UPAYA PELESTARIANNYA
MAKALAH
Disusun oleh:
PRODI AKUNTANSI
2021
1,5cm
KATA PENGANTAR
ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia dan
bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca. Rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada semua pihak yang
mestinya. Saya percaya tidak ada ilmu yang sia-sia, dan saya yakin akan tiba
saatnya saya dapat mengamalkan ilmu yang saya dapatkan dalam perkuliahan ke
masyarakat.
masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
kesempuraan makalah ini. Akhir kata, Harapan saya semoga makalah ini dapat
berguna bagi para pembaca agar mendapatkan sudut pandang baru setelah
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….……...i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................11
C. Tujuan................................................................................................................11
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................12
A. Kesimpulan……………………………….………………….…………..........31
B. Saran………………………………………………………..…………………31
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki ratusan budaya yang
masih terjaga dan bisa kita nikmati hingga saat ini. Hampir seluruh budaya
tersebut memiliki karakteristik menyesuaikan daerah asalnya. Hal itu lah yang
menjadikan Indonesia memiliki daya tarik lebih Jika dibandingkan negara lain.
Keanekaragaman seni dan budaya inilah yang membuat Indonesia menjadi salah
satu negara yang kaya akan kebudayaan, berbekal keunikan dan kekayaan budaya
berbangsa dan bernegara, maka bangsa Indonesia terus berusaha untu9k menggali
makmur.
1
2
lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional. Maka atas dasar
sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi
Kebudayaan adalah harta yang sangat berharga bagi bangsa ini, karena
lain-lain itu harus dijaga kelstariaanya. Sebab sebagaimana yang telah disebut di
atas, kebudayaan adalah cerminan jati diri dan harkat martabat sebuah bangsa.
buah adab (keluhuran budi), maka semua kebudayaan selalu bersifat tertib, indah
berfaedah, luhur, memberi rasa damai, senang, bahagia, dan sebagainya. Sifat
masing-masing bangsa.
Kebudayaan ideal, bersifat abstrak, tidak dapat diraba lokasinya, ada didalam
Kebudayaan itu Hidup. Ide dan gagasan hidup bersama suatu masyarakat
yang memberi jiwa Kepada masyarakat setempat. Ide dan gagasan itu tidak saling
terlepas melainkan senantiasa berkaitan menjadi satu sistem budaya, dalam bahasa
setempat dikenal wujud ideal dar kebudayaan itu yaitu tradisi, dalam bentuk
jamaknya menjadi adat istiadat Kebudayaan lokal terkait langsung dengan daerah.
Seiring dengan perkembangan zaman dan sistem sosial budaya, dewasa ini budaya
lokal dimaknai sebagai pengetahuan bersama yang dimiliki oleh sejumlah orang.
Dengan demikian, budaya lokal dapat digunakan untuk merujuk budaya pedagang
memadai lagi. Budaya lokal meliputi berbagai kebiasaan dan nilai bersama yang
semakin banyak bahasa yang punah atau hampir punah di dunia, khususnya di
Indonesia merupakan salah satu penyebab seringnya terjadi bencana alam (banjir,
longsor, atau kerusakan hutan) Kepunahan berbagai bahasa daerah di tanah air,
berbagai bidang.
Banyak sekali idiom dalam bahasa lokal yang berhubungan erat dengan
4
pengetahuan sosial dan ekologi. Kerusakan lingkungan alam juga disebabkan oleh
sebagai suatu bencana sosial yang bersifat global. Budaya masyarakat yang
lokal masyarakat yang tinggal di daerah pantai terlihat keras dan karakterisitk
bersifat tradisional yang masih dipertahankan. Tidak semua nilai tradisional buruk
dan harus dihindari. Justru nilai tradisional itu harus digali dan digunakan untuk
karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia
hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan Terus hidup dan
satu sama lain, karena dalam kehidupannya tak mungkin tidak berurusan dengan
khas insani. Dalam arti bahwa manusialah subjek dan pelaku kebudayaan.
