Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Disusun Oleh :
NIM : 042626032
UNIVERSITAS TERBUKA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah karena atas karunia-Nya makalah ini telah disusun
secara serentak. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu baik secara lisan maupun secara tulisan. Adapun tujuan penulisan makalah
ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan, dengan judul “KEBUDAYAAN DAERAH YANG MENJADI IDENTITAS
DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR”.
Dengan tulisan ini saya berharap rekan-rekan mahasiswa mampu untuk
memahami makna Identitas Nasional terhadap kebudayaan suatu daerah di Indonesia.
Seiring dengan kemajuan jaman, tradisi dan kebudayaan daerah yang pada awalnya
dipegang teguh, di pelihara dan dijaga keberadaannya oleh setiap suku, kini sudah
hampir punah. Pada umumnya masyarakat merasa gengsi dan malu apabila masih
mempertahankan dan menggunakan budaya lokal atau budaya daerah. Kebanyakan
masyarakat memilih untuk menampilkan dan menggunakan kesenian dan budaya
modern daripada budaya yang berasal dari daerahnya sendiri yang sesungguhnya
justru budaya daerah atau budaya lokallah yang sangat sesuai dengan kepribadian
bangsanya.
Saya berarap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama rekan-rekan mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang
beridentitas nasional, karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi. Semoga makalah ini berguna bagi kita semua
terutama mahasiswa Universitas Terbuka.
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
2.2 Kebudayaan dan Kesenian Daerah salah satunya di Provinsi Jawa Timur
2.3 Cara melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah di Provinsi Jawa Timur
2.4 Hambatan dan tantangan saat ini yang dihadapi dalam proses melestarikan
kesenian dan kebudayaan daerah
BAB III
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Suatu negara memiliki beragam hasil budaya yang berbeda-beda salah satunya
ialah di Indonesia dimana hingga saat ini masih tetap dilestarikan. Budaya yang
berbeda-beda diantaranya ada keragaman kepercayaan, suku, etnik, dan bahasa.
Banyaknya keragaman di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti kondisi geografis yang
berbeda, mata pencaharian yang dilakukan, bagaimana cara hidup, kepercayaan yang
dianut di daerah tersebut. Namun disisi lain mereka secara keseluruhan tetap
merupakan satu kesatuan bangsa, satu kesatuan sosial. Perlunya identitas bangsa
adalah sebagai tanda dan perbedaan dari bangsa lain.
Identitas suatu bangsa ialah yang memiliki ciri khas yang berbeda serta beragam
dari bangsa itu sendiri, dan yang mampu mempertahankan peradaban dari bangsa
tersebut. Bangsa Indonesia sendiri mendapatkan banyak pengaruh dari banyak bangsa
yang datang menjajah ataupun untuk berdagang di Indonesia. Indonesia kini sedang
berusaha membangun karakter anak bangsa untuk memperbaiki citra bangsa dengan
tetap mempertahankan identitas kulturalnya, proses ganda ini diusahakan dengan
keseimbangan antara pertumbuhan dan pemerataan, sekaligus melestarikan dan
mempelajari sejarah sosial yang mendukung proses tersebut dalam rumusan yang lebih
tepat dan sesuai.
Budaya daerah merupakan kekayaan bangsa yang perlu diperhatikan dan ditangani
secara serius, terutama dalam memasuki era globalisasi. Perkembangan suatu zaman
telah mengancam keanekaragaman suatu bangsa. Terutama budaya daerah yang telah
ditinggalkan dan tidak diminati lagi hingga saat ini sangat sedikit yang mengerti budaya
daerah. Banyaknya budaya barat yang memasuki Indonesia juga mempengaruhi
masyarakat untuk lebih memilih belajar budaya barat tersebut. Suatu daerah memiliki
adat budaya atau pola hidup yang telah berkembang dari generasi terdahulu hingga
sekarang, dimana adat budaya tersebut memiliki nilai kebudayaan, kebiasaan, serta
hukum adat yang sudah lama dilakukan di suatu daerah.
