Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)

Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe


Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI NaOH DAN BERAT NATRIUM


MONOKLOROASETAT PADA PEMBUATAN (Carboxymethyl Cellulose) CMC DARI
SERAT DAUN NENAS (Pineapple-leaf fibres)

Zia Maulina, Adriana, Teuku Rihayat


1
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Lhokseumawe
Jl. Medan-Banda Aceh, Buketrata, Lhokseumawe
ziamaulina02@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh variasi konsentrasi NaOH dan berat Natrium
Monokloroasetat pada pembuatan CMC (Carboxymethyl Cellulose) dari serat daun nenas
(Pineapple-leaf fibres) dengan proses preparasi bahan baku, isolasi selulosa dan sintesis CMC.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan variasi konsentrasi NaOH dan rasio natrium
monokloroasetat : selulosa untuk memperoleh nilai rendemen, pH, kadar air,densitas, viskositas
dan derajat substitusi yang tertinggi. Variasi konsentrasi NaOH yang digunakan adalah 15%,
30%, dan 45% dengan rasio natrium monokloroasetat : selulosa adalah 4:5, 5:5, 6:5, 7:5 dan 8:5.
Dari hasil penelitian diperoleh rasio natrium monokloroasetat : selulosa terbaik yaitu 7 gram : 5
gram dengan konsentrasi NaOH 45% didapatkan nilai rendemen 94%, nilai pH 7, nilai kadar air
13,26%, densitas 1.48 gr/ml, dan nilai DS tertinggi yaitu 0,82, dan berdasarkan hasil analisa
FTIR CMC dicirikan dengan adanya puncak serapan pada bilangan gelombang 3263.56 cm-1 –
3275.13 cm-1 menandakan adanya gugus hidroksil (–OH). Pada puncak serapan dengan bilangan
gelombang 1581.63 cm-1 menunjukkan adanya gugus karbonil (C-O). Pada puncak serapan
dengan bilangan gelombang 1408.04 cm-1 menunjukkan adanya ikatan (-CH2) yang berpengaruh
terhadap pembentukan CMC. Pada serapan panjang gelombang 1049.28 cm-1 – 1099.43 cm-1
menunjukkan adanya eter yang terbentuk yaitu gugus (-O-), selama 4 jam waktu reaksi.

Kata kunci : CMC (Carboxymethyl Cellulose), derajat subtitusi, selulosa, serat daun nenas.

1. PENDAHULUAN
Perkembangan gaya hidup tidak berbau, tidak beracun, larut dalam air
masyarakat membuat produk pangan saat ini namun tidak larut dalam pelarut organik (
dituntut tidak hanya memenuhi kuantitas Ayuningtyas S dkk ,2017).
yang dibutuhkan, namun juga memenuhi CMC berasal dari selulosa kayu dan
kualitas yang di inginkan konsumen. Salah kapas yang diperoleh dari reaksi antara
satu zat adiktif yang lazim digunakan dalam selulosa dengan asam monokloroasetat,
beberapa bidang industri adalah dengan katalis berupa senyawa alkali.
Carboxymethyl (CMC). Carboxymethyl Semakin banyak kebutuhan CMC maka
Cellulose (CMC) merupakan polimer semakin banyak pula kayu yang dibutuhkan
selulosa linear dan berupa senyawa anion, sehingga semakin banyak pula pohon yang
yang bersifat biogredable, tidak berwarna, harus ditebang sehingga mengakibatkan
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

