Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Indonesia merupakan negara multikultural yang terdiri dari
beraneka ragam budaya

kesenian. Seni merupakan salah satu unsur budaya

manusia yang keberadaannya telah mengalami perkembangan dalam kurun waktu


yang sangat panjang. Dimulai dari bentuk seni yang sederhana di zaman
prasejarah hingga mencapai bentuk yang lebih kompleks di zaman modern
sekarang ini. Istilah seni dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta
yang berarti permintaan atau pencarian. Kata Art (Inggris) bermakna kemahiran,
art dapat diartikan sebagai kegiatan atau hasil pernyataan perasaan keindahan
manusia.
Keberagaman budaya ini juga dipengaruhi oleh perkembangan dari
kebudayaan itu sendiri. Sejak zaman pra sejarah sampai dengan zaman modern
seperti sekarang ini, kebudayaan selalu mengalami perkembangan. Awalnya,
dimulai dari munculnya budaya materi yang berupa alat, benda, dan teknologi
hingga munculnya budaya non materi yang berupa nilai-nilai, adat istiadat,
organisasi sosial, dan lembaga adat lainnya. Kebudayaan ini tidak hanya
berkembang pada nilai, adat istiadat, dan teknologinya saja, tetapi juga pada nilai
bentuk keseniannya.

Salah satu budaya yang tumbuh dan berkembang di Indonesia adalah


kesenian yang diciptakan dan didukung oleh masyarakat kolektif daerah setempat
dikenal sebagai kesenian tradisional. Bagian pertunjukan kesenian tradisional
merupakan suatu media komunikasi masyarakat untuk menyampaikan arti yang
terkandung dari tata hubungan atau alat untuk menyampaikan pesona tertentu dari
pencipta kepada penikmat. Selain itu, tradisi juga dapat diartikan sebagai
kebiasaan bersama dalam masyarakat manusia, yang secara otomatis akan
mempengaruhi aksi dan reaksi dalam kehidupan sehari-hari para anggota
masyarakat itu.
Menurut Hartoko dalam skripsi sundari (1995: 2) mengatakan bahwa
budaya

adalah

suatu

kegiatan

kultural

yang

mempunyai

semangat

mengembangkan derajat kemanusiaan, termasuk di dalamnya nilai-nilai seni yang


memiliki esensi kuat dalam pembentukan sikap dan kepribadian bangsa. Dalam
pasal 32 bab XXI Undang-undang Dasar 1945 dijelaskan bahwa pemerintah
memajukan kebudayaan nasional Indonesia. Dari penjelasan diatas dapat diartikan
bahwa kesenian-kesenian tradisional yang merupakan bagian dari kebudayaan
nasional perlu dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan. Hal ini dilakukan agar
kekayaan Indonesia dari segi budaya dapat terus dilestarikan.
Seni tradisi secara umum meliputi seni yang mengandung unsur-unsur
nilai keindahan. Seni tradisi meliputi pergerakan seni musik tradisional, sendra
tari tradisional, dan kebudayaan etnik suku setempat. Ditinjau dari segi intrinsik
keberadaan musik disebut dengan musik tradisional atau musik etnik.

Dalam musik etnik memiliki ukuran-ukuran keindahan sendiri. Menurut


Aristoteles (dalam prier, 1991: 40), musik merupakan suatu tiruan seluk beluk hati
dengan mempergunakan melodi dan irama yang dapat mengungkapkan irama jiwa
manusia secara langsung. Sedangkan menurut Banoe (2003: 288), musik
merupakan cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam
pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia. Jadi dapat disimpulkan
musik merupakan seni yang ditimbulkan oleh gerak perasaan manusia untuk
diubah menjadi bunyi yang keluar dari jiwa komposer, dan diperlukan
kemampuan jiwa dan perasaan dari setiap orang untuk memahami apa yang
diungkapkan dalam musik tersebut.
Kesenian yang merupakan salah satu unsur kebudayaan di Indonesia tidak
lepas dari musik yang dimiliki dari setiap daerah di Indonesia yang mengusung
musik tradisional. Musik tradisional yang menjadi kesenian di setiap daerah
menjadi ciri dan kebudayaan masing-masing daerah yang memiliki sifat yang
khas. Sifat khas yang dimaksud yaitu kesenian dapat dinikmati oleh setiap orang
tanpa mengenal suku dan kebangsannya. Kesenian tidak akan pernah lepas dari
kehidupan masyarakat itu sendiri, baik itu kelompok maupun individu seperti
yang dipaparkan oleh Kayam (1981: 3839), masyarakat menyangga kebudayaan
dan demikian juga kesenian mencipta, menularkan, mengembangkan, untuk
menciptakan suatu kebudayaan.

Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta adalah suatu


wilayah yang dikenal memiliki pengaruh agama Islam yang kuat. Agama Islam
membuat banyaknya bentuk-bentuk kesenian yang tumbuh. Kesenian tradisional
Kubro Siswo, merupakan salah satu kesenian yang bernafaskan islam, yang
berdiri di kecamatan kalibawang. Kesenian Kubro Siswo terdiri atas penabuh
musik dan penari. Kelompok kesenian Kubro Siswo juga mengadakan kerjasama
dengan pelatihnya dalam penggarapan gerak dan musik. Instrumen Kubro Siswo
terdiri dari bedug, kendang, seruling, 3 bendhe, kecer, dan 2 vokal. Pemain dan

pencipta mempunyai misi untuk meyakinkan masyarakat pendukungnya tentang


segala ide dan dunianya dalam bentuk karya musik yang mereka ciptakan. Dalam
batas-batas tertentu pemain sebagai rekreator dapat juga disebut pencipta, karena
sebagai seorang interpreter apa yang ia mainkan sepenuhnya merupakan fantasi,
imajinasi, dan pikiran-pikiran.
Kesenian Kubro Siswo memiliki peranan penting dalam masyarakat,
terutama dalam perkembangan agama islam dan alat pemersatu bangsa yang
berwujud kesenian tradisonal. Pada masa tumbuhnya kesenian tradisional ini tentu
telah di fikirkan makna apa yang mungkin bisa menjadikan alat pemersatu bangsa
dan berkembangnya tentang tuntunan suatu agama. Oleh karena itu diangkatnya
judul tentang peranan Kubro Siswo ini karena sangat besarnya peranan Kubro
Siswo kepada masyarakat luas, hingga terpengaruh untuk selalu menjalankan
amalan-amalan yang diwajibkan oleh Tuhan.
Liriknya yang dinyanyikan oleh vocal berisikan ajaran-ajaran islami dan
berisikan ajakan-ajakan untuk berbuat baik, jadi untuk masyarakat yang tidak
memeluk agama islam bisa mengambil arti yang terkandung didalamnya. Jadi
peranan Kubro Siswo selain menyebarkan agama islam juga mengajarkan tentang
kebaikan kepada seluruh umat dan menjadikan kita lebih nasionalis untuk selalu
membela tanah air Indonesia Kesenian tradisi seperti Kubro Siswo sudah sangat
akrab sekali di telinga masyarakat Kalibawang Kulon Progo, oleh sebab itu
kesenian ini juga memiliki banyak simpatisan. Apabila melakukan pertunjukkan
di panggung yang sudah diadakan maka masyarakat yang berdatangan sangatlah
banyak. Selain melihat tarian-tarian dari seniman Kubro Siswo, masyarakat juga
mendengarkan iringan musik yang dimainkan oleh seniman-seniman Kubro
Siswo. Iringan musik dalam kubro siswo ini berfungsi untuk membangkitkan
emosi para penari Kubro Siswo dan masyarakat. Kenapa bisa membangkitkan
semangat, karena alat musik yang dimainkan merupakan alat musik perkusi.
Konsep kerja alat perkusi yaitu dipukul, semakin cepat tempo dan semakin
kerasnya memukul maka semakin naiklah emosi dalam jiwa. Terutama pada

