Anda di halaman 1dari 15

1

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kertas merupakan salah satu kebutuhan yang penting di dunia. Pada zaman yang
berkembang dengan sangat cepat, kertas menjadi produk dengan tingkat konsumsi yang
terus meningkat. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki tingkat
konsumsi kertas yang cukup tinggi. Menurut Indonesia Pulp and Paper Association,
jumlah konsumsi kertas di Indonesia mencapai 27 kg perkapita. Meskipun jumlah
tersebut jauh lebih rendah jika dibanding dengan konsumsi kertas di Malaysia dan
Thailand sebanyak 115 dan 51 kg perkapita, namun hal tersebut berdampak pada
kelestarian hutan di Indonesia.
Bahan utama dalam proses pembuatan kertas adalah bubur kertas atau yang
dikenal dengan istilah pulp. Pada umumnya pulp terbuat dari bahan baku kayu yang
mengalami beberapa tahapan proses, sehingga pada akhirnya berubah menjadi bubur
kertas dimana proses tersebut disebut pulping. Di Indonesia, kebutuhan akan pulp setiap
tahunnya semakin tinggi. Biro Pusat Statistik mencatat impor pulp di Indonesia pada
tahun 2004 sejumlah 543.345 ton dan mengalami peningkatan yang sangat signifikan
pada tahun 2005 (8.479.910 ton) dan pada tahun 2006 (22.069.216 ton) (M. Zulfikar,
2010).
Pada umumnya pulp yang dihasilkan pada dewasa ini adalah pulp kimia. Pulp
kimia adalah pulp yang diperoleh dengan proses kimia, sehingga sebagian besar
komponen kimia nonserat dihilangkan dan serat-serat terpisah tanpa suatu pengerjaan
mekanis. Pembagian pulp kimia berdasarkan bahan kimia yang digunakan dalam proses
pemasakan terdiri atas pulp soda, sulfat dan sulfit (Joedodibroto, 1983). Proses pulping
yang optimal untuk serat tanaman non kayu adalah proses alkali menggunakan NaOH.
Namun, untuk mengurangi dampak negatif dari limbah NaOH yang terbuang diperlukan
bahan pelarut yang lebih ramah lingkungan (Malo, 2004).
Pembuatan kertas ramah lingkungan merupakan salah satu alternatif untuk
mengurangi dampak negatif dari limbah NaOH yang dihasilkan karena proses
pembuatan kertas tidak menggunakan bahan kimia. Pembuatan kertas ramah lingkungan
dapat dilakukan dengan memanfaatkan proses fermentasi dengan mikroba untuk
membentuk nata alias selulosa murni sebagai bahan baku dan dapat juga
dikombinasikan dengan pemanfaatan kertas re-use sebagai sumber selulosa. Proses
produksi tahu menghasilkan limbah cair dalam kuantitas yang besar dengan rata-rata
2

