0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas tentang analisis dampak penggunaan Instagram terhadap gaya hidup masyarakat dan fenomena narsisme. Metode penelitiannya adalah kualitatif deskriptif dengan menganalisis makna dari penggunaan Instagram. Remaja mulai mengekspresikan minat pada penampilan diri secara berlebihan melalui Instagram yang dapat menunjukkan gejala narsisme.
Dokumen ini membahas tentang analisis dampak penggunaan Instagram terhadap gaya hidup masyarakat dan fenomena narsisme. Metode penelitiannya adalah kualitatif deskriptif dengan menganalisis makna dari penggunaan Instagram. Remaja mulai mengekspresikan minat pada penampilan diri secara berlebihan melalui Instagram yang dapat menunjukkan gejala narsisme.
Dokumen ini membahas tentang analisis dampak penggunaan Instagram terhadap gaya hidup masyarakat dan fenomena narsisme. Metode penelitiannya adalah kualitatif deskriptif dengan menganalisis makna dari penggunaan Instagram. Remaja mulai mengekspresikan minat pada penampilan diri secara berlebihan melalui Instagram yang dapat menunjukkan gejala narsisme.
Metode Penelitian sendiri didalam kolam dan tanpa sengaja menjulurkan tangannya hingga tenggelam dan Metode yang digunakan adalah kualitatif akhirnya tumbuh bunga sampai sekarang metode ini bersifat deskriptif dan cenderung disebut bunga narsis (King, Johnson, Davidson, menggunakan analisis proses dan makna lebih et al., 2010). ditonjolkan dalam penelitian. Pada era digital banyaknya masyarakat menggunakan sosial media yang terutama instagram, karena fiturnya cenderung kearah foto maupun video, karena adanya aplikasi ini masyarakat mulai mendokumentasikan serta mempublikasikan gaya hidup mereka dalam kesehariannya melalui aplikasi instagram ini. Contoh nya narsisme yang sedang ramai-ramainya diperbincangkan masyarakat dalam aplikasi instagram.
Pada usia transisi, remaja sudah mulai memiliki
minat-minat tertentu seperti pada penampilan diri, remaja berusaha untuk dapat berpenampilan semenarik mungkin untuk mendapatkan pengakuan serta daya tarik. Menurut Kernan dalam Santrock (1980), “penampilan diri terutama dihadapan teman- teman sebaya merupakan petunjuk yang kuat dari minat remaja dalam sosialisasi “. Remaja mengaktualisasikan minatnya terhadap penampilan diri secara berlebihan memiliki kecenderungan narsis, namun biasanya memiliki permasalahan dengan kepercayaan dirinya. Menurut Halgin & Whitbourne (2010) menjelaskan bahwa mereka memiliki penghargaan yang berlebihan terhadap kehidupan mereka itu sendiri dan terus merasa kesal terhadap orang lain yang mereka rasa lebih sukses, cantik dan cerdas. Narsisisme (dari bahasa inggris) atau narsisme (dari bahasa belanda) adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Orang yang mengalami gejala ini disebut narsisis (Narcissist). Istilah ini digunakan pertama kali dalam psikologi oleh Sigmun Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos yunani Narkissos, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri. Ia sangat terpengaruh oleh rasa cinta akan dirinya