Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No.

2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

PEMANFAATAN KULIT SINGKONG (Manihot Esculenta) SEBAGAI


BAHAN DASAR PEMBUATAN PULP DENGAN METODE TITRASI

Anita Kurniasari E, Tri Widayatno

Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik,


Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
*
Corresponding Author:
Anita Kurniasari E

Abstrak.

Paper is a very important need, almost all activities always require a lot of paper,
such as gift wrapping paper, food wrapping paper, paper for newspapers, paper for
tissues, notebook paper, and so on. Cassava peel waste has a fairly high cellulose
content, the cellulose content in cassava peel waste reaches 43.626%. This research
was conducted with the aim to determine the effectiveness of cassavapeel as a
raw material for making pulp. In this study, cassava peels were used for each sample
of 1.5 grams, with a NaOH cooking solution (20%, 25%, 30%) and cooking times of
40, 80, 120 minutes. The highest lignin content was obtained at 1.4990% at a NaOH
concentration of 20% and a cooking time of 40 minutes,while the lowest lignin
content was obtained at 1.1994 from a NaOHconcentration of 30% and a cooking
time of 120 minutes.
Keywords: Paper, NaOH, Cassava Skin, Lignin

PENDAHULUAN
Kertas merupakan kebutuhan yang sangat penting hal ini dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari, hampir semua aktivitas selalu membutuhkan banyak kertas, seperti kertas
pembungkus kado, kertas pembungkus makanan, kertas untuk surat kabar, kertas untuk majalah,
kertas untuk tissue, kertas buku tulis, dan lain sebagainya (Aritonang, Ritonga, and Sinaga 2019).
Pulp adalah bahan berupa serat bewarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan
lignin dari biomassa. Pulp merupakan bahan baku pembuatan kertas dan senyawa kimia turunan
selulosa yang berasal dari kayu (wood) maupun non kayu (non wood). Kayu dijadikan sebagai
bahan baku utama dalam pembuatan kertas dikarenakan kayu banyak mengandung selulosa
berkisar 41-60%, hemiselulosa 24%, dan lignin 27,8%, dengan kadar selulosa yang tinggi, maka
kualitas kertas juga akan semakin baik. (W.Fadhilah, 2018).
Konsumsi kertas hingga tahun 2020 mencapai 399 juta metrik ton dan konsumsinya akan
terus meningkat (Statista, 2021). Konsumsi kertas yangterus meningkat ini menjadi perhatian
bagi praktisi dan pemerhati lingkungan. Penggunaan kayu sebagai bahan baku utama pembuatan
kertas akan mendorong penebangan hutan dalam skala besar dan menyebabkan
ketidakseimbangan ekosistem.(Ramadhany dkk., 2021)
Untuk mengurangi penggunaan kayu sebagai bahan baku pembuatan kertas perlu adanya
bahan yang dirasa efektif sebagai pengganti kayu. Bahan alternatif tersebut antara lain adalah
limbah tebu, sampah kertas, batang pisang,eceng gondok, kulit jagung, tongkol jagung, jerami,

102
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

tandan kosong kelapasawit, kulit kacang, rumput gajah, serat aren, dan daun kirinyuh. Bahan-
bahan lain yang juga memiliki selulosa adalah kulit singkong. (Pertiwi 2019)
Limbah kulit singkong memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi. Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh X, diperoleh informasi bahwa kandungan selulosa pada limbah
kulit singkong mencapai 43,626%. (Kurnia et al. 2023).
Tabel 1. Komponen Kulit Singkong
N Komponen Kadar
o. (%)
1 Selulosa 43,626
2 Pati/Amilum 36,580
3 Hemiselulosa 10,384
4 Lignin 7,646
5 Lainnya 1,764
Total 100 %
(Sumber : Kumar et al, 2021)
Pada Penelitian ini menggunakan NaOH sebagai pelarut. NaOH sangat cocok digunakan
untuk bahan non-kayu, selain itu keuntungan yang didapat adalah NaOH lebih efektif untuk
mengikat lignin dan tidak membuat limbah yang begitu berbahaya di lingkungan sekitar, serta
rendemen pulp yang dihasilkan tinggi (Melani et al. 2022).
Penelitian mengenai penggunaan kulit singkong sebagai alternatif pengganti kayu yang
pernah dilakukan oleh sejumlah peneliti antara lain yaitu, (Fitriyano et al. 2022) tentang
pemanfaatan limbah sabut kelapa dan kulit singkong untuk dijadikan bahan baku pembuatan
kertas buram dengan menggunakan NaOH sebagai bahan pelarut utuk proses delignifikasi.
Penelitian lain tentang pemanfaatan kulit singkong sebagai bahan pengganti kayu juga dilakukan
oleh (Kurnia et al. 2023), yaitu ekstrak kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan kertas, dari
kedua hasil penelitian tersebutdidapatkan kesimpulan bahwa kulit singkong memiliki kandungan
selulosayang cukup tinggi, setara dengan kayu, oleh karena itu kulit singkong dapat dijadikann
bahan utama pembuatan pulp pada penelitian ini.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan pulp dari kulit singkong dengan
metode titrasi menggunakan larutan NaOH sebagai pemasaknya. Konsentrasi NaOH adalah
sebesar (20%, 25%, 30%) denganvariasi waktu pemasakan (40 menit, 80 menit, 120 menit) dan
massa sampel kulit singkong sebesar 1,5 gram.

