Anda di halaman 1dari 5

96 Y. Puspitarini et al.

, Koefisien Serap Bunyi Ampas Tebu sebagai Bahan Peredam Suara

KOEFISIEN SERAP BUNYI AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN PEREDAM


SUARA
Yani Puspitarini*, Fandi Musthofa A. S., Agus Yulianto
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang (Unnes)
Jl. Raya Sekaran, Gunungpati, Semarang Indonesia 50029

*Email: yani.puspitarini@gmail.com

Abstrak

Penyerap bunyi telah berhasil dibuat dengan bahan dasar ampas tebu dan diketahui
koefisien serap bunyinya menggunakan metode tabung impedansi. Material penyerap
bunyi ini dibuat dengan cara mencampurkan ampas tebu dengan perekat PVA cair,
dicetak, dan dikeringkan dibawah sinar matahari selama 5 hari. Sampel silinder dibuat
sebanyak enam buah dengan tebal:0,26cm; 0,48cm; 0,76cm; 1,04cm; 1,3cm dan 1,76cm.
Pengujian dilakukan berdasarkan perbedaan ketebalan sampel pada frekuensi 400 Hz,
500 Hz, dan 600 Hz. Nilai koefisien serap bunyi optimal sebesar 0,89 pada frekuensi
600 Hz dengan tebal sampel 0,26 cm dan kerapatannya 0,33 gram/cm3. Sedangkan nilai
koefisien serap minimum sebesar 0,19 dicapai pada sampel dengan ketebalan 0,26cm.
Koefisien serap bunyi semakin menurun dengan bertambahnya ketebalan sampel.
Peredam suara dengan bahan dasar ampas tebu memiliki kualitas yang cukup baik
sebagai peredam dengan kandungan karbon yang tinggi dan materialnya yang berserat
tinggi bahan ini juga ramah lingkungan.

Kata kunci: ampas tebu, koefisien serap, peredam suara.

PENDAHULUAN Ampas tebu memiliki kandungan karbon dan


Serat ampas tebu (baggase) merupakan silica berturut-turut sekitar 90% dan 10%
limbah organik yang banyak dihasilkan di (Zahid et al., 2013). Karbon ini berperan
pabrik-pabrik pengolahan gula tebu di penting dalam material penyerap bunyi karena
Indonesia. Serat ini memiliki nilai ekonomis sangat cocok untuk mengubah energy
yang cukup tinggi selain merupakan hasil gelombang menjadi energi panas (Seddeq,
limbah pabrik gula tebu, serat ini juga mudah 2009). Materi berserat dan berpori sejauh ini
didapat, murah, tidak membahayakan dapat diterima sebagai materi penyerap bunyi.
kesehatan, dapat terdegredasi secara alami Luas permukaan serat dan ukuran serat
(biodegradability) (Yudo &Jatmiko, 2008). memiliki pengaruh kuat terhadap sifat
Pada musim giling 2006, data yang diperoleh penyerap bunyi. Semakin tinggi luas
dari Ikatan Ahli Gula Indonesia (IKAGI) permukaan dan semakin kecil ukuran serat
menunjukkan bahwa jumlah tebu yang digiling akan meningkatkan koefisien penyerap(Seddeq,
oleh 57 pabrik gula di Indonesia mencapai 2013).
sekitar 30 juta ton, sehingga ampas tebu yang Sampah pabrik gula ini telah
dihasilkan diperkirakan mencapai 9.640.000 digunakan dalam berbagai aplikasi oleh
ton. beberapa peneliti dan industri. Tahun 2013
Karbon adalah zat utama dari telah dilakukan penelitian terhadap konstanta
kebanyakan sampah pertanian. Parameter yang dielektrik dan loss tangent dari ampas tebu.
dibutuhkan dari material karbon ini adalah Nilai ini didapat dengan menggunakan model
struktur pori dan luas permukaannya. Besarnya dan simulasi sebuah penyerap gelombang
pori-pori merupakan batas dari molekul yang mikro dari ampas tebu berbentuk piramid pada
dapat diserap. Luas permukaan merupakan Computer Simulation Technology’s (CST’s)
batas dari jumlah material yang dapat diserap, Microwave Studios. Penyerap ini bekerja pada
dengan syarat ukuran molekul yang sesuai. frekuensi gelombang mikro antara 0,1 GHz
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2, Nopember 2014 97

