Anda di halaman 1dari 2

Analisa dampak penggunaan instagram pada

masyarakat dalam gaya hidup kesehariannya


“Narsisme”

Oleh :

Arvan Rusdiansyah

Ananda Dwiki Suherman

Andi Gentur Muakbar

David Yohannes Fransisco

Fairuz Zalfa Hadiputra

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual

Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Indraprasta PGRI


Metode Penelitian sendiri didalam kolam dan tanpa sengaja
menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan
Metode yang digunakan adalah kualitatif
akhirnya tumbuh bunga sampai sekarang
metode ini bersifat deskriptif dan cenderung
disebut bunga narsis (King, Johnson, Davidson,
menggunakan analisis proses dan makna lebih
et al., 2010).
ditonjolkan dalam penelitian. Pada era digital
banyaknya masyarakat menggunakan sosial
media yang terutama instagram, karena
fiturnya cenderung kearah foto maupun video,
karena adanya aplikasi ini masyarakat mulai
mendokumentasikan serta mempublikasikan
gaya hidup mereka dalam kesehariannya
melalui aplikasi instagram ini. Contoh nya
narsisme yang sedang ramai-ramainya
diperbincangkan masyarakat dalam aplikasi
instagram.

Pada usia transisi, remaja sudah mulai memiliki


minat-minat tertentu seperti pada penampilan
diri, remaja berusaha untuk dapat
berpenampilan semenarik mungkin untuk
mendapatkan pengakuan serta daya tarik.
Menurut Kernan dalam Santrock (1980),
“penampilan diri terutama dihadapan teman-
teman sebaya merupakan petunjuk yang kuat
dari minat remaja dalam sosialisasi “. Remaja
mengaktualisasikan minatnya terhadap
penampilan diri secara berlebihan memiliki
kecenderungan narsis, namun biasanya
memiliki permasalahan dengan kepercayaan
dirinya. Menurut Halgin & Whitbourne (2010)
menjelaskan bahwa mereka memiliki
penghargaan yang berlebihan terhadap
kehidupan mereka itu sendiri dan terus merasa
kesal terhadap orang lain yang mereka rasa
lebih sukses, cantik dan cerdas. Narsisisme (dari
bahasa inggris) atau narsisme (dari bahasa
belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri
sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami
gejala ini disebut narsisis (Narcissist). Istilah ini
digunakan pertama kali dalam psikologi oleh
Sigmun Freud dengan mengambil dari tokoh
dalam mitos yunani Narkissos, yang dikutuk
sehingga ia mencintai bayangannya sendiri. Ia
sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya

Anda mungkin juga menyukai