Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari kata budh, budhi, budhaya dalam bahasa sansekerta yang
berarti akal, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada
pendapat yang mengatakan bahwa kebudayaan yang berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti perbuatan atau
ikhtiar sebagai unsure jasmani, sehingga kebudayaan diartikan sebagai hasil dari akal dan ikhtiar
manusia (supartono, 2001; Prasetya, 1998).
Mengenai definisi kebudayaan telah banyak sarjana-sarjana ilmu sosial yang mencoba
menerangkan dari sudut pandangnya masing-masing. A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn
menyatakan bahwa da sekitar 179 definisi tentang kebudayaan. Oleh karena itu pemilihan
definisi kebudayaan yang tepat sangat sukar. Sehubungan dengan hal itu maka akan dicoba
memaparkan beberapa definisi kebudayaan.
a. E.B Tylor, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks yang didalamnya
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, adapt istiadat, serta kesanggupan dan
kebiasaan lainnya yang mempelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
b. R. Linton, menyatakan bahwa kebudayaan adalah merupakan konfigurasi dari tingkah laku yang
dipelajari dan hasil dari tingkah laku itu yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan
diteruskan oleh anggota dari masyarakat tertentu.
c. Herkovits, menytakan bahwa kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan
oleh manusia.
d. Krober dan Kluckhohn, menyatakan bahwa kebudayaan adalah pola, eksplisit dan implicit,
tentang untuik perilaku yang dipelajari dan diwariskan melalui simbol-simbol, yang merupakan
prestasi khas manusia, termasuk perwujudannya dalam benda-benda budaya.
e. Ki Hajar Dewantara, menyatakan bahwa kebudayaan adalah buah dari manusia, yang
merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, alam danh jaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan
dan kesukaran di alam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya besipat tertib dan damai.
f. Soedjatmoko, mengemukakan kebudayaan adalah penjelmaan manusia dalam penghadapannya
dengan lingkungan alam dan sosialnya dengan ruang dimana ia hidup dan dalam
penghadapannya dengan waktu, peluang dan pilihan, kesinambungan dan perubahan, serta
sejarah (Soedjatmoko 1985).
g. Koentjaraningrat, menyatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya
manusia yang harus dibiasakanya dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya
(Supartono, 2001; Keesing, 1992).
2. Tarian
Contoh tari seudati, tarian daerah aceh.
a. Aceh: Tari Bines, Didong, Tari Guel, Tari Mesekat, Tari Ratb Meuseukat, Tari Saman, Tari
Seudati, Tari Laweut, Tari Likok Pulo, Tari Pho, Tari Rapa'i Geleng, Tari Ula-ul Lembing, Tari
Pukat
b. Sumatera Utara: Tortor, Tari Sapu Tangan, Tari Adok, Tari Anak, Tari Pahlawan, Tari Lagu Duo,
Tari Perak, Famaena
c. Sumatera Barat: Tari Piring, Tari Payung, Tari Indang, Tari Pasambahan, Tari Lilin
d. Riau: Zapin, Rentak Bulian, Serampang Dua Belas
e. Kepulauan Riau: Madah Gurindam
f. Jambi: Sekapur Sirih, Selampit Delapan
g. Bengkulu: Tari Andun, Bidadei Teminang, Tari Kejei
h. Sumatera Selatan: Gending Sriwijaya, Bekhusek, Tanggai
i. Kepulauan Bangka Belitung: Tari Campak
j. Lampung: Bedana, Sembah, Tayuhan, Sigegh, Labu Kayu
k. Jakarta: Cokek, Yapong
l. Jawa Barat: Bangbarongan, Bengberokan, Jaipongan, Tari Cikeruhan, Tari Topeng Cirebon, Tari
Topeng Prianga, Kuda lumping, Reog (Sunda)
m. Jawa Tengah: Ebeg, Topeng Ireng, Kuda lumping, Tari Topeng Sinok, Tari Topeng Brebes, Reog
(Banjarharjo)
n. Yogyakarta: Tari Golek Menak, Kuda lumping.
o. Jawa Timur: Tari Remo, Kuda lumping, Reog (Ponorogo)
p. Bali: Joged Bumbung, Gambuh, Kecak, Legong, Sanghyang, Tari Bali, Tari Janger, Tari Pendet,
Tari Rejang
q. Nusa Tenggara Timur: Caci, Caci Melo, Likurai, Bidu, Tebe, Bonet, Pado'a, Rokatenda
r. Kalimantan: Tari Banjar, Tari Kanjar, Manasai, Tari Pedang, Tari Giring-Giring, Tari Pala, Tari
Pinggan, Tari Hudog
s. Gorontalo: Tari Saronde, Tari Elengge, Tari Dana-Dana, Tari Polopalo, Tari Pore-Pore
t. Sulawesi Tengah: Dero
u. Sulawesi Selatan: Pajoge, Tari Pakarena, Tarian Anging Mamir, Tari Padduppa
v. Sulawesi Tenggara: Tari Malul
w. Maluku dan Maluku Utara: Cakalele, Orlapei, Katreji
x. Papua: Musyoh, Yosim Pancar
3. Lagu daerah
Lagu Daerah Di Indonesia atau yang biasa disebut juga lagu tradisional Indonesia merupakan
salah satu warisan kekayaan budaya Indonesia. Dengan banyaknya provinsi yang ada di
Indonesia yang mempunyai masing-masing lagu daerah, maka otomatis jumlah lagu daerah di
Indonesia juga sangat banyak. Seperti pada contoh berikut.
