Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 32 Nomor 2 Tahun 2021 Hal.

102 - 109

KOMPOSIT LIMBAH SERABUT KELAPA DAN KARET ALAM


SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN PEREDAM SUARA

UTILIZATION OF FIBER WASTE AND NATURAL RUBBER AS AN


ALTERNATIVE NOISE REDUCTION

Nesi Susilawati*, Chasri Nurhayati dan Tri Susanto


Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang
Jalan Perindustrian II No. 12 Sukarami KM. 09 Palembang 30152
*main contributor and corresponding author
e-mail : nesisusilawati@kemenperin.go.id

Diterima: 09 Agustus 2021; Direvisi: 16 November 2021 ± 19 Desember 2021;


Disetujui: 30 Desember 2021

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data teknis pemanfaatan serabut kelapa sawit dan serabut kelapa
dengan karet alam sebagai peredam suara dengan meningkatkan nilai tambah penggunaan serabut kelapa
dan serabut sawit. Serabut kelapa merupakan biomassa lignoselulosa berupa serat, dimana lignoselulosa
mempunyai sifat penyerap yang baik. Penguat bahan pada komposit dapat diambil dari serat (fiber) buah
kelapa. Lateks alam merupakan polimer dari senyawa hidrokarbon dan merupakan polimer alami yang dapat
digunakan sebagai perekat alami untuk menggantikan perekat sintetis. Matress peredam suara yang
dihasilkan dapat digunakan untuk menggantikan peredam suara yang ada saat ini yang relatif tidak ramah
lingkungan. Model percobaan dalam kegiatan penelitian adalah komposit serabut kelapa dan karet alam
dengan 2 variasi, variasi A adalah perbandingan komposit serabut kelapa dengan karet alam dengan rincian
A1 (75%:25%), A2 (50%:50%) dan A3 (25%:75% ) dan variasi B adalah perbandingan komposit serabut
kelapa sawit dengan karet alam dengan rincian B1 (75%:25%), B2 (50%:50%) dan B3 (25%:75%),
selanjutnya produk diuji parameter densitas dan penyerapan kebisingan dengan melewatkan suara pada
sampel peredam menggunakan kotak/ruangan yang terbuat dari kaca. Dari hasil penelitian disimpulkan
bahwa serabut sawit dan serabut kelapa dapat dimanfaatkan sebagai alternatif peredam suara dengan
efisiensi penurunan kebisingan berkisar antara 12,69 ± 15,12%. Perbedaan efisiensi penurunan kebisingan
dengan menggunakan serabut kelapa sawit dan serabut kelapa tidak berbeda secara signifikan dengan hasil
uji bervariasi. Didapatkan perlakuan terbaik dari model percobaan adalah pada perlakuan A1 yaitu dengan
rasio serabut kelapa dan karet alam sebesar 75%:25%.

Kata kunci : serabut kelapa, kebisingan, kepala sawit, peredam suara.

Abstract
This study aims to obtain technical data on the use of palm fiber and coconut fiber with natural rubber as a
noise reduction by increasing the added value of using coconut fiber and palm fiber. Coconut fiber is a
lignocellulosic biomass in the form of fiber, where lignocellulosic has good absorbent properties. Reinforcing
materials in the composite can be taken from coconut fiber. Natural latex is a polymer of hydrocarbon
compounds and is a natural polymer that can be used as a natural adhesive to replace synthetic adhesives.
The resulting soundproofing mattress can be used to replace the existing soundproofing which is relatively
unfriendly to the environment. The experimental model in the research activity is a composite of coconut fiber
and natural rubber with 2 variations, variation A is the ratio of coconut fiber composite to natural rubber with
details A1 (75%:25%), A2 (50%:50%) and A3 (25% :75% ) and variation B is the comparison of palm oil fiber
composites with natural rubber with details of B1 (75%:25%), B2 (50%:50%) and B3 (25%:75%), then the
product is tested for density parameters and noise absorption by passing sound through a damping sample
using a glass box/room. From the results of the study, it was concluded that palm fiber and coconut fiber can
be used as an alternative as noise reduction with noise reduction efficiency ranging from 12.69 ± 15.12%. The
HIILFLHQF\¶V GLIIHUHQFH RI QRLVH UHGXFWLRQ XVLQJ SDOP ILEHU DQG FRFRQXW ILEHU ZDV QRW VLJQLILFDQWO\ GLIIHUHQW ZLWK
varied test results. The best treatment obtained from the experimental model was in treatment A1 with a ratio
of coconut fiber and natural rubber of 75%:25%.