menguasai dan memperabdikan alam kodrat. Ini berarti bahwa kebudayaan tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Selama manusia ada, kebudayaan akan
terus ada.
norma-norma yang harus diturunkan dari leluhur atau nenek moyang kepada
Dan budaya erat kaitannya dengan ritual yang urutan tindakannya telah
Ditentukan dan secara periodik diulang ketika mengadakan upacara yang sama,
Ritual tersebut memberikan arti religi dan sosial yang meliputi penggunaan
Simbol- simbol budaya. Tradisi budaya bukan sekedar kebiasaan yang dilakukan
Seseorang atau sekelompok masyarakat, tetapi tradisi ini dilakukan dengan serius
baik, lebih Nyaman, lebih bahagia, lebih aman, lebih sejahtera, dan Lebih sentosa.
manusia. Fungsi budaya juga tampak pada keberadaan budaya Sebagai sistem.
Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya
berwujud ide-ide Dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu
Masyarakat.
7
Gagasan tersebut tidak dalam keadaan berdiri Sendiri, tetapi berkaitan dan
menjadi suatu sistem. Budaya Adalah bagian dari kebudayaan yang diartikan pula
adat-Istiadat. Adat- istiadat mencakup sistem nilai budaya, sistem Norma, norma-
bersangkutan, termasuk norma Agama. Fungsi sistem budaya adalah menata dan
mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat,
Namun tantangan yang nyata dan harus dihadapi oleh semua elemen
dan kewajiban seluruh elemen masayarakat untuk terus menjaga supaya budaya
tersebut tidak Hilang termakan perubahan zaman. Tidak mudah memang untuk
menjalankannya.
nial budaya lokal sebagai salah satu sarana untuk membangun karakter bangsa.
unggulan berbasis kearifan lokal pada tataran masyarakat yang tinggal di desa,
kabupaten, atau propinsi, yang berasal dari masyarakat setempat dan bersifat lokal
dengan membiarkan pelenyapan atas sumber identitas lokal yang diawali dengan
negara luar dianggap lebih bagus mampu menjadi lebih modern dalam kehidupan
berbudaya. Kita sering kali menemukan sikap masyarakat yang kurang yakin akan
potensi yang ada dalam negeri maupun dirinya. Keunggulan suatu bangsa
menyangkut pikiran atau akal budi tetapi melibatkan nilai-nilai moral yang hidup
Jika diasah lebih lama dan dikembangkan lebih profesional sekiranya akan
memiliki nilai jual yang lebih atau kedudukannya mampu menyamai sesuatu yang
dianggap bagus dari luar, dan pada akhirnya dari sikap seperti itu banyak sekali
nilai-nilai budaya dan produk lokal kita berdaya saing tinggi dan tidak
dengan adanya bentuk seni pertunjukan dalam sebuah masyarakat yaitu adanya
dalam tiga kurun waktu yakni: masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Realitas dan fakta masa lalu yang beraneka ragam dapat terlihat dalam latar
belakang kehidupan sosial budaya masyarakat antara lain adat istiadat maupun
bahasa daerah dan festival budaya yang telah menjiwai masyarakat bangsa dan
dalam kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak
mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti
itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi belakangan
bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang melupakan apa itu budaya
Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa cinta terhadap budaya semakin
berkurang, dan ini sangat berdampak tidak baik bagi masyarakat asli Indonesia.
Melihat kenyataan bahwa para generasi muda bangsa Indonesia saat ini
lebih memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik ataupun lebih
unik dan praktis, kebudayaan lokal banyak yang luntur akibat tidak ada generasi
adalah kewajiban setiap lapisan masyarakat, dimana peran setiap mereka yang
10
terus berusaha untuk mewarisi kekuatan budaya lokal akan menjadi kekuatan
Generasi muda adalah harapan masa depan, calon pemimpin masa depan,
oleh karena itu di pundak generasi mudalah nasib suatu bangsa dipertaruhkan.