Alat yang digunakan dalam Penelitian


1. Buret
2. Corong
3. Erlenmeyer
4. Gelas Beker
5. Gelas Ukur

103
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

6. Hot Plate
7. Kaca Arloji
8. Karet Hisap
9. Kertas Saring
10. Labu Ukur
11. Magnetic Stirer
12. Neraca Analitik
13. Oven
14. Panci
15. Pipet Tetes
16. Pipet Volume
17. Termometer
18. Wadah Kaca
Bahan yang digunakan dalam Penelitian
1. Aquades
2. H2SO4
3. KI
4. KMnO4
5. Kulit Singkong
6. NaOH
7. Na2S2O3
Prosedur Penelitian
Proses Pelepasan Pektin
Cuci kulit singkong untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit, kemudian
kulit singkong dikeringkan.

Pembuatan Larutan Blanko


Masukkan aquades sebanyak 230 mL ke dalam gelas beker, kemudian tambahkan KMnO4
dan H2SO4 masing-masing sebanyak 25 mL. Selanjutnya, aduk menggunakan magnetic stirrer
selama 10 menit pada suhu ruang. Kemudian tambahkan KI sebanyak 6 mL dan titrasi dengan
Na2S2O3 sampai terjadi perubahan warna dari ungu menjadi bening dan catat volumenya.

104
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

Proses Pulping
Kulit singkong yang sudah kering dipotong kecil-kecil, selanjutnya timbang kulit singkong
dengan berat sebesar 1,5gram. Kemudian larutan NaOH dengan variasi (20%, 25%, dan 30%)
dimasukkan ke dalam gelas beker, timbang hingga beratnya menjadi 20 gram. Kemudian aduk
dengan kaca pengaduk hingga rata selama 5 menit. Masukkan masing- masing wadah kaca ke
dalam panic, lalu panaskan dengan variasi waktu pemanasan (40, 80, dan 120 Menit) dan suhu
120oC. Selanjutnya kulit singkong yang telah dimasak dikeluarkan kemudian didinginkan hingga
suhu ruang. Saring menggunakan kertas saring untuk memisahkan residu dan filtratnya. Setelah
itu, pulp yang sudah disaring kemudian di oven selama 30 menit.

Pengukuran Bilangan Kappa


Pengukuran bilangan kappa dilakukan dengan cara menimbang pulp kering yang telah
dioven, kemudian dimasukkan ke dalam gelas beker 600 mL bersama aquades sebanyak 210 mL.
Tambahkan 25 mL KMnO4 dan 25 mL H2SO4. Reaksi dijalankan pada suhu ruang. Setelah 10
menit,raksi dihentkan dengan menambahkan 6 mL KI. Iodine yang terbentuk dititrasi dengan
menggunakan Na2S2O3 yang dibutuhkan, amati hingga terjadi perubahan warna dari coklat
menjadi bening, kemudian dicatat volumenya
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Bilangan Kappa
Tabel 2 . Hasil Uji Bilangan Kappa
Konsentrasi Waktu
No. Bilangan Kappa
NaOH (%) Pemasakan
40 Menit 9,9935
1. 20
80 Mneit 9,7272
120 9,5275
Menit
40 Menit 9,1279
2 25
80 Menit 8,9948
120 8,6618
Menit
40 Menit 8,3954
3 30
80 Menit 8,1291
120 7,9959
Menit

Salah satu acuan untuk mengetahui kualitas pulp adalah besarnya bilangan
kappa.Banyaknya lignin yang terpisahkan juga dapat dilihat dari hasilperhitungan bilangan kappa
yaitu, semakin rendah nilai bilangan kappa maka semakin rendah pula nilai lignin yang dihasilkan.

105
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

(Nugroho P, 2022) Penentuan bilangan kappa dapat dilakukan dengan metode titrasi
menggunakan larutan natrum thiosulfate. Bilangan kappa dihitung menggunakan rumus
persamaan Berikut:

Dari hasil penelitian kulit singkong diperoleh nilai bilangan kappa pada tabel 3. Nilai
bilangan kappa tertinggi diperoleh pada NaOH konsentrasi 20% dengan waktu pemasakan 40
menit yaitu sebesar 9,9935, sedangkan bilangan kappa terendah diperoleh pada konsentrasi
NaOH 30
% dengan waktu optimum pemasakan 120 menit yaitu sebesar 7,9959,nilai tersebut
sangat kecil jika dibandingkan dengan konsentrasi lain.