kerusakan lingkungan. Pada penelitian ini 3. PROSEDUR PENELITIAN


akan digunakan daun nenas sebagai bahan Persiapan Sampel Daun nenas
dasar pembuatan CMC. Hidayat (dalam Ari Sampel daun nenas sebelum
Setiawan dkk,2017), menyatakan terdapat digunakan dijemur dibawah sinar matahari
69,5-71,5% selulosa dalam daun nenas. sampai kering. Daun nenas yang sudah
Nenas merupakan jenis buah yang terkenal kering digiling dan diayak dengan ayakan 60
di Indonesia atau dibelahan dunia lainnya, mesh. Serbuk daun nenas dikeringkan
selain dikonsumsi sebagai buah segar nenas kembali dengan menggunakan oven selama
juga diolah menjadi bahan baku untuk 1 jam pada suhu 60°C.
industri pengolahan makanan. Hasil
pengolahan buah nenas sering kita jumpai Isolasi Selulosa dari Daun nenas
dalam kehidupan sehari-hari diantaranya sari Serbuk daun nenas sebanyak 25
buah, selai, manisan dan bahan pelengkap gram dimasukkan kedalam erlenmeyer 1000
dalam pembuatan makanan. ml. Kemudian ditambahkan 500 ml NaOH
Permasalahan yang timbul saat ini 20%. Selanjutnya dimasak di waterbath
adalah banyaknya sampah atau limbah daun bersuhu 100°C selama 3 jam. Setelah selesai
nenas yang belum sepenuhnya dipanaskan dilakukan pencucian dengan
dimanfaatkan, selama ini daun nenas hanya penyaringan air bersih. Kemudian
dijadikan sebagai bahan pembuat kerajinan ditambahkan asam asetat glasial 10%
rumah tangga dan sebagian besar pada saat sebanyak 5 ml dan 10 gram NaCl
panen tanaman harus diganti dengan dilanjutkan dengan penyaringan dan
tanaman nenas yang baru sedangkan pencucian dengan air bersih. Slurry yang
daunnya hanya dibuang begitu saja. didapatkan selanjutnya dimasak pada suhu
Penelitian dilakukan dengan tahapan isolasi 60°C selama 3 jam dengan 125 ml NaOCl
selulosa, sintesis CMC dan karakterisasi 10% dan 500 ml aquadest. Selanjutnya
CMC. dicuci dan disaring untuk menghilangkan
sisa NaOCl. Hasil dari penyaringan
2. METODE PENELITIAN kemudian ditambahkan 250 ml Na
Alat dan Bahan metabisulfit 3% dan 250 ml aquadest
Alat yang akan digunakan untuk kemudian dimasak pada suhu 60°C selama 3
pembuatan carboxymethyl cellulose (CMC) jam. Setelah itu disaring dan dicuci dengan
yaitu : Blender, ayakan 60 mesh, timbangan air bersih. Selulosa basah yang didapatkan
analitik, oven, hot plate, chusher, kemudian diovenkan pada suhu 70°C selama
termometer, piknometer, pH meter, kertas 24 jam. Setelah selulosanya kering di
saring, buret, viskometer, erlenmeyer, blender dan diayak dengan ayakan 60 mesh.
spatula, seperangkat alat FTIR. Selulosa yang didapatkan dianalisa.
Bahan yang akan digunakan untuk
pembuatan carboxymethyl cellulose (CMC) Sintesis CMC
yaitu : Daun nanas, natrium Ditimbang 5 gram selulosa daun
monokloroasetat, isopropanol, natrium nenas kemudian dimasukkan kedalam
hipoklorit (NaOCl), natrium hidroksida erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 100 ml
(NaOH), natrium clorida (NaCl), asam isopropanol secara perlahan-lahan. Setelah
asetat (CH3COOH), aquadest, asam nitrat itu dilakukan penambahan larutan 20 ml
(HNO3) 2 M, metanol, etanol 95%, indikator NaOH sedikit demi sedikit sambil
PP. dihomogenkan. Konsentrasi larutan NaOH
dalam penelitian ini divariasikan 15%, 30%
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

