ABSTRACT
In Indonesia, pulp and paper production generally uses wood. Intensive forest explotation
causes deforesting, global warming,and lessen the wood deposit and forest area. Therefore,
government should seek alternative raw material such as bagasse for pulp and paper production,
with naturally friendly environment pulping method, such as acetosolve method. In this research
bagasse and banana fiber were used as raw material for pulp production. Then, raw material
analyses was conducted for chemical content which were cellulose, hemicellulose, lignin, and ash,
and pulp physical properties. The best result in pulping process was 70:30 ratio of bagasse and
banana fiber with 80% acetate acid concentration which resulted 56% of cellulose, 27,4% of
hemicellulose, 16,2% of lignin, 66% rendemen, 16.1 GE of brightness index, 0,83 (kPa.m/g) of
break index, 2,05 Nm2/Kg Of tear index, 19 Nm/g of tensil strength, and 93% of paper opacity.
90 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009
Zulferiyenni Proses Pembuatan Pulp
pisang di Indonesia tahun 2001 mencapai sulfat pekat (72%), indikator amilum 0,2%.
76.923 ha (www.deptan.go.id). Serat pisang Alat yang digunakan adalah digester pemasak
memiliki ketahanan yang tinggi terhadap pulp, rotary degester, flat refineroven, dan alat-
kelembaban dan awet disimpan dalam jangka alat analisis lainnya.
yang lama. Serat batang pisang dapat dibuat
kertas seperti kertas gambar, peta, koran, cek, Pelaksanaan Penelitian
uang dan dokumen penting lainnya. Penelitian Percobaan disusun secara faktorial dalam
mengenai pemanfaaatan ampas tebu dan batang Rancangan Kelompok Teracak Sempurna
pisang untuk dijadikan pulp dengan metode (RKTS) dengan tiga ulangan. Faktor pertama
acetosolve belum pernah dilakukan. Oleh sebab yaitu konsentrasi larutan pemasak (asam asetat)
itu perlu penelitian aplikasi proses acetosolve M1 60% (v/v), M2 80% (v/v), M3 100% (v/v),
untuk campuran ampas tebu dan batang pisang faktor kedua yaitu perbandingan ampas tebu dan
yang menghasilkan pulp dan kertas dengan batang pisang 80:20 (B1), 70:30 (B2), 60:40
mutu yang baik dan sesuai dengan standar SNI. (B3), 50:50 (B4) dan 100% batang pisang ((B4).
Sebanyak 1000 gr sampel dimasukkan dalam
BAHAN DAN ALAT rotary digester (alat pemasak). Kondisi
pemasakan mengacu pada penelitian Gottlieb et
Bahan dan Alat al. (1992). Rasio larutan pemasak dengan bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian baku 15:1. Suhu pemasakan maksimum 1500C
adalah ampas tebu yang diperoleh dari PT pada tekanan yang terjadi pada suhu 1500C,
Gunung Madu, batang pisang, asam asetat waktu pemasakan 4 jam. Skema penelitian pada
glasial, H2SO4, KMNO4, KI, Na2S2O3, asam Gambar 1.
Pengeringan
Pemotongan
Pemasakan di digester (konsentrasi asetat 60, 80 dan 100% dan rasio ampas
tebu:bambu 80:20 (P1), 70:30 (P2), 60:40 (P3), 50:50 (P4) dan 100% bambu
(P5). T = 1600C, 1 atm, t tuju Tmax = 2 jam, t pada Tmax = 1 jam
Air Pencucian
Penyaringan filtrat
Pembuatan lembaran
Pengamatan
(sifat kimia dan fisik pulp)
Gambar 1. Diagram proses pemasakan pulp dari baku ampas tebu: batang pisang
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1, Maret 2009 91
Proses Pembuatan Pulp Zulferiyenni
60
50
Kadar selulosa (%)
40
B1
30
B2
20
10
0
A1 A2 A3 A4 A5
rasio ampas tebu:batang pisang
Gambar 2. Pengaruh konsentrasi asam asetat dan rasio ampas tebu:batang pisang terhadap
selulosa pulp.
Keterangan :
A1 = rasio ampas tebu:batang pisang 80:20 A5 = 100% batang pisang
A2 = rasio ampas tebu:batang pisang 70:30 B1 = konsentrasi asetat 80%
A1 = rasio ampas tebu:batang pisang 60:40 B2 = konsentrasi asetat 96%
A2 = rasio ampas tebu:batang pisang 50:50
92 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009
Zulferiyenni Proses Pembuatan Pulp
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1, Maret 2009 93
Proses Pembuatan Pulp Zulferiyenni
35
Kadar hemiselulosa (%) 30
25
20 B1
15 B2
10
0
A1 A2 A3 A4 A5
rasio ampas tebu:batang pisang
Gambar 3. Pengaruh konsentrasi asam asetat dan rasio ampas tebu:batang pisang terhadap
hemiselulosa pulp.
Keterangan :
A1 = rasio ampas tebu:batang pisang 80:20 A5 = 100% batang pisang
A2 = rasio ampas tebu:batang pisang 70:30 B1 = konsentrasi asetat 80%
A3 = rasio ampas tebu:batang pisang 60:40 B2 = konsentrasi asetat 96%
A4 = rasio ampas tebu:batang pisang 50:50
94 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009
Zulferiyenni Proses Pembuatan Pulp
25
20
kadar lignin (%)
15
B1
B2
10
0
A1 A2 A3 A4 A5
rasio ampas tebu:batang pisang
Gambar 4. .Pengaruh konsentrasi asam asetat dan rasio ampas tebu:batang pisang terhadap lignin
pulp.