a. Jakarta: Kicir-kicir, Jali-jali, Lenggang Kangkung, Keroncong Kemayoran, Surilang, Terang
Bulan
b. Maluku: Rasa Sayang-sayange, Ayo Mama, Buka Pintu, Burung Tantina, Goro-Gorone, Huhatee,
Kole-Kole, Mande-Mande, Ole Sioh, O Ulate, Sarinande, Tanase
c. Riau: Soleram, Kebangkitan Melayu, Tanjung Katung, Bungo Cempako, Lancang kuning, Ayam
Putih Pungguk, Makan Sirih, Uyang Bagan Tak Ondak Belaya, Mak Long, Tuanku Tambusai,
Pak Ngah Balek, Puteri Tujuh, Dedap Durhaka, Kutang Barendo.
d. Aceh: Bungong Jeumpa, Lembah Alas, Piso Surit
e. Kalimantan Selatan: Ampar-Ampar Pisang, Paris Barantai, Saputangan Bapuncu Ampat
f. Nusa Tenggara Timur: Anak Kambing Saya, Oras Loro Malirin, Sonbilo, Tebe Onana,
Ofalangga, Do Hawu, Bolelebo, Lewo Ro Piring Sina, Bengu Re Le Kaju, Aku Retang, Gaila
Ruma Radha, Desaku, Flobamora, Potong Bebek Angsa
g. Sulawesi Selatan: Angin Mamiri, Pakarena, Sulawesi Parasanganta, Ma Rencong
h. Sumatera Utara: Anju Ahu, Bungo Bangso, Cikala Le Pongpong, Bungo Bangso, Butet, Dago
Inang Sarge, Lisoi, Madekdek Magambiri, Mariam Tomong, Nasonang Dohita Nadua,
Rambadia, Sengko-Sengko, Siboga Tacinto, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, Tapian Nauli
i. Papua/Irian Barat: Apuse, Yamko Rambe Yamko
j. Sumatera Barat: Ayam Den Lapeh, Barek Solok, Dayung Palinggam, Kambanglah Bungo,
Kampuang Nan Jauh Di Mato, Ka Parak Tingga, Malam Baiko, Kampuang nan Jauh di Mato,
Kambanglah Bungo, Indang Sungai Garinggiang, Rang Talu
k. Jambi: Batanghari, Soleram
l. Jawa Barat: Bubuy Bulan, Cing Cangkeling, Es Lilin, Karatagan Pahlawan, Manuk Dadali,
Panon Hideung, Peuyeum Bandung, Pileuleuyan, Tokecang
m. Kalimantan Barat: Cik-Cik Periuk, Cak Uncang, Batu Ballah, Alok Galing, Tandak Sambas,
Sungai Sambas Kebanjiran, Alon-Alon
n. Sumatera Selatan: Cuk Mak Ilang, Dek Sangke, Gending Sriwijaya, Kabile-bile, Tari Tanggai
o. Banten: Dayung Sampan
p. Sulawesi Utara: Esa Mokan, O Ina Ni Keke, Si Patokaan, Sitara Tillo
q. Jawa Tengah: Gambang Suling, Gek Kepriye, Gundul Pacul, Ilir-ilir, Jamuran, Bapak Pucung,
Yen Ing Tawang Ono Lintang, Stasiun Balapan
r. Nusa Tenggara Barat: Helele U Ala De Teang, Moree, Orlen-Orlen, Pai Mura Rame, Tebe
Onana, Tutu Koda
s. Kalimantan Timur: Indung-Indung
t. Jambi: Injit-Injit Semut, Pinang Muda, Selendang Mayang
u. Kalimantan Tengah: Kalayar
v. Jawa Timur: Keraban Sape, Tanduk Majeng
w. Bengkulu: Lalan Belek
x. Bali: Mejangeran, Ratu Anom
y. Sulawesi Tenggara: Peia Tawa-Tawa
z. Yogyakarta: Pitik Tukung, Sinom, Suwe Ora Jamu, Te Kate Dipanah
4. Alat musik
Macam-macam, jenis-jenis dan nama alat musik tradisional indonesia, yaitu:
Gamelan, salah satu contoh alat musik daerah Jawa.
a. Jawa: Gamelan, Kendang Jawa.
b. Nusa Tenggara Timur: Sasando, Gong dan Tambur, Juk Dawan, Gitar Lio. Jenis-jenis alat musik
dari daerah yang lainnya, yaitu:Gendang Bali, Gendang Simalungun, Gendang Melayu, Gandang
Tabuik, Sasando, Talempong, Calempong Kampar, Tifa, Saluang, Rebana, Bende, Kenong,
Keroncong, Serunai, Jidor, Suling Lembang, Suling Sunda, Dermenan, Saron, Kecapi, Bonang,
Angklung, Calung, Kulintang, Gong Kemada, Gong Lambus, Rebab, Tanggetong, Gondang
Batak, Kecapi, Kesok-Kesok, dan Saluang.