Keywords : coconut fiber, noice, noice reduction, palm fiber.

102
Nesi Susilawati Komposit Limbah Serabut Kelapa dan Karet Alam sebagai Alternatif Bahan Peredam
dkk. Suara

PENDAHULUAN bahwa belum pernah dilakukan


penelitian pemanfaatan sabut kelapa
Kebisingan adalah salah satu dan sabut kelapa sawit yang di komposit
masalah yang banyak dihadapi manusia dengan karet alam yang keduanya
pada saat ini. Kebisingan dapat merupakan bahan organik untuk menjadi
berdampak antara lain pada menurunnya mattress peredam suara, sehingga
kenyamanan dan konsentrasi, kesehatan dilakukan penelitian tersebut.
bahkan dapat menyebabkan Komposit adalah suatu material
berkurangnya kemampuan pendengaran yang dibentuk dari perpaduan antara
secara permanen. Bahan peredam suara satu atau lebih material yang memiliki
yang ada di pasaran saat ini terbuat dari sifat mekanik berbeda, dimana satu
bahan sintetis, padahal penggunaan material sebagai fasa pengisi (matrik)
bahan sintetis dalam waktu yang lama dan yang lain sebagai fasa penguat
dapat mengakibatkan gangguan (reinforcement). Komposit dapat juga
kesehatan, sehingga perlu dilakukan diperoleh dari pencampuran dua atau
penelitian tentang pemanfaatan bahan lebih material menggunakan suatu
organik sebagai alternatif bahan perekat alami maupun sintetis (Erwan et
peredam suara. al., 2015), dari gabungan tersebut akan
Beberapa penelitian tentang dihasilkan bahan komposit yang
peredam suara menggunakan bahan mempunyai sifat mekanik dan
organik yang dikomposit pernah karakteristik yang tidak sama dari bahan
dilakukan, antara lain penelitian penyusunnya (Hadi et al., 2016).
Elvaswer, et al (2011), yang Tanaman kelapa banyak ditemui
memanfaatkan serat kelapa sawit yang dan sangat melimpah di Indonesia.
dikomposit dengan lem Polyvinyl Acetole Berdasarkan data dari Badan Pusat
(PVAC) sebagai matrik menjadi papan Statistik Provinsi Sumatera Selatan,
komposit dan selanjutnya diukur diketahui bahwa produksi kelapa pada
koefisien penyerapan bunyinya, tahun 2020 sebesar 57.570 ribu ton
penelitian Patasik et al (2019), (BPS 2020). Produksi kelapa tersebut
memanfaatkan sampah organik yaitu tentu akan menghasilkan serabut kelapa
serbuk gergaji dan sabut kelapa, sebagai limbah kelapa, dimana buah
penelitian Wirman et al (2016), penelitian kelapa menghasilkan serabut kelapa
karakterisasi komposit serat sabut sekitar 35 persen dari berat buah kelapa
kelapa sawit dengan perekat PVAC sehingga jika buah kelapa dihasilkan
sebagai absorber, kemudian penelitian rata-rata per tahun sebanyak 5,6 juta
Pawestri et al (2018), yang ton, maka akan dihasilkan sekitar 1,7
memanfaatkan serat daun nanas dan juta ton serabut kelapa. Potensi serabut
serat sabut kelapa sehingga nilai kelapa yang banyak tersebut belum
kekuatan tekan diketahui dan dimanfaatkan secara maksimal untuk
karakteristik akustik penyerapan suara dapat lebih meningkatkan nilai
akibat pengaruh variasi fraksi volume tambahnya dengan menjadi produk
dapat diketahui, penelitian Said et al berteknologi. Pemanfaatan serabut
(2019), menggunakan serat sabut kelapa kelapa mayoritas hanya digunakan
dan matriks polyvinyl acetate (Lem Fox) sebagai peralatan rumah tangga,
sebagai komposit, untuk menganalisa misalnya keset, pot, matras, media
kemampuan redam suaranya, dan tanam, dll dan belum dimanfaatkan
penelitian Mutia et al (2019), tentang menjadi produk yang bernilai lebih tinggi.
pengaruh jenis serat alam (serat ampas Padahal limbah serabut kelapa dapat
tebu, serat sabut kelapa dan serat buah digunakan sebagai penguat pada
bintaro) terhadap koefisien absorpsi komposit (Amin dan Samsudi, 2010).
bunyi sebagai peredam kebisingan, Selain serabut kelapa, serabut
Namun dari beberapa penelitian yang kelapa sawit merupakan biomassa
pernah dilakukan tersebut, di ketahui lignoselulosa berupa serat, dimana