bedug, alat ini merupakan alat utama yang menjadi tumpuan dalam pertunjukan
Kubro Siswo. Penulis mengangkat judul ini juga dikarenakan fungsi iringan
musik yang membikin semangat ketika ada pertunjukan, walau alat musik masih
sangat sederhana dan hanya sedikit, namun iringan musik berfungsi untuk
menyampaikan misi dakwah para seniman kubro siswo kepada masyarakat
sehingga masyarakat bisa mengerti lebih banyak tentang ajaran agama islam dan
lebih baik dalam hubungan bersosial di masyarakat.
Selain mengupas peran dan fungsi iringan musik Kubro Siswo penulis
mengangkat judul tentang kesenian daerah Kubro Siswo di Kalibawang,
Kulonprogo dikarenakan sedikitnya referensi buku atau dokumentasi lainnya
secara baku dan nyata. Oleh karena itu, dengan adanya pembahasan tentang
kesenian Kubro Siswo di Kalibawang, Kulonprogo dapat dijadikan sebagai bahan
referensi atau dokumentasi tambahan sebagai upaya pelestarian daerah khususnya
kecamatan Kalibawang, dan di kabupaten Kulonprogo. Selain bermanfaat bagi
penulis, diharapan pula agar generasi muda Kalibawang, Kulon Progo dapat
termotivasi untuk dapat belajar mengenai kesenian tradisi Kubro Siswo ini demi
terjaganya kesenian tradisional dalam perkembangan jaman yang semakin pesat.

B. Fokus Masalah
Dari latar balakang yang telah diuraikan tersebut, penulis memfokuskan
permasalahan mengenai Peran dan Fungsi Musik Kesenian Kubro Siswo Mudo di
Kecamatan Kalibawang Kulon Progo bagi seniman Kubro siswo dan masyarakat
pendukungnya.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah
dituliskan sebagai berikut :

1. Bagaimana peran dan fungsi alat-alat dalam permainan musik kesenian Kubro
Siswo Mudo di Kecamatan Kalibawang Kulon Progo untuk seniman Kubro
Siswo?
2. Bagaimana peran dan fungsi musik kesenian Kubro Siswo Mudo Kecamatan
kalibawang Kulon Progo bagi masyarakat sekitar?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peran dan fungsi musik dari
permainan Kubro Siswo Mudo Kecamatan Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, kaitannya
dengan alat-alat musik yang dipakai untuk kesenian kubro siswo mudo dan
memaparkan tentang peran dan fungsi musik kubro siswo mudo.
2. Secara Praktis
a. Bagi Penulis Penelitian ini dapat digunakan sebagai ajang berpikir ilmiah,
untuk dapat memahami tentang peran dan fungsi musik untuk perkembangan
agama.
b. Sebagai masukan bagi seksi kebudayaan kabupaten Kulon Progo, sehingga
dapat dijadikan bahan pelengkap dokumentasi serta pembinaan terhadap kesenian
tradisional daerah Kalibawang Kulon Progo.
c. Bagi paguyuban kesenian kubro siswo mudo, dengan adanya penelitian ini
diharapkan

dapat

memberi

motivasi

dalam

usaha

melestarikan

dan

mengembangkan keberadaan seni tradisi.

d. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta, sebagai referensi untuk menambah


wawasan teoritis dan ilmiah bagi mahasiswa khususnya Program Studi
Pendidikan Seni Musik Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
e.Masyarakat umum di luar daerah sebagai pengenalan musik tradisional Kulon
Progo dan peningkatan apresiasi musik tradisional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Teori
1.Deskripsi Peran
Istilah "peran" kerap diucapkan banyak orang. Sering kita mendengar kata
peran dikaitkan dengan posisi atau kedudukan seseorang. Lebih jelasnya kata
peran atau role dalam kamus oxford dictionary diartikan : Actors part; ones
task or function. Yang berarti aktor; tugas seseorang atau fungsi. Sedangkan dalam
Kamus besar bahasa Indonesia (1988: 667), adalah seperangkat tingkat yang
diharapkan dan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Menurut
Soerjono Soekanto, ( 2002: 243 ), peran merupakan aspek dinamisasi kedudukan
(status). Apabila seseorang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya.
Konsep tentang peran (role) menurut Komarudin (1994:768) mengungkapkan
sebagai berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian suatu fungsi sesorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau karakteristik yang ada
padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.