dan 45%. Alkalisasi dilakukan selama 4 jam DS = [162 x % CMC / [5800 – ( 57 x %


dengan suhu 25°C pada hot plate. Setelah CMC )]
alkalisasi selesai dilanjutkan dengan
karboksimetilasi dengan penambahan reagen Analisis struktur kimia menggunakan
natrium monokloroasetat dengan variasi 4, Fourier Transform Infra Red Spectroscopy
5, 6, 7, 8 gram. Karboksimetilasi dilakukan (FTIR)
dengan oven pada suhu 55°C selama 180 Sampel padat yang akan dianalisa
menit. Setelah proses karboksimetilasi dicampurkan dengan selulosa daun nenas (5-
selesai. Sampel kemudian direndam dengan 10% sampel dalam bentuk selulosa daun
100 ml metanol selama 24 jam. Kemudian nenas), Kemudian tempatkan pada sampel
campuran dinetralkan dengan penambahan pan dan siap untuk dianalisis.
asam asetat 90% sampai pH 7 sebanyak 100
ml. Campuran disaring kembali. Residu 4. PEMBAHASAN
yang didapatkan kemudian dikeringkan Preparasi Bahan Baku Serat Daun Nenas
dalam oven pada suhu 70°C selama 24 jam. Pada pembuatan karboksimetil selulosa
Residu kering yang didapatkan kemudian dengan menggunakan bahan baku yaitu serat
diblender dan diayak dengan ayakan 60 daun nenas dengan memotong kecil serat
mesh. CMC yang didapatkan dianalisa. daun nenas lalu di ayak dengan ayakan 60
mesh. Kemudian dikeringkan dengan
Penentuan Derajat Subtitusi (DS) menggunakan oven selama 1 jam pada suhu
(Nur`ain,2016) 60°C, dan dilakukan analisa kadar air,
1.5 gram CMC dicampurkan dengan didaptkan nilai kadar air yaitu 11.16%.
60 ml larutan etanol 95% sambil diaduk
secara merata. Ditambahkan asam nitrat 2 M Isolasi selulosa
campuran diaduk selama 2 menit. Campuran Isolasi selulosa dilakukan untuk
dipanaskan Selama 5 menit, diaduk kembali mengilangkan senyawa lain yang
selama 15 menit. Kemudian campuran terkandung di dalam serat daun nenas.
disaring dan residunya dicuci dengan 30 ml Lignin yang terikat dengan selulosa dapat
larutan etanol 95% yang telah dipanaskan dihilangkan dengan proses delignifikasi.
pada suhu 60°C. Residu yang didapat dicuci Penghilangan lignin dapat dilakukan dengan
kembali dengan menggunakan larutan natrium hidroksida (NaOH) 20%.
methanol dan keringkan dalam oven pada Penghilangan lignin dengan NaOH akan
suhu 105°C selama 3 jam. 0,5 gram residu ditandai berupa warna coklat kehitaman
dimasukkan kedalam Erlenmeyer, pada larutan. Endapan hasil isolasi berupa
ditambahkan 100 ml aquadestsambil di senyawa selulosa yang masih berwarna
aduk.Kemudian ditambahkan 25 ml larutan coklat. Warna kecoklatan pada selulosa
Natrium hidroksida 0,5 N, lalu dipanaskan disebabkan oleh senyawa lignin yang masih
selama 15 menit. Dalam keadaan panas, tersisa, sehingga dibutuhkan suatu proses
campuran tersebut dititrasi dengan larutan bleaching (pemutihan) untuk memutihkan
asam klorida 0,3 N dan menggunakan selulosa yang masih berwarna coklat. Proses
indikator pp. pemutihan dilakukan dengan penambahan
Derajat Subtitusi ditentukan dengan natrium hipoklorit (NaOCl) 10%,
persamaan berikut : didapatkan selulosa berwarna putih.
% CMC =[( Vo – Vn ) x 0,058 x 100]/M Kemudian dilakukan penambahan Na
Derajat Subtitusi (DS) metabisulfit 3% untuk menghilangkan sisa
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

NaOCl dan di cuci dengan aquadest. monokloroasetat dapat menyebabkan


Selulosa basah di oven dengan kadar air semakin banyak gugus fungsi dalam CMC
8.59% yang tersubtitusi dengan gugus
Sintesis Karboksimetil Selulosa karboksimetil.
Faktor utama yang perlu diperhatikan Perubahan terjadi secara perlahan-lahan
dalam sintesis CMC adalah alkalisasi dan seiring dengan bertambahnya jumlah NaOH
karboksimetilasi karena menentukan yang ditambahkan. Semakin besar jumlah
karakteristik CMC yang dihasilkan. Proses NaOH yang ditambahkan, maka perubahan
alkalisasi pada penelitian ini menggunakan warna menjadi semakin coklat. Perubahan
larutan NaOH 15%, 30% dan 45% sebanyak warna tersebut disebabkan oleh masih
20 ml dengan pengadukan menggunakan adanya senyawa-senyawa lain pada selulosa
hotplate magnetik stirer selama 4 jam. Hal yang bereaksi dengan NaOH (Nur, 2016:
ini dilakukan agar campuran reaksi merata 226).
maka selulosa harus terbasahi seluruhnya Perubahan warna CMC menjadi kuning
oleh larutan NaOH. Fungsi NaOH yaitu dan putih terjadi pada saat proses penetralan
mengaktifkan gugus-gugus OH pada dimana ketika ditambahkan asam asetat
molekul selulosa dan sebagai pengembang. glasial, CMC yang tadinya berwarna coklat
Proses pengembangan selulosa ini akan secara perlahan berubah menjadi warna
mempengaruhi proses selanjutnya yaitu kuning seiring dengan banyaknya jumlah
proses karboksimetilasi dimana kondisi asam asetat yang ditambahkan. karena pada
karboksimetilasi akan optimum jika saat proses penambahan NaOH tidak
pengembangannya optimum. Konsentrasi menyebabkan perubahan warna coklat tetapi
NaOH yang terlalu rendah pada proses berubah menjadi kuning hal tersebut terjadi
alkalisasi akan membatasi konversi selulosa karena pada konsentrasi ini tidak banyak
menjadi alkali selulosa dan berpengaruh senyawa lain yang terkandung, sehingga
terhadap proses karboksimetilasi. pada proses penetralan dan penambahan
Pada proses karboksimetilasi digunakan asam asetat glasial CMC dapat berwarna
reagen Natrium monokloroasetat. Tahap putih kemudian direndam dengan methanol,
karboksimetilasi merupakan proses dan di cuci dengan aquadest.
eterifikasi. Pada tahap ini merupakan proses
pelekatan gugus karboksilat pada struktur Pengaruh berat natrium monokloroasetat dan
konsentrasi NaOH terhadap rendemen
selulosa. Gugus karboksilat yang dimaksud 150
terdapat pada Natrium monokloroasetat.
Pada penelitian sebelumnya Jumlah asam 100
trikloroasetat yang digunakan akan
Rendemen(%)