103
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 32 Nomor 2 Tahun 2021 Hal. 102 - 109

lignoselulosa mempunyai sifat penyerap BAHAN DAN METODE


yang baik. Komposisi kimia serabut
kelapa sawit yaitu selulosa 59,6%, lignin Bahan
28,5%, protein kasar 3,6%, lemak 1,9%, Bahan-bahan yang digunakan
abu 5,6% dan impurities 8% (Wirman, et dalam penelitian ini adalah lateks pekat
al., 2016; Sitanggang, 2014).Serat yang berasal dari PT. Bumi Rambang
(fiber) buah kelapa sawit dapat dijadikan Khatulistiwa Palembang, serabut kelapa
sebagai salah satu bahan penguat dari beberapa usaha penggilingan
komposit. kelapa di Palembang, serabut sawit dari
Bahan penguat dapat merupakan perkebunan masyarakat di Palembang.
serat alam, dapat merupakan serat
primer atau serat sekunder. Serat primer Peralatan
merupakan serat yang didapatkan dari Alat-alat yang digunakan dalam
tumbuhan penghasil serat, antara lain, penelitian adalah pengaduk kayu,
rami, sisal, abaca dan lain lain, cetakan yang terbuat dari kayu, spray
sedangkan serat sekunder merupakan gun stainless iron dengan cup volume
serat yang didapatkan dari hasil samping 400 cc dan air pressure 70PSI Merk
industri, contohnya bagas tebu, serat ZEHN DSW-71G, timbangan merk vibra,
kelapa dan lain-lain (Agustina, 2018). oven merk memmert, peralatan Hot
Hutabarat (2014) menyebutkan bahwa Press type XLB-D/Q 550x power 2,2 KW
penguat bahan baru komposit dapat Serial 11006 Pabrikan Qingdao Eenor
dibuat dari limbah serat (fiber) buah Rubber Machinery Co, Ltd dan
kelapa yang banyak dijumpai di soundlevel meter merk Az Instrument.
Indonesia.
Bahan komposit selanjutnya pada Metode
penelitian ini adalah karet alam. Getah Langkah-langkah penelitian yang
pohon karet (lateks) menjadi sumber dilakukan adalah serabut kelapa sawit
karet alam (Hendrawan, 2020). Karet dan serabut kelapa disortir untuk dipilih
alam memiliki sifat mekanis, dinamis sabut kelapa dalam kondisi masih baik,
dan karakteristik proses yang baik serta selanjutnya dilakukan pengujian
merupakan polimer bio-sintesis alami. terhadap sebagian sabut tersebut untuk
(Ismail et al., 2001; Nesi Susilawati et al, parameter selulosa dan lignin ke Balai
2019). Struktur molekul karet alam terdiri Besar Pulp dan Kertas Bandung. Sabut
dari cis-1,4-polyisoprene, dengan sifat kelapa dan sabut sawit yang telah
tidak tahan ozon, minyak dan panas disortir dilakukan pengeringan
tinggi (Alam dan Rihayat, 2007; menggunakan oven sampai kandungan
Nasruddin, 2018). Keunggulan karet air mencapai 40-50%. Selanjutnya
alam bersifat elastis yang tidak dimiliki dilakukan pencetakan matress dengan
oleh karet sintetis (Masyrukan, 2013; cara serabut kelapa sawit atau serabut
Nasruddin, 2018), lebih kuat, dan tahan kelapa sesuai perlakuan diatur secara
terhadap benturan (Ansarullah, 2020; merata dalam cetakan ukuran 20 cm x
Nasruddin, 2018). 20 cm x 4 cm, Serabut yang telah tertata
Berdasarkan potensi bahan baku tersebut disemprot dengan lateks pekat,
tersebut maka dilakukan penelitian dikeringkan pada suhu kamar
komposit serabut kelapa dan serabut selanjutnya lembaran mattress
kelapa sawit dengan karet alam untuk divulkanisasi dalam oven dengan suhu
pembuatan mattress peredam suara, 100°C selama 1 jam. Selanjutnya
sehingga penggunaan serabut kelapa ditekan dengan menggunakan alat hot
sawit dan kelapa dapat ditingkatkan nilai press pada suhu 70°C dan tekanan 60
tambahnya. kg/cm2 dalam waktu 15 menit. Kemudian
matress yang dihasilkan dilakukan
perhitungan densitasnya/massa jenisnya
dengan cara mengukur volume sample
(PxLxT) serta menimbang massanya,
atau juga dapat dihitung berdasarkan

