Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU

“PENDIDIKAN SENI RUPA”

Dosen Pengampu: Nurul Kumala Dewi, M.Sn.

Oleh:

NUBA SANZANIA

NIM: E1E020149

KELAS : 4F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2022
SOAL

1. Definisi Kebudayaan
2. Jelaskan macam-macam kebudayaan (pembagian)

JAWAB

1. Pengertian Kebudayaan
Untuk melakukan penelitian kebudayaan, seorang peneliti budaya harus
mengetahui dan memahami pengertian kebudayaan. Hal tersebut diperlukan agar
dalam melakukan penelitian, seorang peneliti kebudayaan, tidak mengalami
kesalahan. Maka, sebagai langkah awal untuk melakukan penelitian kebudayaan,
seorang peneliti budaya perlu melakukan pemeriksaan mendalam terhadap apa
yang disebut sebagai kebudayaan.
Secara etimologis, kata budaya atau kebudayaan yang terdapat dalam
khazanah bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Secara umum kata tersebut
dapat diartikan sebagai “hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia”.
Adapan dalam bahasa Inggris, kata kebudayaan disebut culture. Secara etimologis,
kata tersebut berasal dari kata latin colere yang berarti “mengolah atau
mengerjakan”, atau “mengolah tanah atau bertani”. Dalam bahasa Indonesia, kata
culture tersebut diterjemahkan sebagai kultur. Hal itu untuk mendapatkan
kedekatakan pemahaman dengan logika kata culture dalam bahasa Inggris
(Koentjaraningrat, 1993: 9).
Pengertian kebudayaan menurut para ahli:
a. Clifford Geertz (dalam Tasmuji dkk, 2011: 154) mendefinisikan
kebudayaan sebagai suatu sistem makna dan simbol yang disusun yang di
dalamnya mengandung pemahaman bagaimana setiap individu
mendefinisikan dunianya, menyatakan perasaannya dan memberikan
penilaian-penilaiannya, yang pola maknanya ditransmisikan secara historis,
dan diwujudkan dalam bentuk-bentuk simbolik melalui sarana komunikasi,
pengabdian, dan pengembangan pengetahuan. Maka, dapat disimpulkan
bahwa kebudayaan merupakan suatu sistem simbolik, yang keberadaannya
haruslah dibaca, diterjemahkan dan diinterpretasikan.
b. Edward B. Taylor (dalam Haviland, 1985: 332) memberikan pemahaman
bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
termasuk segala pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum adat
dan segala kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai
seorang anggota masyarakat.
c. Ralph Linton (dalam Tasmuji dkk, 2011: 151) memahami kebudayaan
sebagai seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai
sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih
diinginkan.
d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi (dalam Soekanto, 2007: 151)
merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta
masyarakat. Dalam arti bahwa karya masyarakat menghasilkan teknologi
dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture)
yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar
kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.
e. Sutan Takdir Alisyahbana (dalam Rafiek, 2012: 8) berpendapat bahwa
kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir manusia.
f. Zoet Mulder (dalam Rafiek, 2012: 10) memberikan pernyataan bahwa
kebudayaan dapat dipahami sebagai perkembangan berbagai kemungkinan
kekuatan kodrat, terutama kodrat manusia di bawah pembinaan akal budi.
g. Koentjaraningrat (2009:144) menyatakan bahwa kebudayaan adalah
keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar.
h. Alfred North Whitehead (dalam Rafiek, 2012: 10) menyebutkan bahwa
kebudayaan dapat dipahami sebagai karya akal budi manusia.
i. M. Rafiek (2012: 11) berpendapat bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang
harus ditemukan sebagai sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak ada,
sesuatu yang harus dialihkan dari generasi ke generasi, dan sesuatu yang
harus diabadikan keasliannya atau dalam bentuk yang dimodifikasi.
Berdasarkan pengertian kebudayaan yang diberikan oleh para ahli tersebut,
dapatlah dipahami bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang kompleks dan selalu
berkaitan dengan manusia. Kebudayaan bukanlah hal yang sederhana, maka upaya
untuk menyimplifikasi makna kebudayaan dapat berdampak pada tidak
terungkapnya kebudayaan sebuah masyarakat secara mendalam. Oleh karena itu,
upaya untuk mengunkap kebudayaan bukanlah hal yang sederhana dan mudah,
perlu pemahaman mendalam dan kompleks bagi seorang mahasiswa atau peneliti
budaya untuk memahami sebuah kebudayaan.

