Disusun Oleh
Disusun Oleh :
WIJANARKO
F.131.15.0052
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bangsa Indonesia mempunyai aneka ragam kearifan lokal. Kearifan lokal tersebut
tumbuh sesuai dengan warna lokal dan kultur masing-masing suku bangsa. Kesenian dan
kebudayaan merupakan dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Kesenian dapat menjadi
wadah untuk mempertahankan identitas budaya Indonesia. Di era masyarakat yang sudah
mengglobal ini maka pandangan masyarakat mulai bergeser pada yang bersifat internasional.
Faktanya, sekarang ini identitas budaya Indonesia sudah mulai memudar karena arus global.
Sehingga kondisi yang mengkhawatirkan ini perlu segera diselamatkan.
Kedudukan seni dan budaya Jawa sebagai salah satu budaya daerah di Indonesia juga
mengalami kemunduran. Hal itu berakibat pada berkurangnya minat, sedikitnya
perkembangan budaya yang semakin menipis. Sebagai sebuah harta kultural maka harus
dilestarikan dan dikembangkan. Agar masyarakat tahu wujud-wujud budaya dan seni, dan
mengetahui maknanya. Disamping itu, perlu penanaman kembali nilai-nilai budaya dan
pengembangannya.
Pancasila yang merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki bangsa Indonesia melalui proses refleksi
filosofis para pendiri Negara. Melestarikan budaya Jawa sebagai budaya daerah dapat
menopang kuatnya budaya nasional.
Oleh karena itu sebagai upaya demi kelestarian nilai-nilai luhur pancasila, perlu
ditanamkan nilai nilai pancasila kepada generasi penerus bangsa, salah satunya Peran
Melestarikan Seni dan Budaya Jawa Tengah Dalam Menjaga Dan Memantapkan Pemahaman
Ideologi Pancasila Sebagai Dasar Negara dalam makalah ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa
masalah sebagai berikut : pengertian Seni dan Budaya itu sendiri, contoh beberapa Seni dan
Budaya yang ada di Jawa Tengah,
bagaimanakah hubungan
upaya upaya
Negara.
1.3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
mengenai cara hidup berkembang secara bersama pada suatu kelompok yang mengandung
unsur keindahan (estetika) secara turun temurun dari generasi ke generasi. Jika di artikan
secara terpisah pengertian seni dan pengertian budaya antara lain sebagai berikut.
Pengertian Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
kultur dalam bahasa Indonesia.
Secara Umum, Pengertian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang secara
bersama pada suatu kelompok orang secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang sulit meliputi sistem agama, dan politik, adat istiadat,
bahasa, pakaian, karya seni, perkakas, dan bangunan
Menurut para ahli :
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
4
Pakaian Adat Jawa Tengah : Pakaian tradisional kaum perempuan Suku Jawa
khususnya Jawa Tengah pada umumnya sama yaitu menggunakan kebaya, kemben, dan kain
tapih pinjung dengan stagen. Bagi para kaum laki-laki, khususnya kerabat keraton adalah
memakai baju beskap kembang-kembang atau motif bunga lainnya. Pada kepala memakai
destar (blankon), kain samping jarik, stagen untuk mengikat kain samping, keris dan alas kaki
(cemila). Pakaian ini dinamakan Jawi Jangkep, yaitu pakaian laki-laki Jawa lengkap dengan
keris.
Bahasa : Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar
menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Solo-Jogja
dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar. Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa
Jawa; Berbagai macam dialek yang terdapat di Jawa Tengah: dialek Pekalongan, dialek Kedu,
dialek Bagelen, dialek Semarang, dialek Pantai Utara Timur (Jepara, Rembang, Demak,
Kudus, Pati), dialek Blora, dialek Surakarta, dialek Yogyakarta, dialek Madiun, dialek
Banyumasan (Ngapak), dialek Tegal-Brebes.
Kesenian
Batik : Batik tidak hanya terkenal di daerah Jawa Tengah saja tetapi juga di daerah
lain di Indonesia pun memiliki balik masing-masing. Di Jawa Tengah mempunyai motif dasar
yang relatif terikat pada pakem tertentu. Motif-motif ini mempunyai sifat simbolis dan
berlatarkan kebudayaan Hindu-Jawa.
Wayang Kulit : Kesenian wayang dalam bentuknya yang asli timbul sebelum
kebudayaan Hindu masuk di Indonesia dan mulai berkembang pada jaman Hindu Jawa. Figur
tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata.
Gamelan Jawa : Gamelan Jawa merupakan Budaya Hindu yang digubah oleh Sunan
Bonang, guna mendorong kecintaan pada kehidupan Transedental (Alam Malakut), juga pada
pentas-pentas seperti: Pewayangan, hajat Pernikahan dan acara ritual budaya Keraton.
Ketoprak : Ketroprak merupakan suatu teater rakyat yang terkenal di Jawa Tengah.