jumlah limbah cair industri tahu perkilogram kedelai yang diolah adalah 17±3 L
(Romli,2009). Karakteristik limbah cair tahu sebagian besar terdiri dari polutan organik
dengan nilai yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan pengolahan limbah yang efisien
dan relatif murah.
Limbah kertas merupakan sumber selulosa yang sangat melimpah. Hal ini
terlihat dari besarnya tingkat konsumsi kertas di Indonesia meningkat 1 kg per kapita
per tahun atau mencapai 220 ribu ton per tahun (Mansur,2008). Hal ini harus dijadikan
sebagai suatu peluang dalam memanfaatkan limbah tersebut dan menjadikannya sesuatu
yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomi guna memberikan kontribusi bagi
kesejahteraan masyarakat. Ditambah lagi munculnya gelombang krisis ekonomi global
yang mengharuskan Indonesia tetap bertahan ditengah krisis yang menyulitkan.
Pemanfaatan limbah kertas saat ini terbatas untuk menghasilkan produk-produk kertas
daur ulang, pengganti media tanam, dan barang-barang kerajinan. Padahal jika dilihat
dari komponen penyusunnya, kertas merupakan limbah yang sangat berharga karena
terdiri dari sebagian besar selulosa. Selulosa merupakan suatu polimer yang dapat
dimodifikasi dari segi strukturnya sehingga dapat menghasilkan produk polimer yang
dikehendaki.
Melihat potensi dari limbah cair tahu dan kertas bekas yang melimpah dan
belum termanfaatkan secara maksimal maka potensi pemanfaatan sebagai kertas ramah
lingkungan sangat besar. Limbah cair tahu dapat dibuat sebagai nata de-soya sebagai
sumber selulosa murni dengan kombinasi pemanfaatan kertas bekas untuk membuat
produk kertas ramah lingkungan yang berkualitas. Pembuatan kertas ramah lingkungan
dari limbah cair tahu sebagai nata de-soya dan penambahan kertas bekas belum
diketahui penambahan konsentrasi nata de-soya dan kertas re-use. Pada penelitian ini
akan dicari konsentrasi perlakuan penambahan kertas re-use dan nata de soya dalam
pembuatan kertas seni dengan cara mengamati sifat fisik bahan dan mengukur
rendemen kertas tersebut. Hasil penelitian diharapkan dapat diperoleh suatu formula
penambahan konsentrasi yang tepat untuk menghasilkan kertas seni ramah lingkungan
yang berkualitas sehingga dapat menjadi alternatif pemanfaatan limbah cair tahu dan
alternatif bahan baku industri kertas untuk mengurangi eksploitasi kayu hutan.
3

B. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh perbandingan konsentrasi kertas re-use dan nata de soya
dalam pembuatan kertas seni ramah lingkungan?
2. Bagaimana kualitas kertas seni pada penambahan kertas re-use dan nata de soya
dalam pembuatan kertas seni ramah lingkungan terhadap (SNI 14- 0436-1989) ?
3. Berapa konsentrasi optimum untuk menghasilkan kertas seni ramah lingkungan
sesuai dengan standart SNI 14- 0436-1989?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh perbandingan konsentrasi penambahan kertas re-use dan
nata de soya dalam pembuatan kertas seni.
2. Mengetahui kualitas kertas seni dari penambahan nata kertas re-use dan nata
desoya dalam pembuatan kertas seni terhadap (SNI 14- 0436-1989).
3. Mengetahui konsentrasi optimum untuk menghasilkan kertas seni sesuai dengan
standart SNI 14- 0436-1989

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah mengurangi penggunaan serat
kayu dengan menggunakan serat nata de soya sebagai bahan pengganti sehingga
dihasilkan produk kertas yang ramah lingkungan.

E. KEGUNAAN
Kegunaan program ini adalah untuk memberikan informasi tentang produk
kertas ramah lingkungan yang menggunakan serat nata desoya sehingga mengurangi
penggunaan kayu.

F. TINJAUAN PUSTAKA
F.1 Limbah Cair Tahu
Tahu merupakan suatu produk yang terbuatdari hasil pengumpulan protein
kedelai. Dalam proses pembuatan tahu, kecuali kedelai,juga diperlukan air dalam
jumlah yang cukup banyak. Hasil samping yang belum dimanfaatkan secara maksimum
adalah limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan cukup banyak dan memberi adil yang
besar pada pencemaran lingkungan. Karena limbah cair masih mengandung bahan-
bahan organik yang bisa diolah menjadi produk yang lain. Selain itu limbah cair sangat
mudah di dapatkan, karena limbah cair yang dihasilkan dari pengolahan 1 kg kedelai
4