Keterkaitan adalah 1 hal (perbuatan) terkait; 2 keadaan (seseorang, badan,


dsb) yang belum dapat mandiri, ketergantungan. (Purwadarminta, 1995 : 212).
Dalam penyajian tari termasuk seni tradisional rakyat menurut Jazuli (1994:1012), peran musik dikelompokan menjadi tiga yaitu :
a. Musik sebagai pengiring atau penunjang, disini peranan musik untuk
mengiringi atau menunjang penampilan tari, sehingga tidak banyak menentukan
isi tarinya.
b. Musik sebagai pemberi suasana tari, yaitu peranan musik sangat besar untuk
menghadirkan suasana tertentu sesuai dengan garapan tarinya, dan suasana
tersebut antara lain : agung, sedih, gembira, tenang, bingung, gaduh dan
sebagainya.
c. Musik sebagai ilustrasi atau pengantar tari berarti peranan musik tidak selalu
mengikuti gerak tarinya dan memberikan gambaran serta makna yang terkandung,
untuk menekankan pada bagian tertentu dan membantu membuat suasana tertentu
sebagaimana yang dikehendaki oleh garapan tarinya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran
merupakan bagian untuk menunjang usaha pencapaian tujuan yang ditetapkan
atau ukuran mengenai keterkaitan untuk mecapai dua variabel yang di inginkan.

2. Deskripsi Fungsi Musik


Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (1988: 245) fungsi berarti
kegunaan suatu hal. Menurut Purwanto, dkk (2003) seni musik memiliki fungsi
dalam setiap bidang kehidupan manusia secara langsung maupun tidak.
Koentjaraningrat (1980: 227), bahwa fungsi dapat pula diartikan suatu hubungan
guna antara satuhal dengan suatu tujuan tertentu. Keterkaitan fungsi dengan seni
sangat mencolok terlihat pada dunia tari. Apalagi penggabungan antara seni musik
dan seni tari yang akan menimbulkan fungsi musik di dalam seni tari tersebut.

Menurut Allam P.Merian dalam Yayan Abubakar (2011: 26) terdapat beberapa
fungsi musik, yaitu :
a. Sebagai sarana entertainer : musik berfungsi sebagai sarana hiburan.
b. Sebagai sarana Komunikasi : musik sebagai sarana untuk berkomunikasi
dengan orang lain, terutama orang yang berbeda Negara.
c. Sebagai persembahan : musik sebagai symbol kebudayaan masyarakat.
d. Sebagai respon fisik : musik bisa digunakan juga untuk pengiring aktifitas
ritmik dan pembangkitan emosi jiwa.
e. Sebagai keserasian norma-norma masyarakat, norma sosial atau ikut berperan
dalam moral sosial.
f. Sebagai intuisi sosial dan ritual keagamaan : musik dapat memberikan
kontribusi sosial dan keagamaan.
g. Sebagai sarana kelangsungan dan statistik budaya : berperan serta untuk
pelestarian guna kelanjutan dan stabilitas budaya.
h. Sebagai wujud integra dan identitas masyarakat.
Dari semua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi merupakan suatu
hal yang berhubungan dan sangat penting sehingga tidak bisa dipisahkan. Fungsi
musik sangatlah berarti, karena dengan musik dapat memberikan berbagai macam
hal keterkaitan antara seniman dan masyarakat pendukung.

10

3. Pengertian Musik
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (1988: 766), musik disebut juga
ilmu atau seni yang menyusun nada atau suara dalam urutan, kombinasi, dan
hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mmpunyai
kesatuan & kesinambungan.
Menurut Banoe (2003) musik yang berasal dari kata muse yaitu salah satu
dewa dalam mitologi Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu dewa seni dan ilmu
pengetahuan. Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa musik merupakan cabang
seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara ke dalam pola-pola yang
dapat dimengerti dan dipahami oleh manusia. Musik memiliki arti sempit yang
ditulis pada KBBI (2002), yaitu nada atau suara yang disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisasian (terutama yang
menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi).
Dari beberapa penjelasan teori tentang pengertian musik yang dijelaskan
diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa musik merupakan nada atau suara yang
disusun menjadi suatu rangkaian hingga sedemikian rupa, sehingga mengandung
irama, dan membentuk lagu yang harmonis. Musik dapat diartikan juga sebagai
seni yang timbul dan berkembang dari perasaan atau pikiran manusia sebagai
pengungkapan ekspresi diri, yang diolah dalam suatu nada-nada atau suara-suara
yang harmonis. Musik yang sederhana bisa timbul dari suasana hati dan jiwa, atau
respon dari keadaan sekitar yang bisa menginspirasikan pencipta musik.

