Sungkai Wood (Penorema Canescens) was chosen as one of the alternative material for the manufacture of pulp has the physical
and chemical characteristics that meet the standards of raw material for pulp. Use of the cooking liquid ratio (AA Charge) is the
most important factor in cooking by using the kaft process. This study aims to determine the influence of cooking liquid ratio
(14%, 16%, 18%, 20%, and 22%) on the quality of pulp that kappa number, viscosity and brightness generated. The results of
this study found that the ratio of cooking liquid greatly affects the yield and quality of pulp produced in which the low use of
cooking liquid will cause the higher lignin content in pulp and high yield produced. Meanwhile, the higher the cooking liquid use
will cause more and more fibers are degraded and waste costs.
Kata Kunci : Sungkai Wood, Pulp, AA Charge, Cooking Liquid Ratio,
PENDAHULUAN
Kebutuhan pulp dan kertas di Indonesia dan di
dunia pada masa mendatang akan semakin meningkat,
hal ini tidak lepas dari usaha usaha untuk
meningkatkan kapasitas dengan menghasilkan produk
pulp dan kertas. Pada tahun 2011 konsumsi kertas di
dalam negeri mencapai 5 juta ton dan meningkat
menjadi 6,8 juta ton pada tahun 2012, dan diperkirakan
konsumsi kertas akan naik sekitar 4,2% per tahunnya..
Sedangkan total kapasitas produksi pulp dan kertas
pada tahun 2013 kurang lebih akan meningkat sekitar
2% dibandingkan pada tahun 2012. 60% produk kertas
dalam negeri antara lain kertas fotocopy, coated dan
uncoated di ekspor ke berbagai negara. Sedangkan 90%
produk kertas industri (industrial paper) akan dipakai di
dalam negeri dan sisanya akan diekspor. (Liana, 2014).
Permintaan pulp dan kertas yang semakin meningkat
ini membuat kebutuhan akan bahan baku semakin
banyak, maka diperlukan bahan baku yang mempunyai
kualitas yang hampir sama atau melebihi kualitas dari
bahan baku sebelumnya.
Pulp
Pulp atau yang disebut dengan bubur kertas
merupakan bahan pembuatan kertas. Kertas adalah
bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan
kompresi serat yang berasal dari pulp, yang
mengandung selulosa dan hemiselulosa (woodpress,
2009).
Selulosa dari bahan kayu atau non kayu masih
tercampur dengan bahan lainnya seperti lignin dan
selulosa. Tujuan dari pembuatan pulp adalah
mengambil serat selolosa (fiber) sebanyak banyaknya
yang ada dalam kayu dan menghilangkan kandungan
lignin dan ekstraktif.
tidak murni,
dan tidak
stabil
Kualitas cetak
baik, tapi sulit
diputihkan
(intermediate)
kuat, dan
stabil
Kualitas cetak
kurang baik,
tapi mudah
diputihkan
C6H10O5Na + CH3OH
3(C5H11O5CSHNa2) +
O2
senyawa asam +
merkaptan + ekstraktif
Variabel yang Mempengaruhi Proses Pembuatan
Pulp
Adapun variabel proses yang mempengaruhi
pembuatan pulp yaitu:
1. Komposisi pelarut
2. Temperatur pemasakan
3. Waktu pemasakan
4. Perbandingan cairan pemasak terhadap bahan baku
Analisis Kualitas Pulp
1. Kappa Number
Kappa number merupakan pengujian kimia yang
diperlakukan terhadap pulp untuk menentukan tingkat
delignifikasi, kekuatan relatif dari pulp dan
kesanggupan untuk diputihkan. Kappa Number
didefinisikan sebagai jumlah konsumsi permanganat
dalam sampel pulp yang mengandung lignin yang
belum bereaksi. Informasi kappa number ini sangat
berguna untuk mengontrol parameter selama proses
pemasakan berlangsung seperti H-Faktor, Liquor to
wood Rasio , jumlah konsumsi WL, kadar air kayu,
efisiensi pencucian, temperatur dan lain-lain.