untuk untuk pembuatan tahu diperoleh 19 liter limbah cair. Serta pada limbah tahu
(whey tahu) masih mengandung zat-zat yang terdapat pada kedelai, diantaranya protein
9%, gula oligosakarida 60-80%, dan sedikit lemak (Darmajana, 1995).
F.2 Nata De Soya
Adanya pemanfaatan air sisa pembuatan tahu (whey tahu) dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan nata yang mempunyai nilai ekonomi dan mengurangi
pencemaran lingkungan. Menurut Muljoharjdo dalam Suharsini (2010), Nata adalah
selulosa hasil sisntesis gula oleh bakteri Acetobacter xylinum berbentuk agar, berwarna
putih dan mengandung air sekitar 98%. Nata tergolong makanan yang berkalori rendah
karena mengandung serat pangan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk proses
pencernaan makanan yang terjadi dalam usus dan penyerapan air dalam usus besar.
Menurut (Misgiyarta, 2007) Nata merupakan produk fermentasi dari bakteri
Acetobacter xylinum yang berupa lembaran selulosa dari pengubahan gula yang terdapat
pada substrat (umumnya air kelapa tetapi dapat pula dari bahan lain) menjadi pelikel
selulosa.
Nata yang terbuat dari bahan dasar limbah cair disebut Nata De Soya. Nata de
Soya adalah suatu produk bahan pangan hasil fermentasi dari limbah tempe yang
dibantu oleh bakteri Acetobacter xylinum. Bahan makanan ini berbentuk padat, kokoh
kuat, berwarna putih keruh keabu-abuan, kenyal, mirip kolang-kaling. Makanan ini
termasuk makanan khas tradisional dari Filipina. Nata de soya dapat digunakan sebagai
makanan alternatif untuk memenuhi kebutuhan akan protein, terutama untuk menangani
masalah gizi yang terjadi sekarang ini pada anak-anak yang sekaligus bisa dipergunakan
untuk penyumbang protein nabati.

Gambar 1.Limbah tahu (Darmajana,1995) Gambar 2.Nata De Soya (Misgiyarta,2007)


F.3 Bakteri Acetobacter
5

Novrischa (2010) mengungkapkan bahwa nata terbentuk dari aktivitas bakteri


Acetobacter xylinum dalam sari buah yang mengandung glukosa yang kemudian diubah
menjadi asam asetat dan benang-benang selulosa. Lama-kelamaan akan terbentuk suatu
massa yang kokoh dan mencapai ketebalan beberapa sentimeter. Selulosa yang
dikeluarkan ke dalam media itu berupa benang-benang yang bersama-sama dengan
polisakarida berlendir membentuk jalinan yang terus menebal menjadi lapisan nata.
Bakteri Acetobacter xylinum akan dapat membentuk nata jika ditumbuhkan dalam air
kelapa yang sudah diperkaya dengan Karbon (C) dan Nitrogen (N), melalui proses yang
terkontrol. Dalam kondisi demikian, bakteri tersebut akan menghasilkan enzim
akstraseluler yang dapat menyusun zat gula menjadi ribuan rantai serat atau selulosa.
Dari jutaan renik yang tumbuh pada air kelapa tersbeut, akan dihasilkan jutaan lembar
benang-benang selulosa yang akhirnya nampak padat berwarna putih hingga transparan.
Bakteri Acetobacter xylinum adalah bakteri Gram negatif yang dapat mensistesis
selulosa dari fruktosa. Selulosa ini memiliki pori melintang pada kristal mini glukan
yang kemudian terkoalisi dedalam mikrofibril. Cluster mikrofibril yang ada dalam
struktur senyawa yang terbentuk seperti pita-pita ini dapat diamatai secara langsung
menggunakan mkroskop. Acetobacter xylinum merupkan suatu model sistem untuk
mempelajari enzim dan gen yang terlibat dalam biosintesis selulosa.

F. 4 Kertas
Kertas adalah lembaran tipis yang terdiri dari serat selulosa alam atau buatan yang
telah mengalami penggilingan ditambah beberapa bahan penolong yang saling
menempel dan jalin menjalin ( Yani, 1993). Proses pembuatan kertas dibagi menjadi
dua tahap, yaitu pembuatan pulp dan pembuatan kertas dari pulp. Berdasarkan
penggunaanya kertas digolongkan atas tiga yaitu cultural paper (kertas budaya), yang
terdiri dari jenis kertas koran, kertas cetak, tulis dankeperluan bisnis. Kertas industri
yang sering digunakan terdiri dari pembungkus,kemasan dan kraft, papan, kertas rokok
dan kertas khusus. Kertas untuk pemanfaatan lainnya misalnya tisu.