104
Nesi Susilawati Komposit Limbah Serabut Kelapa dan Karet Alam sebagai Alternatif Bahan Peredam
dkk. Suara

gramasi dan ketebalan komposit dengan Berdasarkan hasil uji coba


SHUVDPDDQ GLPDQD ! DGDODK penelitian, pemanfaatan serabut sawit
densitas (kerapatan) komposit dalam dan serabut kelapa sebagai peredam
g/m3, G adalah gramasi komposit dalam suara dengan cara dilakukan pengujian
g/m2, dan t ketebalan komposit dalam m kebisingan terhadap ruangan kaca yang
(Islam et al, 2018). telah dilewatkan produk peredam suara
sesuai perlakuan dan yang hanya
À menggunakan penyekat kaca, diketahui
éL (1)
ç bahwa matress yang tidak menggunakan
produk peredam mempunyai nilai
Model percobaan dalam penelitian kebisingan yang paling tinggi yaitu
adalah komposit serabut kelapa dengan sebesar 91,00 dB(A). Sedang matress
karet alam dengan 2 variasi, variasi A komposit serabut sawit maupun serabut
adalah komposit serabut kelapa dengan kelapa dan karet alam yang dilewatkan
karet alam dengan rincian A1 pada ruangan kaca mempunyai nilai
(75%:25%), A2 (50%:50%) dan A3 (25% kebisingan yang bervariasi antara 82,25
75% ) dan variasi B adalah komposit s/d 84,30 dB(A) untuk matres dengan
serabut kelapa sawit dengan karet alam serabut kelapa dan 83,60 s/d 84,60
dengan rincian B1 (75%:25%), B2 dB(A) untuk matress dengan serabut
(50%:50%) dan B3 (25%:75%). kelapa sawit.
Selanjutnya produk sesuai perlakuan Secara umum, dari Gambar 1
tersebut diuji penyerapan kebisingan terlihat bahwa nilai kebisingan antara
dengan melewatkan suara pada sampel perlakuan yang menggunakan serabut
peredam menggunakan kotak/ruangan kelapa sawit dan serabut kelapa tidak
yang terbuat dari kaca dan untuk melihat berbeda secara signifikan, namun grafik
tingkat efektivitas sebuah produk dalam kebisingan cenderung naik dengan
meredam suara, maka dilakukan pengurangan serabut kelapa sawit
perhitungan persentase efisiensi yang maupun serabut kelapa. Hal ini berarti
dibandingkan nilai yang dihasilkan setiap bahwa dengan semakin bertambahnya
sampelnya. presentasi serabut yang digunakan untuk
matress maka akan menyebabkan
HASIL DAN PEMBAHASAN kebisingan pada ruangan yang
dilewatkan produk tersebut akan
Penyerapan Kebisingan dan Efisiensi semakin rendah. Hal ini sesuai dengan
Penurunan penelitian Zalukhu et al. (2017) yang
Hasil uji kebisingan setelah menyatakan bahwa dengan
dilewatkan produk peredam dapat dilihat penambahan persentase serat serabut
pada Gambar 1. kelapa (cocofiber), maka penyerapan
bunyi atau suara semakin bertambah
100.00 (baik). Nilai kebisingan tertinggi untuk
95.00 masing-masing perlakuan serabut kelapa
Kebisingan (dB(A))