11

4. Lirik
Lirik secara etimologi berasal dari kata lyric yang berarti suatu bentuk
syair yang digunakan dalam semua jenis lagu, menurut Tambajong (1992: 334).
Tambajong, (1992: 358) juga berpendapat lirik merupakan bagian lagu yang
berhubungan dengan bahasa atau sering disebut teks lagu. Lirik atau syair
merupakan simbol bahasa yang digunakan komponis dalam mengekspresikan
perasaan untuk mempermudah pendengar dalam mencerna karya musiknya Tim
Abdi Guru (2007: 71).
Lirik lagu merupakan ekspresi seseorang tentang sebuah hal yang sudah
dilihat, didengar maupun yang dialaminya, selain itu lirik juga merupakan
permainan bahasa dari penyair kepada penikmat hal ini seperti dalam kutipan
http://daemoo. blogspot.com/2012/01/pengertian-lirik-lagu.html.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa lirik atau katakata dalam sebuah lagu dapat mencerminkan sebuah lagu tersebut dan memberi
suasana tentang lagu, sehingga bisa mengungkapkan perasaan dari pencipta lirik
dan bisa mempengaruhi serta mendorong keinginan yang positif dari beberapa
penikmat yang menikmati karyanya.

12

5. Alat Musik Perkusi


Perkusi adalah sebutan bagi instrumen musik yang teknik permainannya
dipukul,baik menggunakan tangan atau stik. (Bakar, 2008: 1). Untuk memainkan
alat musik ini yaitu menggunakan teknik dengan cara dipukul. Dijelaskan juga
bahwa suara yang dihasilkan bersumber dari kulit atau selaput, lempengan kayu
ataupun besi yang dipukul. (Ali, 2006: 124). Sedangkan dalam Wikipedia
Indonesia, (http://id.wikipedia.org/wiki/Instrumen_musik_perkusi) dijelaskan
bahwa :
Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apa pun yang dapat
menghasilkan suara bak karena dipukul, digosok, dikocok, diadukan atau dengan
cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Istilah perkusi
biasanya digunakan pada benda yang digunakan sebagai engiring dalam suatu
permainan musik.
Sesuai dari penjelasan diatas Instrument perkusi adalah alat musik yang
dimainkan dengan cara dipukul, dikocok, digosok atau diadukan sesuai jenis alat
musik tersebut. Dan alat musik perkusi adalah alat musik yang sangat sederhana
karena untuk membunyikannya tidak memerlukan teknik khusus dalam
memainkan alat musik ini, cukup memukul, mengocok, menggosok secara asal
saja alat msik ini sudah bisa berbunyi. Tetapi jika dalam memainkannya ingin
mendapatkan bunyi suara yang sempurna maka harus melatihnya.
Dalam kesenian kubro siswo berikut ini adalah alat musik perkusi yang
digunakan:
a. Bedug
Bedug adalah alat musik yang terbuat dari kayu yang memanjang dan
salah satu sisinya terbuat dari membran yang dibuat dari kulit hewan. Alat musk
ini termasuk alat musik perkusi membranophone. Alat musik ini dimainan dengan
cara dipukul menggunaan alat pukul yang berbentuk tongkat yang ujungnya
dibalut dengan kain.
13

b. Kendang
Kendang adalah alat musik yang terbuat dari kayu yang memanjang dan
kedua sisinya tertutup oleh membran yang terbuat dari kulit hewan. . Alat musik
ini termasuk alat musik perkusi membranophone. Alat musik ini dimainkan
dengan cara dipukul menggunakan kedua tangan.