Hasil Uji Kadar Lignin


Tabel 3. Hasil Uji Kadar Lignin
Konsentrasi Waktu Kadar
No. Lignin
NaOH (%) Pemasaka
n (%)
40 Menit 1,4990
1. 20
80 Menit 1,4591
120 1,4291
Menit
40 Menit 1,3692
2 25
80 Menit 1,3492
120 1,2993
Menit
40 Menit 1,2593
3 30
80 Menit 1,2193
120 1,1994
Menit

106
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

a. Pengaruh konsentrasi dan waktu pemasakan

1,6

1,5
Kadar Lignin (%)

1,4
20 % NaOH
1,3
25 % NaOH
1,2 30 % NaOH

1,1
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (Menit)

Gambar 1. Pengaruh Waktu pemasakan terhadap kadar lignin

12
10
Bilangan Kappa

8
6 40 Menit
4 80 Menit

2 120 Menit

0
20 25 30
Konsentrasi NaOH (%)

Gambar 2. Pengaruh Konsentrasi NaOH terhadap Bilangan Kappa


Dari hasil analisis kadar lignin terdapat pada tabel 4. Dapat dilihat bahwa kadar lignin
tertinggi diperoleh dari konsentrasi NaOH 20% dengan waktu pemasakan 40 menit sebesar
1,4490 %, sedangkan kadar lignin terendah diperoleh dari konsentrasi NaOH 30% dan waktu
pemasakan 120 menit yaitu sebesar 1,1994 % , hal itu mengartikan bahwa lama waktu
pemasakan mempengaruhi kadar lignin, selain kadar lignin konsentrasi NaOH juga
mempengaruhi bilangan kappa. Terlihat pada gambar 2 bahwa semakin lama waktu
pemasakan, grafikakan semakin turun, yang menandakan kadar lignin semakin rendah. Hal yang
sama juga terlihat pada gambar 3, dimana semakin besar konsentrasi NaOH maka

107
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

bilangan kappa yang dihasilkan semakin rendah, grafik akan turun. Hal tersebut sesuai
dengan literatur jurnal bahwa lama waktu pemasakan sangat berpengaruh pada proses pembuatan
pulp, karena semakin lama pemasakan maka semakin besar pula lignin yang larut dan semakin
banyak pula lignin yang terpisah dari bahan baku. (Andaka & Wijayanto, 2019). Selain bilangan
kappa, lignin juga menentukan kualitas pulp, dimana pada pembuatan pulp lignin yang dihasilkan
harus sekecil mungkin, hal itu dikarenakan lignin memiliki sifat menolak air dan kaku, serta
menimbulkan warna gelap pada pulp sehingga apabila kadar lignin terlalu tinggi, mak diperlukan
zat pemutih pada proses bleaching yang cukup banyak (Nugroho P, 2022).
Terdapat banyak metode dalam pembuatan pulp yaitu metode kraft, sulfit, soda, dan alkali
dengan konsentrasi yang rendah. Pulping dengan soda biasanya menghasilkan pulp dengan grade
yang rendah. Metode Kraft biasanya dilakukan untuk bahan baku daun dan jerami. Alkali kuat
seperti NaOH biasanya digunakan dalam proses pulping untuk metode Kraft dan alkali. Alkali
kuat dapat mendorong terjadinya degradasi lignin dan meningkatkan yield selulosa
(Ramadhany,Oktovani, and Handoko 2021).
Selain menggunakan kulit singkong sebagai bahan baku pembuatan pulp terdapat bahan
lain yang dinilai juga efektif untuk membuat pulp, yaitu pelepah pisang. Pelepah pisang memiliki
kandungan selulosa yang cukup tinggi yaitulebih dari 80 % dan lignin 2,97 % (Melani et al.
2022).
Tabel 4. Karakteristik Pulp
Komposisi Nilai
(%)
Selulosa Min 40
Lignin Max
16
Abu Max 3
Air Max 7
Sumber : SNI 7274
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pelepah pisang dan kulit singkong memenuhi
standar kriteria pulp SNI, keduanya dapat digunakan sebagai bahan alternatif pengganti kayu
untuk pembuatan kertas, sehingga keseimbangan ekosistem dapat dipulihkan.