Salah satu bentuk kebudayaan adalah seni tari. Tari merupakan salah satu contoh
kebudayaan yang dimiliki Indonesia. Tari adalah sebuah kesenian budaya yang harus
dilestarikan oleh masyarakat Indonesia. Tari memiliki peranan penting dalam
kehidupan masyarakat, tari juga berfungsi untuk keperluan upacara, pertunjukan atau
ritual tertentu. Dengan demikian, tari perlu dilestarikan kepada pemuda-pemudi
Indonesia supaya dikemudian hari tari bukan hanya menjadi sebuah cerita namun juga
terdapat bukti nyata. Dalam tari terkandung nilai luhur yang patut dicontoh dan
dipelajari. Bukan hanya sebagai wacana untuk melestarikan namun sebagai tindakan
yang nyata. Hasil budaya bangsa Indonesia berbagai macam salah satunya adalah
kebudayaan Tari Banjarkemuning di Sidoarjo.
Provinsi Jawa Timur terdapat banyak ragam seni tari yang hidup dan berkembang
di masyarakat, salah satunya Tari Banjarkemuning yang berasal dari Sidoarjo. Seorang
seniman dari Kota Sidoarjo yaitu Bapak Agustinus Heri Sugianto menghasilkan karya
Tari Banjarkemuning pada tahun 1999 yang terinspirasi dari kehidupan nelayan. Tari
ini menggambarkan kesederhanaan masyarakat Banjarkemuning. Banjarkemuning
merupakan salah satu desa yang ada di Sidoarjo, mata pencaharian masyarakatnya
adalah nelayan. Sidoarjo adalah kota yang dikenal dengan sebutan kota udang dan
bandeng. Tidak hanya itu, namun Sidoarjo juga dikenal memiliki budaya tersendiri,
antara lain memiliki aksara dan bahasa, pakaian adat, adat pernikahan, dan tarian
daerah yang tradisional maupun kreasi.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Identitas Nasional
1.3.2 Untuk mengetahui kesenian dan kebudayaan masyarakat daerah Jawa Timur
1.3.3 Untuk mengetahui cara melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
1.3.4 Untuk mengetahui hambatan dan tantangan apa saja yang dihadapi dalam proses
melestarikan kebudayaan daerah
BAB II
PEMBAHASAN
Identitas nasional berasal dari kata “national identity” yang dapat diartikan
sebagai ” kepribadian nasional” atau “jatidiri nasional”. Kepribadian nasional atau
jatidiri nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa
Identitas sendiri secara teminologis memiliki arti sebagai ciri yang dimiliki
setiap pihak yang dimaksud sebagai suatu pembeda atau pembanding dengan pihak
yang lain. Sedangkan nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu paham, yang
berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada Negara
kebangsaan. Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Identitas nasional merupakan suatu konsep kebangsaan yang tidak pernah ada
padanan sebelumnya. Perlu dirumuskan oleh suku-suku tersebut. Istilah Identitas
Nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Eksistensi suatu
bangsa pada era globalisasi yang sangat kuat terutama karena pengaruh kekuasaan
internasional.
Ciri khas suatu bangsa yang merupakan local genius dalam menghadapi
pengaruh budaya asing akan menghadapi challence dan response. Jika challence cukup
besar sementara response kecil maka bangsa tersebut akan punah dan hal ini
sebagaimana terjadi pada bangsa Aborigin di Australia dan bangsa Indian di Amerika.
Namun demikian jika challance kecil sementara response besar maka bangsa tersebut
tidak akan berkembang menjadi bangsa yang kreatif.