Suatu bangsa apa bila generasi mudanya memiliki kualitas yang unggul dan
semangat yang kuat untuk memajukan budaya daerah yang didasari dengan
lokal suatu bangsa tidak akan punah di era globalisasi ini. Karena budaya lokal
sangat berpengaruh terhadap perilaku generasi muda. Mereka akan akan lebih
menghargai nilai budaya dan bahasa, nilai- nilai solidaritas sosial, kekeluargaan
Dengan melestarikan budaya lokal kita bisa menjaga budaya bangsa dari
pengaruh budaya asing, dan menjaga agar budaya kita tidak diakui oleh Negara
Indonesia Contoh budaya kita yang diakui oleh Negara malaisia: Reog, lagu Rasa
budaya yang dimiliki dan ini merupakan peluang yang cukup baik selain bisa
kebanggaan karena bisa dikenal di mata dunia. Dan tidak sedikit dari para
wisatawan asing melestarikan di negaranya seperti yang bisa dilihat saat ini.
11
eksis lebih dulu, sedangkan budaya Bangsa muncul sesudahnya, tepatnya sesudah
mewarisi nilai-nilai unggulan dari budaya- budaya Lokal, dan bukan sebaliknya.
(cultural heritage) bagi bangsa Indonesia. Karena itu judul makalah ini
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
terdapat pada budaya lokal, mengetahui nilai-nilai dari budaya lokal yang ada di
Indonesia. Makalah ini ditulis demi mengidukasi pembaca mengenai budaya lokal
sebagai warisan budaya Indonesia yang saat ini banyak dilupakan. Dengan adanya
mancanegara.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Edward B. Taylor
“That complex whole which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom
and any other capabilities and habits acquired by man as member of society”.[1]
masyarakat).
ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan
social.
3. Koentjaraningrat
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan relajar.
4. Dr. K. Kupper
12
13
bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun
kelompok.
5. William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh
para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan
melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua
masyarakat.
6. Francis Merill
semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu masyarakat
manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah memasyarakat secara
8. Robert H Lowie
warisan masa lampau yang di dapat melalui pendidikan formal atau informal.
9. Arkeolog R. Seokmono
14
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi social, religi seni dan lain-lain, yang
kehidupan bermasyarakat.
that can be communicated from one generation to another. The culture of a people
is their social heritage, “Complex whole” which include knowledge, bilief, art,
heritage, sebagai warisan sosial, warisan sosial mana bersifat totalitas yang
kompleks. Definisi Sutherland dan Woodwart tersebut lebih luas dan sejajar
Adalagi definisi kebudayaan yang lebih spesifik dan inklusif ialah definisi
dies in a group tradition of which the vehicle in language. Thus culture in a group
Culture includes all man’s acquired power of control over nature and
himself. It includes, there for, on the one hand, the whole of man’s material
civilization, tools, weapons, clothing, shelter, machines and even systems industry
dalam interaksi kelompok atau dipelajari dalam kelompok. Juga kebudayaan itu
menurut Ellwood mencakup kekuatan untuk menguasai alam dan dirinya sendiri.