berpengaruh terhadap subtitusi dari unit


50
anhidroglukosa pada selulosa. Semakin
tinggi reaksi subtitusi maka semakin tinggi
0
pula kualitas Na-CMC yang dihasilkan 0 5 10
(Melda, 2018; 26-27). Bertambahnya jumlah Natrium monokloroasetat (gr)
alkali yang digunakan akan mengakibatkan
naiknya jumlah Natrium monokloroasetat Gambar 1. Pengaruh berat natrium
yang terlarut, sehingga mempermudah dan Monokloroasetat dan
mempercepat difusi Natrium konsentrasi NaOH terhadap
monokloroasetat ke dalam pusat reaksi yaitu rendemen.
gugus hidroksil. Namun kelebihan Natrium
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

Dari grafik diatas menunjukkan bahwa diperoleh semakin tinggi hal ini disebakan
semakin banyak jumlah natrium karena konsentrasi NaOH berperan sangat
monokloroasetat yang digunakan maka nilai penting terhadap kadar air yang akan
rendemen (%) yang diperoleh semakin dihasilkan, semakin tinggi konsentrasi
tinggi, konsentrasi NaOH juga sangat NaOH yang digunakan maka akan
berpengaruh terhadap rendemen yang bertambahnya molekul air yang dihasilkan
dihasilkan semakin tinggi konsentrasi NaOH dan meningkatnya nilai kadar air.
maka persentase rendemen yang dihasilkan 15
juga semakin meningkat. Rendemen yang

Kadar Air(%)
paling tinggi diperoleh pada konsentrasi 10
NaOH 45% dengan variasi Natrium
monokloroasetat : selulosa (8 gram : 5 gram) 5
dengan rendemen 96.8% dengan waktu
reaksi selama 4 jam.
0
0 5 10
Pengaruh berat natrium monokloroasetat
Natrium monokloroasetat
dan Konsentrasi NaOH terhadap pH
Pada grafik dibawah menunjukkan
bahwa semakin banyak jumlah Natrium Gambar 3. Pengaruh berat Natrium
monokloroasetat dan konsentrasi NaOH Monokloroasetat dan
yang digunakan maka pH yang diperoleh Konsentrasi NaOH terhadap
semakin tinggi hal ini disebakan karena Kadar Air.
konsentrasi NaOH berperan sangat penting
terhadap pH yang akan dihasilkan. Dari grafik 3 dapat dilihat bahwa nilai
kadar air yang mendekati standar Mutu
CMC SNI 06-3726-1995 dengan kadar air
10 ≤10% adalah pada Konsentrasi NaOH 15%
8 yaitu berkisar antara 7.89% - 9.12%.
Pengaruh berat natrium monokloroasetat
6
dan Konsentrasi NaOH terhadap
pH