Seni Tari : Seni tari adalah ungkapan yang disalurkan / diekspresikan melalui gerakgerak organ tubuh yang ritmis, indah mengandung kesusilaan dan selaras dengan gending
sebagai iringannya. Seni Tari di Jawa Tengah : Srimpi, Bedaya, Gambyong, Wireng,
secara bersama. Bukan saja hanya pemerintah, namun semua elemen masyarakat juga
diminta secara aktif dan berpartisipasi dalam melestarikan budaya lokal tersebut. Karena
menciptakan suatu budaya daerah tidak semudah apa yang dibayangkan, membutuhkan
banyak waktu serta pengorbanan. Apalagi kalau sampai diklaim oleh bangsa lain sebagai
miliknya. Maka tentunya ini merupakan suatu pelanggaran yang jelas-jelas dapat merusak
budaya lokal itu sendiri. Kebudayaan dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu :
A.
Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam
sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka
masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan
demikian dalam setiap tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
B.
Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat
daerah disetiap event-event akbar nasional, misalnya tari-tarian , lagu daerah, dan sebagainya.
Semua itu harus dilakukan sebagai upaya pengenalan kepada generasi muda, bahwa budaya
yang ditampilkan itu adalah warisan dari leluhurnya. Bukan berasal dari negara tetangga.
Demikian juga upaya-upaya melalui jalur formal pendidikan. Masyarakat harus memahami
dan mengetahui berbagai kebudayaan yang kita miliki. Pemerintah juga dapat lebih
memusatkan perhatian pada pendidikan muatan lokal kebudayaan daerah.
Dengan hal ini setidaknya kita dapat mengantisipasi pencurian kebudayaan yang
dilakukan oleh negara - negara lain. Penyakit masyarakat kita ini adalah mereka terkadang
tidak bangga terhadap kebudayaannya sendiri. Mereka lebih bangga terhadap budaya-budaya
impor yang sebenarnya tidak sesuai dengan budaya kita sebagai orang timur. Budaya daerah
banyak hilang dikikis zaman. Oleh sebab kita sendiri yang tidak mau mempelajari dan
melestarikannya. Akibatnya kita baru bersuara ketika negara lain sukses dan terkenal dengan
budaya yang mereka curi secara diam-diam.
Melestarikan tidak berarti membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin punah.
Melestarikan berarti memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian
warisan budaya lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang
sangat lama.
Singkat kata pelestarian akan dapat sustainable atau berkelanjutan jika berbasis pada
kekuatan dalam, kekuatan lokal, kekuatan swadaya. Karenanya sangat diperlukan penggerak,
pemerhati, pecinta dan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu perlu
ditumbuhkembangkan motivasi yang kuat untuk ikut tergerak berpartisipasi melaksanakan
pelestarian, antara lain:
a. Motivasi untuk menjaga, mempertahankan dan mewariskan warisan budaya yang
diwarisinya dari generasi sebelumnya;
b. Motivasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kecintaan generasi penerus bangsa
terhadap nilai-nilai sejarah kepribadian bangsa dari masa ke masa melalui pewarisan
khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara nyata yang dapat dilihat, dikenang dan
dihayati;
c. Motivasi untuk menjamin terwujudnya keragaman atau variasi lingkungan budaya;
d. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya local akan meningkat bila
terpelihara dengan baik sehingga memiliki nilai komersial untuk meningkatkan
kesejahteraan pengampunya; dan
e. Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi dari jatidiri
suatu kelompok atau masyarakat sehingga dapat menumbuhkembangkan rasa
kebanggaan, harga diri dan percaya diri yang kuat.
2.3
Negara
Pelestarian budaya lokal juga mempunyai muatan ideologis yaitu sebagai gerakan
untuk mengukuhkan kebudayaan, sejarah dan identitas (Lewis, 1983: 4), dan juga sebagai
penumbuh kepedulian masyarakat untuk mendorong munculnya rasa memiliki masa lalu
yang sama diantara anggota komunitas(Smith, 1996: 68).
Budaya lokal yang beraneka ragam merupakan warisan budaya yang wajib
dilestarikan. Ketika bangsa lain yang hanya sedikit mempunyai warisan budaya lokal
berusaha keras untuk melestarikannya demi sebuah identitas, maka sungguh naf jika kita
yang memiliki banyak warisan budaya lokal lantas mengabaikan pelestariannya demi
menggapai burung terbang sementara punai di tangan dilepaskan.
Pancasila yang merupakan suatu hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri yang
diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki bangsa Indonesia melalui proses refleksi
filosofis para pendiri Negara. Melestarikan budaya Jawa sebagai budaya daerah dapat
menopang kuatnya budaya nasional.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Budaya lokal yang beraneka ragam merupakan warisan budaya yang wajib
Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam
Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat
SARAN
Melestarikan seni dan budaya Jawa Tengah sebagai budaya daerah yang
menopang kuatnya budaya nasional. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, kelangsungan
kebudayaan indonesia sangat bergantung pada masyarakat dan pemerintah. Sebagai
warga negara tanggung jawab kita adalah menjaga serta melestarikan kebudayaan kita
agar tidak punah. Sedangkan pemerintah harus melindungi kebudayaan itu agar tetap
utuh dan tidak jatuh ke tangan negara lain. Siaran dari media-media masa sebaiknya
banyak menampilkan budaya-budaya daerah agar kelestarianya selalu terjaga.
10
DAFTAR PUSTAKA
11