KESIMPULAN
1. Kulit Singkong dapat digunakan sebagai bahan baku alternative pembuatan pulp untuk
kertas.
2. Kadar lignin tertinggi yaitu 1,4990 % pada waktu pemasakan selama 40 menit dengan
konsentrasi NaOH 20%. Sedangkan kadar lignin terendah yaitu 1,1994% pada waktu
pemasakan selama 120 menit dengan konsentrasi NaOH 30%.
3. Semakin lama waktu pemasakan maka kandungan kadar lignin dalam pulpsemakin
kecil.
4. Semakin besar konsentrasi NaOH maka kandungan lignin dalam pulpsemakin kecil.

108
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

Setelah melakukan penelitian ini, lama waktu pemasak dan jumlah konsentrasi NaOH
sangat berpengaruh terhadap penurunan kadar lignin dalam proses pembuatan pulp, Oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui berapa lama waktu
pemasakan dan konsentrasi yang tepat untuk mendapatkan kualitas pulp yang diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ariani, Fitri, Program Studi, Teknik Kimia, Fakultas Teknik, and UniversitasBosowa. 2022.
“PEMBUATAN BAHAN BAKU PULP DARI PELEPAH PISANG” 3: 28–36.
Ariyanto, T N. 2019. “Pengaruh Konsentrasi NaOH, Lama Perendaman DanWaktu Pemasakan
Terhadap Bilangan Kappa Pada Pembuatan Pulp Dari Kulit Kacang Tanah.” Skripsi, 1–9.
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata 1
Firdaus, Aneka, and Aditha Verdinan Panae. 2020. “The Effect of Adhesive PaperWaste Weight
Percentage in Biobriquet Derived From Cassava Skin Waste.” Indonesian Journal of
Engineering and Science 1 (1): 021–027. https://doi.org/10.51630/ijes.v1i1.5.
Fitriyano, Gema, Deprito Maulana, Muhammad Kosasih, Muhammad Engkos Kosim, Rini
Siskayanti, and Risqi Kurniawan. 2022. “Utilization of Cocunut Coir Waste and Cassava
Peel as Opaque Paper Raw Material in Indonesia.” Borneo International Journal EISSN 5
(1): 24–29. www.majmuah.com.
Kurnia, Yogi, Durrul Jauhariyah, Madiyo Madiyo, Yoga Nugraha, Muhammad Akhmansyah,
and Nurhaida Widiani. 2023. “Cassava Peel Extract as Raw Materials for Making Paper :
Utilization of Waste as Environmental Conservation.” International Journal of
Hydrological and Environmental for Sustainability 1 (3): 160–68.
https://doi.org/10.58524/ijhes.v1i3.170.
Melani, Ani, Rafit Arjeni, Jln Jend Ahmad Yani, Ulu II Seberang Ulu, Kec Plaju, Kota
Palembang, and Sumatera Selatan. 2022. “PENGARUH VOLUME PELARUT NaOH
DAN TEMPERATUR PEMASAKAN PULP DARI PELEPAH PISANG KLUTUK” 7 (1):
18–27.
Ningsih, Nanda Putri Hendriyana, and Ahmad M Fuadi. 2020. “Pembuatan Kertas Dari Limbah
Padat Produksi Tepung Aren Dengan Proses Soda.” Proceedingof The URECOL 2 (1):
159–64.
Nugroho P, Vania S, Fuadi A. 2022. “Pemanfaatan Batang Tanaman Talas Sebagai Bahan
Pembuatan Pulp Dengan Proses Soda.” Jurnal TeknologiKimia Unimal 11 (1): 43–55.
Pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Oleh: NISRINA FADHILAHW D500140007
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULT.”
Ramadhany, Putri, Velia Oktovani, and Tony Handoko. 2021. “Pengaruh Kandungan Selulosa
Dan Lignin Pada Pulp Kulit Pisang.” Prosiding Seminar Nasional Riset Dan Teknologi
Terapan (RITEKTRA) 2021 1 (2018): 1–5.
Thaib, Cut Masyithah, Erdiana Gultom, and Barita Aritonang. 2020. “Pembuatan Kertas Dari
Limbah Kulit Durian Dan Ampas Tebu Dengan Perbedaan Konsentrasi NaOH.” Jurnal
Kimia Saintek Dan Pendidikan IV: 1–11.

109
Jurnal Sain dan Teknik Vol. 5, No. 2 (2023)
ISSN: 2685-830x (Print)
ISSN: 2685-830x (Online)

Vachlepi, M.T, Afrizal. 2019. “Prospek Pemanfaatan Kayu Karet Sebagai Bahan Baku
Pembuatan Pulp.” Warta Perkaretan 1 (1): 47–60.
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v1i1.593.
W FADHILAH, NISRINA. 2018. “PEMBUATAN PULP DARI LIMBAH SABUT KELAPA
MUDA DENGAN METODE ULTRASONIKASI

110

Anda mungkin juga menyukai