4 Densitas
2 Pada grafik 4 menunjukkan bahwa
0 semakin banyak jumlah Natrium
0 2 4 6 8 10 monokloroasetat dan konsentrasi NaOH
Natrium Monokloroasetat(gr) yang digunakan maka densitas yang
Gambar 2. Pengaruh berat Natrium dihasilkan cenderung naik. Densitas yang
Monokloroasetat dan paling tinggi diperoleh pada konsentrasi
Konsentrasi NaOH NaOH 45% dengan variasi Natrium
terhadap pH monokloroasetat : selulosa (7 gram : 5 gram)
Pengaruh berat natrium monokloroasetat dengan densitas 1.48 gr/ml dengan waktu
dan konsentrasi NaOH terhadap kadar reaksi selama 4 jam.
air
Pada grafik 3 menunjukkan bahwa
semakin banyak jumlah Natrium
monokloroasetat dan konsentrasi NaOH
yang digunakan maka kadar air yang
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

2 1

Derajat Subtitusi
0.8
Densitas (gr/ml)

1.5
0.6
1 0.4

0.5 0.2
0
0 0 5 10
0 5 10 Natrium monokloroasetat (gr)
Natrium Monokloroasetat (gr)
Gambar 4. Pengaruh berat Natrium Gambar 6. Pengaruh berat Natrium
Monokloroasetat dan Monokloroasetat dan
Konsentrasi NaOH terhadap Konsentrasi NaOH terhadap
Densitas. Derajat Subtitusi
Pengaruh berat natrium monokloroasetat Pada gambar 6 menunjukkan bahwa
dan Konsentrasi NaOH terhadap semakin banyak jumlah Natrium
Viskositas monokloroasetat dan konsentrasi NaOH
2
yang digunakan maka derajat subtitusi yang
Viskositas (mm2/s)

1.5 dihasilkan cenderung naik. DS sangat


berpengaruh terhadap kualitas CMC,
1 semakin tinggi DS semakin meningkat
0.5 tingkat kekentalan CMC. Derajat subtitusi
yang paling tinggi diperoleh pada
0 konsentrasi NaOH 45% dengan variasi
0 5 10 Natrium monokloroasetat : selulosa (7 gram
Natrium monokloroasetat
: 5 gram) dengan derajat subtitusi 0.82
Gambar Pengaruh berat Natrium 5. dengan waktu reaksi selama 4 jam.
Monokloroasetat dan
Konsentrasi NaOH terhadap
Viskositas. 2.4.8 Analisa Gugus Fungsi
Pada grafik diatas menunjukkan bahwa Analisa pada sampel dilakukan untuk
semakin banyak jumlah Natrium mengetahui gugus fungsi yang terdapat pada
monokloroasetat dan konsentrasi NaOH Carboxymethyl Cellulose (CMC) terbaik
yang digunakan maka viskositas yang yaitu pada perbandingan berat natrium
dihasilkan cenderung naik. Pada konsentrasi monokloroasetat : selulosa (7 gram : 5 gram)
NaOH 45% didapatkan Viskositas sebesar dengan konsentrasi NaOH 45%,
0.92 mm2/s – 1.34 mm2/s, yang terbaik yaitu menggunakan Fourier Transform Infra Red
pada perbandingan natrium monokloroasetat Spectroscopy (FTIR).
: selulosa (gram:gram) 7:5 dengan nilai
viskositas 1.58 mm2/s.

Pengaruh berat natrium monokloroasetat


dan Konsentrasi NaOH terhadap Derajat
Subtitusi
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

hidroksil (–OH). Pada puncak serapan


dengan bilangan gelombang 1581.63 cm-1
menunjukkan adanya gugus karbonil (C-O).
Pada puncak serapan dengan bilangan
gelombang 1408.04 cm-1 menunjukkan
adanya ikatan (-CH2) yang berpengaruh
terhadap pembentukan CMC. Pada serapan
panjang gelombang 1049.28 cm-1 – 1099.43
cm-1 menunjukkan adanya eter yang
terbentuk yaitu gugus (-O-), dari hasil
Gambar 7. Analisa gugus fungsi analisa menunjukkan kesesuain dengan
Carboxymethyl Cellulose struktur karboksimetil selulosa.
(CMC) serat daun nenas.