dan 20,0 GHz (Zahid et al., 2013). Penelitian (1)


lain dari ampas tebu yaitu pengujian papan Dimana : I = intensitas akhir (dB), I0 =
komposit berpenguat serat ampas tebu intensitas awal (dB), α = koefisien absorbsi
membandingkan arah serat sudut ampas tebu bunyi dan x = ketebalan sampel.
0o dan 45o dengan metode hand lay up, hasil Untuk mengetahui intensitas suatu
pengujian didapat harga kekuatan tarik kebisingan atau noise di suatu lingkungan atau
tertinggi dimiliki oleh komposit dengan arah daerah digunakan alat Sound Level Meter
serat sudut searah 0o (Yudo & Jatmiko, 2008). (SLM). Nilai ambang untuk batas kebisingan
Sejauh ini, ampas tebu juga telah dimanfaatkan adalah 85 dB (Hermiati et al., 2010). Kualitas
sebagai produksi bioetanol karena potensi dari bahan peredam suara ditunjukkan
perolehan etanol dari ampas tebu yang dengan nilai α. Menentukan koefisien
dihasilkan oleh pabrik gula di Indonesia absorbsi suatu bahan dapat dengan
mencapai 614.827 kiloliter/tahun (Hermiati et mengunakan metode tabung impedansi dua
al.. 2010). mikrofon (Rusmawati, 2010). Ampas tebu
Sekarang ini beberapa bio-material diketahui memiliki kandungan karbon yang
yang memiliki impak rendah terhadap tinggi dan berserat tinggi sehingga sangat
lingkungan menunjukkan penyerapan bunyi cocok untuk dijadikan sebagai bahan peredam
yang baik, beberapa bio-material berpori dan suara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
berlapis digunakan sebagai produk penyerap mengetahui nilai koefisien absorbsi ampas tebu
dan isolator (Zhu et al.. 2014). Hasil penelitian pada frekuensi rendah dan, mencari ketebalan
mengenai nilai koefisien serap bunyi papan yang optimal untuk menyerap bunyi pada
partikel dari bahan dasar serbuk kayu kelapa frekuensi rendah. Nilai koefisien absorbsi akan
menunjukkan, ketebalan sampel diukur terhadap perubahan tebal sampel, maka
mempengaruhi nilai koefisien serap bunyi (α) dapat diketahui pengaruh ketebalan bahan
yaitu pada frekuensi 600 Hz sebesar 0,7 peredam dari ampas tebu terhadap koefisien
dengan tebal material penyerap 1,15 cm. serap bunyinya. Metode yang dapat digunakan
Koefisien serap bunyi semakin menurun untuk mengukur karakteristik akustik termasuk
dengan bertambahnya ketebalan papan partikel koefisien serapan bunyi adalah metode
(sampel penyerap) (Suhaemi et al. 2013). pengujian di suatu ruang yang terisolasi dari
Bahan organik lain yaitu serat ijuk memiliki pengaruh bunyi luar, yaitu metode dalam
nilai koefisien penyerap suara pada rentang kajian kali ini menggunakan tabung impedansi
frekuensi 500 Hz hingga 2000 Hz sehingga satu mikrophon. Kelebihan dari metode tabung
mencapai 0,16 pada frekuensi 500 Hz untuk impedansi menggunakan satu mikrophone
rapat massa 50 kg/m3. (Zulfian & Sajidin, relatif lebih sederhana dan mudah dilakukan.
2009). Serat nenas juga telah dibuat sebagai
bahan peredam, koefisien absorbsinya
menurun secara eksponensial seiring METODE
meningkatnya kerapatan papan yaitu nilai Alat yang digunakan dalam penelitian
untuk frekuensi 600 Hz sebesar 0,3 dengan ini adalah SLM, alat press hidraulik, pipa
kerapatan 0,2 cm3/g (Wahyudil et al., 2013). PVC, neraca digital, Audio Frequency
Serat material peredam bunyi lain juga dibuat Generator (AFG), speaker dan blender. Untuk
menggunakan substitusi tempurung kelapa alat uji koefisien absorbsi susunannya
(endocarp) pada campuran beton. Variasi mengacu pada metode ASTM E2611-09
tempurung kelapa yang digunakan 0%, 5%, (Rusmawati, 2010) yang ditempatkan pada
10% dan 15% . Nilai Koefisien serap bunyi ruang dengung yang terisolasi. Bahan-bahan
yang paling rendah pada variasi 0% (benda uji yang digunakan adalah ampas tebu yang
tampa penambahan serat tempurung kelapa) diambil dari pabrik gula Sumberharjo Kec.
pada frekwensi 500 Hz yaitu 0,05432. Pemalang dan perekat PVA (Polivinyl Asetate)
Penambahan serat tempurung kelapa pada cair. Pengukuran dilakukan di Lab. Fisika
campuran beton dapat meningkatkan nilai FMIPA Unnes. Ampas tebu dalam keadaaan
peredaman suara beton (Putra & Karolina, kering diblender agar ukuran seratnya menjadi
2013). lebih kecil. Ampas ditimbang, kemudian
Nilai koefisien serapan dihitung dicampurkan dengan perekat PVA cair.
menggunakan rumus (Suhaemi et al., 2013): Sebelumnya PVA cair yang digunakan dibuat
98 Y. Puspitarini et al., Koefisien Serap Bunyi Ampas Tebu sebagai Bahan Peredam Suara