Tabel 1. Konsumsi Kertas Perkapita di beberapa Negara di Dunia


6

No Negara Konsumsi (kg perkapita pertahun)

1 Finlandia 368,6
2 Amerika Serikat 288
3 Jepang 245,5
4 Kanada 206
5 Italia 204,6
6 Taiwan 204
7 Singapura 197,7
8 Malaysia 110,8
9 Indonesia 26
10 Mesir 20
11 Philippina 17,4
Sumber: Departemen Perindustrian, 2009
G. METODE PELAKSANAAN
G.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Agrokimia Jurusan
Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Malang. Analisis fisik kertas dilakukan di PT. Surabaya Agung Industri Pulp dan
Kertas, Gresik. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 4 bulan dimulai bulan Februari
2013 – Mei 2013.
G.2 Alat dan Bahan Penelitian
G.2.1 Alat
Alat yang digunakan untuk pembuatan kertas seni dari nata de soya dan kertas
re-use adalah, pisau, gunting, timbangan digital, gelas ukur, blender, bak/ember, screen
60 mesh ukuran 20 cm × 15 cm, kain saring, pengepres manual, loyang, triplek, busa,
stirer, dan oven. Sedangkan alat yang digunakan untuk pengujian kekuatan fisik kertas
meliputi Elmendorf Tearing Tester (uji ketahanan sobek) dan Paper Tensile Strength
Tester (uji ketahanan tarik).
G.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada proses pembuatan kertas seni adalah pulp re-use, pulp
nata de soya dan air.
G.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
7

1. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan kertas seni adalah kertas Re-Use
dengan ciri kertas bekas print yang diperoleh dari penjual kertas bekas Merjosari
Kabupaten Malang,Jawa Timur.
2. Penelitian dilakukan pada skala laboratorium.
3. Bahan baku yang digunakan adalah pulp kertas dari proses pulping secara fisis
dengan menggunakan air hangat.
4. Produk akhir berupa kertas seni yang berbentuk lembaran diukur dengan uji fisik
(ketahanan sobek, ketahan tarik dan gramatur) dan uji sensoris (warna, tekstur
permukaan, dan kenampakan serat).
5. Nata yang digunakan adalah hasil dari pengolahan limbah cair tahu
G.4 Rancangan Penelitian
Alur kerja pelaksanaan penelitian dilakukan dengan beberapa tahap yang
tercantum pada Gambar 3.

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Literatur

Penelitian Pendahuluan

Penentuan Hipotesis dan Metode Rancangan Percobaan

Pelaksanaan Penelitian

Pengamatan dan dan Pengumpulan Data Hasil Penelitian

Uji Organoleptik

Pemilihan Alternatif Terbaik

Uji Fisik

Kesimpulan
Gambar 3. Alur Kerja Pelaksanaan Penelitian
8

G.4.1 Rancangan Percobaan


Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan
rancangan percobaan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak
Kelompok (RAK) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor, yaitu faktor A yang
terdiri dari 4 level dan faktor B yang terdiri dari 2 level sebagai berikut:
 Faktor A adalah proporsi bahan baku, yang terdiri dari 4 level yaitu:
A1 = Kertas bekas 5 g
A2 = Kertas bekas 10 g
A3 = Kertas bekas 15 g
A4 = Kertas bekas 20 g
 Faktor Y adalah proporsi penambahan nata, yang digunakan terdiri dari 2 level,
yaitu:
B1 = Konsentrasi nata 20% (b/b)
B2 = Konsentrasi nata 25% (b/b)
Dari kedua faktor tersebut diperoleh kombinasi perlakuan dibawah ini, dan
masing-masing perlakuan dilakukan ulangan sebanyak 3 kali.
A1 B1 : Kertas bekas 5 g : Konsentrasi nata 20%
A2 B1 : Kertas bekas 10 g : Konsentrasi nata 20%
A3 B1 : Kertas bekas 15 g : Konsentrasi nata 20%
A4 B1 : Kertas bekas 20 g : Konsentrasi nata 20%
A1 B2 : Kertas bekas 5 g : Konsentrasi nata 25%
A2 B2 : Kertas bekas 10 g : Konsentrasi nata 25%
A3 B2 : Kertas bekas 15 g : Konsentrasi nata 25%
A4 B2 : Kertas bekas 20 g : Konsentrasi nata 25%
G.4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam pembuatan kertas seni dari kertas bekas dengan
penambahan proporsi kertas bekas dan proporsi perekat dilakukan seperti pada Gambar
4 dengan tahapan sebagai berikut:
9
Kertas bekas

