Judul Jurnal : Sintesis dan Karakterisasi Selulosa Nanofiber (CNF) dari Jerami untuk Penguat
Komposit Pati Singkong
Author : Edi Syafri, Anwar Kasim, Hairul Abral, Sudirman, Grace Tj Sulungbudi,
M.R. Sanjay, Nasmi Herlina Sari
Pendahuluan
Penggunaan pati dan selulosa sebagai komposit ramah lingkungan memiliki banyak
kelebihan diantaranya adalah ramah lingkungan, mudah didapatkan dan murah. Pati memiliki
kekurangan diantaranya memiliki permeabilitas yang rendah dan bersifat hidrofil. Pati
membutuhkan penguat yang berasal dari organik maupun organik untuk meningkatkan sifat
mekanik dari komposit. Selulosa nanofiber dikenal memiliki efisiensi yang tinggi untuk
menudukung sifat fisik maupun mekanis dari komposit. Selulosa nanofiber memiliki
kompatibilitas yang cocok dengan matriks berupa pati, dapat meningkatkan stabilitas termal,
menuunkan derajat hidrofobik dan biodegradabilitas komposit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penambahan selulosa nanofiber dari jerami pada nanokomposit endapan
kalsium karbonat dan pati singkong sebagai matriks.
Metodologi
Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain jerami yang telah dikuliti, NaOH
98%, KOH, NaClO2, CH3COOH, H2SO4, gliserol, CaCO3/PCC, pati singkong yang lah
diendapkan.
Metode yang dilakukan antara lain preparasi selulosa nanofiber rami yaitu dengan
menjemur rami di bawah sinar matahari kemudian merendamnya dengan NaOH selama 2 jam
pada temperatur 170 oC. Kemudian rami dikelantang menggunakan NaClO2 + asam asetat selama
2 jam, dicuci menggunakan air bersih, dikelantang lagi menggunakan KOH, dicuci dan
dikelantang dengan NaClO2 + asam asetat untuk yang kedua kali. Serat rami kemudian di
hidrolisis menggunakan H2SO4 dengan perbandingan serat : H2SO4 sebesar 1 : 8,75. Pengambilan
serat selulosa berukuran nano dilakukan dengan proses ultrasonifikasi menggunakan ultrasonik.
Proses selanjutnya adalah pencetakan komposit dengan terlebih dahulu melarutkan pati pada
aquades sebesar 5% kemudian dicampurkan selulosa nanofiber dan CaCO3 dengan kombinasi
berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi nanofiber 0 sampai 10% dan konsentrasi kalsium
karbonat 0 sampai 10%, dilanjutkan dengan menambah gliserol 30% dan dipanaskan pada suhu
75 oC 350 rpm kemudian dicetak. Hasil cetakan diletakan pada ultrasonic bath 15 menit dan oven
37oC 17 jam. Hasil cetakan diletakan pada desikator 1 jam sebelum diuji karakteristik. Uji
karakteristik yang dilakukan diantaranya morfologi nanokomposit menggunakan TEM, kuat
Tarik menggunakan alat tensile strength, XRD, FITR, termogravimetri dan ketahanan air.
Pendahuluan
Pati merupakan bahan alam yang tersedia melimpah dan merupakan bahan yang dapat
digunakan untuk membuat bioplastik yang ramah bagi lingkungan. Penelitian tentang bioplastik
pati telah banyak dilakukan dengan berbagai campuran, penguat dan zat pemlastis. Zat pemlastis
yang sering digunakan diantaranya adalah sorbitol dan gliserol. Pati sudah banyak digunakan
untuk bahan tambahan bagi plastik petrokimia sehingga plastik petrokimia lebih mudah
diuraikan oleh alam. Selulosa telah banyak diekstraksi dengan berbagai ukuran dari
mikroselulosa hingga nanoselulosa dengan hidrolisis asam dan berbagai metode. Nanoselulosa
teerdiri atas selulosa nanofiber dan selulosa nanokristal. Penelitian sebelumnya telah
menggunakan nanokristal sebagai penguat namun memiliki sifat mekanik yang rendah, hal ini
disebabkan karena hadirnya hemiselulosa yang berada pada nanokristal mengganggu ikatan
hidrogen antara nanokristal dan pati atau matriksnya. Singkong merupakan sumber pati
melimpah yang dapat digunakan sebagai bahan bioplastik. Industri pengolah singkong yang
memanfaatkan gula atau pati singkong aja menghasilkan limbah singkong yang mengandung
15% samapai 50% selulosa yang dapat dimanfaatkan sebagai nanofiber penguat bioplastik pati
singkong itu sendiri. Zat pemlastis yang digunakan berupa perpaduan antara sorbitol dan gliserol.
Metodologi
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah pati singkong dengan kadar amilosa
18% dan limbah singkong dengan kadar selulosa 17,5% dan kadar pati 82,5% yang diperoleh
dari Corn Products Brazil, Gliserol, Sorbitol, asam sulfat, membran selulosa dan asam stearate.
Preparasi selulosa nanofiber diawali proses hidrolisis dengan merendam 10 gram limbah
singkong pada asam sulfat 200 ml 6.5 M sambil dipanaskan pada 60 oC dan diaduk. Sampel
disentrifugasi 8000 rpm untuk memisahkan serat dengan asam sulfat kemudian di dialisis dengan
air sampai pH mendekati normal. Sampel di ultrasonifikasi dan disimpan dalam lemari
pendingin.
Campuran yang dibuat adalah pati/nanofiber/asam strearat/sorbitol, pati/nanofiber/asam
stearat/gliserol, pati/nanofiber/asam stearat/sorbitol/gliserol dengan perbandingan sorbitol dan
gliserol 1:1. Konsentrasi nanofiber yang digunakan 0, 5, 10 dan 20 wt% dari berat pati.
Pencampuran dilakukan di Haake Rheomix 600 batch mixer 60 rpm selama 6 menit dan dicetak.
Uji karakteristik yang dilakukan diantaranya adalah uji morfologi nanofiber menggunakan
mikroskop SEM, TEM dan AFM, uji kehadiran gula dengan HPLC, uji kristalinitas nanofiber
dengan XRD, uji analisis termogravimetri, ketahanan air dan ketahanan temperatur dengan DMA
serta uji kuat tarik.