90.00
dan serabut kelapa sawit adalah kode A3
dan B3, dimana persentase serabut
85.00
adalah 25% dan karet alam sebanyak
80.00
75%. Sedangkan nilai kebisingan
75.00 terendah untuk masing-masing
70.00 perlakuan adalah kode perlakuan A1 dan
Tanpa sekat
sekat kaca
A1 A2 A3 B1 B2 B3
B1 dengan persentase serabut adalah
Perlakuan 75%. Dengan semakin besar persentase
serabut yang ditambahkan akan
Gambar 1. Hasil uji parameter kebisingan
sesuai perlakuan. menyebabkan porositas sampel semakin
besar sehingga daya serap bunyi
semakin besar. Hal ini disebabkan

105
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 32 Nomor 2 Tahun 2021 Hal. 102 - 109

serabut mempunyai selulosa yang cukup Densitas (Kerapatan)


tinggi yang sangat baik untuk dijadikan Grafik hasil perhitungan densitas
sebagai bahan peredam bunyi (Maloney, dapat dilihat pada Gambar 3.
1993). Dari hasil pengujian sabut kelapa
ke Balai Besar Pulp dan Kertas 0.600
Bandung, diketahui sabut kelapa
0.500
mempunyai holoselulosa dan alfa

Densitas (gr/cm3)
0.400
selulosa berturut-turut sebesar 66,36%
dan 33,11%, sedangkan sabut sawit 0.300

mempunyai holoselulosa sebesar 0.200

52,82% dan Alfa selulosa sebesar 0.100

31,13%. Hal ini juga diperkuat oleh 0.000


penelitian Gustinenda (2017) yang A1 (3:1) A2 (1:1) A3 (1:3) B1 (3:1) B2 (1;1) B3 (1:3)

mengatakan bahwa serabut kelapa Perlakuan


mempunyai nilai selulosa yang cukup
tinggi yaitu 54,3%, selain itu, serabut Gambar 3. Hasil uji densitas sesuai
kelapa juga mempunyai lacuna yaitu perlakuan
lubang pada sepanjang sumbu seratnya,
sehingga baik dibuat sebagai peredam Dari Gambar 3 di atas dapat dilihat
suara (Dharmawan et al, 2018). Pada bahwa densitas cenderung naik seiring
umumnya bahan yang berpori akan dengan penambahan komposisi serabut,
menyerap energi suara lebih besar baik serabut kelapa maupun serabut
dibandingkan dengan jenis bahan kelapa sawit.
lainnya, karena dengan adanya pori-pori Kemampuan daya serap bunyi,
gelombang suara dapat masuk kedalam salah satunya dipengaruhi oleh
bahan tersebut. (Eriningsih et al., 2014). kerapatan suatu material. Hal ini sesuai
Grafik efisiensi penurunan dengan penelitian Khuriati et al (2006),
kebisingan dapat dilihat pada gambar 2. yang menyebutkan bahwa dengan
bertambahnya massa jenis/densitas
maka akan meningkatkan koefisien
16.00
penyerapan suara, dimana terlihat pada
14.00
Gambar 3 bahwa pada perlakuan A1
Persentase efisiensi (%)