Oleh karena itu, agar bangsa Indonesia tetap eksis dalam menghadapi globalisasi
maka harus tetap meletakkan jati diri dan identitas nasional yang merupakan
kepribadian bangsa Indonesia sebagai dasar pengembangan kreatifitas budaya
globalisasi. Sebagaimana terjadi di berbagai negara di dunia, justru dalam era
globalisasi dengan penuh tantangan yang cenderung menghancurkan nasionalisme,
munculah kebangkitan kembali kesadaran nasional.
Terdapat dua faktor penting dalam pembentukan identitas nasional yaitu faktor
primodial dan faktor kondisional. Faktor primodial atau faktor objektif adalah faktor
bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut seperti geografi,
ekologi dan demografi. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai
wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
anta rwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan
demografis, ekonomis, sosial dan kultural bangsa Indonesia. Sedangkan faktor
kondisional atau faktor subyektif adalah keadaan yang mempengaruhi terbentuknya
identitas nasional. Faktor subyektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini mempengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia, beserta identitasnya, melalui interaksi
berbagai faktor yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor
tersebut.
Selain itu terdapat factor lain yaitu faktor sakral dapat berupa kesamaan agama
yang dipeluk masyarakat atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang
bersangkutan. Agama dan ideologi merupakan faktor sakral yang dapat membentuk
bangsa negara. Faktor sakral ikut menyumbang terbentuknya satu nasionalitas baru.
Negara Indonesia diikat oleh kesamaan ideologi Pancasila. Tokoh kepemimpinan dari
para tokoh yang disegani dan dihormati oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor
yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin di beberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol pemersatu bangsa yang
bersangkutan. Contohnya Soekarno di Indonesia, Nelson Mandela di Afrika Selatan,
Mahatma Gandhi di India, dan Tito di Yugoslavia.
1. Suku Bangsa
Suku bangsa sebagai unsur pembentuk identitas nasional dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu suku bangsa askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa
askriptif dan kelompok migran. Suku bangsa askriptif adalah suku bangsa yang
sudah ada diwilayah geografi nusantara, sedangkan kelompok migran adalah
mereka yang telah menyatakan diri menjadi warga negara dan setia terhadap
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa, ideologi dan dasar negara. Kelompok
migran di Indonesia meliputi migran Asia ( Tionghoa, Arab, dan India ), migran
dari Eropa ( Belanda, Jerman, Itali ), migran dari Amerika ( kanada, Amerika
serikat ), migran dari Afrika ( Mesir, Nigeria ). Oleh karena itu, bangsa Indonesia
terbentuk dari ras dan suku bangsa yang majemuk, sebagian besar termasuk
suku bangsa askriptif. Secara keseluruhan, di Indonesia terdapat lebih kurang
300 suku bangsa dengah bahasa dan dialek yang berbeda.
2. Agama
Agama menjadi unsur pembentuk identitas nasional berdasarkan realitas
bahwa bangsa Indonesia tergolong sebagai rakyat agamis, yang secara sadar
bersama-sama membangun hubungan yang rukun antar umat seagama dan
antar umat beragama. Bagi bangsa Indonesia, kemajemukan dalam beragama
merupakan anugerah dari TYME yang wajib disyukuri dan dikelola secara wajar.
Sebagai upaya mencegah resiko konflik antar umat beragama diantaranya
adalah saling mengakui secara positif keberadaan agama dan para pemeluk
serta saling menghormati prinsip satu sama lain.
3. Bahasa
Bahasa Indonesia yang sekarang digunakan sebagai bahasa pemersatu
bangsa Indonesia berawal dari bahsa melayu. Dalam interaksi antar suku bangsa
yang mendiami kepulauan nusantara, bahasa melayu telah menjadi bahsa
penghubung ( linguafranca ) jauh sebelum kemerdekaan. Dalam fungsinya
sebagai bahasa penghubung itulah bahasa melayu kemudian ditetapkan oleh
para pemuda dari sabang sampai merauke sebagai bahasa persatuan dalam ikrar
Sumpah Pemuda.