Penimbangan 20 gr

Air hangat 500 ml, Perendaman air (selama 30 menit)

Pencucian
Air Air
kotor
Penghalusan, blender
(5 menit)

Pulp bubur kertas

Gambar 4. Diagram alir proses pembuatan pulp kertas re-use (Kharisma,


2009) yang telah dimodifikasi.
Diagram alir pembuatan kertas seni dari pulp kertas re-use dan nata de soya
dapat dilihat pada Gambar 5.

Pulp Kertas bekas


(5,10,15,20 gram)

nata de soya
(20% dan 25%(b/b)) Pemblenderan ± 3 menit

Pencetakan pada screen 60 mesh ukuran 15x25

Penirisan
Uji Sensoris;
Pengeringan suhu 800C selama 1. Warna
± 45 menit 2. Tekstur
3. Kenampakan Serat
Kertas Seni Analisa Fisik;
1. Ketahanan Tarik
2. Ketahanan Sobek
Kertas Seni 3. Gramatur
4. Kadar Air

Gambar 5. Diagram Alir Pembuatan Kertas Seni


Sumber : Febrina (2007), yang telah dimodifikasi dengan penambahan kertas
10

G.4.3 Pengujian Produk


Produk kertas ramah lingkungan akan dilakukan analisa fisik diantaranya
ketahanan tarik, ketahanan sobek, gramatur, dan kadar air. Prosedur analisa pengujian
produk dapat dilihat pada lampiran 2.
G.4.4 Analisis Data
Data pengamatan yang didapat dari uji fisik akan dianalisis menggunakan Analisis
Varian ( ANOVA) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh atau beda nyata antar perlakuan.
Apabila terdapat beda nyata antar perlakuan, selanjutnya dilakukan Uji Jarak Berganda
Duncan (Duncan’s Multiple Range Test) untuk mengetahui mana yang berbeda dengan
menggunakan notasi.
G.4.5 Pemilihan Perlakuan Terbaik
Untuk penentuan perlakuan terbaik dilakukan dengan menggunakan indek
efektivitas. Metode ini dilakukan dengan menganalisis data hasil uji kualitas sensoris
dan hasil pembobotan kriteria. Pembobotan kriteria merupakan tahapan untuk
menentukan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang ada pada produk
Hasil pembobotan kriteria dikombinasikan dengan hasil uji kualitas sensoris sehingga
dihasilkan nilai produk. Dalam proses ini, dipilih salah satu alternatif produk yang
mempunyai nilai produk terbesar.

H. JADWAL KEGIATAN
Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
Penelitian Laboratorium
Uji Produk
Analisa Data dan Hasil Uji
Penulisan Laporan

I. RANCANGAN BIAYA
1. Bahan habis pakai
Jenis Bahan Biaya satuan Kebutuhan Jumlah
1. Bahan Utama
- kertas bekas Rp. 20.000/liter 2 kg Rp. 40.000,00
2. Bahan Tambahan
- Acetobacter xylinum Rp 30.000/botol 5 botol Rp 150.000.00
- Sukrosa Rp. 13.000/kg 5 kg Rp. 65.000,00
3. Analisa Fisik
- analisa kekuatan tarik Rp. 65.000/sampel 18 sampel Rp 1.170.000,00
- analisa daya sobek Rp. 70.000/sampel 18 sampel Rp 1.260.000,00
11