c. Bendhe
Bendhe adalah alat musik yang cara memainannya dipukul. Alat musik ini
terbuat dari besi yang dibentuk sedemikian rupa sehingga membentuk benjolan
pada sisi tengah dan ukurannya pun menyesuaika sesuai hasil bunyi yang
diinginkan. Pemukul alat musik bendhe terbuat dari sebilah kayu yang dibalut
kain pada sisi ujungnya, alat pemukul ini hampir sama dengan pemukul bedug
tetapi pemukul bendhe lebih kecil bentuknya. Dalam permainan musik kubro
siswo ada tiga bendhe yang digunakan, yaitu bendhe kecil, sedang dan bendhe
besar.

d. Kecer
Kecer adalah alat musik yang memainannya dengan cara dikocok, atau
digerakkan. Dahulu kecer yang dipakai adalah bilahan besi yang disatukan, dan
berbunyi ecer-ecer. Namun karena perkembangan jaman kecer yang dari besi
diganti dengan alat musik yang dinamakan tambourine. Alat ini terbuat dari
bilahan logam yang tipis dan disatukan sehingga kalo digoyang atau digerakkan
bisa menghasilkan suara.

14

6. Kesenian Kubro Siswo


Kubro siswo merupakan kesenian tradisional berlatar belakang penyebaran
Agama Islam di Pulau Jawa. Kubro berarti besar dan Siswo berarti siswa atau
murid, mengandung arti murid murid Tuhan yang diimplementasikan dalam
pertunjukan yang selalu menjunjung kebesaran Tuhan. Kubro siswo merupakan
singkatan dari Kesenian Ubahing Badan Lan Rogo (kesenian mengenai gerak
badan dan jiwa), sarana untuk mengingatkan umat islam dan manusia pada
umumnya agar menyelaraskan kehidupan dunia dan akhirat seperti diungkapkan
baihaqi

(http://zuzabaihaqi.blogspot.com/2011_03_01_archive.html).

Fitria

(http://fitriao9.blogspot.com/2011/02/kesenian-kubrasiswa-budayaindonesia.html, 11/02/2012) menjelaskan bahwa, Kubro Siswo berasal dari daerah


sekitar candi Mendut. Sejak tahun 1965 kesenian ini sudah ada di daerah
Borobudur dan sekitarnya. Kapan dan dimana tepatnya diciptakan belum ada
keterangan yang pasti. Kubro Siswo juga sering dikaitkan dengan Ki Garang
Serang, prajurit Pangeran Diponegoro yang mengembara di daerah Pegunungan
Menoreh untuk menyebarkan Agama Islam. Dalam pengembaraannya,
beliau memasuki hutan lebat yang masih banyak di huni oleh binatang buas.
Ketika hutan itu dibakar, terjadilah pertentangan antara Ki Garang Serang dengan
sekelompok binatang buas. Tetapi karena kesaktiannya, maka para binatang buas
dapat tunduk dan mengikuti perintah beliau. Selain menyebarkan Agama Islam,
beliau juga berjuang mengusir penjajah. Tidak heran jika irama gerak dalam
Kubro Siswo bercirikan tarian prajurit yang ritmis dan padu dengan musik yang
menggugah semangat. roh Kubro Siswo yang bersifat spiritual, enerjik dan
genit.