ambilkan dari ahli- ahli Anthropologi dan Sosiologi, maka di bawah ini saya
ambilkan dari ahli pendidikan dan sosiopaedagogik khususnya. Dia itu ialah
suggest a some what different definition of culture as the total behavior pattern of
the group, conditioned in part by the physical environment, both natural and man-
made, but primarily by the idea, attitudes, values, and habits which have been
developed by the group to meet its needs”.[4] Di sini oleh Brown ditekankan
bahwa kebudayaan itu adalah sebagai totalitas tingkah laku kelompok yang
dikondisikan oleh milieu fisik dan sosial serta alam pikiran dan pendukung
tapak demi tapak, trial and error. Pada titik-titik tertentu terdapat peninggalan-
peninggalan yang eksis atau terekam sampai sekarang yang kemudian menjadi
‘produk atau hasil budaya fisik dari tradisitradisi yang berbeda dan prestasi-
prestasi spiritual dalam bentuk nilai dari masa lalu yang menjadi elemen pokok
Jadi warisan budaya merupakan hasil budaya fisik (tangible) dan nilai
budaya (intangible) dari masa lalu. Nilai budaya dari masa lalu (intangible
heritage) inilah yang berasal dari budaya-budaya lokal yang ada di Nusantara,
meliputi: tradisi, cerita rakyat dan legenda, bahasa ibu, sejarah lisan, kreativitas
warisan budaya tidak bergerak (immovable heritage) dan warisan budaya bergerak
terbuka dan terdiri dari: situs, tempat-tempat bersejarah, bentang alam darat
2001: 8). Warisan budaya bergerak biasanya berada di dalam ruangan dan terdiri
dari: benda warisan budaya, karya seni, arsip, dokumen, dan foto, karya tulis
cetak, audiovisual berupa kaset, video, dan film (Galla, 2001: 10).
Heritage Unit, 1995: 45). Yang dimaksud dengan monument adalah hasil karya
arsitektur, patung dan lukisan yang monumental, elemen atau struktur tinggalan
arkeologis, prasasti, gua tempat tinggal, dan kombinasi fitur-fitur tersebut yang
mempunyai nilai penting bagi sejarah, budaya dan ilmu pengetahuan. Yang
dalam bentang lahan mempunyai nilai penting bagi sejarah, budaya dan ilmu
tentang Benda Cagar Budaya disebut sebagai ‘benda cagar budaya’ yang berupa
benda buatan manusia dan benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting
mengandung atau diduga mengandung benda cagar budaya disebut ‘situs’ (pasal 2
Undang-undang Nomor 5 tahun 1992). Benda cagar budaya dan situs dipelajari
Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran
2. Aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial terdiri atas
satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu
berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret,
3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan
kebudayaan itu dapat ditinggalkan seperti membuka baju. Jadi tepatnya manusia
itu berbudaya, dus manusia itu aktif menciptakan kebudayaan, manusia itu
membudaya terus menerus dari saat manusia itu ada (bayi lahir) sampai dia
meninggal dunia. Tetapi sebagian dari kebudayaan masih tetap ada, ialah yang
hakikatnya adalah membudaya, berkebudayaan. Jadi tidak tepatlah kalau ada yang
totalitas dan kompleks. Dengan adanya ketotalitasan dan kekomplekan itu tidak
19
jelas. Salah satu teknik pembagian kebudayaan manusia ialah menurut aspek-
aspek atau komponen-komponen daripada kebudayaan, yang dalam hal ini setiap
2. Bahasa
3. Hubungan sosial
4. Hidup perekonomiannya
6. Keseniannya
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat, karena itu
sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga nila kebenaran, nilai
20
estetika, baik nilai moral, religius dan nilai agama (Elly Setiadi, 2006:31). Nilai
masyarakat, bangsa, dan negara. Kehadiran nilai dalam kehidupan manusia dapat
menimbulkan aksi dan reaksi, sehingga manusia akan menerima atau menolak
kehadirannya. Sebagai konsekuensinya, nilai akan menjadi tujuan hidup yang ingin
kebohongan merupakan nilai yang selalu ditentang atau ditolak oleh manusia (Joko
Tripasetyo,2008: 18).