- Gramatur Rp. 40.000/sampel 18 sampel Rp 720.000,00


4. Analisis Sensoris
- Warna Rp. 40.000/sampel 18 sampel Rp 720.000,00
- Tekstur Rp. 35.000/sampel 18 sampel Rp 630.000,00
- Kenampakan Serat Rp. 25.000/sampel 18 sampel Rp 450.000,00

Total Rp 5.205.000,00

2. Peralatan Penunjang PKM


Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah
1. Sewa Lab Agro Rp. 200.000/bulan 4 bulan Rp. 800.000,00
2. Sewa Lab Fisika Rp 100.000/bulan 4 bulan Rp. 400.000,00
3. Sewa Lab Bioind Rp. 150.000/bulan 4 bulan Rp. 600.000,00
4. Kain saring Rp. 14.000/meter 5 meter Rp 70.000,00
5. Screen(25x35 cm) Rp 27.000/unit 5 meter Rp 135.000,00
6. Screen (20x30 cm) Rp 40.000/unit 3 unit Rp 120.000,00
7. Screen(15 x 20 cm) Rp 40.000/unit 3 unit Rp 120.000,00
8. Ember Rp 25.000/unit 3 unit Rp 75.000,00
9. Bak Rp 21.000/unit 13 unit Rp 273.000,00
10. Loyang Rp 4.000/unit 8 unit Rp 32.000,00
11. Gunting Rp 6.000/unit 3 unit Rp 18.000,00
12. Spidol Permanent Rp 3.000/unit 8 pcs Rp 24.000,00
13. Label Rp 2.000/pcs 12 unit Rp 24.000,00
14.Sarung Tangan Rp 3.000/unit 11 unit Rp 33.000,00
15.Masker Rp 1.500/unit 3 unit Rp 4.500,00
16.Spons (100x90cm) Rp 82.500/unit 4 unit Rp 330.000,00
17.Beaker Glass Rp. 37.000/unit 6 unit Rp. 222.000,00
18. Jaring Jaring Rp. 5.000/meter 20 meter Rp. 100.000,00
19. Blower Rp. 86.500/buah 1 buah Rp 86.500,00
Total Rp 3.467.000,00
3. Perjalanan
Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah
Transportasi Rp 100.000/bulan 4 bulan Rp. 400.000,00

Komunikasi Rp.50.000/orang (4 orang) 4 bulan Rp. 800.000,00


Total Rp. 1.200.000,00
4. Lain-lain
Jenis Biaya satuan Kebutuhan Jumlah
1. Kertas A4 80 gram Rp. 30.000/rim 2 rim Rp 60.000,00
2. Tinta Print Rp. 200.000/kotak 2 kotak Rp. 400.000,00
4. Dokumentasi kegiatan Rp. 168.000,00

Total Rp. 628.000,00

5. Total Biaya
12

Jenis Biaya Jumlah


1. Bahan habis pakai
2. Peralatan penunjang PKM Rp. 3.467.000,00
3. Perjalanan Rp. 1.200.000,00
4. Lain-lain Rp. 628.000,00
Total Biaya Rp. 10.500.000,00