dengan perbandingan bubuk PVA dan air 1:50 15 menit. Sampel dibiarkan dalam suhu
dalam gram dan mL. Bahan-bahan yang telah ruangan selama satu hari agar distribusi panas
ditimbang dan ditakar dicampur dan diaduk setelah pengepresan merata. Selanjutnya
hingga merata, kemudian dimasukkan dalam sampel dijemur dibawah terik matahari selama
cetakan dengan ukuran diameter 4 cm lalu 5 hari. Peredam suara yang sudah jadi diukur
dicetak dengan alat pres dengan beban yang ketebalannya dan ditimbang kembali
diberikan untuk menekan adalah 5 ton massanya.
sedangkan lamanya waktu pengepresan adalah

TABEL.1 Komposisi bahan tiap sampel


No. Massa Ampas Tahu Volume PVA Cair (1:5)
1. 1 gram 1 mL
2. 2 gram 2 mL
3. 3 gram 3 mL
4. 4 gram 4 mL
5. 5 gram 5 mL
6. 6 gram 6 mL

Sampel kemudian diuji dengan skema tiap sampel tidak menunjukkan perbedaan
alat uji seperti Gambar 1 dibawah. Alat uji yang signifikan yaitu sekitar 0,3 gram/cm3.
adalah berupa tabung impedansi yang Kelemahannya bahwa kerapatan sampel tidak
ditempatkan dalam ruang dengung yang begitu seragam karena besarnya serat yang
terisolasi sehingga gangguan suara dari luar tidak seragam pula menyebabkan perekat
tidak mengganggu hasil penelitian. Intensitas menjadi tidak terdistribusi secara merata dalam
bunyi sebelum melewati sampel dan intensitas sampel. Hal ini menyebabkan terdapat
bunyi setelah melewati sampel pada frekuensi perbedaan ukuran rongga-rongga kecil didalam
400 Hz, 500 Hz dan 600 Hz, sehingga dapat sampel. Pembuatan sampel sengaja dengan
diketahui koefisien absorbsinya. serat yang kasar untuk mempertahankan
sampel sama seperti sifat fisis dari bahan
bakunya. Hasil penelitian ini berlaku hanya
untuk frekuensi rendah saja karena variasi
yang digunakan dibatasi pada 400 Hz, 500Hz
dan 600 Hz.