2. Macam-Macam Kebudayaan
a. Tari
Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku
bangsa dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia:
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi
oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang
diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai
tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli
Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan
sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang
dijalankan pemerintah.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan
ke dalam berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat
dibagi ke dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu-Buddha, dan era
Islam. Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua
kelompok, tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari
rakyat yang tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian
Indonesia dibagi dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
b. Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau
musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan
baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya
pencipta lagu daerah ini tidak diketahui lagi alias noname.
Lagu kedaerahan mirip dengan lagu kebangsaan, namun statusnya hanya
bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan biasanya memiliki lirik sesuai dengan
bahasa daerahnya masing-masing seperti Manuk Dadali dari Jawa Barat dan
Rasa Sayange dari Maluku.
Selain lagu daerah, Indonesia juga memiliki beberapa lagu nasional atau
lagu patriotik yang dijadikan sebagai lagu penyemangat bagi para pejuang pada
masa perang kemerdekaan.
Perbedaan antara lagu kebangsaan dengan lagu patriotik adalah bahwa
lagu kebangsaan ditetapkan secara resmi menjadi simbol suatu bangsa. Selain
itu, lagu kebangsaan biasanya merupakan satu-satunya lagu resmi suatu negara
atau daerah yang menjadi ciri khasnya. Lagu Kebangsaan Indonesia adalah
Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Soepratman.
c. Musik
Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya Zaman Perunggu
bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum Masehi. Musik-
musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan instrumen perkusi,
terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi musik yang rumit
dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau Rote, angklung
dari Jawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari Jawa dan Bali
Musik di Indonesia sangat beragam dikarenakan oleh suku-suku di
Indonesia yang bermacam-macam, sehingga boleh dikatakan seluruh 17.508
pulaunya memiliki budaya dan seninya sendiri.[3] Indonesia memiliki ribuan
jenis musik, kadang-kadang diikuti dengan tarian dan pentas. Musik tradisional
yang paling banyak digemari adalah gamelan, angklung dan keroncong,
sementara musik modern adalah pop dan dangdut.
d. Seni Sastra
Sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam
karya sastra di Asia Tenggara. Istilah "Indonesia" sendiri mempunyai arti yang
saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di
wilayah tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah
Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa
akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu
turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan
sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga
beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula
bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
e. Upacara adat
Upacara adat merupakan suatu bentuk tradisi yang bersifat turun-temurun
yang dilaksanakan secara teratur dan tertib menurut adat kebiasaan masyarakat
dalam bentuk suatu rangkaian aktivitas permohonan sebagai ungkapan rasa
terima kasih. Selain itu, upacara adat merupakan perwujudan dari sistem
kepercayaan masyarakat yang mempunyai nilai-nilai universal, bernilai sakral,
suci, religius, dilakukan secara turun-temurun serta menjadi kekayaan
kebudayaan nasional.
Unsur-unsur dalam upacara adat meliputi: tempat upacara, waktu
pelaksanaan, benda-benda/peralatan dan pelaku upacara yang meliputi
pemimpin dan peserta upacara.
Jenis-jenis upacara adat di Indonesia antara lain: Upacara kelahiran,
perkawinan, kematian, penguburan, pemujaan, pengukuhan kepala suku dan
sebagainya.
Beberapa upacara adat tradisional yang dilaksanakan masyarakat antara lain:
 Sumatra Sunting
 Peucicap di Aceh
 Peusijuek dapu di Aceh
 Peutron Aneuk di Aceh
 emamanen di Aceh
 Cawir Metua di Sumatra Utara
 Jamu Laut di Sumatra Utara
 Margondang di Sumatra Utara
 Serak gulo di Sumatra Utara
 Tabuik di Sumatra Barat
 Balimau di Sumatra Barat dan Lampung
f. Aksara
Aksara Nusantara merupakan beragam aksara atau tulisan yang digunakan
di Indonesia untuk secara khusus menuliskan bahasa daerah tertentu, meskipun
penggunaannya untuk sekarang tergeser oleh alfabet Latin.
 Aksara Bali untuk menuliskan bahasa Bali.
 Aksara Batak untuk menuliskan bahasa Batak.
 Aksara Jawa (Hanacaraka) untuk menuliskan bahasa Jawa.
 Aksara Jawi untuk menuliskan bahasa Melayu dan rumpunnya.
 Aksara Kaganga untuk menuliskan bahasa Rejang.
 Aksara Lampung untuk menuliskan bahasa Lampung.
 Aksara Lontara untuk menuliskan bahasa Bima, Bugis, Luwu, Makassar, an
Mandar.
 Aksara Pegon untuk menuliskan bahasa Jawa dan Sunda.
 Aksara Sasak untuk menuliskan Bahasa Sasak
 Aksara Sunda untuk menuliskan bahasa Sunda.
g. Pakaian Adat
Pakaian adat atau pakaian tradisional juga adalah salah satu dari
banyaknya kebudayaan yang ada di Indonesia. Selain itu, karena ciri khas dari
setiap daerah, pakaian adat juga dapat merepresentasikan karakter dan prinsip
dari suku atau masyarakat daerah tertentu. Indonesia mempunyai banyak sekali
pakaian adat yang ada di setiap daerahnya, bahkan ada beberapa daerah yang
mempunyai lebih dari satu jenis pakaian adat.
h. Suku Bangsa
Suku merupakan sebuah kenyataan dari kelompok masyarakat tertentu di
daerah yang ditandai oleh adanya kebiasaan-kebiasaan dan juga praktek hidup
yang ada pada kelompok masyarakat itu sendiri. Kebudayaan yang ada
Indonesia benar-benar tidak dapat dipisahkan dari suku itu sendiri. Contoh suku
bangsa yang ada di Indonesia seperti kebudayaan suku jawa, kebudayaan suku
dayak, kebudayaan suku batak, kebudayaan suku minangkabau, kebudayaan
budayaan Suku Akit.
i. Bahasa Daerah
Bahasa daerah merupakan suatu bahasa yang dituturkan di suatu wilayah
dalam sebuah negara atau bangsa pada suatu daerah kecil, negara bagian ataupun
provinsi tertentu. Fungsi dari bahasa daerah yaitu sebagai identitas suatu
kelompok masyarakat. Jumlah bahasa daerah di Indonesia yaitu sebanyak 652
bahasa.

Sumber:

1. Tjahyadi, indra. Et. Al. 2019. BUKU AJAR KAJIAN BUDAYA LOKAL.
Lamongan: Pagan Press.

Anda mungkin juga menyukai