4. Kebudayaan
Kebudayaan menjadi salah satu unsur pembentuk identitas nasional karena
realitas bahwa kebudayaan yang dipelihara dan berkembang didalam
lingkungan setiap suku bangsa berisi nilai nilai dasar yang secara kolektif
digunakan oleh para pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami
lingkungan serta digunakan sebagai pedoman berfikir, bersikap, dan bertindak
sesuai dengan lingkungan yang diahapi.
2.2 Kebudayaan dan Kesenian Daerah salah satunya di Provinsi Jawa Timur
Banyak hal menarik dari seni dan kebudayaan yang terdapat di propinsi Jawa
Timur. Banyak kesenian khas yang menjadi ciri khas dari budaya yang terdapat di
daerah Jawa Timur. Propinsi yang ada di bagian timur pulau jawa ini mempunyai
banyak keunikan, diantaranya adalah kebudayaan dan adat istiadat dari Jawa Timur.
Namun banyak di antara kebudayaan Jawa Timur menerima pengaruh dari propinsi
Jawa Tengah.
Kebudayaan dan adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima
banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai
Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah
kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun
(Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri,
Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Nganjuk), dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di
Jawa Tengah, wayang kulit, dan ketoprak cukup populer di kawasan ini.
Kawasan pesisir barat Jawa Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Islam.
Kawasan ini mencakup wilayah Tuban, Lamongan, dan Gresik. Dahulu pesisir utara
Jawa Timur merupakan daerah masuknya, dan pusat perkembangan agama Islam. Lima
dari sembilan anggota walisongo dimakamkan di kawasan ini.
Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura,
mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat
Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat
Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan
yang berdasarkan persahabatan, dan teritorial. Berbagai upacara adat yang
diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak
pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi
berusia lima hari), pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan,
pacangan.
Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan
kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah
kematian. Berikut ini berbagai kesenian dan kebudayaan yang terdapat di Provinsi Jawa
Timur :
1. Seni Tari
Tari Remong sebuah tarian dari Surabya yang melambangkan jiwa,
kepahlawanan. Ditarikan pada waktu mentyambut tamu. Reog Ponorogo adalah
tari daerah Jawa Timur yang menunjukan keperkasaan, kejantanan, dan
kegagahan.
2. Musik
Musik tradisional Jawa Timur nyaris sama dengan musik gamelan Jawa
tengah seperti macam laras (tangga nada) yang digunakan yaitu gamelan
berlaras pelog dan berlaras slendro. Nama-nama gamelan yang ada misalnya :
gamelan kodok ngorek, gamelan munggang, gamelan sekaten, dan gamelan
gede.
Kini gamelan dipergunakan untuk mengiringi macam acara, seperti :
mengiringi pagelaran wayang kulit, wayang orang, ketroprak, tari-tarian,
upacara sekaten, perkawinan, khitanan, keagamaan, dan bahkan kenegaraan. Di
Madura musik gamelan yang ada disebut Gamelan Sandur.
3. Rumah adat
Bangunan khas Jawa Timur umumnya memiliki bentuk joglo, bentuk
limasan, bentuk serontongan.Tetapi pada bangunan Jawa Timur bagia barat
umumnya cenderung mirip bentuk bangunan Jawa Tengah (Surakarta).
4. Pakaian adat
Pakaian adat Jawa Timur ini sering disebut dengan mantenan.Pakaian ini
sering digunakan pada saat perkawinan di masyarakat Magetan Jawa Timur.
5. Kerajian tangan
Macam-macam produk unggulan kerajinan anyaman bambu berupa :
caping, topi, baki, kap lampu, tempat tisu, tempat buah, tempat koran , dan lain-
lain.
6. Perkawinan
Penduduk Jawa Timur umumnya menganut sistem perkawinan
monogami.Sebelum dilakukan proses lamaran, pihak laki – laki menanyakan si
gadis apakah dia sudah memiliki calon suamai. Setelah itu barulah
panigset(lamaran).Sebelum acara perkawinan, didahului dengan acara temu
atau kepanggeh.Acara ini dimaksudkan untuk mengirim do’a pada keluarga
yang telah meninggal.