12.00
mempunyai nilai densitas (kerapatan)
10.00
yang paling rendah yaitu 0,164 gr/cm3,
8.00
mempunyai nilai efisiensi penurunan
6.00
kebisingan yang paling tinggi dibanding
4.00
perlakuan yang lain. Perlakuan A1 terdiri
2.00
dari komposisi perbandingan serabut
0.00
sekat A1 A2 A3 B1 B2 B3 kelapa : karet alam sebanyak 75%:25%.
kaca
Hal ini sesuai dengan penelitian yang
Gambar 2. Grafik Efisiensi Penurunan dilakukan oleh Hayat et.al, 2013 dan
Kebisingan Doelle, 1993, yang mengatakan bahwa
porositas yang tinggi dimiliki oleh papan
Pengaruh komposisi serabut dan karet serat yang memiliki kerapatan rendah
alam terhadap penurunan kebisingan karena porositas yang semakin tinggi itu
juga dapat diihat dari grafik efisiensi berarti bahwa kerapatan semakin
penurunan kebisingan pada Gambar 2, rendah. Bunyi dapat diserap dengan
efisiensi penurunan kebisingan tertinggi mudah oleh sampel jika sampel banyak
pada perlakuan A1 (15,12%). Semakin mempunyai rongga-rongga atau
tinggi nilai efisiensi, maka perlakuan porositas, hal ini karena sampel produk
tersebut semakin baik. Efisiensi peredam serabut tersebut mempunyai
penurunan kebisingan berkisar antara kerapatan rendah dibanding produk yang
12,69-15,12%. berkerapatan lebih tinggi. Pada media
yang lebih renggang, gelombang bunyi
mempunyai cepat rambat yang lebih

106
Nesi Susilawati Komposit Limbah Serabut Kelapa dan Karet Alam sebagai Alternatif Bahan Peredam
dkk. Suara

cepat dibanding media yang lebih dukungan dalam penelitian maupun


rapat.Komposisi karet alam yang sedikit pengujian di laboratorium.
akan menyerap bunyi lebih baik dari
pada karet alam dengan komposisi DAFTAR PUSTAKA
banyak karena material yang mempunyai
pori-pori yang banyak atau dengan kata Agustina, S (2018). Biokomposit Serat
lain memiliki porositas yang tinggi, maka Kelapa Sawit sebagai Bahan otomotif.
akan banyak menyerap gelombang bunyi Prosiding Seminar Nasional I Hasil
yang masuk dari pada memantulkan. Litbangyasa Industri Vol.1 No.1 2018
(pp. 29-37).
Sedangkan produk dengan komposisi
Alam, P. N dan T. Rihayat (2007). Sintesa
karet alam yang lebih banyak, daya dan Karakteristik Sifat Mekanik Karet
serapnya cenderung lebih kecil karena Nanokomposit. Jurnal Rekayasa Kimia
porositasnya yang rendah sehingga dan Lingkungan 6(1): 1 - 6
gelombang bunyi lebih banyak Amin, M dan Samsudi. (2010).
dipantulkan. (Rizal et al, 2015). Susunan Pemanfaatan Limbah Serat Sabut
atom atau partikel didalam suatu sample Kelapa Sebagai Bahan Pembuat Helm
semakin rapat jika kerapatan makin Pengendara Kendaraan Roda Dua.
tinggi, dan dinding sampel tersebut sulit Prosiding Seminar Nasional.
ditembus energi bunyi karena Universetas Muhammadiyah Semarang.
Ansarullah. (2020). Panel Akustik Dari
gelombang bunyi yang melewati sampel
Limbah Bulu Ayam. Disertasi. Fak.
memiliki kecepatan yang rendah. (Hayat Teknik Unversitas Hasanuddin Makasar.
et al, 2013). Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera
Selatan. Produksi Tanaman Perkebunan
KESIMPULAN (Ribu Ton), 2018-2020.
https://sumsel.bps.go.id/indicator/54/416/
Dari hasil penelitian diperoleh 1/produksi-tanaman-perkebunan.html
kesimpulan bahwa serabut kelapa sawit diakses tanggal 2 Desember 2021.
dan serabut kelapa yang dikomposit Doelle L, Leslie (1993). Akustik Lingkungan
dengan karet alam dapat dimanfaatkan (Diterjemahkan oleh Lea Prasetia).
Jakarta. Erlangga.
sebagai alternatif peredam suara
Dharmawan, M.S, NPG Suardana, CiPK,
dengan efisiensi penurunan kebisingan Kencanawati (2018). Analisa Koefisien
berkisar antara 12,69-15,12% namun Penyerapan Suara dan Kekuatan Impact
perbedaan efisiensi penurunan Komposit Hybrida Batu Apung Dengan
kebisingan dengan menggunakan Variasi Fraksi Volume Serat Sabut
serabut kelapa sawit dan serabut kelapa Kelapa 20% Dan 25% Gypsum. Jurnal
tidak berbeda secara signifikan karena Ilmiah Teknik Desain Mekanika 7(2) :
terlihat hasil uji bervariasi sedangkan 165-169.
perlakuan terbaik untuk peredam suara Elvaswer, E. (2011). Analisis Gelombang
dari serabut kelapa sawit dan serabut Akustik Pada Papan Serat Kelapa Sawit
Sebagai Pengendali Kebisingan. Jurnal
kelapa diantara beberapa perlakuan
Ilmu Fisika Universitas Andalas, 3(1):
sesuai design riset adalah pada 16-22.
perlakuan A1 yaitu dengan rasio serabut Eriningsih, R., Widodo, dan M., Marlina,
kelapa dan karet alam sebesar (2014). Pembuatan Dan Karakterisasi
75%:25%. Peredam Suara Dari Bahanbaku Serat
Alam. Jurnal Ilmiah Arena Tekstil 29(1):
UCAPAN TERIMA KASIH 1-8.
Erwan, Faryuni, I.D., Wahyuni, D., (2015).
Kontributor utama dalam karya tulis Sintesis dan Analisis Sifat Fisik dan
ilmiah ini menyampaikan terima kasih Mekanik Papan Komposit dari Limbah
Pelepah Sawit dan serabut Kelapa.
kepada Kepala Baristand Industri
Prism. Fis. II: 47-50.
Palembang yang telah memberikan
fasilitas untuk terlaksananya penelitian
serta tim penelitian atas kerjasama dan