Keterangan :
A1 = rasio ampas tebu:batang pisang 80:20 A5 = 100% batang pisang
A2 = rasio ampas tebu:batang pisang 70:30 B1 = konsentrasi asetat 80%
A3 = rasio ampas tebu:batang pisang 60:40 B2 = konsentrasi asetat 96%
A4 = rasio ampas tebu:batang pisang 50:50
Analisis kadar lignin pulp dalam Menurut Mac Donald dan Franklin (1969),
penelitian dilakukan untuk mengetahui asam dapat menyebabkan hidrolisi ikatan alfa
tingkat kemampuan delignifikasi dari kondisi alkil eter (benzen eter) lignin tetapi tidak
pemasakan dan untuk mengetahui cukup melarutkan lignin. Kondensasi juga
pengaruhnya terhadap kematangan pulp. taerjadi sebagai reaksi kompetisi pada
Tingginya kadar lignin pada pulp secara fragmentasi lignin.
umum akan mempengaruhi sisfat fisik
lembaran pulp dan proses pemutihan pulp.
KESIMPULAN
Kadar lignin yang tinggi memerlukan bahan
pemutih yang lebih banyak pada proses
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan;
pemutihan pulp. Peningkatan kadar lignin
1. Semakin tinggi konsentrasi asam asetat
pada penggunaan konsentrasi asam asetat
akan menurunkan kadar selulosa,
yang lebih tinggi disebabkan karena adanya
hemiselulosa dan lignin.
reaksi kondensasi. Lignin merupakan
2. Hasil terbaik berdasarkan kandungan
senyawa yang mudah terdegradasi dalam
selulosa yang tertinggi diperoleh pada
suasana asam. Wistara (1994) menyatakan
perlakuan dengan konsentrasi asam asetat
bahwa selama proses pemasakan pulp,
80% dan rasio ampas tebu:batang pisang
lignoselulosa melepaskan asam organik
70:30 dengan kadar selulosa 56%,
sehingga acepat menurunkan nilai pH sistem
hemiselulosa 27,4% dan kadar lignin
pelarut sehingga terjadi proses delignifikasi.
Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1, Maret 2009 95
Proses Pembuatan Pulp Zulferiyenni
16,2%, derajat putih 16,1 GE, indeks Proceeding of thr TAPPI Solvent
tarik 19 Nm/g, indeks retak 0,83 Pulping Symposium. Boston.
(kPa.m/g) , opasitas 93% dan indeks
Rahmawati. 2007. Serat Pisang Abaka.
sobek 2,05 Nm2/Kg.
Alternatif Bahan Baku Pulp. Harian
Sinar Harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Silitonga dan Pasaribu. 1974. Percobaan
Pengolahan Kayu Daun Lebar
Barr, C. 2001. The Financial Collapse of asi Campuran sebagai Bahan Baku Pulp
Pulp & Paper: Moral Hazardand Kertas. Laporan Lembaga Penelitian
Implication for Indonesia’s Forest, Hasil Hutan. Bogor.
dalam Asian Development Forum-3,
SNI. Dewan Standarisasi Nasional. 1980.
Bangkok.
SNI 0494-1989-A. Cara Uji Bilangan
Berita Bernama. 2007. Penyelidik USM Permanganat, Bilangan Kappa, dan
Cipta Kertas dari Serat batang Pisang. Bilangan Khlor Pulp. Departemen
Disarikan dari www.google.com. Perindustrian. Jakarta.
BIRO. 2001. Indonesia Pulp and Paper Sholekhudin, M. 2007. Buah Dibuang,
Industry. Jakarta: PT Biro Data Batang Jadi Uan.
Indonesia. http://emshot.multiply.com/journal/item
Casey, J.P. 1966. Pulp and Paper : Chemistry .
and Chemical Technology I. Steel, R. G. D and Torrie, J. H. 1990. Prinsip
Interscience Publisher. New York. dan Prosedur Statistik, Suatu
Casey, J.P. 1980. Pulp and Paper : Chemistry Pendeketan Biometrik. Gramedia.
and Chemical Technology VI : Pulping Jakarta.
and Bleaching. 2nd edition. New York. Suratmaji, T. 2001. Perkembangan
Deperindag dan APKI. 2001. Industri Pulp Teknologi Proses Pembuatan Pulp &
dan Kertas 1999-2003: Realisasi 1999- Kertas Menyongsong Perkembangan 10
2000 dan Proyeksi 2001-2003. Jakarta: tahun KTT Bumi, Peran Penguasaan
Direktorat Industri Pulp dan Kertas. Teknologi Lingkungan, Jakarta.
Syafii,W.2000.Sifat Pulp Daun Kayu Lebar
Fengel, O dan Wagener, G. 1989. Wood :
dengan Proses Organosolv.Jurnal
Chemistry, Ultrastructure Reactions.
Teknik Industri Pertanian.
Institute Wood Research, Munich.
Swern, D. 1970. Organic Peroxy Acid.
Gottlieb,J.P., A. W preuss, J. Meckel., A.
Preparation, Properties and Structure in:
Berg.1992.Acetocell Pulping Of Spruce
Swern, D (Ed). Organic Peroxides
and Chlorine Free Bleaching.
1:313-474.Willey Interscience, N.Y.
96 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 14, No. 1 Maret 2009