GAMBAR.1 Skema alat uji

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil eksperimen dari ampas tebu GAMBAR 2. Sampel hasil cetakan, memiliki
dengan campuran PVA cair membentuk bahan ketebalan bervariasi.
peredam suara dengan ketebalan yang berbeda
dari tiap sampel yaitu 0,26 cm; 0,48 cm; 0,76
cm; 1, 04 cm; 1,3 cm; dan 1,76 cm. Kerapatan

TABEL 2. Data massa, ketebalan, volume, dan kerapatan sampel tiap sampel.
Kerapatan
Kode Sampel Massa (gram) Ketebalan (cm) Volume (cm3)
(gram/cm3)
1 1.089 0.26 3.2656 0.333476
2 2.053 0.48 6.0288 0.340532
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2, Nopember 2014 99

3 3.04 0.76 8.792 0.345769


4 4.01 1.04 12.56 0.319268
5 5.1 1.3 16.328 0.312347
6 6.22 1.76 21.352 0.291308

GAMBAR.3 Grafik hubungan pengaruh ketebalan terhadap koefisien serap bunyi

Sampel mencapai koefisien serap bunyi semakin menurun dengan bertambahnya


optimum pada sampel dengan ketebalan 0,26 ketebalan papan partikel (sampel penyerap)
cm dan pada harga frekuensi 600 Hz yaitu (Suhaemi et al., 2013). Hal ini dimungkinkan
sebesar 0,89 cm-1. Nilai koefisien turun seiring juga disebabkan karena serat yang mempunyai
bertambahnya ketebalan sampel. Dari ketiga ketebalan rendah cenderung memiliki banyak
frekuensi, masing-masing memiliki nilai rongga-rongga atau porositas dibanding
koefisien serap paling rendah pada sampel dengan papan serat yang memiliki ketebalan
paling tebal yaitu 0,76 cm yaitu sebesar 0,18. tinggi. Hal ini membuat bunyi dapat dengan
Material yang koefisien absorbsinya diatas 0,3 mudah diserap oleh sampel (Wahyudil et al.,
merupakan material penyerap bunyi yang baik 2013), disebabkan karena material berpori
(Wahyudil et al., 2013). Untuk ketiga dapat memberikan penyerapan bunyi lebih
frekuensi, sampel dengan ketebalan 0,26 cm banyak ketika berada pada posisi tertentu
memiliki koefisien serap bunyi dibawah 0,3. dimana kecepatan partikel dari gelombang
Maka pada ketebalan ini, material ini bunyi akan mencapai nilai maksimum pada
dikatakan tidak baik dijadikan sebagai jarak 1⁄4 λ, 3⁄4 λ dan seterusnya. Koefisien
peredam bunyi dengan catatan pada frekuensi serapan mengalami sedikit penurunan pada
400 Hz, 500Hz dan 600Hz. Sedangkan untuk jarak λ⁄2, λ dan seterusnya. Grafik diatas juga
ketebalan lainnya bisa dikatakan ampas tebu menunjukkan kesesuaian hasil dengan rumus
cukup baik untuk dijadikan sebagai bahan terlihat bahwa nilai koefisien serat
peredam suara. bunyi berbanding terbalik dengan tebal sampel
Dari analisis data diatas, diketahui dimana semakin tebal sampel maka gelombang
bahwa semakin bertambahnya ketebalan yang terserap adalah gelombang yang
sampel maka nilai koefisien serap bunyi mempunyai panjang gelombang semakin
semakin menurun. Hasil ini sesuai dengan besar. Semakin besar panjang gelombang
penelitian oleh Thamrin et.al bahwa ketebalan maka semakin kecil frekuensinya pada cepat
sampel mempengaruhi nilai α yaitu pada rambat yang sama.
frekuensi 600 Hz. Koefisien serap bunyi
100 Y. Puspitarini et al., Koefisien Serap Bunyi Ampas Tebu sebagai Bahan Peredam Suara