107
Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 32 Nomor 2 Tahun 2021 Hal. 102 - 109

Gustinenda (2017). Sintesis Super Capital Structure. The Journal of


Aabsorben Aerogel Selulosa Berbasis Business, 66(2): 189-217.
serabut Kelapa. Skripsi. Department of Masyrukan. (2013). Karakterisasi Bahan
Chemical Engineering Faculty of Karet Untuk Keperluan Gasket
Industrial Technology Sepuluh Kendaraan Terhadap Pengaruh
Nopember Institute of Technology Kandungan Sulfur. Simposium Nasional
Surabaya. RAPI XII - 2013 FT UMS. Hal. 87-94.
Hadi, T.S., Jokosisworo, S., Manik, P., Mutia, T. (2016). Potensi Serat Dan Pulp
(2016). Analisa Teknis Penggunaan Bambu Untuk Komposit Peredam
Serat Daun Nanas Sebagai Alternatif 6XDUD¶ Jurnal Selulosa, 4(01). doi:
Bahan Komposit Pembuatan Kulit Kapal 10.25269/jsel.v4i01.54.
Ditinjau Dari Kekuatan Tarik, Bending Maloney,T.M. (1993). Modern Partikel Board
Dan Impact. J. Tek. Perkapalan 4, pp and Dry Process Fiberboard
323-331. Manufacturing. Miller Freeman,inc.
Haryanti, Norsamsi, S. (2014). Studi San Fransisco.
Pemanfaatan Limbah Padat Kelapa Nasruddin. (2018). Sifat Mekanik Rubber
Sawit. Jurnal Konversi, 3(2): 20-26. Waves dari Komposit Karet Alam dan
Available Karet Sintesis Menggunakan Multi
at:https://www.researchgate.net/publicat Filler. Jurnal Dinamika Penelitian
ion/315486354%0ASTUDI. Industri 29(1): 35-45.
Hayat, W, Syakbaniah dan Darvina.Y, Noviandri.P.P dan Harjani.C. (2016).
(2013). Pengaruh Kerapatan terhadap Pengolahan Kain Perca Menjadi Sekat
Koeffisien Absorbsi Bunyi Papan Peredam Suara. Dinamika Kerajinan
Partikel, Serat Daun Nanas (Ananas dan Batik. 33(2): 145-154.
comosus L Merr). Pillar of Physics,Vol 1: Patasik, B dan Jaya,G.W. (2019). Disain
44-51. Peredam Bunyi Sederhana Berbahan
Hendrawan, A. 2020. Analisa Tingkat Dasar Sampah Organik Beserta
Kebisingan Kamar Mesin Pada Kapal. Pengukuran Taraf Intensitas Bunyinya.
Prosiding Seminar Nasional Universitas ENTHALPY - Jurnal Ilmiah Teknik
Wijaya Kusuma. Cilacap, Jawa Tengah. Mesin Vol.4 No.1.
Hutabarat, U. 1. J., (2014). Sifat Mekanik Pawestri, A.K.R,, Hasanah, W,. Murphy, A
Komposit Fiber Glass Dengan Penguat (2018). Studi Karakteristik Komposit
Serat Sabut Buah Kelapa Sawit Sabut Kelapa dan Serat Daun Nanas
Berorientasi Presentase Jumlah Serat sebagai Peredam Bunyi. Jurnal