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa DAFTAR PUSTAKA


hasil analisa FTIR karboksimetil selulosa Agustriono, F. R., dan Hasanah, A.N.
dari serat daun nenas memiliki vibrasi (2016). Pemanfaatan limbah sebagai
(bilangan gelombang) yang mendekati bahan baku sintesis karboksimetil
bilangan gelombang karboksimetil selulosa selulosa : Review. Farmaka.
komersial. Analisa gugus fungsi CMC dari Badan Standarisasi Nasional. SNI 06-3736-
serat daun nenas menunjukkan bahwa 1995 : Natrium karboksilmetil selulosa
munculnya beberapa bilangan gelombang. teknis. Jakarta (ID) : BSN.
CMC dicirikan dengan adanya gugus Baharuddin, M., Sappewai., Karisma., dan
hidroksil (–OH), adanya gugus karbonil (C- Fitriyani, J. (2016). Produksi bioetanol
O), adanya ikatan (-CH2) yang berpengaruh dari jerami padi (Oryza sativa l) dan kulit
terhadap pembentukan CMC dan adanya pohon dao (Dracontamelon) melalui
eter yang terbentuk yaitu gugus (-O-). proses sakarifikasi dan fermentasi
serentak (SFS). Chemicaet natura acta.
KESIMPULAN 4(1): 2.
Pengaruh konsentrasi NaOH dan berat Hidayat, P. (2008). Teknologi pemanfaatan
natrium monokloroasetat terhadap serat daun nanas sebagai alternative
rendemen, pH, kadar air, densitas, bahan baku tekstil. Teknokin.
viskositas, dan derajat subtitusi. Semakin Yogyakarta.Vol 13.No. 2.
tinggi konsentrasi NaOH dan berat natrium Mahendra, A., dan Mitarlis. (2017). Sintesis
monokloroasetat yang digunakan maka nilai dan karakterisasi Carboxymethylcellulose
yang diperoleh semakin meningkat. Nilai (CMC) dari selulosa enceng gondok
rendemen yang paling tinggi yaitu 96.8%, (Eichhorniacrassipes). Unesa journal of
pH yang paling tinggi 7.9 , kadar air yang chemistry.
tertinggi 13.41%, dengan densitas 1.48 Melisa., Bahri, S., dan Nurhaeni. (2014).
gr/ml, viskositas 1.58 mm2/s, dan nilai Optimasi sintesis karboksimetil selulosa
derajat subtitusi 0.82 dari tongkol jagung (Zea mays l.). Online
Berdasarkan hasil analisa gugus fungsi Journal of Natural Science. 3(2):70-78.
dengan menggunakan alat FTIR CMC Munawarah, S., Z. Pertiwi. A., Putri.C.,P
dicirikan dengan adanya puncak serapan .(2017). Optimasi pembuatan CMC
pada bilangan gelombang 3263.56 cm-1 – sebagai bahan penstabil emulsi berbasis
3275.13 cm-1 menandakan adanya gugus
Jurnal Reaksi (Journal of Science and Technology)
Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe
Vol. 17 No.02, Desember 2019 ISSN 1693-248X

selulosa limbah tandan kosong kelapa


sawit.
Muzakkar, M. Z., Tamrin., Nur, R., dan
Ratna. (2017, 21, September). Sintesis
dan karakterisasi CMC
(Carboxymethylcellulose) yang
dihasilkan dari jerami padi. Prosiding
seminar nasional FKPT-TPI 2017.
Kendari, Sulawesi Tenggara.
Permatasari, L. (2012).
Pembuatan senyawa karboksimetil selulo
sa (CMC). Tugas akhir Jurusan Teknik
Kimia. Politeknik Negeri Bandung.
Bandung. Karya tidak diterbitkan.
Pitaloka,A. B., Hidayah, N. A., Saputra
A.H.S., dan Nasikin, M. (2015).
Pembuatan CMC dari selulosa enceng
gondok dengan media reaksi campuran
larutan isopropanol isobutanol untuk
mendapatkan viskositas dan kemurnian
tinggi. Journal integrasi proses.5(2).
108-114
Purba, M. P. (2015). Sintesis dan
karakterisasi Carboxymethylcellulose
(CMC) dari selulosa batang pisang raja
dengan variasi natrium monokloroasetat.
Tugas akhir Jurusan Teknik Kimia.
Universitas Sumatra Utara. Medan.
Karya tidak diterbitkan.
Safitri .D., Rahim.A.B., Sikanna.R. (2017).
Sintesis karboksimetil selulosa (CMC)
dari selulosa kulit durian (Durio
zibethinus). Skripsi Jurusan Kimia.

Anda mungkin juga menyukai