J. DAFTAR PUSTAKA

Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper,vol II Second Ed. Internasional Publisher Inc. New
York.
Darmajana, D. A. 1995. Studi Pemanfaatan Limbah Cair Tahu Untuk Pembuatan
Nata De Soya. Makalah disajikan dalam Seminar Ilmiah Hasil Penelitian dan
Pengembangan Bidang Fisika Terapan.
Joedibroto. 1983. Prospek Pemanfatan Enceng Gondok dalam Industri Pulp dan
Kertas. Berita Selulosa. Edisi Maret 1983. Volume XIX No.1 Balai Penelitian
Pulp. Balai Besar Selulosa. Bandung.
M. Zulfikar T, Sri Kumalaningsih, Susingggih Wijana.2010. Teknologi Produksi Pulp
dari Serat dan Daun Nenas (Kajian Variasi Pelarut CaO,Suhu dan waktu
pemasakan). Halaman 1
Mahyar. 2001. Membuat Kertas Daur Ulang Berwawasan Lingkungan. Puspaswara.
Jakarta
Malo, 2004. Membuat Kertas dari Pelepah Pisang. Kanisius. Yogyakarta.
Mansur HM. 2008. Asosiasi: Indonesia Perlu Satu Pabrik Kertas Baru Setiap
Tahun. (http://www.antara.co.id diakses tanggal 17 September 2012).
Misgiyarta, 2007. Teknologi Pembuatan Nata de Coco. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Pascapanen Pertanian, Bogor.
Novrischa, Dinda. 2010. Nata Daging Buah Semangka (Nata De Citrullus) Sebagai
Alternatif Makanan Sehat Penderita Hipertensi, (Online),
(http://community.um.ac.id/showthread.php?95842-Nata-daging-buah-
semangka-%28nata-de-citrullus%29-sebagai-alternatif-makanan-sehat-
penderita-hipertensi, diakses 17 September 2012)
Romli, Muhammad & Suprihatin. 2009. Beban Pencemaran Limbah Cair Industri
Tahu dan Analisis Alternatif Strategi Pengelolaannya. Jurnal Purifikasi, 10:
2, 141–154.
Smook,G.A. 1994. Handbook for Pulp and Paper Technologists. 2nd Edition. Angus
Wilde Publications Inc. Vancover.
Soekardi dan Wijana. 2007. Teknologi Serat Alam. Fakultas Teknologi Pertanian.
Universitas Brawijaya Malang
Suharsini, Endang. 2010. Bioremediasi Limbah Cair Nanas Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Nata De Pina. Malang. FMIPA UM.

Yani, I.M. 1993. Kajian Deingking Kertas Bekas Sebagai Agen Bahan Baku
Industri Kertas Budaya. (Laporan Penelitian) Fakultas Pertanian. IPB. Bogor
13

K. LAMPIRAN
K.1 Lampiran 1 Biodata Ketua dan Anggota Kelompok
a. Ketua Kelompok
Nama : Rohmad Eko Prayitno
NIM : 105100300111017
Tempat, tanggal lahir : Kediri, 21 September 1991
Fakultas/Jurusan : Teknologi Pertanian/ TIP
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang
Waktu untuk Kegiatan PKM : 20 jam/minggu
Alamat : Dsn.Kembangsore RT/RW : 001/004
Desa : Mojosari Kec.Kras Kab.Kediri
No. Telepon : 085856063898
Organisasi yang Pernah Diikuti : Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi
Pertanian
Malang, 9 Oktober 2012

(Rohmad Eko Prayitno)

b. Anggota Kelompok 1
Nama : Mahmud Nasapi

NIM : 105100300111019
Tempat, tanggal lahir : Probolinggo, 20 Agustus 1991
Fakultas/Jurusan : Teknologi Pertanian/ TIP
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang
Waktu untuk Kegiatan PKM : 20 jam/minggu
Alamat : Jalan Cokroaminoto IV/121 Probolinggo
No. Telepon : 085791198346
Organisasi yang Pernah Diikuti : ESP
Malang, 9 Oktober 2012

(Mahmud Nasapi)

c. Anggota Kelompok 3
Nama : Hana Afifah
NIM : 115100301111011
Tempat, tanggal lahir : Malang, 19 April 1993
Fakultas/Jurusan : Teknologi Pertanian/ TIP
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang
Waktu untuk Kegiatan PKM : 20 jam/minggu
14

Alamat : Jl.Bantaran IV No.12 Malang


No. Telepon : 085649928042
Organisasi yang Pernah Diikuti : Agritech Research Study Club (ARSC)