Yudo, Hartono & S. Jatmiko. 2008. Analisa


Teknis Kekuatan Mekanis Material
SIMPULAN Komposit Berpenguat Serat Ampas
Koefisien serap bunyi dari bahan peredam Tebu (baggase) Ditinjau Dari Kekuatan
berbahan dasar ampas tebu memiliki nilai Tarik Dan Impak. KAPAL 5(2)
koefisien serap cukup bagus. Dengan metode
tabung impedansi satu mikrofon, koefisien Zahid, L., F. Malek, H. Nornikman, N.A.M.
serap bunyi diperoleh paling optimum pada Affendi, A. Ali, N. Hussin, B.H. Ahmad
tebal sampel 0,26 cm dengan kerapatan 0,3 & M.Z.A.A. Aziz. 2013. Development
gram/cm3 yaitu sebesar 0,89 pada frekuensi Of Pyramidal Microwave Absorber
600 Hz. Kemampuan bahan untuk meredam Using Sugar Cane Bagasse (SCB).
bunyi menurun seiring dengan bertambahnya Progress In Electromagnetics Research,
ketebalan bahan peredam, hal ini pada Vol. 137, 687-702.
frekuensi 400 Hz, 500 Hz dan 600 Hz.
Zhu, X., B.J. Kim, Q. Wang & Q. Wu. 2014.
Recent Advances in the Sound
DAFTAR PUSTAKA Insulation Properties of Bio-based
Materials. BioResources 9(1): 1764-
H. Wahyudil, Syakbaniah & Y. Darvina. 2013. 1786.
Pengaruh Kerapatan Terhadap Koefisien
Absorbsi Bunyi Papan Partikel Serat Zulfian & M. Sajidin Py. 2009. Kajian tentang
Daun Nenas (Ananas comosus L Merr). Kemungkinan Pemanfaatan Bahan Serat
Pillar Of Physics 1: 44-51. Ijuk sebagai Bahan Penyerap Suara
Ramah Lingkungan. Jurnal Rekayasa
Hermiati, E., Dj. Mangunwidjaja, T.C. Sunarti, Kimia dan Lingkungan 7(2):94-98, ISSN
O. Suparno &B. Prasetya. 2010. 1412-5064.
Pemanfaatan Biomassa Lignoselulosa
Ampas Tebu Untuk Produksi Bioetanol.
Jurnal Litbang Pertanian, 29(4).

P. J. Dedial Eka Putra & R. Karolina. 2013.


Pengaruh Subtitusi Tempurung Kelapa
(Endocarp) Pada Campuran Beton
Sebagai Materiall Serat Peredam Suara.

Rusmawati, E. 2010. Penentuan Koefisien


Absorbsi Dengan Metode Dua Mikrofon
Pada Tabung Impedansi. [Skripsi].
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
November.

Seddeq, S. Hoda. 2009. Factors Influencing


Acoustic Performance of Sound
Absorptive Materials. Australian
Journal of Basic and Applied Sciences
3(4): 4610-4617, ISSN 1991-8178.

T. Suhaemi, S.H.J. Tongkukut, & As’ari.


2013. Koefisien Serap Bunyi Papan
Partikel Dari Bahan Serbuk Kayu
Kelapa. Jurnal Mipa Unsrat Online 2
(1) 56-59.

Anda mungkin juga menyukai