2. Brightness
Brightness adalah sifat lembaran pulp untuk
memantulkan cahaya yang diukur pada suatu kondisi
yang baku, digunakan sebagai indikasi tingkat
keputihan.
Keputihan
pulp
diukur
dengan
kemampuannya memantulkan cahaya monokromatik
dan diperbandingkan dengan standar yang telah
diketahui yang dinyatakan dalam %ISO atau %GE
(Sirait, 2003 dalam Deswenti, 2008). Tingkat
kecerahan (brightness) pulp tergantung pada jenis dan
jumlah bahan kimia pemutih yang digunakan pada
tahap bleaching. Bilangan kappa yang kecil akan
diikuti dengan tingkat kecerahan yang meningkat.
3. Viskositas
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan
kekentalan suatu cairan atau fluida. Kekentalan
merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Jadi, viskositas dilakukan
untuk menentukan kecepatan mengalirnya suatu
cairan.
Viskositas
(kekentalan)
cairan
akan
menimbulkan gesekan antara bagian-bagian lapisanlapisan cairan yang bergerak satu sama lain.
METODELOGI PENELITIAN
Bahan dan Alat Penelitian
Bahan baku yang digunakan adalah Kayu sungkai
yang diambil di daerah Lubuk Raman, Kecamatan
Muara Enim. Bagian tumbuhan yang diambil adalah
batang pohon dengan asumsi di bagian batang terdapat
serat (selulosa) paling tinggi. Bahan yang digunakan
dalam proses pemasakan white liquor dan aquadest.
Sedangkan bahan yang digunakan pada proses analisa
Viskositas
(%)
(mPa.s)
14
15,11
16
17,91
18
20,97
20
20,80
22
19,58
No
Brightness
(%)
(%ISO)
14
17,01
16
23,98
18
26,81
20
30,41
22
33,67
No.
1
2
3
4
5
(%)
14
16
18
20
22
(%)
22,97
24,34
27,70
30,55
37,81
(%)
77,03
75,66
72,30
69,45
62,19
Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan antara lain :
1. Rasio cairan pemasak berpengaruh terhadap
kualitas pulp yang dihasilkan dari kayu sengon.
Semakin tinggi ratio cairan pemasak, maka
rendemen, kappa number dan viskositas yang
dihasilkan semakin rendah, namun brightness yang
dihasilkan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin
rendah ratio cairan pemasak, maka menghasilkan
rendemen, kappa number dan viskositas yang
tinggi, namun brightness yang lebih rendah.
2. Rasio cairan pemasak harus disesuaikan dan
diperhatikan dengan jumlah chip dan jenis kayu
yang akan dimasak, agar tercapainya kualitas pulp
yang diharapkan. Akan tetapi, berdasarkan standar
kualitas pulp untuk Acacia Mangium di PT.
Tanjungenim Lestari Pulp and Paper didapatkan
rasio cairan pemasak terhadap kualitas pulp dari
kayu sengon, hampir semuanya memenuhi standar,
kecuali kappa number pada rasio 22%.
Saran
Setelah melakukan penelitian ini dan untuk
perbaikan di masa yang akan datang, maka peneliti
menyarankan perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk
perancangan alat pembuatan pulp dari kayu sengon,
sebab kualitas pulp yang dihasilkan dari kayu sengon
memiliki karakterisik fisik maupun kimia yang cukup
memenuhi standar sebagai bahan baku alternatif pulp.
DAFTAR PUSTAKA
. Company Profile PT. Tanjungenim Lestari
Pulp and Paper. PT. Tanjungenim Lestari Pulp
and Paper.
Deswenty, Sinaga. 2008. Penentuan Viskositas pada
Proses Pemutihan Pulp (Bleaching) di PT. Toba
Pulp Lestari, Tbk.. Medan : Program D-III Kimia
Analis Departemen Kimia Fakultas Matematika