Malang, 9 Oktober 2012

(Hana Afifah)

d. Anggota Kelompok 4
Nama : Aisah Normalasari

NIM : 115100301111047
Tempat, tanggal lahir : Malang, 14 September 1992
Fakultas/Jurusan : Teknologi Pertanian/ TIP
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya Malang
Waktu untuk Kegiatan PKM : 20 jam/minggu
Alamat :Jalan Raya Tlogomas No.86 RT.03 RW.07
Malang
No. Telepon : 087859935827
Organisasi yang Pernah Diikuti : Agritech Research Study Club (ARSC)
Malang, 9 Oktober 2012

(Aisah Normalasari)

2. Biodata Dosen Pendamping


 Nama Lengkap : Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP.
NIK : 841130 10 1 2 0159
Jabatan Fungsional : Tenaga pengajar jurusan TIP
Jabatan Struktural :-
Fakultas/Jurusan :Teknologi Pertanian/Teknologi Industri Pertanian
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
Bidang Keahlian : Bioindustri dan Pengelolaan Limbah
Waktu untuk Kegiatan PKM : 4 jam / minggu

Malang, 9 Oktober 2012

Nimas Mayang Sabrina S., STP, MP.


NIK. 841130 10 1 2 0159
15

K.2 Lampiran 2 Pengujian Produk


1. Uji Ketahanan Sobek (SNI 14-0436-1989)
Nama alat yang digunakan adalah Elemendorf Tearing Tester yang terdiri
dari 4 bagian utama yaitu celah penjepit kertas, pisau pengiris, bandul
penyobek, dan skala penunjuk. Langkah-langkah uji ketebalan sobek kertas
adalah sebagai berikut :
1) Kertas yang akan diuji terlebih dahulu dipotong dengan ukuran 7,5 cm × 6
cm sebanyak tiga lembar.
2) Ketiga lembar kertas dipasang pada celah, lalu celah dirapatkan dengan
memutar sekrup penjepit agar lembaran kertas tidak bergerak akibat
perlakuan mekanis.
3) Bandul penyobek dipasang pada penyangganya dan siap diayunkan
sementara jarum penunjuk skala pengukuran dipasang pada angka nol.
4) Pisau pengiris kertas disiapkan pada posisinya, lalu ketiga lembaran kertas
diiris dengan satu gerakan cepat, kemudian pisau dikembalikan pada
posisi semula.
5) Penyangga bandul penyobek dilepas sehingga bandul berayun satu kali
dan segera ditangkap untuk menghasilkan ayunan berikutnya. Bandul
hanya boleh berayun satu kali saja untuk mnghindari berubahnya posisi
jarum penunjuk skala yang terbuka pada ayunan pertama.
6) Kekuatan sobek kertas diketahui melalui perhitungan sebagai berikut :
Kekuatan Sobek =
*16 = Konstanta
2. Uji Ketahanan Tarik (SNI 14-4737-1998)
Ketahanan tarik adalah daya tahan maksimum jalur pulp, kertas, atau karton
terhadap gaya tarik yang bekerja pada kedua ujung jalur tersebut samai putus,
diukur pada kondisi standar. Contoh uji lembar kertas yang berukuran panjang
200 mm dan lebar 15 mm dengan tepi sejajar, masing-masing untuk arah silang
mesin dan searah mesin dijepit pada kedua ujungnya dengan jarak 100 mm pada
tensile tester yang dimulai dari ujung atas dan terpasang merata dan tidak
mellintir. Pengunci batang penjepit dilepaskan sehigga lembaran kertas
terrenggang bebas. Motor dijalankan untuk mengayunkan bandul hingga
berhenti bersama putusnya lembaran contoh uji. Katehanan tarik dapat langsung
dibaca pada alat dan dinyatakan dalam kgf atau kN/m (1 kgf per 15 mm =
0,6538 kN/m). Indeks tarik dapat dihitung dengan rumus:
Ketahanan tarik (kPa) = T x 0,6538
Indeks tarik =
Keterangan :
T = skala terbaca (kgf)
0,6538 = faktor konversi

Anda mungkin juga menyukai