7. Upacara Kasodo
Upacara ini dilakukan oleh warga sekitar gunung Rahma (Bromo) atau
yang biasa kita sebut denga suku Tengger.Upacara ini diadakan pada tengah
malam hingga dini hari setiap bulan purnamasekitar tanggal 14 atau 15 di bulan
Kasodo (bulan kesepuluh) menurut kalender jawa. Upacara tersebut bertempat
di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo Utara dan dilanjutkan
ke puncak Gunung Bromo.
8. Ludruk
Salah satu kesenian khas Jawa Timur adalah Ludruk.Ludruk merupakan
kesenian Jawa Timur yang umumnya dipentaskan oleh kaum laki – laki.
Tidak seperrti ketropak yang menceritakan tentang kehidupan istana, Ludruk
menceritakan tentang kehidupa sehari – hari rakyat jelata dan seringkali
diselingi dengan humor dan kritik sosial.Sebelum pertunjukan tersebut dimulai
biyasanya diawali dengan Tari Remo dan Parikan.Kesenian ini tersebar di
daerah Surabaya, Mojokerto dan Jombang.Akan tetapi keberadaan Ludruk
sendiri sekarang mulai terancam seiring dengan perkembangan zaman.
9. Wayang Kulit
Wayang kulit adalah kesenian tradisional yang berkembang di Jawa
Timur yang berasal dari kat Ma Hyang artinya menuju kepada Yang
Maha Esa.Dalam pertunjukanya wayang kulit dimainkan oleh seorang
Dalangyang juga sebagai narator cerita dan diiringi oleh musik gamelan dan
nyanyian dari pesinden. Secara umum cerita wayang kulit mengambil dari
naskah Ramayana dan Mahabharat.Akan tetapi tidak hanya sebetas itu saja,
dalang juga bisa mengambil dari cerita Panji.
10.Reog Ponorogo
Sesuai dengan namanya, Reog Ponorogo berasal dari daerah Ponorogo
dan telah menjadi salah satu icon Jawa Timur.Kesenian ini telah dipatenkan
sejak tahun 2001 meskipun sempat diklaim oleh Malaysia. Dalam
pementasannya biasanya disertai dengan musik – musik tradisional,seperti:
gamelan, gong dan sebagainya dan juga pertunjukan jaran kepang (kuda
lumping) dan mengandung unsur – unsur gaib.
11.Kerapan Sapi
Karapan sapi adalah pacuan sapi yang khas Pulau Madura. Dengan
menarik sebentuk kereta, dua ekor sapi berlomba dengan diiringi musik
gamelan Madura yang disebut dengan Saronen. Pada perlombaan ini, sepasang
sapi yang menarik semacam kereta dari kayu yang diatasnya dinaiki oleh
pengendali pasangan sapi tersebut dipacu dalam lomba adu cepat melawan sapi
– sapi lain.
2.4 Hambatan dan tantangan saat ini yang dihadapi dalam proses melestarikan
kesenian dan kebudayaan daerah
Kondisi ini juga yang terjadi dalam pertunjukan wayang topeng di Malang
yang senantiasa melestarikan Cerita Panji sebagai dasar lakon pertunjukannya. Saat ini
telah banyak terjadi perubahan yang terjadi dalam struktur pertunjukan. Di antara
berbagai hal yang menyebabkan, hal yang paling mencolok adalah degradasi nilai-
nilai sakralitas lakon dan pertunjukan. Pertunjukan dan lakon pertunjukan yang
bersumber dari Cerita Panji sejatinya merupakan bentuk pengejawantahan dari nilai-
nilai religiositas masyarakat Jawa. Prinsip keselarasan dengan alam merupakan salah
satu hakikat dari kehidupan manusia Jawa. Oleh karenanya, masyarakat sangat percaya
untuk menjaga kesimbangan antara jagad cilik dan jagad gede melalui upacara-upacara
ritual. Dalam konteks ini, pertunjukan, topeng, dan lakon cerita merupakan bentuk-
bentuk simbolisasi masyarakat Jawa yang berkaitan dengan nilai-nilai religiositas.