5. Patung
Contoh karya berupa patung dari daerah Indonesia, adalah:
a. Jawa: Patung Buto, patung Budha.
b. Bali: Garuda.
c. Irian Jaya: Asmat.
6. Pakaian
Pakaian Adat Tradisional Indonesia merupakan salah satu kekayaan budaya yang dimiliki
oleh negara Indonesia dan banyak dipuji oleh negara-negara lain. Dengan banyaknya suku-suku
dan provinsi yang ada di wilayah negara Indonesia, maka otomatis pula banyak sekali macam-
macam baju adat yang dipakai oleh masing-masing suku di seluruh provinsi Indonesia.Karena
dari banyaknya suku-suku yang ada di Indonesia memiliki ciri-ciri khusus dalam pembuatannya.
Adapun pakaian adat tersebut diantaranya:
a. Jawa: Batik.
b. Sumatra Utara: Ulos, Suri-suri, Gotong.
c. Sumatra Barat: Baju La'bu
d. Minang: Anak Daro & Marapule.
e. Riau/ Melayu: Baju Kurung Melayu, Kebaya Laboh, Cekak Musang, Teluk Belanga
f. Sumatra Selatan : Songket
g. Lampung: Tapis
h. Tenun Ikat : Nusa Tenggara Timur
i. Bugis Makassar : Baju Bodo dan Jas Tutup
j. Papua Timur : Manawou
k. Papua Barat : Ewer
7. Sastra/tulisan
Contoh karya/tulisan yang ada di daerah-daerah Indonesia, diantaranya:
a. Jawa: Babad Tanah Jawa, karya-karya Ronggowarsito.
b. Bali: karya tulis di atas Lontar.
c. Sumatra bagian timur (Melayu): Hang Tuah
d. Sulawesi Selatan Naskah Tua Lontara
e. Timor Ai Babelen, Ai Kanoik
8. Makanan
Adapun contoh makanan khas daerah Indonesia, yaitu:
a. Timor: Jagung Bose, Daging Se'i, Ubi Tumis.
b. Riau : Asam Pedas , Bolu Kemojo , Kue Bangkit , Lempuk Durian, Galopung, Rendang
Dodo,Jangko Duyan
c. Sumatera bagian Barat: Sate Padang, Rendang
d. Sumatera bagian Selatan: Pempek Palembang, Celimpungan, Laksan
e. Jakarta: Soto Betawi
f. Jogjakarta: Gudeg
g. Jawa Timur: Rawon, Pecel
h. Gorontalo: Binde Biluhuta
i. Sulawesi Utara: Bubur Manado(Tinutuan)
j. Sulawesi Selatan: Coto Makassar, Pallubasa, Es pisang hijau
Contoh kebudayaan nasional antara lain sifat gotong royong, pakaian nasional yaitu
kebaya dan batik, serta bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia. Semuanya itu menjadi identitas
khas bangsa Indonesia. Suatu kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk
yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Indonesia memiliki kebudayaan
lokal yang bervariasi dengan ciri-ciri khas yang membedakan kebudayaan bangsa Indonesia
dengan bangsa lain. Kebudayaan tersebut telah menjadi jati diri sebagai bangsa Indonesia.Dunia
internasional mengenal Indonesia salah satu nya dari keanekaragaman budaya yang dimiliki.
Budaya lokal tersebut harus dijaga agar dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa.Selain itu
kita harus memahami arti kebudayaan serta menjadikan keanekaragamanbudaya yang ada di
Indonesia sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.
Membangun kebudayaan nasional Indonesia harus mengarah kepada suatu strategi
kebudayaan untuk dapat menjawab pertanyaan, Akan kita jadikan seperti apa bangsa kita?
yang tentu jawabannya adalah menjadi bangsa yang tangguh dan entrepreneurial, menjadi
bangsa Indonesia dengan ciri-ciri nasional Indonesia, berfalsafah dasar Pancasila, bersemangat
bebas-aktif mampu menjadi tuan di negeri sendiri, dan mampu berperanan penting dalam
percaturan global dan dalam kesetaraan juga mampu menjaga perdamaian dunia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/50256119/Makalah-IBD-1
http://id.shvoong.com/social-sciences/2177401-ciri-ciri-kebudayaan-daerah-dan/#ixzz1upFDMeWK
http://vanyarachell.blogspot.com/2012/03/macam-macam-kebudayaan-indonesia.html
http://indonesia-liek.blogspot.com/2011/04/macam-macam-kebudayaan-indonesia-contoh.html