adalah sesuatu yang abstrak (tidak terlihat wujudnya) dan tidak dapat disentuh
oleh panca indra manusia. Namun dapat di identifikasi apabila manusia sebagai
tersebut. Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan, ataupun motivasi
dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Dalam bidang pelaksanaannya nilai-
nilai dijabarkan dan diwujudkan dalam bentuk kaidah atau norma sehingga
Relevan dengan teori tersebut, penulis menegaskan bahwa nilai bisa dikatakan
juga sebagai ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang
berhubungan dengan keadaan baik, buruk, benar salah atau suka tidak suka
Menjadikan sebuah tolak ukur seseorang dalam menanggapi sikap orang lain
dilihat dari pencerminan budaya yang ada dalam suatu kelompok masyarakat.
konsep lainya, ataupun dikaitkan dengan sebuah statement. Konsep nilai ketika
berkembang secara tidak terduga. Maka munculah masalah yang berkaitan dengan
orang lain.
budaya dan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sampai saat Ini
belum optimal dalam upaya membangun karakter warga negara, bahkan setiap
saat kita saksikan berbagai macam tindakan masyarakat yang berakibat pada
Lickona (1992:32) terdapat 10 tanda dari perilaku manusia yang menunjukan arah
c) Semakin tingginya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru dan igur Pengaruh
nial budaya lokal sebagai salah satu sarana untuk membangun karakter bangsa.
Pentingnya transformasi nilai-nilai budaya lokal sebagai salah satu sarana untuk
23
asasi dalam proses berbangsa karena hanya bangsa yang memiliki karakter dan
negara.
proses kebangsaan yang terjadi tanpa henti dalam kurun sejarah, baik pada zaman
ketidakpastian jati diri bangsa yang menurut desain Induk Pembangunan Karakter
terjadi:
24
a) Disorientasi dan belum dihayati nilai-nilai pancasila sebagai ilosoi dan ideologi
bangsa.
pancasila.
bekerja sama. Oleh karena itu, pembangunan karakter bangsa perlu dilakukan di
luar sekolah atau pada masyarakat secara umum sesuai dengan kearifan budaya
lokal masing-masing. Hal yang sama disampaikan oleh Eddy (2009:5) bahwa
kembali segenap wadah dan kegiatan pendidikan”. Adapun cara menjaga nilai-
2. Pengembangan
d. Gotong royong
3. Akulturasi Budaya
4. Kebudayaan
sebagai berikut:
c. Menilai dan menentukan kebenaran dan kesalahan atas diri sendiri dan orang
lain.
26
komponen motivasional yang kuat seperti halnya komponen kognitif, afektif, dan
behavioral.
3) Nilai budaya berfungsi penyesuaian, isi nilai tertentu diarahkan secara langsung
kepada cara bertingkah laku serta tujuan akhir yang berorientasi pada
karena nilai tersebut diperlukan oleh individu sebagai cara untuk menyesuaikan
4) Nilai budaya berfungsi sebagai ego defensiv. Didalam prosesnya nilai mewakili
terhadap kestuan persepsi dan keyakinan yang lebih baik untuk melengkapi
masa lalu. Masalahnya kearifan local tersebut seringkali diabaikan, dianggap tidak
ada relevansinya dengan masa sekarang apalagi masa depan. Dampaknya adalah
banyak warisan budaya yang lapuk dimakan usia, terlantar, terabaikan bahkan
justru mencari-cari jati dirinya dari tinggalan sejarah dan warisan budayanya yang
sedikit jumlahnya. Kita sendiri, bangsa Indonesia, yang kaya dengan warisan
budaya justru mengabaikan aset yang tidak ternilai tersebut. Sungguh kondisi
yang kontradiktif.
melestarikan warisan budaya yang sampai kepada kita. Melestarikan tidak berarti
membuat sesuatu menjadi awet dan tidak mungkin punah. Melestarikan berarti
memelihara untuk waktu yang sangat lama. Jadi upaya pelestarian warisan budaya
lokal berarti upaya memelihara warisan budaya lokal untuk waktu yang sangat
lama. Karena upaya pelestarian merupakan upaya memelihara untuk waktu yang
berbasis proyek, berbasis donor dan elitis (tanpa akar yang kuat di masyarakat).