15

Dijelaskan

dalam

info

dari

desa

bumi

segoro

(http://bumisegoro.wordpress.com/2007/05/30/kubrosiswo-yang-spiritual enerjikdan-genit/) Kesenian kubro siswo umumnya dipentaskan pada malam hari dengan
durasi kurang lebih 5 jam dan ditampilkan secara massal sekitar 15 sampai 20
orang, dengan musik pengiring mirip dengan lagu perjuangan dan qasidah, yang
liriknya telah diubah sesuai misi Islam. Namun karena misi dari berdirinya
kesenian ini untuk mempersatukan masyarakat pada waktu itu untuk melawan
penjajahan maka dalam nyanyian-nyanyian kubro siswo disisipi lagulagu
perjuangan. Kesenian tersebut diiringi dengan bedug, kendang, seruling, 3
bendhe, kecer, dan 2 vokal. Ditinjau dari penampilan, dandanan pemain kesenian
Kubro Siswo seperti tentara pada jaman keraton, akan tetapi dari pinggang
kebawah memakai dandanan seperti pemain bola tak lupa ada kapten yang
memakai peluit. Selain memadukan antara tari-tarian dan lagu serta musik
tradisional, terdapat juga atraksi-atraksi yang menakjubkan. Diantaranya
mengupas kelapa dengan gigi, naik tangga yang anak tangganya terdiri dari
beberapa berang (istilah jawa bendho) dan yang lebih menariknya lagi beberapa
penarinya ada yang kesurupan (ndadi, trance) atau kemasukan roh.
Dari penjelasan di atas tentang sejarah dan peran dan fungsi kubro siswo
bahwa kesenian kubro siswo lahir untuk menghibur masyarakat dan
memperluaskan agama islam melalui ajaran-ajaran yang sifatnya lebih ringan
yaitu dengan adanya kesenian kubro siswo.
Hal ini terlihat jelas dari pesan-pesan dakwah melalui syair-syair dalam
lagu tersebut. Pesan yang diharapkan mampu mempengaruhi segi kognitif para
penontonnya, terutama dalam hal pengetahuan keagamaan. Seringkali dalam
nyanyian kubro siswo juga ditambah dengan nyanyian-nyaian lagu-lagu
perjuangan yang tak lain berfungsi untuk menimbulkan semangat perjuangan
untuk membela bangsa Indonesia.

16

7. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan dengan penelitian Peran dan Fungsi Musik
Kesenian Kubro Siswo Mudo di Kecamatan Kalibawang Kulon
Progo Yogyakarta adalah :
1. Penelitian tentang Fungsi dan Peranan Kesenian Dayaan Topeng Purba di Desa
Borobubur Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang dilakukan oleh Rani
Nariswari (2011), mahasiswa jurusan Pendidikan Seni Musik, FBS UNY.
Penelitian yang dilakukan oleh Rani ini dapat disimpulkan bahwa fungsi musik
sebagai syiar agama, hiburan, ungkapan ritual yang sakral serta peranannya yaitu
untuk seniman sebagai pengiring dan ilustrasi tarian dan lebih menitikberatkan
peran musik kesenian Dayaan Topeng Purba yang mendukung bentuk penyajian
kesenian Dayaan Topeng Purba dan fungsi musik bagi masyarakat Borobudur
2. Penelitian tentang Peran dan Fungsi Musik dalam Latihan Senam Aerobik di
Sanggar Senam Kartika Dewi Yogyakarta dilakukan oleh Imelda Situmorang
(2004), mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik, FBS UNY. Penelitian yang
dilakukan oleh Imelda in dapat disimpulkan bahwa peranan musik dalam senam
arobik adalah sebagai pengiring namun mempunyai beberapa fungsi yang
berkaitan. Fungsinya adalah musik sebagai motivator, musik sebagai penuntun
gerakan senam aerobik, dan musik memberikan semangat dalam senam aerobik
(secara psikologis).

17

BAB III
PENUTUP
1. Keimpulan
Jadi kesenian Kubro Siswo di Kulon Progo itu sangat bermanfaat bagi
masyarakat di daerah (kecamatan Kali Bawang,Kulon Progo) tersebut.
Kubro Siswo membantu warga dalam menyeimbangkan kesehatan
jasmani dan rohani.

2. Saran
Bagi para pembaca sebaiknya melestarikan budaya bangsa sendiri.
Minimal hanya mengenal dan mengetahui kesenian beberapa daerah.
Agar budaya kita tetap terjaga sepanjang masa dan kita mampu
melawan klaim atas budaya kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

18

Mendut, Susanto. (2002) Kosmologi Gendhing Gendheng. Magelang :

Katalog Dalam Terbitan.


Yudoyono, Bambang. (1984) Gamelan Jawa. Jakarta : PT.Karya Unipress.
Soerjobrongto, B.P.H. (1976) Tari Klasik Gaya Yogyakarta. Yogyakrta :
Museum Kraton.

LAMPIRAN

19

Beduk

Kendang besrta Pemainnya

Bendhe beserta pemainnya

Kecer (Tambourine)

20

Anda mungkin juga menyukai