Berbagai aturan yang telah ditetapkan merupakan aturan baku yang bersifat
“sakral” yang tidak dapat seenaknya dapat diubah begitu saja. Akan tetapi, era
globalisasi dengan perkembangan industri budaya yang selalu berorientasi pada
keuntungan material semata mampu mengubah berbagai tatanan yang telah
diwariskan secara turun-temurun. Pertunjukan yang sejatinya dilakukan selama
semalam suntuk kini dapat dipangkas menjadi cerita-cerita fragmen yang biasanya
dipentaskan untuk durasi waktu 1-2 jam saja. Hal ini dilakukan untuk kepentingan
pariwisata. Berdasarkan pengakuan salah satu dalang pertunjukan, faktor ekonomi
sering menjadi dasar pertimbangan berbagai perubahan dilakukan (Andalas, 2016).
Tentu saja kondisi ini tidak disebabkan oleh kepentingan kapitalisme semata, tetapi
juga faktor minat dan kecintaan masyarakat terhadap produk budayanya telah luntur
tergantikan dengan nilai-nilai yang berasal dari luar.
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari makalah ini maka dapat disimpul kan bahwa, identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat dipisah-pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer
disebut sebagai kepribadian suatu bangsa. Karena identitas nasional adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa yang lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap
bangsa di dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,
sifat, ciri-ciri, serta karakter dari bangsa tersebut. Begitu pula dengan identitas daerah
setiap daerah pasti memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-
ciri serta karakter dari daerah tersebut. Daerah juga memiliki kekuatan yang kuat
dalam nasionalisme sebagai pemersatu bangsa karena nasionalisme tidak dapat
dibentuk jika daerah-daerah itu tidak ada maka dari itu, identitas daerah penting
didalam setiap negara sebagai pemersatu bangsa. Misalnya seperti, kebudayaan di Jawa
Timur banyak dipengaruhi oleh kebudayaan daerah-daerah di sekitarnya. Hal ini
mengakibatkan kebudayaan Jawa Timur mengalami proses akulturasi sehingga ada
beberapa kebudayaan Jawa Timur yang mirip dengan budaya daerah lainnya, seperti:
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
3.2 Saran
Dari makalah ini menyarankan kepada kita semua bahwa identitas nasional dan
identitas daerah sangat penting bagi setiap orang karena identitas nasional adalah jati
diri setiap bangsa dan daerah. Dengan adanya perbedaan dalam kebudayaan, agama,
dan suku di Indonesia semoga masyarakat Indonesia menjadi semakin mengembangkan
rasa toleransi terhadap perbedaan-perbedaan tersebut. Hal ini juga didukung oleh
semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti meskipun berbeda-beda
tetapi tetap satu jua. Semoga hasil makalah yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hartati, Sri. 2013. Makalah Identitas Nasional Dan Identitas Daerah Sebagai Persatuan
Bangsa [Online]. Tersedia:
https://srihartatiblogdotcom.wordpress.com/2013/05/01/identitas-nasional-
dan-identitas-daerah-sebagai-persatuan-bangsa/. (diakses tgl 09 Mei 2021)
http://www.tokomakalah.com/2016/10/makalah-tentang-kebudayaan-provinsi-jawa-
timur.html
http://www.rifalnurkholiq.com/2015/10/makalah-kebudayaan-masyarakat-jawa.html
http://ahmadsfarid.blogspot.co.id/2016/04/makalah-adat-istiadat-jawa-timur.html