Pelestarian tidak akan dapat bertahan dan berkembang jika tidak didukung
oleh masyarakat luas dan tidak menjadi bagian nyata dari kehidupan kita. Para
pakar pelestarian harus turun dari menara gadingnya dan merangkul masyarakat
dalam buku tebal disertasi para doktor, jangan hanya diperbincangkan dalam
28
seminar para intelektual di hotel mewah, apalagi hanya menjadi hobi pada orang
pelestarian akan dapat sustainable jika berbasis pada kekuatan dalam, kekuatan
pecinta dan pendukung dari berbagai lapisan masyarakat. Untuk itu perlu
bangsa terhadap nilai-nilai sejarah kepribadian bangsa dari masa ke masa melalui
pewarisan khasanah budaya dan nilai-nilai budaya secara nyata yang dapat dilihat,
budaya
4. Motivasi ekonomi yang percaya bahwa nilai budaya local akan meningkat bila
5. Motivasi simbolis yang meyakini bahwa budaya lokal adalah manifestasi dari
Dari penjelasan diatas dapat diketahi bahwa pelestarian budaya lokal juga
29
kebudayaan, sejarah dan identitas (Lewis, 1983: 4), dan juga sebagai penumbuh
3. Mengadakan dan turut serta dalam kegiatan lomba/pentas seni di daerah sekitar
kita miliki tidak hanya cukup untuk dilestarikan, namun budaya daerah juga perlu
kita hargai. Beberapa cara untuk menghargai keberagaman budaya di sekitar kita
adalah: Tidak menjelek-jelekan atau menghina suku dan ras bangsa lain,
menghormati adat istiadat daerah lain. Dan seenantiasa untuk mau mengenal adat
yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Salah satu faktor
yang menyebabkan budaya lokal dilupakan pada masa sekarang adalah kurangnya
generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya
sendiri. Merujuk dari fakta yang terjadi, masyarakat Indonesia saat ini lebih
30
memilih kebudayaan asing yang mereka anggap lebih menarik dan praktis. Hal ini
budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah
dan pasif melalui kontak budaya (Malinowski dalam Mulyana, 2005:21). Teori
Malinowski ini sangat nampak dalam pergeseran nilai-nilai budaya kita yang
condong ke Barat.
Cara melestarikan budaya lokal pada era globalisasi agar tetap terjaga:
sendiri.
4. Menjadikan budaya lokal sebagai identitas dan bangga terhadap budaya lokal
ke luar negeri.
lokal di sekolah.
masyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya lokal yang beraneka ragam merupakan warisan budaya yang wajib
dilestarikan. Ketika bangsa lain yang hanya sedikit mempunyai warisan budaya
lokal berusaha keras untuk melestarikannya demi sebuah identitas, maka sungguh
naïf jika kita yang memiliki banyak warisan budaya lokal lantas mengabaikan
dilepaskan.
B. Saran
Tidak bisa dipungkiri, budaya lokal yang ada di Indonesia sangat beragam. Akan
lebih bijaksana apabila kita sebagai masyarakat Indonesia masa kini tetap
melestarikan jenis – jenis kebudayaan Indonesia yang ada agar tetap hidup dan
Marilah terus menyadarkan diri untuk tetap menjaga serta melestarikan khasanah
31
DAFTAR PUSTAKA
B. Saini (eds). Protecting the Past for the Future. Canberra: Australian
Government Publishing Service.
Heri Wijayanto. 2008. Inovasi Ganongan pada Kesenian Reog Ponorogo melalui
Kegiatan Magang Kewirausahaan. Ponorogo: Universitas
Muhammadiyah Ponorogo.
Primadesi, Yona. 2010. Peran masyarakat local Dalam usaha pelestarian naskah-
naskah Kuno paseban. Jurnal Bahasa dan seni. vol. 11 no.2.
32