Secara Random. 8(2), 18-27. Teknologi Bahan Alam Vol. 2
Islam, S., MD Sukardan, E. Novarini dan F. No.2:112-117.
Aditya. (2018). Pembuatan Porous Said, H., Mangalla, L. K., Sudia, B (2019).
absorber Panel Pengendali Kebisingan Analisa Mampu Redam Suara
Suara dari Sabut Kelapa dan Limbah Komposit Serat Sabut Kelapa Dengan
PET (Shoody Fiber). Arena Tekstil Matriks Polyvinyl Acetate (Lem Fox).
33(2): 47-58. ENTHALPY-Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ismail, H., Ahmad, Z., & Mohd, I. Z. A. Teknik Mesin. Vol. 4, No. 1.
(2001). Comparison of cetyltrimethyl Sitanggang, D.A. (2014). Gambaran
ammonium maleate and sulphenamide Pelaksanaan Pengendalian Bising
as an accelerator in carbon black filled Pada PT. Pindad (Persero) Bandung.
natural rubber compounds. Polymer Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Testing, 20, 607-614. Kesehatan. Universitas Islam Negeri
Khuriati.A, Komaruddin, E,dan Nur.M (2006), Syarif Hidayatullah Jakarta.
Disain Peredam Suara Berbahan Dasar Susilawati, N., Roza, F., Rifki dan Susanto,T
serabut Kelapa dan Pengukuran (2019). Pengaruh Komposit SBR dan
Koefisien Penyerapan Bunyinya. Jurnal Karet Alam Dengan Karbon Hitam
Berkala Fisika 9, (1): 15-25. Terhadap Fisik dan Ketahanan Usang
Lee, Y and Changwhan Joo (2003). Sound Vulkanisat. Jurnal Dinamika Penelitian
Absorption Properties of Recycled Industri 30(2): 108-116.
Polyester Fibrous Assembly Rizal, A, Elvaswer, dan Fitri. Y (2015).
Absorbers (AUTEX Research Journal, Karakteristik Absorbsi dan Impedansi
3(2).www.autexrj.org/No2- Material Akustik Serat Alam Ampas
2003/0047.pdf. Tahu (Glycine Max) Menggunakan
Maloney, M, and R McCormick (1993). Metode Tabung. Jurnal Ilmu Fisika
Managerial Decision Making and 7(1): 14-18.

108
Nesi Susilawati Komposit Limbah Serabut Kelapa dan Karet Alam sebagai Alternatif Bahan Peredam
dkk. Suara

Wirman, SP, Y. Fitri dan W. Apriza. (2016). Kelapa (Cocofiber) terhadap


Kharakterisasi Komposit Serat Sabut Campuran Beton sebagai Peredam
Kelapa Sawit Dengan Perekat PVAc Suara Effect of Addition of Coco Fiber
sebagai Absorber. JoP, 1(2): 10-15. (Cocofiber) to Concrete Mixture as
Zalukhu, P.S., Irwan, D.M. Hutauruk. (2017). Sound Damper. JCEBT, 1(1): 27-36.
Pengaruh Penambahan Serat Sabut

109

Anda mungkin juga menyukai