggunakan pendekatan budaya. Berbagai jenis
kesenian yang sudah hadir di Jawa sebelumnya justru di manfaatkan,
digunakan sebagai saarana syiar atau propaganda agama Islam. Selain
gamelan sekaten wayang kulitjenis pertunjukan tetaer multimedia
tradisional yang dianggap sebagai ksenian yang paling Hindu-Buddha
juga dipilih digunakan sebagai sarana yang efektif untuk memasukkan
nilai-nilai ajaran Islam pada masyarakat Jawa.
c. Pengaruh Kolonial Eropa pada Seni Pertunjukan di Indonesia
Masa Kolonial di Indonesia, khususnya yang disebaabkan oleh
keddatangan dan juga kemudian penguasaan bangsa-bangsa Eropa telah
meninggalkan jejaknya pula di ranah seni pertunjukan. Pengaruh yang
paling cepat masuk adalah dlam seni music. Sistem nada diatonic, yang
pada pada awalnya dibakukan di eropa sebagaai semacam sistem music
universal.
Kalau music barat begitu menyebar luas berkat statusnya sebagai
pelajaran wajib di sekolah umum, tidak demikian halnya dengan tarian
eropa yang dianggap klasik tetapi kaum muda Indonesia banyak yang
lebih suka mempelajri tari tari tradisional dari Indonesia sendiri.
d. Menjadi ‘Lebih Indonesia’ pada Zaman Pendudukan Jepang
Padaa masa pendudukan Jepang bekas-bekas pengaruh barat itu
seperti hendak dicabut akarna itu. Caranya bukanlah dengan
menggantinya dengan segala ssesuatu yang jepang melainkan dengan
memacu kemampuan cipta dari seniman-seniaman Indonesia sendiri
untuk menciptakan karya-karya yang berisi keindonesiaan. Para
seniman Indonesia yang mendapat dorongan besar di masa pendudukan
Jepang itu pada dasarnya telah mulai kegiataan kreatifnya di masa
sebelumya, dan selanjutny juga tetap mengembangkan karya di masa
kemerdekaan awal Republik Indonesia.

Bab 5. Awal Perkembangan Seni Media Rekam

a. Tinjauan umum tentang Seni Media


Pada dasarnya apa yang keudian dikategorikan sebagai “seni
media rekam itu awal munculnya adalah ddi massa penjajahaan belanda.
Ketika itu perkembangan teknologi di dunia secara umum telah
memungkinkan orang membuat rekaman dari apapun yang terjadi dalam
kehidupan.
Perkembangan seni media rekam dengan substansi musik itu salah
satu aspeknya adalah adanya keterkaitan tertentu antara peristiwa
penyajiannya secara tatap muka, peristiwa perekamannya untuk
dijadikan kemasan yang diperjualbelikan .

b. Perkembangan Film Secara Umun


Film pertama kali diperkenalkan dan dipertunjukkan kepada public
secara luas oleh Lumiere Bersaudara (Louis dan Auguste) di grand café
di boulevard de capucines no.14 Paris, Prancis, tahun 1895. Film
diawali dari kondisi pertunjukan yang bersifat missal, adanya konsep
teknologi film, ekonomi dan hiburan. Kalu karya-karya awal film
Lumiere Bersaudara lebih bersifat dokumentasi, orientasi membuat fil
ini pun kemudian berkembang luas ke tingkat bisnis pertunjukan. Di stu
kutub berpendapat bahwa film ituntidak lebih daari proyeksi sebuah
gambaran realita untuk menghibur pennton dan dibuaat dengan
pertimbangan-pertimbangan komersial. Kutubpendapaat lainnya
meenyatakan film sebagai sebuah bentuk seni.
Dengan semakin berkembangnya teknologi perfilman, semakin
luas pula jangkauan pesan yang bis tersampaikan, melihat keluasan
dunia seakan hanya dengan menjentikkan jari saja.
B. Critical book
a. Keunggulan
Pada buku utama ini yaitu Sejarah Kebudayaan Indonesia sudah
sangat bagus isinya terperinci tentang perkembangan tentang seni
pertunjukan dan seni media. Bahasanya mudah dipahami tentang buku
ini kita lebih mengenal sejarah budaya Indonesia mulai dari teater
hingga kita bisa menikmati film dan dan stasiun stasiun televisi yang
berkembang dan banyak sekali. Pada buku Pembandingnya Sejarah
Kebudayaan Indonesia Tentang Seni Rupa Dan Desain lebih meskipun
berbeda pembahasan tapi buku ini lebih tipis dan muatannya sam
lengkapnya.

b. Kelemahan
Banyak sekali contoh yang tidak perlu dimasukkan dalam buku
ini. Sehingga buku ini sangat tebal meski mempunyai sedikit bab. Buku
ini ekurangan gambar ilustrasi seharusnyya gambar ilustrasi
ditambahkan agar lebih menarik pembaca. Pada pembagian sub judul
atau judul kecil saya rasa seperti itu sangat rumit terlalu bertele tele
dalam poin-poin judulnya.
Bab 3. Penutup

A. Kesimpulan
Buku menjadi gudang ilmu yang memberikan berbaagaai
pengetahuan. Buku sejarah kebudayaan Indonesia tentang seni
pertunjuka dan seni media lebih memberikanpengetahuan tenang awal
mula pertunjukan di Indonesia dan perfilman serta pengaruh dari
budaya asing. Sehingga sangat bercorak dan beragam. Buku ini bagus
untuk dibaca semua kalangan bagi pengajar dan bagi siswa dan
mahasiswa.

B. Saran
Buku ini bagus saran saya pemberian contohnya janganterlalu luas
dan diberikan sedikit cntoh gambar agar lebih menarik.

Anda mungkin juga menyukai